BAB II : VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN
F. Status Gizi
Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Status gizi janin ditentukan oleh kesehatan ibu waktu hamil, sehingga akan berpengaruh pada berat badan waktu lahir, berat badan lahir bayi akan berpengaruh pada bayi.
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular sexual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan. Sementara itu jumlah BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Mojokerto dari 16.254 bayi lahir hidup sebanyak 17 (0,1 %) diantaranya bayi laki-laki 11 (0,14 %) dan bayi perempuan 6 (0,07 %) (Tabel 26). Terdapat penurunan jumlah BBLR dari tahun 2011. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya.
2. Status Gizi Balita
Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapat menyebabkan meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi.
Status gizi balita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 dengan rincian jumlah 89.236 balita yang ada, balita yang ditimbang sebesar 69.153. Balita yang mengalami gizi lebih sebesar 2.011 (2,91 %), yang mengalami gizi baik sebesar 53.055 (76,72 %), yang mengalami gizi kurang 7.531 (10,89 %), yang mengalami gizi buruk 1.048 (1,52 %) (Tabel 27), jumlah berat badan naik 48.028 (69,45 %), yang BGM 1.048 (1,52 %) (Tabel 44) dan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 103 (100 %). (Tabel 45)
24
Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2012
3. Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Balita, dan Ibu Nifas
Upaya penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA) perlu untuk mendapatkan perhatian, mengingat 50,2 % dari anak balita yang disurvey mempunyai kadar serum vitamin A dalam darah kurang dari standar kecukupan (20 ug/dl). Dari seluruh jumlah balita yang ada yaitu sebesar 71.757, Cakupan distribusi kapsul vitamin A selain pada kebutaan juga berperan pada tingginya kematian bayi dan balita. Jumlah bayi (usia 6 – 11 bulan) yang mendapatkan Vitamin A 1 kali sebanyak 17.265 bayi, dimana laki-laki sebesar 14.055, perempuan sebesar 3.210 dan balita (1 – 4 tahun) yang mendapatkan vitamin A 2 kali di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 sebanyak 58.388 (72,28 %) dengan rincian laki-laki sebesar 37.039, perempuan sebesar 21.349. Ibu nifas yang ada di Kabupaten Mojokerto sebesar 18.781 yang mendapatkan Vitamin A sebanyak 12.651 (67,36 %). ( Tabel 32 )
4. Bumil Mendapatkan Fe
Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada bumil.
Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah kekuranga Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang menderita kekurangan zat Fe akan merasa, lemah, letih, lesu, dan tentu saja akan mengganggu janin yang dikandungnya. Jumlah Ibu Hamil sebesar 19.676 orang, pemberian Fe 1 di Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 sebanyak 15.784 ( 80,22 % ), sedangkan pemberian Fe 3 sebanyak 14.534 (73,87 % ). (Tabel 30)
Gambar 16. Data Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kab. Mojokerto Tahun 2008-2012
5. Bumil Mendapatkan Imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan pada Bumil, jumlah ibu hamil yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 sebesar 19.676. Bumil yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 2.027 (10,30 %), TT-2 sebesar 2.168 (11,02 %), TT-3 sebesar 3.466 (17,62 %), TT-4 sebesar 2.263 (11,50 %), TT-5 sebesar 2.785 (14,15), dan TT2+ sebesar 10.682 (54,29 %). (Tabel 29)
25
Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2012
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2012.
Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Jumlah seluruh ibu hamil sebanyak 19.676 orang, persentase cakupan pelayanan K4 Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 sebesar 15.522 (78,89 %). Untuk tahun 2010 jumlah absolut K4 sebesar 15.750 (85,90 %) dari seluruh jumlah ibu hamil 18.335. Kunjungan K4 pada tahun 2012 mengalami penurunan, hal ini disebabkan berkurangnya kesadaran masyarakat terutama mengenai kesehatan ibu dan bayi. (Tabel 28)
2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas
Pertolongan persalinan juga merupakan salah satu kualiatas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat mau dan tahu tentang pentingnya keamanan dalam pertolongan persalinan oleh nakes
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pesan kunci MPS yaitu persalinan harus ditolong
BAB V
26
Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2012
oleh tenaga kesehatan yang terlatih, maka keadaan ini belum sepenuhnya dapat dilakukan di Kabupaten Mojokerto, karena dilakukan kemitraan antara bidan dan dukun, namun demikian kondisi tersebut mampu menurunkan angka kematian bayi selain itu juga didukung dana untuk pelatihan APN.
Jumlah ibu bersalin sebesar 18.781 orang, yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 sebesar 16.258 (86,57 %) (Tabel 28).
Ibu yang telah melahirkan juga perlu ditangani saat masa nifas oleh tenaga kesehatan. Distribusi pelayanan kesehatan pada ibu nifas tahun 2012 yaitu sebesar 15.811 (84,19 %) dari total 18.781 ibu nifas. (Tabel 28)
3. Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani
Jumlah dan persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 dari jumlah ibu hamil yaitu sebanyak 19.676, dimana untuk 20% ibu hamil sebesar 3.935. Komplikasi kebidanan yang ditangani dari 20% ibu hamil yaitu sebesar 3.219 (81,80 %). Sasaran bayi yaitu sebesar 17.479, dimana 15% sasaran bayi sebesar 2.622. Dan neonatal risti yang ditangani untuk bayi adalah sebanyak 1.106 (42,18 %), dimana laki-laki sebanyak 578 dan perempuan 528. (Tabel 31)
4. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Di Kabupaten Mojkerto pada tahun 2012, cakupan kunjungan neonatus sebesar 15.922 (91,09 %), diantaranya laki-laki 8.110 dan perempuan 7.812 dari seluruh neonatus sejumlah 17.479. Terjadi penurunan dari tahun 2011, hal ini dikarenakan jumlah neonatus yang bertambah sehinga mempengaruhi persentase keseluruhan. (Tabel 36 ).
5. Kunjungan Bayi
Kunjungan bayi di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 minimal 4 kali sebesar 16.627 (95,13 %), diantaranya bayi laki-laki 8.363 dan bayi perempuan 8.264 dari seluruh jumlah bayi yang ada 17.479. Terdapat penurunan dibandingkan dengan cakupan tahun 2011, hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah seluruh bayi di tahun 2012. ( Tabel 13 )
6. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan Dokter kecil.
27
Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2012
Dari hasil pengumpulan data (tabel 43) di Kabupaten Mojokerto menunjukan bahwa cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan pra sekolah (usia 12-59 bulan) sebesar 56.686 (79 %) dimana laki-laki sebesar 28.763 dan perempuan sebesar 27.923, cakupan pelayanan kesehatan siswa kelas 1 SD dan setingkat sebesar 16.247 diantaranya laki-laki 8.424 siswa dan perempuan sebesar 7.823 siswa dari total 16.247 siswa (Tabel 46). Murid SD/MI dan setingkat yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart dari jumlah seluruh siswa 99.189 anak sebesar 79.817 (80,47 %), diantaranya laki-laki sebesar 43.082 siswa dan perempuan 36.735 siswa (Tabel 47).
7. Pelayanan Keluarga Berencana
Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif. Dari jumlah PUS yang ada 244.692, jumlah Peserta KB Baru 16.174 (6,61 %) dan Jumlah Peserta KB Aktif 180.564 (73,79 %). (Tabel 35)
Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah, MOP/MOW, IUD, implant dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 7,24 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 64,75 % (Tabel 33). Peserta KB baru di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 sebanyak 16.174, yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 13,34 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 62,06 %. (Tabel 34)
8. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian universal child immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. .
Pada tahun 2012 di Kabupaten Mojokerto telah mencapai desa/kelurahan UCI sebesar 41,12 % dari 304 desa/kelurahan yang ada (Tabel 38). Banyaknya Puskesmas yang belum mencapai target dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kurang lengkapnya pencatatan dan pelaporan dari Puskesmas, selain itu banyaknya masyarakat memilih memberikan imunisasi pada anaknya ke Bidan Praktek Swasta, Balai Pengobatan (BP) atau Klinik maupun Rumah Sakit sehingga tidak terlaporkan.
Pelayanan imunisasi diberikan pada bayi yaitu diantaranya imunisasi DPT1+HB1, DPT3+HB3, Campak, BCG dan Polio 3. Jumlah cakupan imunisasi DPT, HB, dan campak pada bayi di Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 dimana jumlah bayi 17.479. Bayi yang mendapat imunisasi DPT1+HB1 sebesar 16.436 (94,03 %), bayi yang mendapat imunisasi DPT3+HB3 sebesar 16.279 (93,13 %), campak sebesar 16.325 (93,40 %). (Tabel 39)
Cakupan imunisasi BCG dan polio pada bayi di Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 dimana jumlah bayi 17.479. Bayi yang mendapat imunisasi BCG sebesar 16.850 (96,40 %), Polio 3 sebesar 17.269 (98,80 %). (Tabel 40)
28
Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2012
9. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan usila (60 tahun +) di kabupaten Mojokerto tahun 2012 dari total usila 86.960 yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 32.101 (36,91 %), diantaranya laki-laki 14.722 (36,08 %) dan perempuan 17.379 (37,65 %) (Tabel 48).
10. Pemanfaatan Obat Generik
Kebutuhan akan akan jenis obat dan jenis obat generik yang tersedia cukup bervariasi pada setiap Puskesmas. Perbedaan kebutuhan baik untuk jenis dan jumlah obat tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat dan lingkungan disekitar pelayanan kesehatan. Jumlah jenis obat tahun 2012 yang tersedia 34 jenis obat (Tabel 69).
11. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 meliputi pelayanan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Dengan jumlah tumpatan gigi tetap 2.853 dengan rincian laki-laki sebesar 1.544 dan perempuan sebesar 1.309. Pencabutan gigi tetap 2.647 dengan rincian laki-laki sebesar 1.422 dan perempuan sebesar 1.225, rasio tumpatan/pencabutan 1,08. (Tabel 52)
Pelyanan kesehatan gigi dan mulut juga dilakukan pada anak SD dan setingkat. Dimana dilakukan upaya promotif dan preventif. Jumlah murid SD/MI yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 102.622. Murid SD/MI yang diperiksa sebanyak 57.018 siswa, yang memerlukan perawatan 51.588, dan siswa yang mendapatkan perawatan 44.727 (86,70 %). (Tabel 53)
12. Keluarga Miskin yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dapat diperoleh dengan Jamkesmas /Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin di sarana kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit. Jumlah keluarga miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Mojokerto, untuk Rawat Jalan, pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar 126.615 Jiwa (60,02 %), sedangkan pelayanan kesehatan rujukan (pasien maskin di sarkes strata 2 dan 3) sebesar 7.823 jiwa (3, 71 %) (Tabel 56).
Untuk rawat Inap, pelayanan kesehatan dasar (pasien maskin di sarkes strata 1) sebesar 2.637 jiwa (1,25 %) (Tabel 57). Total dari maskin yang mendapat pelayanan kesehatan adalah 88%, seharusnya keluarga miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan 100 %, hal ini disebabkan pencatatan dan pelaporan yang masih belum tertata dengan baik dan masih ada perbedaan persepsi tentang keluarga miskin. ( Tabel 56 )
13. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan
Sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di Kabupaten Mojokerto terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan Swasta,dll. Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto terdiri dari 1 Rumah Sakit milik Pemprov, 2 Rumah Sakit milik Pemkab dan 8 Rumah Sakit milik swasta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
29
Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2012
Gambar 17. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan di Kab. Mojokerto Tahun 2012 Selain Rumah Sakit masih terdapat sarana pelayanan kesehatan yang lainnya yaitu 11 Rumah Bersalin, 31 Klinik, 20 praktik pengobatan tradisional, 61 apotek, 1 toko obat, 283 industri rumah tangga makanan, 3 industri kecil obat tradisional, 1 industri alat kesehatan, 1 industri perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT). (Tabel 70)
14. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
Untuk Sarana Kesehatan dengan kemampuan Labkes di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 sebanyak 32 sarana yang ada, dan yang mempunyai Labkes 30 buah (94 %). Yang memiliki 4 spesialis dasar ada 2 buah ( 100 % ) yaitu berada di Rumah Sakit Umum (Tabel 71).
15. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level1
Presentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (Gadar) level 1 di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 dengan rincian sebagai berikut, Rumah Sakit Umum terdapat 9 buah dan yang memiliki Gadar 2 (22,22 %), Rumah Sakit Khusus terdapat 2 buah dan yang memiliki Gadar 1 (50 %). (Tabel 49)
16. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit
Jumlah total untuk kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Puskesmas sebanyak 498.682 jiwa dengan jumlah kunjungan rawat inap 7.591 jiwa dengan rawat jalan 369.179 jiwa. Total untuk kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit sebanyak 238.944 jiwa dengan jumlah kunjungan rawat inap 68.342 jiwa dengan rawat jalan 170.602 jiwa, dengan rincian pengunjung rawat inap laki-laki 34.842 jiwa dan perempuan 23.290 jiwa, pengunjung rawat jalan laki-laki 73.040 jiwa dan perempuan 97.669 jiwa. Jumlah kunjungan gangguan jiwa di Rumah Sakit 727 jiwa. (Tabel 58)
30
Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2012
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokan dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana kesehatan diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit, sarana upaya kesehatan baik yang Pemerintah maupun Swasta yang berada diwilayah tersebut.
1. Puskesmas
Pada tahun 2012 jumlah Puskesmas di Kabupaten Mojokerto sebanyak 27 buah, dengan rincian 15 rawat inap dan 12 rawat jalan. Sedangkan jumlah Puskesmas Pembantu pada tahun 2012 berjumlah 55 buah. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas pada tahun 2012 rata – rata 2 : 1, artinya setiap Puskesmas didukung oleh 2 sampai 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, dalam menjalankan tugas operasionalnya didukung oleh Puskesmas Keliling sejumlah 27 buah.
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.
Kabupaten Mojokerto sampai saat ini telah memiliki 2 RS Pemerintah, Rumah Sakit Swasta 7 buah, Rumah Sakit Khusus Pemerintah 1 buah.
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes, Poskesdes. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri.
Jumlah posyandu di Kabupaten tahun 2012, bahwa jumlah seluruh posyandu yang ada sebesar 1.271 buah, dengan rincian posyandu pratama 49 (3,86 %), posyandu madya 328 (25,81 %), posyandu purnama 776 (61,05 %), dan posyandu mandiri 118 (9,28 %). (Tabel 72)
B. TENAGA KESEHATAN
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan