Bagan 2.5 Tahap perancangan silabus EAP menurut pendapat Jordan (1997)
2. Strategi Belajar Bahasa Inggris Menurut Mahasiswa
Berdiskusi dalam kelompok atau pasangan 20 33.33 25 41.67 10 16.67 5 8.333 60 100 3 Menyampainformasi ke depan kelas 12 20 18 30 22 36.67 8 13.33 60 100 4 Mengerjakan latihan dari buku atau pengajar 11 18.33 32 53.33 12 20 5 8.333 60 100 Tabel 2.8 Strategi pemelajaran di kelas bahasa Inggris menurut
mahasiswa
Diagram 2.8 Strategi pemelajaran di kelas bahasa Inggris menurut mahasiswa
2. Strategi Belajar Bahasa Inggris Menurut Mahasiswa
Dalam pemelajaran bahasa Inggris berbagai macam strategi pemelajaran dapat dilakukan. Terdapat tujuh pilihan strategi belajar yang ditawarkan kepada mahasiswa. Mahasiswa memilih strategi mendengar sebanyak 95%. Maksudnya disini, mahasiswa menyukai mendengar penjelasan materi bahasa Inggris yang disampaikan oleh pengajar. Kemungkinan pada saat mendengarkan mereka juga sambil mencatat hal-hal yang menurut mereka penting. Urutan kedua sebanyak 91,67% adalah strategi membaca. Selanjutnya strategi berbicara sebanyak
86,67%. Mahasiswa menyukai strategi berbicara dalam bahasa Inggris untuk melatih bicara mereka dalam bahasa Inggris. Pada urutan keempat, mahasiswa menjatuhkan pilihannya pada strategi mencatat, yaitu sebanyak 80%. Ada kaitannya dengan strategi menyimak yang telah dijelaskan di atas, yaitu mahasiswa dapat mencatat kosakata bahasa Inggris yang tidak mereka ketahui, dan juga mencatat materi pelajaran yang mereka anggap penting. Selanjutnya pada ururtan kelima, mahasiswa memilih untuk mengerjakan latihan dari buku sebanyak 78,33%. Kemudian mereka dapat mendiskusikan latihan-latihan bahasa Inggris yang telah mereka kerjakan bersama teman. Hal tersebut dapat membantu mereka dalam pemelajaran bahasa Inggris.
Mencari informasi sendiri, merupakan strategi belajar yang berada pada urutan terendah yaitu sebanyak 55% mahasiswa memilih untuk melakukan hal tersebut. komposisi urutan data dapat dilihat pada tabel berikut.
No Strategi Ya Tidak Total
Jml % Jml % Jml % 1 Membaca 55 91.67 5 8.33 60 100 2 Berbicara 52 86.67 8 13.33 60 100 3 Mendengar 57 95 3 5 60 100 4 Mencatat 48 80 12 20 60 100 5 Mengerjakan latihan dari buku 47 78.33 13 21.67 60 100 6 Mendiskusikan dengan teman 43 71.67 17 28.33 60 100 7 Mencari informasi sendiri 33 55 27 45 60 100
Diagram 2. 9 Strategi belajar mahasiswa dalam kuliah bahasa Inggris
2.2.3.8 Kegiatan Mengajar yang diharapkan Menurut Persepsi Pengajar
Kegiatan pemelajaran bahasa Inggris yang dilakukan di dalam kelas akan dibimbing oleh pengajar oleh karena itu, penulis juga menanyakan tentang kegiatan mengajar yang digunakan selama ini oleh pengajar. Para pengajar diminta untuk memilih jawaban yang diberikan dengan pilihan ‘sangat setuju,’ ‘setuju,’ ‘kurang setuju,’ dan ‘tidak setuju,’ dengan tanda silang (X). Berdasarkan jawaban yang diberikan, diketahui bahwa para pengajar memilih ‘sangat setuju’ dan ‘setuju’ untuk keempat pertanyaan. Para pengajar memilih ‘sangat setuju’ (100%) apabila mahasiswa terlibat aktif pada saat proses pemelajaran bahasa Inggris berlangsung.
Kemudian mereka memilih ‘setuju’ (100%) apabila kegiatan pemelajaran dilaksanakan dengan cara berdiskusi, alasan mereka dengan kegiatan berdiskusi dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris mahasiswa. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil pilihan mereka sebanyak 100% memilih ‘sangat setuju’. Untuk urutan keempat, kedua pengajar memilih ‘sangat setuju’ apabila dalam kegiatan diskusi sebaiknya memperluas penguasaan kosakata mahasiswa.
Kegiatan belajar secara berdiskusi sangat pentinng dilakukan pada saat praktik ‘sebelum’ dan ‘setelah’ membaca.
