• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

B. Strategi Dakwah

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos, yang berarti jenderal. Oleh karena itu kata strategi secara harfiah berarti “seni pada jenderal”. Kata ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama pada manajemen puncak organisasi. Secara khusus strategi „penempaan‟ misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.7

Sedangkan dalam bukunya, Onong Uchyana Efendi mengatakan bahwasanya “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan juga harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya”.8

7

George A. Steiner dan John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997) edise ke-2, h. 18

8

Onong Uchyana Efendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 32

Dengan demikian dapat dikatakan bahwasanya strategi merupakan sebuah rencana yang kemudian dirancang proses pelaksanaannya dengan sebaik-baiknya dan kemudian diterapkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pada awalnya strategi diberlakukan dalam peristiwa peperangan demi mengalahkan musuh, namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi, termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama sekalipun.

Dalam setiap kegiatan organisasi tentunya diperlukan sebuah strategi khusus demi mencapai tujuan yang ditargetkan, karena dengan strategi ini diharapkan akan menghasilkan sebuah hasil yang diinginkan oleh organisasi tersebut.

Adapun strategi media merupakan bagian akhir dari proses informasi dan komunikasi yang akan dilakukan. Pemilihan media juga sangat menentukan keberhasilan, efektivitas dan efisiensi komunikasi yang dilakukan.9 Dalam hal ini pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami menggunakan media radio sebagai sebuah strategi untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada masyarakat sekitarnya.

Setelah menetapkan media radio sebagai sebuah strategi dalam menyampaikan pesan dakwahnya, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai komunikasi dakwah, maka selanjutnya yang harus dilakukan oleh kamunikasi dakwah agar proses komunikasi berjalan dengan efektif adalah dengan

9

memperhatikan faktor persepsi. Jika persepsi seorang penjuru dakwah tidak akurat, maka tidak akan bisa berkomunikasi secara efektif. Proses mencapai kesepakatan, lazimnya berlangsung secara bertahap karena itu para komunikator dakwah atau da‟i perlu memperhatikan 5 sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:

1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang penjuru dakwah katakana 2. Membuaat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat. 3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar, (atau tidak

menyetujui apa yang penjuru dakwah katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar).

4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud penjuru dakwah dan bisa mereka terima.

5. Memperoleh umpan balik dari pendengar.10

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif akan tercapai jika maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dengan baik oleh komunikan, dan komunikasi memberikan umpan balik seperti yang diharapkan oleh komunikator.

10

2. Pengertian Dakwah

Usaha untuk menyebar luaskan Islam, dan untuk merealisir ajaran Islam ditengah-tengah kehidupan umat manusia adalah merupakan usaha dakwah. Kewajiban agama Islam antara lain ialah menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Yang pada dasarnya adalah watak dari agama Islam itu sendiri. Kapan dan dimanapun berada umat Islam wajib dan tidak akan berhenti untuk melaksanakan tugasnya untuk berdakwah. Sebagai mana firman Allah dalam Al-Quran, surah Ali- Imran, ayat 104:

كتل

ف رع لب رمأي ريخل ىلإ عدي ٌةمأ مكنم

{104} حلف ل مه ك ل أ .ركن ل ع ني

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang murka, mereka itu lah orang-orang yang beruntung.”(QS Ali-Imran [3]: 10411

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. berfirman bahwasanya hendaklah ada dari kalian sejumlah orang yang bertugas untuk menegakkan perintah Allah, yaitu dengan menyeru orang-orang untuk berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang mungkar, mereka adalah golongan yang beruntung.

11

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah Juz 1-30, (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004) hal: 17

Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini.

Sedangkan Tafsiran dari surat ali-imron ayat 104 menurut Departemen Agama Pemerintah Indonesia yakni, untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini diperintahkan agar supaya di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (keji).12

Dengan demikian umat Islam akan terpelihara dari pada perpecahan dan adu domba dari pihak manapun. Menganjurkan berbuat kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan menghilangkan sifat-sifat yang buruk.

