• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAN 1. UMUM

Dalam dokumen RKS ME (Halaman 90-98)

SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI ELEKTRIKAL

COLOUR MONITOR ( TV MODULATOR )

9. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAN 1. UMUM

2 Kabel-kabel Coaxial RG59U Belden,Juri

NYMHY - multi core untuk motorized Kabelindo, Supreme, Kabel Metal, Tranka

3 Conduit PVC high impact dia. 20 mm Ega, Double H, Clipsal

4 Kabel Rack Three stars, ONI

Metosu

9. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAN 9.1. UMUM

hhhhh. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.

iiiii. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. jjjjj. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang

dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

9.2. LINGKUP PEKERJAAN

1. Komunikasi data intern di dalam gedung.

2. Komunikasi antar lantai menggunakan switch/hub. 3. Server

9.3.1. Peralatan dan Bahan

1. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa undervoltage, overcurrent, overthermis, short circuit dan lain-lainnya serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

2. Untuk kabel UTP dan Fiber Optik, sertifikat lulus pengujian harus dari Principal atau Distributor yang ditunjuk untuk dapat mengeluarkan sertifikat Kelaikan barang.

3. Semua titik data harus diberi nomor agar mudah dalam perawatannya termasuk juga kabel backbone / fiber optik.

4. Penomoran harus dilakukan serapi mungkin dan penomoran harus berurutan sesuai dengan kondisi ruangan.

5. Semua pentanahan dari system harus dilakukan pengukuran tahanan dengan maksimum 2 ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.

6. Semua sambungan kabel harus terhindari dan gesekan langsung dengan kabel arus kuat atau listrik.

9.3.2. Material dan Peralatan Utama 1. Wireless

• Standard : IEEE 802.11a, 802.11b, and 802.11g

• Type : AIR-LAP1131AG-x-K9 (Cisco IOS Software)

• Antennas : 2.4 GHz

• Dimensions : 7.5 in x 7.5 in x 1.3 in (19.1 x 19.1 x 3.3cm)

• Weight : 1.5 lb (0.67 kg)

• System Memory : 32 MB RAM

• Input Power : 100-240 VAC; 50-60Hz (power supply) • Wi-Fi Certification : Wi-Fi Certification

2. Hub Switch

• Standard : IEEE 802.1s 1000BASE-X (SFP)

• Type : 24/48 Ethernet 10/100/1000 ports & 4 SFP-based Gigabit Ethernet ports

• Rack : 1RU fixed-configuration, multilayer switch • IP Base : IP Base Software feature set (IPB)

• Support : 24/48 users

• Performance : 32 Gbps forwading bandwidth

• Connectors & Cabling : 1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair Cat.6 UTP

• Power Connectors : Internal-Power-Supply Connector

• Indicators : System-status LEDs: System, RPS, link status, link duplex, link speed, PoE indicators

• Modul Tambahan : GLC-SX-MM, 1000BASE-SX SFP transceiver module for MMF, 850-nm wavelength

3. Server

• Form factor/height : Rack/2U

• Processor : Intel® Xeon Quad Core E5405

• Hard disk : 146GB 15K 3.5in HS SAS

• RAID : Raid-5

• Network Interface : Integrated dual Gigabit Ethernet

• Warranty : 3 Years

• OS : Windows Server 2003 Standard

4. Rack Mount

• Type : Close Rack 19” 45U & Wall mount 15U

• Accessories : Fan, Power Outlet 12 hole 5. Cabling

• Standard : EIA 568

• Type : UTP Category 6

6. Backbone

• Standard : 2000nm

• Type : Fiber Optic Multimode

• Technology : OM3

7. Backbone

• Type : 19” Rack 2U

• Capacity : 2KVA

• Connection : Support Ethernet 10/100

9.4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. Rack Mount 42U dan Wallmount Rack harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata ( horizontal ).

2. Kabel yang masuk / keluar dari rack mount harus dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

3. Kabel UTP dan kabel bacbone fiber optik harus di tarik dari rack mount ke semua titik di setiap ruangan di setiap lantai.

4. Kabel backbone fiber optik harus di tarik dari rack mount ke rack mount di setiap ruangan ME di setiap lantai.

5. Semua kabel harus terlindungi oleh pipa atau kanal guna menghindari gesekan atau pertemuan dengan kabel listrik yang mempunyai arus lebih kuat.

6. Terminasi kabel UTP dilakukan di semua titik di dalam rack mount dengan menggunakan punch tools yang telah disesuaikan dengan standarisasi Installasi Structure Cabling System.

7. Terminasi kabel fiber optik untuk backbone dilakukan di semua titik di dalam rack mount. 8. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.

9. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimal 2,5 kali penampang kabel.

10. Label pada patch panel harus disusun berurutan demikian pula dengan yang di sisi user harus pula disesuaikan dengan nomor yang terpadat pada patch panel.

11. Setiap pemasangan kabel-kabel data harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m setiap ujungnya.

12. Penyusunan pipa conduit kabel diatas kabel tray harus rapih dan tidak boleh saling menyilang.

13. Penyambungan pipa conduit kabel menggunakan sock yang ukurannya sesuai dengan besaran pipa conduit.

14. Besaran pipa conduit adalah 20mm.

15. Rack mount harus dilengkapi dengan grounding untuk menghindari adanya gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi arus kabel data.

16. Pemasangan Wall mount rack harus rapi dan tidak boleh miring, juga harus kuat. Untuk memperkuat wall mount rack digunakan dynabolt ukuran S8.

17. Tahanan pentanahan yang dipasang pada rack mount maksimum 2 ohm.

18. Pemasangan kabel ledder ditempel pada tembok di bawah rack mount ayng menghubungkan antar rack mount dengan titik.

19. Kabel yang dipasang diatas trunking dan kabel ladder harus diklem dengan klem-klem kabel anti ultra violet.

20. Setelah semua instalasi terpasang maka harus dilakukan mergering pada setiap titik instalasi, agar kita dapat mengetahui instalasi tersebut dapat berfungsi dengan baik. Prosedur Kerja Pekerjaan Kabel Data

1. Tujuan:

• Memastikan kebenaran pekerjaan instalasi kabel data pada sebuah ini gedung. • Memudahkan pelaksanaan pekerjaan instalasi kabel data .

2. Alat-alat: • Tang potong • Tang Kombinasi • Obeng -/+ • Pisau kater • Magger test • Tester • Dll 3. Urutan kerja a. Pelajari gambar

• Pelajari gambar kerja dan pastikan gambar tidak ada perubahan dan sudah dikoordinasi dengan pekerjaan lain

• Hitung jumlah material yang digunakan

• Pastikan persediaan material cukup sesuai gambar b. Pemilihan alat dan bahan

• Periksa alat yang akan digunakan dan pastikan alat tersebut layak digunakan • Pilih material yang sesuai dengan spek dan sudah disetujui

• Hindari pemakaian bahan material yang rusak/bekas c. Pemipaan

• Beri tanda dilapangan ( marking )

• Lakukan pembentukan pipa ( bending ) pada daerah yang diperlukan • Lakukan pengeboran tempat untuk klem

• Pemberian warna sesuai warna instalasi kabel data.

• Pastikan klem pada instalasi kencang ( pipa tidak bergerak ) d. Pengonekan

• Tarik kabel ke dalam pipa yang sudah dipasang • Lakukan penarikan dengan kawat pancing • Pilih kawat pancing yang kuat dan lentur

• Pastikan jumlah kabel untuk pipa pada jumlah yang benar • Pemakaian box untuk tempat kabel

• Kelompokan kabel yang sudah di tarik dan diberi label • Kelompokan kabel yang sudah di tarik dan diberi label • Pastikan installasi tidak ada yang tertinggal

e. Testing

• Lakukan magger test dan test instalasi • Pastikan instalasi benar

f. Rekaman-Rekaman

• Berita acara test commisioning • Chek list pekerjaan

9.5. TESTING / COMMISSIONING

9.5.1. Tahap–tahap Pengetesan Kabel dan Unit LAN

Setelah instalasi seluruh kabel dan komponen LAN telah diselesaikan dan siap untuk dioperasikan, harus di adakan pengetesan yang di laksanakan oleh pemborong disaksikan

bersama – sama pihak BSG dan perencana. Testing dan commissioning jaringan kabel di lakukan tahap demi tahap dari tiap outlet ke patch panel pada satu lantai (horizontal testing) dan dari masing– masing lantai ke main patch panel (vertical testing), sedangkan testing dan commissioning untuk komponen LAN akan di lakukan di setiap lantai dan dikeseluruhan system sampai system tersebut berjalan dengan baik dan disetujui oleh pihak MK/Owner.