Untuk kegiatan ‘sebelum,’ mahasiswa biasanya memprediksi isi teks, topik teks, menjawab beberapa pertanyaan, dan memberi tanggapan pada sejumlah pernyataan melalui kegiatan berdiskusi secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat saling bertukar informasi yang mereka peroleh dari pengetahuan terdahulu yang berkaitan dengan topik teks atau dengan teks yang akan mereka baca. Begitu juga halnya dengan kegiatan ‘setelah membaca’, mahasiswa akan menjawab pertanyaan-pertanyan yang berkaitan dengan teks yang telah dibaca untuk memastikan apakah mereka berhasil memahami makna teks dengan baik atau tidak. Biasanya kegiatan ini juga dilakukan dengan cara berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil sehingga dapat memotivasi mereka untuk saling memberi tanggapan tentang isi teks tersebut. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No Pertanyaan SS S KS TS Total
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Teknik Metode yang digunakan Bapak/Ibu sebaiknya menuntut mahasiswa aktif 2 100 0 0 0 0 0 0 2 100 2 Kegiatan dikelas dapat dilakukan mahasiswa dalam bentuk diskusi 0 0 2 100 0 0 0 0 2 100 3 Kegiatan diskusi dapat meningkatakan ketrampilan Bhasa Inggris 2 100 0 0 0 0 0 0 2 100 4 Kegiatan diskusi sebaiknya mengembangkan penguasaan kosa kata 2 100 0 0 0 0 0 0 2 100
Tabel 2.10 Kegiatan Mengajar yang Diharapkan Menurut Persepsi Pengajar
Hasil analisis data dari pertanyaan terbuka dan wawancara tentang keadaan pemelajaran bahasa Inggris dalam kelas adalah pengajar mengatakan bahwa
suasana pemelajaran dalam kelas cenderung pasif. Alasan para pengajar karena mahasiswa tidak memiliki motivasi untuk belajar bahasa Inggris dan tidak memiliki kesadaran betapa pentingnya mempelajari bahasa Inggris.
2.2.3.9 Analisis Faktor Pendukung
Pada bahagian analisis faktor pendukung, mahasiswa diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih. Jawaban terdiri atas ‘sangat penting,’ ‘penting,’ ‘kurang penting,’ dan ‘tidak penting.’ Untuk berlangsungnya proses pemelajaran bahasa Inggris di JBP maka diperlukan sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran tersebut. Sarana yang dianggap penting oleh mahasiswa adalah laboratorium bahasa. Hal tersebut diketahui penulis dari jawaban mereka sebanyak 55% mahasiswa memilih ‘sangat penting’ dan 35% memilih ‘penting.’ Meskipun memiliki sedikit keterkaitan dengan pembelajaran membaca, mahasiswa kelihatannya sangat antusias ingin merasakan untuk dapat belajar bahasa Inggris di dalam laboratorium bahasa. Namun apabila laboratorium bahasa tersebut sudah multi media, misalnya pada setiap unitnya sudah dilengkapi komputer maka mahasiswa secara langsung dapat mempelajari keterampilan membaca melalui komputer.
Sarana berikutnya adalah komputer, yaitu sebanyak 46,67% mahasiswa memilih ‘sangat penting’ dan sebanyak 26,67% memilih ‘penting’. Fasilitas terakhir adalah perpustakaan, yaitu sebanyak 41,67% mahasiswa menganggapnya ‘sangat penting’ dan sejumlah 26,67% yang menganggapnya ‘penting’. Urutan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.11 Sarana dan Prasarana
Diagram 2.10 Sarana dan prasarana
Namun menurut sebagian besar mahasiswa, selain faktor sarana dan prasarana, kemampuan pengajar bahasa Inggris untuk memotivasi mahasiswa juga dapat mendukung program pemelajaran bahasa Inggris. Misalnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberikan kegiatan yang membuat mahasiswa aktif tanpa tekanan. Sehingga suasana yang cukup santai dapat meningkatkan gairah belajar mahasiswa.
2.2.3.10 Analisis Faktor Penghambat
Sarana dan Prasarana Sangat Penting Penting Kurang Penting Tidak Penting Total Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Komputer 28 46.67 16 26.67 12 20 4 6.67 60 100 2 Perpustakaan 25 41.67 16 26.67 13 21.67 6 10 60 100 3 Laboratorium Bahasa 33 55 21 35 0 0 6 10 60 100
Analisis faktor penghambat disebabkan faktor sarana dan prasarana kurang memadai dan pengajar yang berkemampuan kurang, maka faktor-faktor tersebut dapat menjadi faktor penghambat pada program pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris. Hampir semua mahasiswa menjawab bahwa fasilitas yang belum memadai seperti penggunaan laboratorium bahasa dan komputer sangat terbatas, serta perpustakaan hanya memiliki jumlah buku-buku bahasa Inggris yang sangat terbatas.
Lingkungan yang tidak mendukung seperti pengajar yang terlalu memaksakan keinginannya terhadap mahasiswa untuk selalu berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada saat proses pemelajaran sedang berlangsung, sehingga suasana tegang dan tidak nyaman karena mahasiswa takut dalam mengikuti perkuliahan bahasa Inggris. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengajar dalam menyampaikan materi pen gajaran cenderung menggunakan ‘grammar translation method’, sehingga mahasiswa tidak termotivasi dan cenderung pasif di kelas, kegiatan kelas yang monoton juga dapat menghambat program.
Senada dengan jawaban mahasiswa, para pengajar juga mengharapkan agar pengguanaan laboratorium dan perpustakaan dapat ditingkatkan lagi, karena selama ini kedua fasilitas tersebut tidak cukup mendukung program pengajaran. Beberapa tahun lalu penggunaan laboratorium bahasa berjalan dengan baik, namun setelah beberapa unit peralatan di laboratorium mengalami kerusakan, maka penggunaan laboratorium sampai sekarang masih belum diteruskan. Komposisi data dapat dilihat pada tabel berikut.
1 Pengajar berkemampuan kurang
dalam penyampaian materi 16 26.67
2 Fasiltas kurang memadai 25 41.67
3 Lingkungan kurang mendukung 19 31.67
Total 60 100
Tabel 2.12 Faktor Penghambat
Diagram 2.11 Faktor penghambat dalam kuliah bahasa Inggris
2.2.3.11 Analisis Dokumen
Silabus mata kuliah Bahasa Inggris I yang lama dan kurikulum JBP merupakan dokumen yang ikut dianalisis oleh penulis. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara.
A. Analisis Kurikulum Jurusan Budidaya Pertanian Universitas