Maka kewajiban pertama umat Islam itu ialah menggiatkan atau melaksanakan kegiatan dakwah agar agama Islam dapat berkembang baik dan sempurna sehingga banyak pemeluk-pemeluknya. Dengan dorongan agama

12Departemen Agama “Tafsir Surat Ali Imron Ayat 104.”Artikel ini diakses pada tanggal 07/04/1014 pukul 22:00 WIB dari http://tafsirdepag.blogspot.com/2013/05/tafsir-surah-ali-imran-104.html,.

akan tercapailah bermacam-macam kebaikan sehingga terwujud persatuan yang kokoh. Dari persatuan yang kokoh tersebut akan timbullah kemampuan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Mereka yang memenuhi syarat-syarat perjuangan itulah orang-orang yang sukses dan beruntung.

Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a – yad’u – da’watan, artinya mengajak menyeru dan memanggil.13

Warson Munawir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call), mengundang(to invite), mengajak (to summon), menyeru(to propose), mendorong(to urge) dan memohon(to pray).14

Dengan demikian, secara etimologi dakwah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan dakwah.15

Sedangkan pengertian dakwah secara terminologi, telah banyak dipaparkan oleh para ahli, di mana masing-masing definisi saling melengkapi. Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan makna hakikatnya sama. Di antaranya:

13

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009) hal. 1

14

Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1994) hal. 439.

15

1) Menurut Tohan Yahya Omar

“Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.”16

2) Menurut H.M. Arifin

“Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.”17

3) Menurut Hamzah Ya’kub

“Mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.”18

4) Menurut Ali Mafudz

“Mendorong (memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan

16

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009),, h. 3

17

Amin, Ilmu Dakwah,, h. 4

18

mencegah dari perbuatan mungkar agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.”19

5) Menurut Ahmad Ghalwasy

“Dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencangkup akidah, syariah, dan akhlak.”20

Dalam berbagai pemahaman definisi dakwah sebagaimana disebutkan di atas, meskipun terdapat perbedaan kalimat, namun sebenarnya tidaklah terdapat perbedaan yang prinsipil. Dari berbagai perumusan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Dakwah itu merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan dengan sengaja atau sadar.

2) Usaha dakwah tersebut berupa ajakan kepada jalan Allah dengan al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar.

3) Dakwah adalah aktivitas yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode.21

4) Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan prilaku umat yang tidak

19

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 16

20

Ilaihi, Komunikasi Dakwah, h. 16

21

sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.22

Sebagai perbuatan atau aktivitas, Dakwah adalah peristiwa komunikasi di mana da’i menyampaikan pesan melalui lambang-lambang kepada mad’u, dan mad’u menerima pesan itu, mengolahnya dan kemudian meresponnya. Jadi, proses saling mempengaruhi antara da’i dan mad’u adalah merupakan peristiwa mental.23

Dengan demikian, dakwah juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life

manusia sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.24

a. Unsur-unsur dakwah

Adapun Unsur-unsur dakwah adalah sebagai berikut:

Yang dimaksud unsur-unsur dakwah dalam pembahasan ini adalah bagian-bagian yang terkait dan merupakan satu kesatuan dalam suatu penyelenggaraan dakwah. Jadi, unsur-unsur dakwah tersebut adalah:

22

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 21

23

Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Cet. Ke -4 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008). h. 20

24

1). Subjek Dakwah

Subjek dakwah adalah yang melaksanakan tugas-tugas dakwah, orang itu disebut da‟i atau muballigh.25

Dalam pengertian subjek dakwah yang terorganisir, dapat dibedakan dalam tiga komponen, yaitu da‟i, perencana dan pengelola dakwah.

2). Objek Dakwah (audience).

Objek dakwah adalah setiap orang atau sekelompok orang yang dituju atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Tentunya dalam memilih obyek sasaran ini tidak ada perbedaan entah itu laki-laki atau perempuan, dan adapun sasaran yang kita pilih haruslah yang rasional, dalam artian bahwa sasaran tersebut harus obyektif sesuai dengan kondisi dan situasi.

3). Materi Dakwah

Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan oleh pendakwah kepada objek dakwah tersebut, yakni ajaran agama Islam yang sebagaimana telah terkandung dalam al-Qur‟an dan Hadits. Materi-materi dakwah meliputi Tauhid, Akhlak, dan Ibadah. Adapun dalam proses berdakwah haruslah memiliki persiapan yang matang dalam segala hal termasuk dalam penyiapan materi dakwah tersebut.

25

4). Media Dakwah

Media dakwah ialah alat-alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam. Hamzah Ya‟qub membagi media dakwah itu menjadi lima, di antaranya:

1. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.

