• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIS PERSYARATAN TEKNISPERSYARATAN TEKNIS

Dalam dokumen 04. ADDENDUM DOKUMEN LELANG (Halaman 90-96)

PENGADAAN TERNAK SAPI POTONG SEBANYAK 715 EKOR UNTUK KABUPATEN JAYAPURA, KEEROM, SARMI

DAN KOTA JAYAPURA

Ternak Sapi Potong adalah Sapi Potong Jantan dan Betina yang memenuhi kriteria bibit. Sapi Potong yang akan dibeli untuk Provinsi Papua adalah Sapi Bali dari daerah asal Provinsi Sulawesi Selatan dengan Persyaratan Teknis Sapi Potong Kriteria Bibit Sapi Bali sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum :

a. Sapi harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti : cacat mata, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

b. Sapi betina produktif yang sehat, dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari dokter hewan yang berkompeten.

c. Memiliki organ reproduksi dan ambing normal.

d. Sapi jantan harus sehat dengan kriteria bulu mengkilap, mata jernih, perut tidak kembung, jalan tidak pincang, nafas normal dan tidak cacat kulit;

e. Sapi jantan harus bebas dari cacat alat kelamin, memiliki buah zakar simetris dan tidak mempunyai silsilah keturunan yang cacat genetik.

2. Persyaratan Khusus : a. Persyaratan Kualitatif :

Betina

• Warna bulu merah, lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam dan ada garis belut warna hitam pada punggung.

• Tanduk pendek dan kecil.

• Bentuk kepala panjang dan sempit serta leher ramping. Jantan

• Warna: bulu hitam atau merah kuning mengarah kehitaman, lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, garis belut hitam pada punggung dan ujung ekor hitam;

• Tanduk : Tumbuh baik dan berwarna hitam serta mengarah ke sebelah luar;

• Bentuk Badan : kepala lebar, leher kompak dan kuat, dada dalam dan lebar. b. Persyaratan Kuantitatif :

Betina

• Umur Jantan 18 24 bulan;

• Tinggi Gumba : minimal 102 cm; Jantan

• Umur Jantan 24 36 bulan;

• Tinggi Gumba : minimal 105 cm; 3. Persyaratan kesehatan

a. Bebas dari penyakit Brucellosis, Anthrax, SE dan Sura sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terakhir yang dinyatakan dengan Surat Keterangan oleh Kepala

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan/Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota dan Provinsi asal ternak.

b. Dilakukan uji Brucellosis sebanyak 2 (dua) kali, yaitu 1 (satu) kali di daerah asal dan 1 (satu) kali di daerah tujuan. Hasil test positif Brucellosis harus diafkir atau dilakukan pemotongan bersyarat.

c. Untuk uji penyakit Anthrax harus dilakukan oleh Balai Besar/Balai Veteriner dimana wilayah sumber bibit berada dan dibuktikan dengan hasil laboratorium dari balai tersebut.

d. Hasil pemeriksaan laboratorium negatif terhadap penyakit Anthrax dan SE.

e. Ternak harus diobservasi selama 14 hari terhadap penyakit Anthrax di daerah asal. f. Ternak diberikan obat cacing spectrum luas, obat pencegahan parasit darah dan penyemprotan dengan insektisida sistemik 2 (dua) hari sebelum ternak diberangkatkan.

g. Untuk menjaga kesehatan hewan di penampungan, karantina dan selama perjalanan, maka Penyedia wajib menyediakan obat-obatan/vitamin dan peralatan yang diperlukan yang didampingi/dikawal oleh kleder/petugas teknis peternakan. A. KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENGADAAN

1. Standar Seleksi Ternak Sapi Potong Seleksi di Daerah Sumber Bibit

a. Ternak sapi potong yang akan diadakan oleh penyedia barang, harus diseleksi oleh penyelia di lokasi penampungan di wilayah sumber bibit berdasarkan spesifikasi teknis ternak yang ada dan dibuktikan dengan Berita Acara hasil seleksi.

b. Ternak yang memenuhi syarat/lolos seleksi, diberikan nomor telinga (ear tag) dan diberi tali nelon berdiameter 1 (satu) cm sepanjang 7,5 (tujuh setengah) meter per ekor.

c. Ternak yang lolos seleksi sebelum diangkut diberikan pengobatan dengan obat cacing spctrum luas.

