• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR KINERJA KEMAJUAN PEMANTAUAN

C. Standar Kinerja

2.6 STANDAR KINERJA KEMAJUAN PEMANTAUAN

Ketua tim audit harus menentukan dan memelihara sistem untuk memantau hasil kegiatan yang telah disampaikan kepada manajemen.

2.6.1 Standar implementasi (Kegiatan penjaminan)

Ketua tim audit harus menyusun proses tindak lanjut untuk memantau dan memastikan apakah tindakan manajemen telah diterapkan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima risiko akibat tidak melakukan tindakan.

2.6.2 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi)

Kegiatan audit mutu akademik iternal harus memantau penerapan hasil kegiatan konsultasi

35

untuk pengembangan seperti yang telah disepakati klien.

2.7 STANDAR KINERJA RESOLUSI PENERIMAAN MANAJEMEN

RISIKO (Resolution of Management’s Acceptance of Risk)

Jika ketua tim audit mengetahui bahwa manajemen senior (MP-AMAI) telah menerima suatu risiko (residual risk) tetapi tidak diterima (ditolak) oleh organisasi. Ketua tim audit harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen senior (MP-AMAI). Jika keputusan yang berhubungan dengan risiko tersebut tidak dapat diterima ketua tim audit dan manajemen senior (MP-AMAI) harus melaporkan hal tersebut ke dewan untuk resolusi.

36

GLOSSARY

Nilai tambah (add value):

Nilai yang diberikan oleh suatu kegiatan perbaikan untuk mencapai tujuan organisasi, pengidentifikasian perbaikan operasi, dan atau mengurangi risiko yang terjadi melalui kedua pelayanan penjaminan dan konsultasi.

Pengawasan yang cukup (Adequate Control):

Jika manajemen telah merencanakan dan mengorganisasikan suatu cara bahwa adanya penjaminan cukup beralasan, bahwa risiko organisasi telah dikelola dengan efektif, dan bahwa tujuan dan sasaran organisasi akan dicapai secara efisien dan ekonomis.

Pelayanan penjaminan (Assurance services):

Suatu pemeriksaan yang obyektif dari suatu bukti untuk maksud penilaian yang independen atas manajemen risiko, kontrol, atau proses–

proses tata pamong (governance) untuk suatu organisasi. Contoh:

keuangan, kinerja organisasi, pemenuhan harapan, sistem keamanan, dan kegiatan/pekerjaan yang didasarkan atas kerajinan.

37

Dewan (Board):

Organization’s governing body, seperti board of directors, supervisory board, head of an agency, atau legislative body, atau suatu bagian yang dirancang oleh suatu organisasi, termasuk di dalamnya komite audit. Suatu organisasi di mana kepada siapa ketua tim audit (lead auditor) harus melapor.

Piagam (Charter):

Charter dari kegiatan audit mutu akademik internal adalah suatu dokumen tertulis yang secara formal mendefinisikan tujuan (purpose) kegiatan, kewenangan, dan tanggungjawab. Charter harus a). menetapkan posisi kegiatan audit mutu akademik internal didalam suatu organisasi;

b). memberi kewenangan akses ke rekaman, personil, dan kepemilikan fisis yang relevan terhadap kinerja suatu kegiatan/pekerjaan; dan c).

menetapkan ruang lingkup kegiatan audit mutu akademik internal.

Ketua tim audit (Lead auditor):

Posisi tertinggi di dalam organisasi yang bertanggung jawab atas kegiatan audit mutu akademik internal. Biasanya, ia adalah direktur audit mutu akademik internal. Kegiatan audit mutu akademik internal untuk di luar penyedia layanan, ketua tim audit adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi kontrak pelayanan dan jaminan kualitas secara keseluruhan, melaporkan kepada manajemen senior, dan dewan berkaitan dengan kegiatan audit internal dan tindak lanjut dari hasil-hasil

38

perjanjian. Pernyataan tersebut juga termasuk setiap jabatan sebagai auditor umum, ketua auditor internal, dan inspektur jenderal.

Kode etik (Ethic Codes):

Prinsip-prinsip yang relevan untuk profesi dan praktisi pengauditan mutu akademik internal dan aturan main yang menjelaskan perilaku yang diharapkan dari auditor mutu akademik internal. Kode etik diterapkan untuk kedua belah pihak dan bagi mereka yang memberikan pelayanan kegiatan audit mutu akademik internal. Tujuan kode etik adalah untuk mempromosikan suatu budaya etis bagi profesi pengauditan internal secara global.

Pemenuhan (Compliance):

Kesesuaian dan kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan, rencana-rencana, prosedur-prosedur, hukum-hukum, peraturan-peraturan, kontrak-kontrak, atau persyaratan-persyaratan yang lain.

Konflik kepentingan (Conflict of Interest):

Setiap hubungan yang timbul tidak dalam kepentingan yang terbaik untuk organisasi. Suatu konflik kepentingan dapat menyebabkan prasangka jelek pada kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugasnya dan tanggung jawabnya secara obyektif.

