• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Deskripsi Teoritis

4. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Menurut Susanto (1997:99) status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkag laku manusia. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status social dan status ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam kelompok masyarakat. Status sosial ekonomi menpunyai dua aspek:

a. aspek yang agak statis (struktural), dimaksudkan sifat hirarkis ialah mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya secara relative terhadap status yang lain.

b. Aspek yang relatif dinamis (aspek fungsional) dimaksudkan peranan sosial yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.

Sehubungan dengan konsep status dalam aspeknya yang struktural, maka setiap orang mempunyai tingkatan secara hirarkis antara orang yang satu dengan yang lain, sehingga setiap orang menpunyai status atau kedudukan yangberbeda satu dengan yang lainnya tergantung posisi dalam masyarakat.

Adanya perbedaan kedudukan-kedudukaan tersebut menyebabkan sistem pelapisan sosial atau social stratification, yaitu perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara hirarkis.

Sistem berlapis-lapis dalam masyarakat ditimbulkan karena adanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Barang merupakan sesuatu yang

19

dihargai masyarakat biasanya berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah. Kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan beragama, dan juga keturunan dari keluarga yang terhormat. (Soemarjan dn Sumardi, 1946:271).

Menurut Soekamto (1997:265-266) masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan yaitu:

a. Ascribed status yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran.

b. Archieved status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak dipengaruhi melalui kelahiran akan tetapi bersifatterbuka bagi siap saja dan ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar dan mencapai tujuannya.

Status sosial ekonomi keluarga dimana didalamnya mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan orang tua serta kualitas lingkungan keluarga yang mencakup fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ad dirumah. (Mahmud, 1990:83-84).

Winkel (1991:536) mengemukakan bahwa status sosial ekonomi keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi rendahnya penghasilan orang tua, jabatan ayah dan ibu, daerah tempat tinggal dan suku bangsa.

20

Melly G-Tan dalam Koentjaraningrat(1997:53) mengatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sudah sewajarnyamencakup tiga faktor yaitu:

a. Tingkat Pendidikan

pada hakekatnya suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup oleh sebab itu melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman kemampuan mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai dan hal yang baru, yang semuanya itu akhirnya akan memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri.

Sedangkan menurut Philip H Coombs dalam Rostiawati (1992:43-44), pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam tiga bagian yaitu:

1) Pendidikan Informal

Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan atau tidakdisadarai sejak lahir sampai akhir hayat, didalam keluarga, dalam pekerjaan dan pengalaman sehari-hari.

2) Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah yang mengkhususkan diri pada penyelenggaraan pendidikan generasi muda (dari usia 5-6 tahun sampai usia sekitar 24 tahun) secara sistematis, terencana dan berurutan dengan tujuan pendidikan

21

yang jelas untuk tiap angkatan dan dilaksanakan dalam situasi belajar khusus.

3) Pendidikan Non-formal

Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang teratur yang sudah dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang sudah diterapkan.

Berdasarkan jenjang atau tingkatan-tingkatan yang ada pada pendidikan formal maka setiap kepribadian yang terbentuk pada lulusan setiap jenjang pendidikan berbeda pula, yaitu:

1) Lulusan SD, sifat dan kepribadiannya yang dimiliki adalah statis, monolis dan cenderung dogmatis.

2) Lulusan SMP, sifat dan kepribadiaan yang dimiliki adalah sedikit mempunyai inisiatif dan kritis.

3) Lulusan SMU, sifat dan kepribadiannya rasional, memiliki inisiatif dan cenderung otonom.

4) Lulusan PT, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah terbuka terhadap kritikan, kosmopolis, tidaj fanatik dan cenderung bersifat terbuka.

Dari paparan di atas selanjutnya penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua. Tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai ini akan membawa pengaruh

22

yang luas pada kehidupan seseorang yaitu dalam masyarakat. Tingkat pendidikan orang tua akan mempengaruhi keberhasilan anaknya dalam belajar.(Sardiman,1986:15).

b. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh responden (dalam hal ini Orang tua) bersertaanggota keluarga yang bersumber dari segi formal, sector informal, sector sub system dalam waktu satu bulan yang diukur dengan rupiah.

Menurut Gilarso (1984:47) sumber-sumber pendapatan dapat diperoleh dari:

1) Usaha sendiri (wiraswasta), misalnya berdagang, berternak, dan bercocok tanam.

2) Bekerja pada orang lain, misalnya bekerja dikantor atau perusahaan sebagai pegawai kantor baik swasta maupun negri.

3) Hasil dari apa yang dimiliki, misalnya menyewakan rumah, menyewakan mobil dn menyewakan tanah.

Menurut Sardiman dan Evers Diertes Hans (1998:92) pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:

1) Pendapatan berupa uang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumber yang utama adalah gaji dan upah serta

lain-23

lain, balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara dihalaman rumah sendiri, hasil investasi serta keuntungan social.

2) Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang bersifat regular dan biasa akan tetapi selalu berbentul balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekaligus tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jas tersebut. Demikian pula penerimaan barang secara Cuma-Cuma. Pemberian barang dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.

3) Pendapatan lain-lain

Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang berasal dari penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman bahwa segala penerimaan bersifat transfer atau redistribusi. Biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misalnya barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, dan menang judi.

Tingkat pendapatan orang tua akan mempengaruhi seorang anak mencapai pendidikan yang tinggi, yang pada akhirnya akan menentukan

24

persepsi seseorang terhadap profesi guru sehingga akan mempengaruhi minat seseorang untuk bekerja menjadi guru.

c. Fasilitas keluarga

Fasilitas keluarga adalah fasilitas yang dimiliki oleh keluarga, fasilitas keluarga diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus, benda atau barang berharga yang dimiliki oleh keluarga responden.

Dokumen terkait