Seleksi di Daerah Tujuan

a. Ternak yang telah diseleksi dan diangkut ke pelabuhan tujuan, setelah di penampungan daerah tujuan harus dilakukan seleksi oleh Tim Teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua.

b. Ternak yang lolos seleksi di lokasi tujuan diberi tanda oleh Tim Selektor Dinas dan dibuktikan dengan Berita Acara hasil seleksi.

c. Ternak yang telah lolos seleksi di lokasi tujuan selanjutnya diserahkan ke Panitia Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Hasil Pekerjaan.

d. Selanjutnya ternak tersebut didistribusikan ke tingkat peternak. 2. Standar Karantina Ternak

a. Sebelum diberangkatkan ke daerah tujuan, seluruh ternak sapi potong harus dikarantinakan sesuai prosedur tetap karantina daerah asal sesuai peraturan yang berlaku. Setelah sampai di daerah tujuan ternak sapi langsung dikarantinakan sesuai dengan peraturan yang berlaku di karantina daerah tujuan.

b. Ternak tersebut harus dikarantinakan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari di daerah asal dan 3 (tiga) hari di daerah tujuan di bawah pengawasan doker hewan setempat atau petugas yang ditunjuk.

c. Ternak tersebut harus disertai Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan karantina daerah asal/petugas berwenang yang ditunjuk berdasarkan hasil observasi selama masa karantina yang menyatakan bahwa sapi pejantan pemacek tersebut sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit menular dan bebas dari segala penyakit ektoparasit.

d. Setelah sampai di pelabuhan tujuan, ternak sapi tersebut harus diperiksa oleh petugas karantina setempat.

e. Sebelum ternak diturunkan dari kapal harus diadakan penyemprotan desinfektan dan endoparasit.

3. Syarat-Syarat Pengangkutan a. Angkutan Kapal Laut :

1). Pengangkutan Ternak Sapi pejantan pemacek melalui laut dari daerah asal ternak hingga ke daerah tujuan menggunakan Kapal Motor yang representatif untuk pengangkutan sapi terbuat dari baja, layak muat dan layak berlayar melewati laut/sungai untuk menjaga kenyamanan ternak sapi dan mencegah kematian dalam kapal, yang dinyatakan oleh instansi berwenang dengan persyaratan sebagai berikut :

i. Paddock :

Ruang kapal dibagi-bagi menjadi paddock-paddock yang masing-masing paddock dapat menampung ternak maksimal 25 (dua puluh lima) ekor dengan pertimbangan kebutuhan ruang per ekor 1,8 m2;

ii. Harus tersedia paddock-paddock isolasi dengan kapasitas tampung minimal 10 ekor;

iii. Jarak paddock dari mesin atau ketel uap minimal 100 cm;

iv. Mesin atau ketel uap harus diberi pelindung agar dapat menahan panas dan suara;

v. Lantai paddock tidak licin, drainase baik dan mudah dibersihkan. 2) Pagar Paddock :

 Pagar paddock terbuat dari pipa besi atau kayu berdiameter 5 10 cm dengan tinggi 160 cm;

 Jarak antar tiang vertikal 200 cm

 Jarak antara tiang horizontal bagian belakang, samping kiri dan kanan 25 cm;

 Jarak antara tiang horizontal bagian depan (yang menghadap gang way) dari lantai ke atas berturut-turut 25, 25, 50,30, 30 cm. Jarak antara tiang horizontal sejauh 50 cm dimaksudkan ternak dapat mengeluarkan kepalanya untuk makan dan minum.

3) Gang Way :

Tersedia gang way untuk memindahkan pelayanan terhadap pemberian pakan, air minum, mengontrol ternak dan proses bongkar muat.

