• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

4. Strategi Implementasi Dalam Pendidikan Karakter

Menurut David, strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, merupakan tindakan pontensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perushaan/organisasi dal;am jumalah yang besar. Selain itu ditegaskanya bahwa strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan/organisasi dalam jangka panjang dan berorientasi masa depan. Strategi memilki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan/organisasi.35

Selanjutnya menurut Glueck dan Jauch menjelaskan bahwa strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubuingkan keunggulan strategi perusahaan/organisasi (lembaga pendidikan) dengan tanatangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan/organisasi itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.36

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pada dasarnya adalah sebuah perencanaan yang bersifat besa, luas dn terintegrasi serta berorintasi masa depan sehingga sangat berpengaruh bagi kemajuan organisasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal untuk mencapai tujian lembaga pendidikan. Oleh

35

Fred R, David, Manajemen Starategi, Edisi Sepuluh (Jakarta: Salemba empat, 2006), hlm. 16-17.

36

William F. Glueck dan Lawrence R. Jauch, Manajemen Strategi dan Kebijakan

sebab itu dalam pelaksanaanya strategi harus dilakukan dengan baik dan benar.

Berikut ini strategi pendidikan karakter di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga diantaranya sebagai berikut:

a. Guru, kepala sekolah, konselor, dan sebagainya menjadi contoh/model karakter yang baik.

b. Ciptakan masyarakat berakhlak/bermoral di lingkunga sekolah maupun di lingkungan masyarakat

c. Praktekkan disiplin di sekolah

d. Ciptakan lingkungan sekolah yang demokratis e. Ajarkan nilai-nilai kehidupan melaui mata pelajaran

f. Terapkan pembelajaran yang bersifat kooperatif/kerja kelompok g. Tanamkan kata hati (kesadaran dan kewajiban hati nurani) dan upaya

nyata untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi masa depan. h. Dorongan refleksi moral melalui membaca, menulis, diskusi, latihan

pengambilan keputusan dan debat.

i. Ajarkan cara-cara mengatasi konflik agar siswa memiliki kemampuan dan komitmen untuk mengatasi konflik dengan cara yang adil, fair dan damai.

j. Libatkan masyarakat, terutama orang tua siswa sebagai mitra dalam pendidikan karakter.37

37

Maksudin, Pendidikan Karaktet Non Dikotomik, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 92

Selain hal tersebut di atas, pendidikan karakter dapat diimplemtasikan melalui beberapa strategi dan pendekatan yang meliputi: (1) pengintegrasian nilai dan etika pada setiap mata pelajaran; (2) internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh semua warga sekolah (kepala sekolah, guru dan orang tua); (3) pembiasaan dan latihan. Dengan komitmen dan dukungan dari berbagai piha, institusi sekolah dapat mengimlementasikan kegiatan-kegiatan positif seperti salam, senyum, dan sapa (3S) setiap hari saat anak datang dan pulang sekolah; (4) pemberian contoh/teladan; (5) penciptaan suasana berkarakter sekolah; (6) pembudayaan, nilai dan etika yang diajarkan hanya akan menjadi pengetahuan kognitif semata. Perlu upaya, komitmen, dan dukungan dari semua komponen untuk mendukung keberhasilan pendidikan karakter berbasis nilai dan etika tersebut.38

Pendidikan karakter di sekolah tidaklah berdiri sendiri, melainkan muatan nilai-nilai ayang menjadi satu kesatuan yang universal dalam setiap pembelajaran. Nilai-nilai dalam karakter tersebut ketika ditanamkan ke siswa tidak langsung terlihat hasilnya, tetapi memerlukan proses dan waktu yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.

Dalam implementasinya pendidikan karakter memerlukan semua aspek yang ada dalam pendidikan di sekolah. Semua aspek tersebut diupayakan terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam kehidupan di sekolah, baik dalam kontek pembelajaran di dalam kelas maupun di luar

38

Agus Zainul Fitria, Reinvebting Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis

kelas. Ketika diimplementasikan di sekolah, semua personalia yang berkaiatan mempunya tanggung jawab untuk membentuk karakter peserta didiknya. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru. Perilaku guru harus menunjukan keteladanan yang baik bagi siswanya, jangan sampai menjadi tauladan yang buruk mudah ditiru oleh siwanya. Karena perilaku sehari-hari guru di sekolah selalu ditiru siswa, dan menurut siswa perilaku guru selama berada di sekolah dianggap benar oleh siswanya.

Adapun menurut Agus Zaenal Fitri dalam bukunya menyebutkan beberapa stategi implementasi pendidikan karakter yang dapat diterapkan di sekolah, starategi tersebut sebagai berikut:39

1. Intergrasi Dalam Mata Pelajaran

Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam penyusunan beberapa perangkat pembelajaran pada kurikulum yang diterapkan pada sekolah. Pengintegrasian pendidikan karakter tersebut dapat ditulis secara jelas karakter apa yang ingin debentuk, maupun tidak tertulis (tersurat) pada indikator pembelajaran yang digunakan.

2. Integrasi Melalui Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa

39

kompetensi dasar dan indikator dari beberapa mata pelejaran untuk dikemas dalam satu kesatuan.

3. Integrasi Melalui Pembiasaan

Pengkondisian dan pembiasaan untuk mengembangkan karakter yang diinginkan dapat melalukan dengan cara berikut:

a. Mengucapkan salam saat mengawali proses belajar mengajar. b. Berdoa sebelum memulai pekerjaan untuk menanamkan terima

kasih kepada Allah SWT.

c. Pembiasaan pemberian kesempatn kepada orang lain berbicara sampai selesai sebelum memberikan komentar atau menjawab. d. Pembiasaan angkat tangan apabila hendak bertanya, menjawab,

berkomentar, atau berpendapat dan hanya bicara setelah ditunjuk atau dipersilakan.

e. Pembiasaan untuk bersalam-salaman saat bertemu dengan guru f. Melaksanakan shalat berjamaah di sekolah

g. Baris-berbaris sebelum siswa masuk kelas dan berdoa bersama. 4. Integrasi Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berperan dalam pendidikan karakter yang dilakukan melalui:

a. Pramuka, peserta didik dapat dilatih dan dibina untuk mengembangkan diri dan meningkatkan hampir semua karakter.

b. Palang Merah Remaja (PMR), dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama dengan melaukan pertolongan pertama pada seseorang yang tertimpa musibah.

c. Olahraga, mengajarkan nilai sportivitas siswa terhadap permainan yang sedang dilakukan.

d. Karya wisata, dapat melatih siswa untuk percaya diri ketika melakukan kegiatan di luar sekolah.

e. Outbond, kegiatan ini mampu melatih dan meningkatkan rasa kepercayaan diri dan kerjasama siswa.

5. Menciptakan Suasana Lingkungan Yang Kondusif

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan karakter adalah lingkungan. Salah satu aspek saham yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak pemikiran, sikap, dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana seseorang tersebut hidup.

Berangkat dari paradigma tersebut di atas, maka menjadi sangat urgent untuk menciptakan suasana, kondisi, atau lingkunga dimana peserta didik belajar. Upaya ini untuk memaksimalkan pendidikan karakter yang dilaksanakan di lembaga pendidikan. Apabila suasanah yang ada dinilai kondusif maka siswa akan merasa aman dan nyaman. Dengan suasana seperti ini maka akan mempermudah siswa dalam melakukan sesuatu terutama hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter.