• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar kompetensi bidang gambar bangunan, yaitu bahwa seorang juru gambar hendaknya memiliki kemampuan dasar sebagai berikut:

a. Kemampuan penguasaan peralatan dan perlengkapan gambar, baik manual atau digital (menggunakan komputer termasuk software

penggambarannya), karena peralatan gambar ini akan dipakai untuk memproduksi gambar sebagai produk akhir.

b. Kemampuan penguasaan gambar teknik (termasuk di dalamnya konstruksi geometris), karena kemampuan ini diperlukan dalam menghasilkan gambar dengan teknik manual.

c. Pengetahuan ilmu konstruksi, dalam hal ini ilmu konstruksi yang paling umum digunakan, karena pengetahuan ini sangat diperlukan dalam kelancaran penggambaran dan kebenaran isi gambar. Mengingat pengetahuan ilmu konstruksi sangat luas, pembatasan pada ilmu konstruksi yang umum dipakai (general construction) dilakukan berdasarkan keinginan agar proses penggambaran pada konstruksi yang sifatnya umum tidak lagi diawasi secara ketat oleh atasan, arsitek atau engineer.

d. Pengetahuan tentang produk yang dihasilkan dalam gambar bangunan, yang meliputi rencana tapak, proyeksi bangunan, denah, tampak dan potongan. Pengetahuan tentang gambar ini diperlukan agar seorang juru gambar memahami aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam penggambaran nantinya.

e. Ilmu dan kemampuan manajerial gambar, terutama untuk pekerja bidang gambar bangunan dalam tingkat yang lebih tinggi. Kriteria ini diperlukan karena aspek manajerial diperlukan dalam pengelolaan dan pengorganisasian gambar di dalam suatu proyek atau studio gambar. 2.6.1. Proses Pekerjaan Bidang Gambar Bangunan

1. Tahap perencanaan/ perancangan, dimana pada tahap ini bangunan yang akan dibuat dimodelkan dalam suatu bentuk 2 dimensi (gambar) atau 3 dimensi (maket) disertai dengan berbagai dokumen tertulis sebagai pendukung (Rencana Anggaran Biaya/ RAB, spesifikasi teknis dan lain-lain). Keseluruhan dokumen ini, yang disebut sebagai dokumen perencanaan, akan dijadikan sebagai acuan bagi tahap selanjutnya. Perencanaan/ perancangan bangunan sendiri, berdasarkan urutan kerjanya dapat dibagi atas:

a. Desain skematik/ schematic design, yaitu tahap perancangan awal yang menghasilkan gambar ide dari bangunan yang akan dibuat. Biasanya gambar ini dihasilkan oleh perancangnya sendiri, atau atas bantuan artis yang khusus membuat gambar still

image.

b. Perancangan awal/ preliminary design, yaitu tahap perancangan yang lebih matang, yang memberikan gambaran bangunan secara lebih jelas dan terukur, namun belum mengarah pada hal-hal yang lebih detail.

c. Pengembangan rancangan/ design development, yaitu tahap pengembangan rancangan awal menjadi lebih detail, dan sudah memperhatikan keterbangunan (constructability). Hingga tahap ini, standar penggambaran bangunan masih sangat bervariasi, karena gambar hanya akan dikomunikasikan kepada pemilik untuk meyakinkan desain.

d. Gambar kerja/ working drawing, yaitu gambar akhir perancangan yang dapat menggambarkan secara detail hasil rancangan dan siap untuk diserahkan kepada pihak lain untuk ditindaklanjuti. Gambar ini nantinya akan dipakai sebagai bahan tender konstruksi, dikomunikasikan kepada cost estimator untuk dihitung kebutuhan biayanya dan kepada kontraktor untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, standar gambar kerja bangunan harus bersifat universal untuk menghindari kesalahpahaman. 2. Tahap asembling/ perakitan, dimana tahap ini merupakan tahap

pilihan yang tidak selalu dilaksanakan, tergantung dari kondisi proyek. Perakitan merupakan pekerjaan konstruksi skala kecil pada elemen bangunan seperti kuda-kuda baja, elemen pracetak, dan lain-lain. Tahap ini bisa dilaksanakan di lapangan atau di lokasi

workshop/ pabrik.

