• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 4.1. Rekomendasi melalui Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang SD Kabupaten Maros

1. Standar Kompetensi Lulusan Lulusan

memiliki kompetensi pada dimensi sikap.

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME (6,18)

● Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa

● Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah

● Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen yang kurang dipahami

● Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada

Pemerintah daerah perlu memfasilitasi layanan pemantapan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) kepada PTK dengan cara melakukan pendampingan dan monev;

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Berkarakter (6,07) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Disiplin (6,05)

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun (6,20)

Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap jujur (5,83)

di luar sekolah

● Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum terfokus dan terencana dengan optimal.

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli (6,06)

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri (5,73) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Bertanggungjawab (5,97) Memiliki perilaku

pembelajar sejati sepanjang hayat (5,59)

Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani (6,35)

1.2.

lulusan konseptual, metakognitif (5,58)

● Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik.

● Alokasi waktu dan beban belajar memberatkan pada sisi siswa.

● Gaya dan metode pembelajaran yang diterapkan tidak mengarah pada bakat, minta dan kemampuan belajar siswa.

● Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya

● Pemerintah daerah perlu mengupayakan program peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan

● Pemerintah daerah perlu memfasilitasi sekolah dalam penerapan gaya dan metode pembelajaran yang mengarah pada bakat, minat dan kemampuan belajar siswa berpikir dan bertindak kreatif (5,54)

● Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik.

● Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam

● Pemerintah daerah perlu memfasilitasi pengadaan sarana pembelajaran untuk mendukung peningkatan kompetensi

keterampilan Memiliki keterampilan

berpikir dan bertindak

50

Produktif (5,35) kegiatan pembelajaran di sekolah.

● Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian keterampilan karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.

● Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa belum terfokus dan terencanakan dengan optimal.

● Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya..

● Pemerintah daerah perlu memfasilitasi sekolah dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan pengembangan keterampilan peserta didik.

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis (5,41)

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak Mandiri (5,53)

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak Kolaboratif (4,38) Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif (5,76) kompetensi sikap (6,09)

● Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.

● Pemahaman guru terkait kompetensi sikap siswa belum menyeluruh.

● Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensi sikap.

Pemerintah daerah perlu

mengupayakan pembinaan kepada sekolah terkait penyediaan perangkat pembelajaran secara berkelanjutan melalui workshop/Diklat.

Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan (5,81)

● Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.

● Pemahaman guru terkait kompetensi pengetahuan belum menyeluruh.

● Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensi pengetahuan

Memuat karakteristik kompetensi keterampilan (5,71)

● Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.

● Pemahaman guru terkait kompetensi keterampilan belum menyeluruh.

● Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensi keterampilan.

Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa (6,12)

● Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.

● Sekolah belum memperhatikan perkembangan psikologis anak, lingkup dan kedalaman,

kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungan siswa.

Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran (6,09)

2.2. Kurikulum

● Komitmen sekolah rendah dalam melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

● Unsur dalam tim pengembang kurikulum tidak mengetahui dan memahami pedoman

pengembangan kurikulum sekolah sehingga tidak mau terlibat mendalam.

● Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum memberikan akses kepada pemangku

kepentingan

Pemerintah daerah perlu mengawal apa yang sudah tercapai minimal dipertahankan atau bahkan dikembangkan dengan cara

membangun komitmen sekolah dalam pelibatan pemangku kepentingan dengan mengedepankan inovasi dan kreativitas

Mengacu pada kerangka dasar penyusunan (6,11)

● Sekolah kurang mendapatkan informasi tentang perubahan acuan dan kerangka dasar dalam

pengembangan KTSP.

● Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum

menyediakan informasi terkait acuan kerangka dasar penyusunan.

● Motivasi sekolah rendah untuk memahami acuan kerangka dasar

Pemerintah daerah perlu memfasilitasi sekolah terkait pengembangan KTSP melalui bimtek.

52

penyusunan KTSP.

● Ketergantungan sekolah dengan pihak lain dalam penyusunan KTSP.

Melewati tahapan

operasional pengembangan (6.40)

● Sekolah kurang memahami bahwa ada tahapan yang harus dilalui dalam pengembangan KTSP.

● Kesibukan tim pengembang kurikulum sekolah sehingga waktu yang dimiliki terbatas untuk menjalankan seluruh prosedur tersebut.

● Kerjasama dan koordinasi antara kepala sekolah, dewan pendidikan dan komite sekolah belum optimal Memiliki perangkat

kurikulum tingkat satuan pendidikan yang

dikembangkan (5,79)

● Jumlah perangkat yang dikembangkan banyak.

● Kemampuan tim pengembang kurikulum terbatas.

● Kerjasama dan koordinasi antara kepala sekolah, dewan pendidikan dan komite sekolah belum optimal.

● Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum

menyediakan akses terhadap perangkat KTSP

Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai

struktur kurikulum yang berlaku (4,77)

● Hari efektif pembelajaran tidak memenuhi alokasi waktu yang ditentukan

Pemerintah daerah perlu memberikan pendampingan dan monev terkait pelaksanaan kurikulum sesuai ketentuan

Mengatur beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman materi (4,90)

● Kompetensi pedagogik pendidik belum optimal.

● Pendidik tidak menyusun sendiri rencana pembelajaran.

Pemerintah daerah perlu melakukan pembinaan dan pendampingan terkait pendalaman materi.

● Bentuk pendalaman materi yang diketahui pendidik terbatas Menyelenggarakan aspek

kurikulum pada muatan lokal (4,07)

● Bukan merupakan mata pelajaran wajib sehingga kurang

diprioritaskan

Pemerintah Daerah perlu melakukan pembinaan dan pendampingan terkait penyelenggaraan aspek kurikulum pada muatan lokal.

Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa (3,96)

● Pendidik yang memiliki kompetensi sesuai bidang pembinaan siswa terbatas.

● Dana sekolah untuk menyediakan tenaga pembimbing ekstra kurikuler terbatas

Pemerintah daerah perlu melakukan pembinaan dan pendampingan pada sekolah terkait pengembangan diri peserta didik.

Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan (6,04)

● Sekolah tidak mengembangkan silabus.

● Ketergantungan kepada sumber lain dalam pengembangan silabus

Pemerintah daerah perlu

memfasilitasi, melakukan monev kepada sekolah terkait pemantapan perencanaan proses pembelajaran Mengarah pada pencapaian

kompetensi (5,94)

● Sekolah tidak mengembangkan silabus

Pemerintah daerah perlu melakukan pembimbingan penyediaan dokumen yang lengkap dan sistematis

Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan

sistematis (5,84)

● Pendidik belum menyusun RPP secara mandiri atau menjiplak dari pendidik lainnya.

● Pendidik belum paham mekanisme penyusunan RPP

● Pendidik tidak mendapat

kesempatan aktualisasi diri dalam menyusun RPP

Pemerintah daerah perlu

mengupayakan pembinaan kepada guru terkait penyusunan RPP secara berkelanjutan melalui workshop/

Diklat.

Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan

pengawas sekolah (1,78)

● Pengawasan proses pembelajaran tidak berjalan dengan optimal.

● Kompetensi supervisi kepala sekolah dan pengawas rendah.

● Kesibukan kepala sekolah dan

Pemerintah daerah perlu melakukan monev terkait pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas