• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. STRATEGI PEMBIAYAAN

5.1. Strategi Jangka Pendek

Beberapa model kemitraan (partnership), dengan kesadaran dan keyakinan dari berbagai pihak bahwa kemitraan akan membawa dampak yang saling menguntungkan, berupa kerjasama dengan perguruan tinggi dan perusahaan pelabuhan/pelayaran setempat baik pengadaan guru maupun penggunaan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar. Untuk mengatasi kurangnya tenaga pendidik (guru), dalam jangka pendek kemitraan tersebut umumnya lebih berorientasi pada work based learning, misalnya vocational laboratory simulation, apprenticesship, internship, school-based enterprise, co-operatif education, job shadowing, dan lainnya (Horne, 2013).

rapkan

Vocational Laboratory Simulation diha akan memberikan pengalaman dan gambaran kepada siswa terhadap pekerjaan yang dilakukan kelak di industri, tentunya juga diselaraskan dengan pekerjaan di industri kepelabuhan. Oleh karenanya, pengetahuan dan pengalaman terhadap fasilitas sarana dan prasarana produksi yang digunakan, pengetahuan bagaimana seorang pekerja melakukan tugasnya, gambaran unjuk kerja dan kedisiplinan, maupun aspek penyelesaian permasalahan di kepelabuhan, harus diketahui oleh siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh murid misalnya kunjungan industri kepelabuhan, field trip, atau dapat juga bahan-bahan yang dapat diunduh melalui media internet. Setelah melaksanakan program ini, hal yang perlu dilakukan oleh SMK adalah menyediakan dan melakukan layout sarana dan prasarana sesuai dengan kondisi riil di industri kepelabuhan. Proses pembelajaran juga harus meniru industri kepelabuhan, misalnya kedisiplinan, etos kerja, dan sebagainya. Pertimbangan yang perlu dipikirkan dengan model ini adalah kecukupan waktu pengelolaan kelas, kecukupan ruang untuk menampilkan kegiatan pekerjaan, tersedianya alat, bahan, dan material pembelajaran, dosen yang profesional, dan lainnya. Lebih baik lagi jika model ini dilaksanakan dari beberapa bidang ilmu dalam jurusan kepelabuhan, baik dalam hal pekerjaannya maupun dosennya sebagai team teaching.

Gambar 5.3. Strategi Jangka Pendek Pengadaan Guru

Kompetensi Keahlian Teknik Tata Kelola Logistik Untuk Pelabuhan

Strategi Jangka Pendek; Bersinergi dengan perseorangan,

instansi, maupun lembaga yang mempunyai kompetensi di bidang kepelabuhan

Penggunaan Fasilitas

Yang MenunjangKegiatan Belajar

Work Based Learning

vocational laboratory simulation, apprenticesship, internship, school-based enterprise, co-operatif

education, job shadowing

Strategi Jangka Pendek;

Bersinergi dengan perseorangan, instansi, maupun lembaga yang mempunyai kompetensi di bidang kepelabuhan

Apprenticeship dapat juga diartikan dengan magang. Model pembelajaran ini mengintegrasikan antara pembelajaran di kelas dan di tempat kerja. Model pembelajaran ini dilaksanakan melalui pendidikan sistem ganda yang dilakukan oleh dua institusi pasangan, misalnya sekolah dengan industri kepelabuhan, atau secara individual sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Untuk kegiatan pembelajaran klasikal, diselenggarakan dengan mengintegrasikan kegiatan pendidikan teori di sekolah, dengan pendidikan praktek di industri kepelabuhan. Sebagai contoh adalah Praktik Kerja Industri (Prakerin), Praktik Kerja Lapangan (PKL) ataupun Praktik Industri (PI).