39

Pelayanan konsultasi (Consulting services):

Petunjuk yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan terhadap klien, sifat dan lingkupnya disetujui bersama dengan klien, dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dan perbaikan tata pamong organisasi, manajemen risiko, dan proses-proses control. Pada kegiatan ini auditor mutu akademik internal tidak mengambil alih tanggungjawab manajemen. Contoh-contoh termasuk bimbingan dan pelatihan.

Pengawasan (Control):

Setiap tindakan yang diambil oleh manajemen, dewan, dan pihak-pihak lain untuk mengelola risiko dan usaha untuk peningkatan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Manajemen merencanakan, mengorganisasi, dan mengarahkan kinerja dengan tindakan yang cukup beralasan untuk menjamin bahwa tujuan dan sasaran dapat tercapai.

Kontrol lingkungan (Control Environment):

Sikap dan tindakan dari dewan dan manajemen dalam rangka kontrol organisasi. Kontrol lingkungan dimaksudkan untuk mendisiplinkan dan strukturisasi dalam rangka pencapaian tujuan utama dari sistem kontrol internal. Kontrol lingkungan mencakup elemen-elemen berikut:

• integritas dan nilai-nilai etis,

• filosofi manajemen dan gaya pelaksanaan,

• struktur organisasi,

• penugasan kewenangan dan tanggungjawab,

40

• kebijaksanaan sumberdaya manusia dan praktek-praktek,

• kompetensi personil.

Proses control (Control Processes):

Kebijaksanaan, prosedur, dan kegiatan yang merupakan bagian dari kontrol kerangka kerja, yang dirancang untuk menjamin bahwa risiko-risiko yang ada masih dalam toleransi dari risiko-risiko tersebut.

Kegiatan/pekerjaan (Engagement):

Tugas spesifik atau kegiatan review dalam audit mutu akademik internal.

Seperti audit internal, kegiatan evalusai diri, pengujian kebohongan (fraud), atau konsultansi. Engagement dapat mencakup tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas ganda, yang dirancang untuk menyelesaikan satu set kegiatan tertentu yang berhubungan dengan tujuan.

Tujuan Kegiatan (Engagement Objectives):

Pernyataan dewan yang dikembangkan oleh auditor internal yang didefinisikan sebagai penyelesaian kegiatan.

Program Kerja Kegiatan (Engagement Work Program):

Suatu dokumen daftar prosedur yang harus dipatuhi selama kegiatan, dirancang untuk mencapai rencana kegiatan.

41

Penyedia Layanan Eksternal (External Service Provider):

Orang atau perusahaan di luar organisasi yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman khusus dalam suatu disiplin tertentu.

Penipuan (Fraud):

Berbagai tindakan ilegal yang dicirikan oleh kebohongan, penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan. Tindakan-tindakan ini tidak tergantung pada penerapan ancaman terhadap pelanggaran atau tekanan secara fisik. Kecurangan adalah dilakukan oleh kelompok (pihak) dan organisasi untuk memperoleh uang, barang-barang atau pelayanan, untuk tidak membayar, atau mengamankan keuntungan bisnis atau perorangan.

Tata Pamong (governance):

Kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh dewan dalam rangka menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan memantau kegiatan-kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Kecacatan/kelemahan (impairments):

Kecacatan/kelemahan terhadap objektivitas pribadi dan independensi suatu organisasi dapat mencakup konflik kepentingan (conflicts of interest), terbatasnya cakupan (scope limitations), larangan akses terhadap catatan-catatan (rekaman), personil, dan peralatan-peralatan, dan keterbatasan sumberdaya (pembiayaan).

42

Independen (Independence):

Kebebasan (kemerdekaan) dari keadaan/kondisi yang mengancam objektivitas atau kenampakan objektivitas tersebut. Ancaman terhadap obyektivitas harus dikelola pada diri auditor, pelaksanaan kegiatan, tingkatan fungsional dan organisasi.

Kegiatan audit internal:

Kegiatan audit internal untuk membantu suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memberikan pendekatan yang sistematik, disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas dari manajemen risiko, pengawasan, dan proses tata pamong.

Objektivitas:

Suatu sikap mental yang tidak berat sebelah yang memungkinkan auditor internal untuk melaksanakan perjanjian sedemikian rupa sehingga mereka memiliki kepercayaan yang jujur dalam produk kerja mereka dan tidak kompromi terhadap kualitas yang signifikan yang dibuat.

Residual Risk:

Sisa-sisa risiko sesudah manajemen mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dan kemungkinan suatu peristiwa yang merugikan, termasuk kegiatan pengawasan.

43

Manajemen risiko (Risk Management):

Suatu proses untuk mengenal, menilai, mengelola, dan pengawasan yang potensial atau keadaan untuk menyediakan jaminan yang beralasan berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi.

Harus (Should):

Penggunaan kata harus (should) dalam standar diartikan sebagai suatu kewajiban yang bersifat perintah.

Standar (Standard):

Suatu pernyataan profesional yang disebarluaskan oleh Internal Auditing Standards Board yang memberikan gambaran tentang persyaratan yang diperlukan untuk melakukan segala (broad range) kegiatan audit internal, dan untuk evaluasi pelaksanaan/ unjuk kerja audit internal.

Dokumen terkait