• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pada tanggal 1 Januari 2020, Grup menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) baru dan revisi berikut ini yang berlaku efektif pada tanggal tersebut yang dianggap relevan dengan laporan keuangan konsolidasian Grup.

c. PSAK No. 71, “Instrumen keuangan”, mengatur klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik dari arus kas kontraktual dan model bisnis entitas; metode kerugian kredit ekspektasian untuk penurunan nilai yang menghasilkan informasi yang lebih tepat waktu, relevan dan dimengerti oleh pemakai laporan keuangan; akuntansi untuk lindung nilai yang merefleksikan manajemen risiko entitas lebih baik dengan memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan pertimbangan manajemen.

d. Amandemen PSAK No. 71, ”Instrumen Keuangan”, fitur pembayaran di muka dengan kompensasi negatif. Amandemen ini mengklarifikasikan bahwa aset keuangan melewati kriteria ”semata-mata pembayaran pokok dan bunga atas jumlah pokok terutang” terlepas dari peristiwa atau keadaan yang menyebabkan pemutusan awal kontrak dan terlepas dari pihak mana membayar atau menerima kompensasi yang wajar untuk awal pemutusan kontrak.

c. PSAK No. 72, “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”. PSAK ini adalah standar tunggal untuk pengakuan pendapatan yang merupakan hasil dari joint project yang sukses antara

International Accounting Standards Board dan Financial Accounting Standards Board, mengatur

model pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, sehingga entitas diharapkan dapat melakukan analisis sebelum mengakui pendapatan.

d. PSAK No. 73, ”Sewa”, menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal dengan menyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas sewa. Terdapat 2 pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas sewa, yakni untuk: (1) sewa jangka pendek dan (2) sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai rendah.

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

e. PSAK No. 1, ”Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK No. 25 ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”: Definisi material Amandemen ini mengklarifikasi definisi material dengan tujuan menyelaraskan definisi yang digunakan dalam kerangka kerja konseptual dan beberapa PSAK terkait. Selain itu, juga memberikan panduan yang jelas mengenai definisi material dalam konteks pengurangan pengungkapan yang berlebihan karena perubahan ambang batas definisi material.

Penerapan PSAK di atas, tidak menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan, kecuali untuk penerapan PSAK No. 71: Instrumen Keuangan sebagai berikut:

Saldo laba

Saldo 31 Desember 2019 (34.301.014.444)

Penyesuaian saldo atas penerapan awal PSAK 71: Piutang usaha:

- Kenaikan pada provisi penurunan nilai 263.801.686

- Dampak pajak terkait (58.036.371)

Jumlah 205.765.315

Saldo 1 Januari 2020

setelah penyesuaian PSAK 71 (34.506.779.759)

PSAK 71: Instrumen Keuangan

Untuk piutang usaha, Perusahaan menerapkan metode yang disederhanakan untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian yang disyaratkan oleh PSAK 71 yang mengharuskan penggunaan provisi kerugian ekspektasian seumur hidup untuk semua piutang usaha. Hal tersebut menyebabkan kenaikan provisi atas penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp263.801.686 dengan dampak pajak sebesar Rp58.036.371 yang diakui sebagai penyesuaian atas saldo laba pada 1 Januari 2020.

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapan dalam catatan 2 pada laporan keuangan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut adalah berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

Pertimbangan (lanjutan)

a. Menentukan mata uang fungsional

Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana Grup beroperasi. Manajemen mempertimbangkan mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan dan harga pokok penjualan dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang yang paling sesuai mewakili dampak ekonomi yang mendasari transaksi, peristiwa dan kondisi.

b. Menentukan klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan jika definisi yang ditetapkan PSAK No. 71 dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2l.

c. Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Grup secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti objektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan dibawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada diluar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi.

a. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

b. Imbalan kerja karyawan

Penentuan kewajiban dan biaya liabilitas imbalan kerja karyawan Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut mencakup tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi yang ditetapkan Grup diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Walaupun Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan dan beban imbalan kerja karyawan neto.

c. Penyusutan aset tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Masa manfaat ekonomis tersebut merupakan masa manfaat ekonomis yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

d. Amortisasi aset tak berwujud

Grup melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tak berwujud berdasarkan faktor-faktor yang relevan, antara lain, kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya amortisasi masa depan mungkin direvisi.

e. Pajak penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

f. Penurunan nilai aset nonkeuangan

Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terjadi indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.

2020 2019 Kas Rupiah 32.067.417 92.561.377 Dolar Singapura 1.082.823 1.049.929 Kas 33.150.240 93.611.306 Bank Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 1.780.457.879 114.877.390

PT Bank Sumsel Babel 179.173.148

-PT Bank SulutGo 178.483.677

-PT Bank Central Asia, Tbk 160.106.459 186.367.592

PT Bank UOB 96.559.821 106.601.181

PT Bank Internasional, Tbk 21.986.765 24.109.518

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk 20.158.948 2.780.216

PT BPD Riau Kepri 17.887.163 17.000.000

PT Bank CIMB Niaga, Tbk 3.770.980 39.412.266

PT Bank Pan Indonesia, Tbk - 150.333.077

PT Bank OCBC NISP - 5.512.985

Sub jumlah 2.458.584.840 646.994.225

Dollar Amerika Serikat (USD)

PT Bank Central Asia, Tbk - 11.052.272

Sub jumlah - 11.052.272

Jumlah Bank 2.458.584.840 658.046.497

Deposito

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 500.000.000 500.000.000

Deposito 500.000.000 500.000.000

Jumlah 2.991.735.081 1.251.657.803

Tingkat suku bunga tahunan untuk deposito berjangka pada 31 Desember 2020 berkisar 2,38% sampai dengan 3,25% dan 31 Desember 2019 berkisar antara 4,25% sampai dengan 5,25% dalam mata uang Rupiah. Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

2020 2019

Dokumen terkait