2. Tulisan, berupa buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, e-mail, sms), spanduk dan lain-lain.

3. Lukisan, berupa gambar, karikatur dan sebagainya.

4. Audio, radio dan tip recorder

5. Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide, ohp, internet, dan sebagainya.

6. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad‟u. 26 5). Metode Dakwah.

Metode dakwah adalah cara-cara menyampaikan pesan kepada objek dakwah, baik itu kepada individu, kelompok maupun masyarakat agar pesan-pesan tersebut mudah diterima, diyakini dan diamalkan.27

6). Landasan Dakwah

Landasan dakwah dalam al- Qur‟an ada tiga, yaitu:

26

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) h. 21

27

Shalahudin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islam (Semarang: Ramadhani, 1964), h. 111.

a. Bil hikmah( kebijaksanaan), yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah yang esuai dengan keadaan penerima dakwah.28 b. Mau’idah hasanah, yakni memberi nasehat atau mengingatkan

kepada orang lain dengan tutur kata yang baik, sehingga nasehat tersebut dapat diterima tanpa ada rasa keterpaksaan. Penggunaan metode dakwah model ini dapat dilakukan antara lain dengan melalui: kunjungan keluarga, sarasehan, penataran/kursus-kursus, ceramah umum, tabligh, penyuluhan.29

c. Mujadalah (bertukar pikiran dengan cara yang baik), berdakwah dengan mengunakan cara bertukar pikiran (debat) dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.30 Pada masa sekarang menjadi suatu kebutuhan, karena tingkat berfikir masyarakat sudah mengalami kemajuan.

b. Tujuan Dakwah

Proses penyelenggaraan dakwah yang telah diuraikan diatas terdiri dari berbagai aktivitas seperti yang mana telah diterangkan bahwa

28

Shalahudin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islam (Semarang: Ramadhani, 1964), h. 123.

29

Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah ( Bandung: Al-Ma‟arif,1983), h. 27.

30

dilakukannya dakwah tersebut memiliki suatu misi dalam rangka mencapai nilai tertentu.

Adapun tujuan Dakwah adalah merupakan salah satu faktor yang paling penting dan sentral. Pada tujuan itulah dilandaskan dalam rangka usaha kerjasama dakwah ini. Maka dari itu tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.

Sebagaimana telah dirumuskan dalam pengertian dakwah, maka tujuan utama dakwah adalah “ Terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan di akhirat yang diridhoi Allah SWT. dan Rasulnya ( amar ma’ruf nahy munkar)31

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa Tujuan dakwah adalah mengubah tingkah laku manusia, dari tingkah laku yang negatif ke tingkah laku yang positif.

3. Strategi Dakwah

Berdasarkan pengertian tentang strategi di atas maka dapat dikatakan bahwasanya strategi dakwah merupakan sebuah bentuk strategi yang diterapkan dalam kegiatan dakwah, pada umumnya keberhasilan dalam kegiatan dakwah tergantung kepada penyampaian yang disampaikan oleh para

da‟i, oleh karena itu seorang da‟i atau penjuru dakwah haruslah memiliki strategi khusus demi kelancaran kegiatan dakwah yang akan dilakukannya. Di bawah ini merupakan bentuk strategi dakwah yang harus memperhatikan beberapa asas dakwah, di antaranya:

1. Asas Fisiologis, yaitu asas yang membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses aktifitas dakwah Islam.

2. Asas keahlian dan kemampuan da‟i.

3. Asas sosiologis, yaitu asas yang membahas masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang menjadi tempat sasaran dakwah.

4. Asas psikologis, yaitu asas yang mengharuskan adanya keseimbangan antara biaya, waktu, dan tenaga yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil dakwah yang akan dicapai.32

Keberadaan strategi dakwah tentunya juga dibutuhkan dalam pengelolaan radio UQI 107,5 FM. Dikarnakan sebuah penyusunan stretegi atau perencanaan merupakan starting point dari aktivitas manajerial. Karena bagaimanapun sempurnanya suatu aktivitas organisasi tetap membutuhkan sebuah perencanaan. Karena perencanaan merupakan langkah awal bagi sebuah kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar

32

memperoleh hasil yang optimal. Dengan demikian, adanya sebuah strategi atau perencanaan tentunya akan memudahkan para tim radio untuk menyiarkan dakwah islam kepada masyarakat sekitarnya.

Dokumen terkait