Model Apprenticeship dilaksanakan dengan waktu bekerja secara penuh di bawah pengawasan industry kepelabuhan. Untuk mencapai hasil optimal sesuai harapan, maka penyelenggara pendidikan, dalam hal ini SMK dengan Kompetensi Keahlian Teknik Tata Kelola Logistik Untuk Pelabuhan, harus memilih dan memahami karakteristik tempat magang tersebut. Hal ini dikarenakan, peserta magang harus mengikuti pola pekerjaan yang ada di industri kepelabuhan. Besarnya jumlah peserta magang dan lama waktu perlu didiskusikan. Hal ini perlu agar industri kepelabuhan dapat melakukan pengajaran dan pengawasan terhadap kualitas pekerjaan. Waktu juga perlu disusun secara baik, agar efektif dan tidak membebani industri kepelabuhan. Kondisi Prakerin/ PKL/ PI saat ini dilaksanakan terlalu singkat, dan kurang memberikan tambahan keahlian yang dibutuhkan.

Internship dapat juga diartikan sebagai magang. Model ini merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengirimkan siswa untuk beberapa minggu atau bulan dengan pekerjaan kepelabuhan. Berbeda dengan apprenticheship yang memperoleh pekerjaan sesuai dengan kebutuhan industri kepelabuhan. Internship biasanya dilakukan oleh siswa ketika sudah mendekati akhir dari program akademik. Kegiatan ini memiliki keuntungan bagi siswa untuk mengetahui secara langsung dunia kerja di kepelabuhan sehingga mampu untuk mengembangkan keahliannya. Selain itu, internship dapat dilaksanakan secara penuh waktu maupun paruh waktu. Dikarenakan internship ini menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, maka diperlukan beberapa hal: (a) Siswa harus mempelajari industri kepelabuhan yang akan dituju secara cermat lingkup pekerjaan secara umum dan spesifik, (b) Siswa menuliskan rancangan tujuan dan harapan terhadap industri kepelabuhan untuk meningkatkan keterampilannya, (c) Guru harus menekankan penerapan praktis dari konsep dan keahlian yang telah diajarkan di SMK, (d) Siswa mempelajari keterampilan sesuai dengan pekerjaan aktual dengan mengikuti berbagai pekerjaan yang mendukung, dan (d) Siswa bekerja secara optimal dalam rangka meraih tujuan pelatihan.

School Based Enterprise merupakan pembelajaran bagi siswa, di bawah pengawasan guru untuk mengorganisasikan suatu usaha layanan di bidang kepelabuhan di dalam sekolah. Model pembelajaran ini dilakukan melalui kegiatan seperti teaching factory, maupun pembukaan unit produksi. Dengan model ini siswa dapat menjalankan mini bisnis, dimana siswa dapat mengaplikasikan kemampuan akademik dan kejuruan yang diperoleh. School Based Enterprise akan memberikan latihan kepada siswa berupa komunikasi, keahlian interpersonal, kemampuan menyelesaikan masalah dan bagaimana bekerja yang seharusnya. School Based Enterprise dapat digunakan sebagai jembatan penghubung yang mengintegrasikan kemampuan akademik maupun kemampuan kejuruan. Melalui integrasi ini akan saling memberikan penguatan, bisa saja ke-mampuan kejuruan akan meningkatkan kemampuan akademik, maupun sebaliknya.

Gambar 5.5 - Gudang modern, distribusi dilengkapi dengan banyak teknologi. ( https://www.logistik-heute.deindustrietechnik)

Cooperatif Education merupakan pembelajaran yang menghubungkan kegiatan di sekolah dengan dunia kerja/ industri kepelabuhan yang sesungguhnya. Siswa akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di tempat kerja, tetapi tetap melaksanakan instruksi pembelajaran di sekolah. Dengan program ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman secara baik di dunia usaha dan industri kepelabuhan secara langsung. Agar tujuan Co-op berhasil, maka tidak semua siswa dapat mengikuti program ini, misalnya dilakukan seleksi berupa jumlah mata pelajaran yang sudah ditempuh, nilai minimal untuk kemampuan hardskill, sedangkan softskill bisa dilakukan wawancara, psiko test, maupun daftar riwayat hidup. Untuk mencapai hasil yang optimal, sekaligus tidak memberikan beban kepada industri kepelabuhan, maka pelaksanaan kegiatan diusahakan cukup waktunya (misalnya minimal 4 bulan). Oleh karenanya mahasiswa harus mengatur waktu studi di sekolah, jika perlu melakukan ijin sekolah, atau pada saat libur antar semester jika memungkinkan.

Dokumen terkait