4) Tangga Bongkar Muat :

 Kapal angkut ternak harus dilengkapi tangga untuk keperluan bongkar muat dan tidak boleh menggunakan jaring kapal;

 Tangga terbuat dari besi atau kayu yang kuat, tidak licin dan aman bagi ternak.

 Lantai tangga dipasang penahan dari kayu dengan jarak penahan maksimal 40 cm dengan bentuk agak bulat;

 Ukuran tangga : lebar 60 cm, tinggi dinding 150 cm, kemiringan maksimal 20 derajat;

 Tangga penghubung harus ada pada setiap lantai atau dek kapal;

 Dalam proses bongkar muat, ternak tidak diperkenankan untuk diangkat dengan jaring atau alat pengangkat lainnya;

5) Ventilasi :

Harus ada dan mampu menyalurkan udara segar ke setiap ruangan paddock dan juga tersedia motor ventilasi cadangan;

6) Tempat penyimpanan/persediaan pakan dan air minum :

Tersedia cukup ruangan untuk menyimpan pakan dan air minum ternak selama pengangkutan ternak sampai ke pelabuhan tujuan;

7) Tempat pakan/minum ternak :

 Tempat pakan/minum terbuat dari kayu/bahan lain yang kuat dan tidak bocor dengan ukuran minimal panjang 120 cm, lebar atas 30 cm, bawah 25 cm dan tinggi 25 cm;

 Disediakan tempat penyediaan pakan/minum dengan jumlah sesuai kebutuhan dan cukup.

8) Lampu Penerang :

Ruang kapal/paddock harus dilengkapi dengan lampu penerang. 9) Sanitasi :

Lantai kapal/paddock harus dibersihkan dan dihapushamakan sebelum dan sesudah mengangkut ternak;

10) Penutup Dek :

 Bila ternak ditempatkan di dek bagian atas, maka harus ada penutup dek yang dapat menahan panas dan air hujan serta dinding sekelilingnya agar ternak terhindar dari panas, hujan, angin atau cuaca buruk;

 Penutup dek dapat dibuka dan ditutup dengan muda disesuaikan dengan kebutuhan;

 Tinggi penutup dek minimal 250 cm dari lantai dek. 11) Persyaratan pakan ternak dan air minum.

 Pakan ternak di kapal terdiri dari pakan rumput;

 Jumlah pakan dalam bentuk basah (hijauan segar) sebanyak 20 Kg/hari/ ekor dan air minum dalam jumlah yang cukup;

 Pemberian pakan maksimal setiap 6 jam sekali;  Pemberian minum minimal 3 kali sehari. 12) Peralatan dan obat-obatan ternak :

 Obat-obatan hewan dan peralatan medis dengan jumlah yang cukup selama perjalanan dari daerah sumber ternak sampai di lokasi penyebaran.

 Jenis dan jumlah obat-obatan tersebut ditentukan oleh petugas teknis dan dibawa serta saat kapal berangkat dari daerah asal ternak;

13) Stockman

4. Syarat-Syarat Angkutan di Darat/Truk

1) Pengangkutan ternak melalui darat harus menggunakan kendaraan angkutan umum/truck yang layak sebagai angkutan ternak dengan persyaratan teknis sebagai berikut :

 Bak truck terbuat dari kayu yang kuat dengan kapasitas tampung 1,5 m2/ekor;  Pagar keliling truck dibuat dari pipa besi/kayu kuat berdiameter 4-5 cm

dengan tinggi 155 cm;

 Penghalang atas dibuat dari pipa besi/kayu yang kuat berdiameter 3-4 cm, dengan tinggi minimal 30 cm di atas punggung ternak, dibuat membujur dan melintang membentuk segi empat dengan ukuran 70 x 62 cm;

 Bedding (alas truck) berasal dari bahan yang mudah menyerap air dan bau, tidak berdebu, tidak licin dan tidak mudah menggumpal, dapat menggunakan potongan jerami/rumput kering atau serbuk gergaji yang disebarkan merata di dasar bak dengan ukuran tebal minimal 10 cm;

 Pengikat ternak berupa tali dari bahan yang tidak licin dan tidak tajam, berdiameter 1 cm dengan ukuran panjang 7,5 m disesuaikan dengan kebutuhan jarak ternak, bagian yang diikat adalah leher dan hidung;

 Bak truck harus dibersihkan dan dihapushamakan sebelum dan sesudah pengangkutan.