1. Pengetesan Kabel Serat Optik

Alat–alat yang dibutuhkan untuk pengetesan kabel serat Optik : 1. Optical Loss Test Set ( OLTS )

2. Kabel jumper 4 core

Digunakan untuk koneksi equipment dan kabel serat optik 3. Infrared viewing device

Digunakan untuk menentukan adanya sinyal optis 2. Pengetesan Loss Kabel Serat Optik

Pada saat melakukan pengetesan harus dihindari melihat secara langsung pada keluaran sumber optik, pada ujung kabel serat optik, atau pada ujung kabel yang terhubung ke alat pengukur loss.

1. Set OLTS sesuai dengan instalasi pada buku panduan pemakaian test set .

2. Atur OLTS ke nilai nol, dengan tujuan untuk menghilangkan tegangan offset yang bias menyebabkan error pada saat pengukuran cahaya yang rendah levelnya . Pengesetan ke nilai nol juga menghilangkan losses pada kabel jumper.

Untuk mengeset OLTS kenilai nol, pasang sebuah jumper antara outlet sumber dan outlet detector OLTS pada lokasi A . Lakukan hal yang sama pada ujung kabel di lokasi B. Pada kedua lokasi OLTS harus diset ke nilai nol . (Gb.1)

3. Tekan tombol zero Set terus menerus selama 1 detik atau lebih . lakukan kurang lebih dari 20 detik untuk menyelesaikan pengaturan ini (Gb.2).

4. Ukur loss pada satu arah. Pada lokasi A, lepas jumper dari outlet detector OLTS dan hubungkan ke kabel serat optik. Pada lokasi B, lepas jumper dari lokasi detektor. Hubungkan test jumper antara ujung kabel serat optic dan outlet detector pada lokasi B . Los pada arah A ke B diukur pada lokasi B. (Gb.3).

5. Ukur loss dari arah yang lain. Lepaskan jumper D2 dari jalur kabel fiber pada lokasi B. Hubungkan jumper S2 ke jalur kabel fiber . Lepaskan jumper S1 dari jalur fiber pada lokasi A. Jumper D1 dihubungkan dari outlet detector pada OLTS di lokasi A ke jalur fiber . Loss dalam arah B ke A diukur pada lokasi A. (Gb.4).

6. Transmission loss adalah rata-rata dari loss pada kedua arah tersebut. 7. Catat semua data.

8. Ulangi procedure diatas. Jika data hasil pengukuran menunjukan nilai yang lebih tinggi dari pengukuran pertama, maka semua konektor harus dibersihkan dan pengetesan diulang kembali. Juga dilakukan pengecekan pada peralatan dan kondisi konektor pada jumper .

9. hasil pengukuran tidak boleh melewati nilai seperti yang tercantum pada technical specification.

3. Pengetesan Kabel UTP

3.1. Alat – alat yang di gunakan dalam pengetesan kabel UTP

1. LAN cable tester, alat ukur yang mempunyai kemampuan untukmengukur empat pair kabel, pengukuran meliputi panjang kabel dan koneksi kabel. Juga mampu mengukur NEXT (Near End Crosstalk), atenuasi, dan category kabel.

Pengukuran NEXT dan atenuasi dilakukan pada satu system koneksi dari panel terminasi kabel sampai ke outlet.

1. Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mangecek apakah ada kabel yang terputus atau tidak.

2. Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel yang salah koneksinya.

3. Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai yang tercantum pada spesifikasi teknis.

9.5.2. Tahap–tahap Pengetesan Sistem

Dalam system networking, pengujian dilakukan perbagian system karena cara kerja dari masing–masing part terkait satu sama lain.