a. Gambar pelaksanaan/shop drawing, yaitu gambar yang merupakan pengembangan dari gambar kerja hingga siap untuk dilaksanakan. Meskipun biasanya beredar di kalangan internal kontraktor (kadang-kadang harus melalui persetujuan konsultan pengawas) namun standar penggambaran harus juga bersifat

universal dan diperlukan tingkat pengetahuan lapangan yang

lebih tinggi.

b. Gambar terbangun/as built drawing, yaitu gambar akhir yang merupakan rekaman dari apa yang telah dibangun. Gambar ini

merupakan elemen penting bagi pemeliharaan/maintenance bangunan.

3. Tahap konstruksi, dimana tahap ini merupakan tahap akhir pembuatan bangunan di lapangan. Tahap ini dilaksanakan dengan acuan dokumen perencanaan.

Dalam dunia profesi penggambaran bangunan saat ini, secara garis besar juru gambar terbagi atas dua, yaitu juru gambar manual dan juru gambar digital (memakai komputer). Juru gambar manual adalah juru gambar yang menggambar dengan peralatan gambar manual (non komputer) seperti penggaris, rapido, mesin gambar dan lain-lain. Sedangkan juru gambar digital menggambar dengan komputer dan hasil kerjanya dapat berbentuk file atau hasil cetak. Penggambaran dengan komputer masih dibedakan lagi berdasarkan software penggambaran yang dipakai, misalnya AutoCAD, ArchiCAD dan lain-lain.

Untuk itu dalam teknik penggambaran pun secara garis besar dibagi atas dua:

1. Manual, yaitu penggambaran yang dilakukan dengan peralatan gambar manual (non-komputer), biasanya memakai rapido, pinsil, meja gambar, segitiga dan peralatan tulis/gambar lainnya.

2. Digital, yaitu penggambaran dengan menggunakan komputer, dengan output gambar digital. Teknik penggambaran dengan komputer juga dapat dibagi atas software yang digunakan. Lingkup pekerjaan teknik penggambaran dengan bantuan komputer untuk saat

ini dibatasi pada perangkat lunak menggambar teknik (dalam hal ini AutoCAD dan sejenisnya).

Unit-unit kompetensi bidang gambar bangunan secara umum dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu:

1. Umum, yaitu unit kompetensi yang menggambarkan kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam memahami substansi dalam penggambaran bangunan dan aspek manajerial dalam gambar bangunan. Sub bidang ini terbagi lagi atas: gambar konstruksi bangunan, yang terdiri dari gambar arsitektur dan struktur, produk gambar bangunan, dan manajemen gambar.

2. Gambar Manual, yaitu unit kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan penggambaran secara manual, yang dibagi lagi atas: penggunaan alat gambar manual dan gambar teknik.

3. Gambar Digital/Komputer, yaitu unit kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan penggambaran dengan alat bantu komputer, khususnya dengan perangkat lunak menggambar teknik (AutoCAD, dan sejenisnya). Dibagi atas dua kelompok yaitu: penggunaan komputer secara umum dan penguasaan alat komputer dan perangkat lunak untuk menggambar teknik (AutoCAD, atau sejenisnya).

Tabel 2.3

Kompetensi dalam Bidang Gambar Bangunan

Kompetensi Bangunan (BGN) Gambar Bangunan (G)

Umum • Gambar Konstruksi (AR dan ST) • Produk Gambar Bangunan (PG) • Manajemen Gambar (MG) Gambar

Manual

• Penggunaan Alat Manual (AM) • Gambar Teknik (GT)

Gambar Digital

• Penggunaan Komputer secara Umum (KU) • Penguasaan Alat Komputer dan Perangkat

Lunak Menggambar Teknik (AK)

Sumber : Sugeng Rahardjo, dkk. (2003). Pengantar Standar Kompetensi Nasional Bidang Gambar Bangunan. Tersedia dalam: www.google.com

2.6.2 Daftar Unit Kompetensi yang Tercakup dalam Standar

Dokumen terkait