 Jumlah ternak yang diangkut harus disesuaikan dengan kapasitas muat Truk  Penyedia barang wajib menyediakan seorang tenaga pengawas untuk setiap

truk.

2) Ternak sapi harus diistirahatkan selama 1 jam untuk diberikan makan dan minum apabila lama perjalanan lebih dari 6 jam.

5. Memiliki dukungan angkutan perairan (kapal) pengangkut ternak dengan tonase bersih minimal 1.300 GT yang dibuktikan dengan surat bukti kepemilikan/sewa/ dukungan kapal yang dilengkapi surat ukur kapal yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. Selain itu juga memiliki dukungan alat angkutan berupa mobil light truck minimal sebanyak 3 (tiga) unit dan 1 (satu) unit pick up sebagai pengangkut ternak. Bagi yang kepemilikan pribadi, melampirkan dan mengupload STNK mobil dimaksud. Bagi yang bukan kepemilikan, dapat mengupload surat dukungan mobil dimaksud atau bukti/perjanjian sewa mobil yang dilengkapi STNKnya

6. Cadangan

Penyedia harus menyediakan ternak cadangan sebesar minimal 10% dari jumlah ternak yang diadakan dan apabila dalam perjalanan terjadi kematian dan cadangan tidak mencukupi, maka penyedia dapat membeli ternak pengganti di daerah tujuan. 7. Penyerahan Ternak

Penyerahan ternak sapi potong sebanyak 715 ekor dilakukan oleh penyedia barang dan diserahkan kepada penerima di 4 (empat) kabupaten/kota yaitu : Kabupaten Jayapura sebanyak 273 ekor, Kabupaten Keerom 247 ekor, Kabupaten Sarmi 130 ekor dan Kota Jayapura sebanyak 65 ekor yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua.

8. Penyedia Bibit/Suplier dan Daerah Sumber Ternak

Penyedia bibit/supplier adalah perusahaan pembibitan ternak sapi yang profesional dalam penanganan pengadaan ternak antar pulau/antar provinsi.

Daerah sumber ternak adalah Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

9. Surat Pernyataan tenaga ahli (Dokter Hewan dan Sarjana Peternakan) untuk bersedia mengawal ternak dari daerah sumber bibit, selama pengangkutan di atas kapal sampai Ke lokasi penerima.

10. Daftar peralatan utama Minimal Yang Dibutuhkan Dalam Pelaksanaan Seleksi Ternak Sapi:

a. Tongkat Ukur dengan melampirkan Bukti Milik/Sewa b. Aplikator dengan melampirkan Bukti Milik/Sewa

Eartag untuk menandai sapi yang telah lolos seleksi dengan melampirkan Surat Dukungan Ketersediaan Eartag, apabila Dukungan dari Distributor melampirkan Penunjukan Distributor dari Pabrikan Pemilik Merk

10. Bersedia menyediakan kandang penampungan (kandang pemeliharaan dan kandang pemulihan) di Wilayah Sumber Bibit yang secara teknis layak untuk masa pemeliharaan dengan dilengkapi sumber hijauan pakan ternak (HMT) dan sumber air dengan melampirkan :

a. Denah lokasi kandang; b. Foto lokasi kandang;

c. Bukti kepemilikan lahan/kandang.

Apabila kandang penampungan tersebut bukan milik sendiri/sewa, harus melampirkan Surat Perjanjian Pra Sewa Lahan/Kandang dengan melampirkan denah dan foto lokasi kandang serta bukti kepemilikan lahan/kandang tersebut.

KETERANGAN :

TINGGI GUMBA 102 CM (BETINA) TINGGI GUMBA 105 CM (JANTAN)

Dalam dokumen 04. ADDENDUM DOKUMEN LELANG (Halaman 90-96)