1. Local Network Hub & Fiber Optic Installation

Seluruh PC (Personal Computer) workstation yang ada disetiap lantai dihubungkan dengan Intelligent hub tersebut dihubungkan dengan Network Center Hub untuk kemudian dengan Netware File Server.

Pengetesan fungsi Intelligent Local Network Hub & Fiber Optic Installation harus

dilaksanakan dengan melakukan testing hubungan secara system antara PC workstation di tiap lantai dengan Netware File Server di Network Center.

Tahap–tahap pengetesan :

1. Dengan menggunakan PC workstation yang ada di lantai 1, dilakukan Login ke Netware File Server yang dihubungkan dengan segmen LAN PC workstation tersebut.

2. Setelah login selesai, panggil salah satu aplikasi yang ada dilantai tersebut.

3. Bila aplikasi tersebut bisa berjalan dengan baik berarti Intelligent Local Network Hub & Fiber Optic Installation telah bekerja dengan sempurna.

2. Network Center Hub dan Network Management Softwar

1. Network Management Software harus dapat menampilkan status panel dari Network Center hub.

2. Network Management Software harus dapat mengubah segmentasi Local Area Network (LAN).

3. Network Management Software harus dapat menampilkan aktifitas dari tiap segment. 4. Network Management Sofware dapat meng-disable atau enable port dari Network hub

pada tiap lantai .

3. Router

Router harus berfungsi sebagai pengatur Interworking traffic dan Router tersebut dapat dikatakan bekerja dengan baik bila PC workstation dilantai 1 dapat melakukan hubungan dengan Netware File Server yang tiadk berada dalam satu segment dan berada dilantai lain.

Tahap-tahap pengetesan :

1. Dengan menggunakan PC workstation yang ada dilantai 1 dilakukan login ke Netware File Server yang tidak ada dalam segment yang sama. Contoh : User dari Accounting melakukan login ke file Server untuk Aplikasi Kredit.

2. Langkah diatas diulangi untuk PC workstation pada lantai lain dan File Server yang berbeda.

Serah Terima Pekerjaan LAN/Office Automation

Setelah semua jaringan terpasang, testing harus dilakukan 24-hour burn in test, end-to-end. Ini harus dilakukan sebelum penandatanganan uji searah terima. Hal ini untuk menjamin konektivitas dan performance dari jaringan secara keseluruhan.

Paling sedikit harus dilakukan 50% random test untuk tiap lantai . Setelah penandatangan uji serah terima. BGS net akan masuk dalam periode garansi.

9.6. TRAINING PEMELIHARAAN DAN GARANSI 9.6.1. Training

Pemborong harus menyediakan fasilitas training meliputi : a. Introduction to Network

b. Ethernet Connectivity Certification c. Local/Remote Router Certification 9.6.2. Maintenance

Selama masa garansi pemborong harus menyediakan Support dan Maintenance Service “Free of Charge” untuk spare parts dan tenaga kerjanya. Setelah habis masa garansi pemborong hrus menawarkan pilihan kepada ………. Untuk masuk kepada Critical Care Program dan harus menjamin tersedianya sparepart untuk seluruh produk jaringan yang terpasang.

9.6.3. Garansi

Garansi diberikan selama satu tahun untuk seluruh hardware produk (Hub, Router, Cabling, etc.) dan selama 90 hari untuk produk software.

9.7. DOKUMENTASI

Pemborong harus menyediakan dokumentasi dari keseluruhan jaringan computer yang telah di install yang terdiri dari :

1. Instalasi Checklist 2. Problem dan Event Log 3. Daftar Inventary Peralatan 4. Daftar Lokasi Peralatan

5. Hasil kabel testing (dB Loss, Next Readings, etc) 6. Gambar jaringan secara lengkap (physical & logical) 7. Serial numbers

8. Quick Reference Sheets 9. Manual

PRODUK SISTEM LAN

Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis

1. Structure Cabling AT&T, Northern Telecom, Belden, Comscope. 2 Network Hubs Cisco, HP, Nortel.

3 Router Bridge Cisco, HP, Nortel.

No Uraian Spesifikasi Teknis Exide, Iwatec.

Dalam dokumen RKS ME (Halaman 90-98)