• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDART OPERATING PROSEDUR FOTOTERAPI PADA BAYI

Dalam dokumen Tim Keperawatan Anak (Halaman 96-101)

Modul Praktikum Keperawatan Anak

D-III Keperawatan Malang 2018/2019 90

STANDART OPERATING PROSEDUR

Modul Praktikum Keperawatan Anak

D-III Keperawatan Malang 2018/2019 91

berfungsi dengan baik.

4. Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip (flickering):

a. Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.

b. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun tabung masih bisa berfungsi.

5. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi

Persiapan Pasien 1. Pastikan identitas klien

2. Jaga privasi klien dan keluarga

3. Jelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan tindakan kepada keluarga

4. Libatkan orang tua/pengasuh

Pelaksanaan 1. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak ikut tertutup. Jangan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip.

2. Ubah posisi bayi setiap 3 jam 3. Pastikan bayi diberi nutrisi:

Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling kurang setiap 3 jam. Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup mata. Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain (contoh: pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak ada gunanya.

4. Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah), tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari selama bayi masih diterapi sinar .

5. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, jangan pindahkan bayi dari sinar terapi sinar.

6. Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa menjadi lebih lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus.

7. Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan.

8. Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar .

9. Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar untuk mengetahui apakah bayi mengalami

Modul Praktikum Keperawatan Anak

D-III Keperawatan Malang 2018/2019 92

sianosis sentral (lidah dan bibir biru)

10. Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam. Bila suhu bayi lebih dari 37,5 0C, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara

pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara 36,5 0C – 37,5 0C.

Evaluasi 1. Respons klien

2. Berikan reinforcement positif

3. Ukur suhu bayi, bila lebih dari 37.5 C hentikan sementara 4. Cek kadar billirubin setelah 12 jam

5. Hentikan bila selama 3 hari billirubin tidak terukur Penutup 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam

pelaksanaan pada catatan

2. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP 3. Akhiri pertemua dengan salam secara sopan

Modul Praktikum Keperawatan Anak

D-III Keperawatan Malang 2018/2019 93

FORM EVALUASI PROSEDUR FOTOTERAPI PADA BAYI

NO TINDAKAN

PELAKSANAAN

DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN 1. Persiapan Tempat dan Alat :

1. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar.

a. Bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada basinet.

Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam inkubator.

b. Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.

2. Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu, sehingga suhu di bawah lampu antara 380C sampai 300C

3. Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan baik.

4. Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip (flickering):

a. Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.

b. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun tabung masih bisa berfungsi.

5. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi,

Persiapan Pasien : 1. Pastikan identitas klien

2. Jaga privasi klien dan keluarga

3. Jelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan tindakan kepada keluarga

4. Libatkan orang tua/pengasuh

Pelaksanaan :

1. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak ikut tertutup. Jangan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip.

2. Ubah posisi bayi setiap 3 jam

3. Pastikan bayi diberi nutrisi:

Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling kurang setiap 3 jam. Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup mata. Pemberian suplemen atau

Modul Praktikum Keperawatan Anak

D-III Keperawatan Malang 2018/2019 94

mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain (contoh: pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak ada gunanya.

4. Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah), tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari selama bayi masih diterapi sinar .

5. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, jangan pindahkan bayi dari sinar terapi sinar.

6. Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa menjadi lebih lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus.

7. Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan.

8. Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar .

9. Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru) 10. Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar

terapi sinar setiap 3 jam. Bila suhu bayi lebih dari 37,5 0C, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara 36,5 0C – 37,5 0C.

NILAI =

=

Ket : Batas minimal ≥ 80

Dosen/ Fasilitator

Skor didapat

Skor Maksimal

× 100

Modul Praktikum Keperawatan Anak

D-III Keperawatan Malang 2018/2019 95

DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan, adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan Keluarga, Masyarakat  Orang tua

 Kader Kesehatan

 Petugas PADU,BKB,TPA dan Guru TK

KMS/KIA

Timbangan DACIN

Puskesmas Dokter, Bidan, Perawat, Ahli Gizi

Tabel BB/TB Grafik LK Timbangan

Alat Ukur Tinggi Badan Pita pengukur lingkar kepala

Deteksi dini pertumbuhan dilakukan dengan pengukuran anthropometri yang meliputi : Berat badan, Panjang badan/tinggi badan, lingkar lengan dan lingkar kepala.

PENGUKURAN BERAT BADAN TERHADAP TINGGI BADAN (BB/TB)

1. Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.

2. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan Jadwal Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.

Pengukuran dan Penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Dalam dokumen Tim Keperawatan Anak (Halaman 96-101)