• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

A. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru IPS di

Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu dalam sebuah sekolah adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal di sekolah yang mempunyai tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin sekaligus mengorganisir dan mengelola pelaksanaan program belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya.80

Strategi Kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru Ilmu Pendidikan sosial di MTsN 1 Gondanglegi dalam hal ini telah sesuai dengan fakta di lapangan yang ditemukan oleh peneliti sendiri. Di MTsN 1 Gondanglegi strategi kepala sekolah agar tugas kepemimpinannya berjalan dengan dengan baik. Bapak Nasrullah selaku kepala sekolah berusaha mengupayakan bagaimana agar guru mata pelajaaran IPS di MTsN 1 Gondanglegi bisa meningkatkan kompetensi profesional dari

80

88

setiap individu. Banyak upaya yang telah di lakukan oleh beliau agar dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru tersebut, antara lain :

1. Melibatkan guru dalam forum MGMP

Mengikutkan guru dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru (PPTG) dan tenaga kependidikan pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar guru mampu merespon perubahan dan tuntutan perkembangan IPTEK dan kemajuan kemasyarakatan, termasuk perubahan sistem pendidikan dan pembelajaran secara mikro.81

Di MTsN 1 Gondanglegi cukup sering mengirim para guru guru nya untuk diikutkan diklat, seminar dan juga MGMP dalam upaya meningkatkan wawasan masing masing guru tentang perkembangan dunia Pendidikan, perkembangan Kurikulum dan juga masalah masalah yang dihadapi guru. Pelaksanaan MGMP sendiri kadang juga melibatkan guru dari sekolah lain di sekitar Gondanglegi, atau juga kadang berskala besar dengan mendatangkan guru dari luar wilayah kabupaten malang.

81 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga

89

2. Meningkatkan kedisiplinan

MTsN 1 Gondanglegi selalu mengedepankan kedisiplinan baik itu untuk siswa maupun gurunya. Kedisiplinan itu dimulai oleh bapak Nasrullah yang menjabat sebagai kepala sekolah. Dari hasil pengamatan peneliti Pak Nasrul biasanya berangkat jam 7 lebih pagi dari guru-guru yang lain, berangkat lebih awal dan pulang lebih akhir82. Jam masuk sekolah pada jam 06.30 dan selesai pembelajaran pada jam 15.00 WIB, akan tetapi pak Nasrul mengambil kebijakan bahwa guru tidak harus berangkat jam 7 akan tetapi setidaknya datang kira - kira 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai tata tertib ini lebih dikhususkan pada guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama.

Menurut musrofi cara yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi akademik peserta didik dan karyawan diantaranya adalah dengan meningkatkan kedisiplinan.83

Karena sikap pak Nasrul, guru-guru menjadi rajin dan segan jika datangnya terlambat. Kalau ada guru yang tidak masuk mengajar guru tersebut wajib memberi surat izin beserta alasan yang tepat tidak masuk mengajar dan wajib memberi tugas kepada peserta didik. Jadi meskipun guru

82 Hasil observasi lapangan pada 07 oktober 2017 di MTsN 1 Gondanglegi

83 M. Musrofi, melesatkan prestasi akademik siswa, cara praktis meningkatkan prstasi

akademik siswa tanpa kekerasan dan tanpa harus menambah jam belajar (Yogyakarta: PT Pustaka

90

tidak hadir siswa tetap bisa melakukan proses pembelajaran sebagaimana mestinya. Kedisiplinan tidak hanya ditujukan pada peserta didik akan tetapi guru juga perlu ditingkatkan kedisiplinannya karena guru sebagai contoh bagi peserta didiknya.

Manfaat lain dari peningkatan kedisiplinan oleh kepala sekolah adalah guru yang merasa bahwa apa yang telah mereka lakukan dalam pembelajaran merasa dihargai oleh kepala sekolah, hal demikian dapat membuat semangat guru dalam mengajar menjadi meningkat, hal tersebut di dukung oleh M. Furqon yang mengatakan bahwa:

Reward and punishment atau penghargaan dan hukuman merupakan dua

kesatuan yang tidak terpisahkan. Jika penerapannya secara terpisah maka tidak akan berjalan efektif, terutama dalam rangka penegakan disiplin.84

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa disiplin adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

84 M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, (Surakarta: Yuma Pressindo, 2010), hlm. 45-49.

91

3. Pemberian motivasi

Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dengan melalui orang lain atau karyawan, mereka diharapkan mempunyai kemampuan untuk memotivasi para karyawan.dengan memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka dan berusaha untuk menyiapkan alat-alat pemenuhan kebutuhan para karyawan maka seorang pemimpin akan dapat mendorong para karyawannya untuk bekerja lebih giat.85

Beberapa cara yang dilakukan oleh kepala sekolah MTsN 1 Gondanglegi untuk selalu memberikan motivasi kepada guru maupun staf karyawan agar dalam proses kinerja mereka di lapangan tidak seakan jalan ditempat. Karena tentunya setiap pemimpin menginginkan yang terbaik untuk kelangsungan proses pembelajaran. Beberapa cara yang dilakukan oleh kepala MTsN 1 Gondanglegi adalah :

a. Selalu mensuport

Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan profesionalismenya. Pak Nasrul memotivasi semua

85

92

tenaga pendidik dan staf guru lain untuk terus berkreasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Meningkatkan kompetensi profesional guru IPS membutuhkan motivasi dan dukungan dari berbagai pihak, seperti halnya motivasi dari kepala sekolah. Pak Nasrul sebagai kepala sekolah selalu mendorong atau memberikan motivasi kepada guru Ips untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran dikelas. dengan motivasi dari kepala sekolah seperti itu, maka guru IPS akan menjadi semangat dalam menjalankan tugasnya. Dorongan atau motivasi tidak hanya datang dari kepala sekolah akan tetapi semua guru IPS memotivasi dirinya sendiri untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.

b. Penyediaan sarana yang memadai

Sarana yang menunjang dan memadai merupakan harapan dari semua sekolah, termasuk harapan dari kepala sekolah berusaha untuk memperbaiki sarana yang ada, agar guru merasa nyaman dalam mengajar. Prasarana atau perlengkapan juga merupakan penunjang dalam proses belajar mengajar. Di MTsN 1 Gondanglegi salah satu sarana prasarana yang disediakan oleh kepala sekolah adalah penyediaan LCD, penambahan buku di perpustakaan, perbaikan lab Bahasa dan sarana lain yang terus di kebut untung terus menunjang proses pembelajaran.

93

c. Peningkatan kedisiplinan guru staf dan karyawan.

Profesionalisme tenaga pendidikan perlu ditingkatkan, untuk itu pak Nasrul berusaha menanamkan disiplin kepada semua bawahannya. Melalui disiplin ini diharapkan dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien, serta dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Dengan demikian peran kepala sekolah telah mencakup semua element didalam institusi tersebut, hal tersebut tentu akan membuat hubungan harmonis di lingkungan sekolah. Karena kepala sekolah sangat mengayomi semua unsur yang ada di lingkungan sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peranan menentukan sebagai satu kekuatan atau kewibawaan didalam menghimpun dan menggerakkan segala sumber daya didalam kerja sama dengan masyarakat Pendidikan yang lebih luas, serta untuk memperoleh berbagai dukungan informasi berbagai lembaga dan dukungan politis dari segenap jajaran apparat Pendidikan.86

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah MTsN 1 Gondanglegi sangat bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah sudah sangat efektif dalam pelaksanaan tugasnya dan sangat bertanggung jawab atas

86

94

beban yang harus dijalankannya, dia mampu memberikan pengarahan dan panduan terhadap karyawan - karyawannya.

Kepala sekolah selalu berperan sebagai motivator untuk para bawahannya dan segala upaya telah ditempuh oleh kepala sekolah untuk peningkatan mutu pembelajaran.

B. Kompetensi Profesional Guru IPS Dalam Menerapkan Tiga Prinsip Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 di MTsN 1 Gondanglegi

a. Dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu

Penerapan dari prinsip peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu telah diterapkan oleh pihak sekolah. Akan tetapi terdapat kekawatiran pemahaman yang berbeda ketika oleh peserta didik.

Sebenarnya untuk prinsip ini sendiri menurut pengamatan peneliti sangat baik dalam menimbulkan rasa ingin tau dari peserta didik itu sendiri, namun pihak guru disini juga harus terus mengontrol agar pemahaman peserta didik tidak keluar dari materi yang ingin disampaikan. Manfaat lain yang didapat dengan menerapkan prinsip tersebut adalah terbukanya wawasan dari peserta didik. Jadi dalam pembelajaran guru lebih mudah dalam mengarahkan.

95

b. Dari guru sebagai satu satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar

Pada penerapan prinsip dari guru sebagai satu satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar dapat peneliti simpulkan peran lain soerang guru dalam proses pembelajaran. Yaitu guru harus di tuntut sekreatif mungkin untuk menghadapi berbagai keadaan. Semisal juga pada prinsip ini, disini peran guru hanyalah sebagai fasilitator untuk siswa. Dalam artian guru tersebut hanya tidak langsung memberikan pemahaman atau langsung memahamkan peserta didik. Akan tetapi lebih kepada mencoba meluruskan pemehaman peserta didik.

Prinsip ini memang tidak bisa secara langsung diterapkan, akan tetapi dengan penerapan masing masing dari prinsip pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 bukan tidak mungking prinsip dari guru sebagai satu satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar akan terwujud dan dapat diterapkan dengan baik dan efisien.

Di MTsN 1 Gondanglegi sendiri hal ini telah di terapkan, guru guru disini telah terbiasa dalam pemberian materi akan tetapi tidak secara langsung keinti dari proses pembelajaran.

c. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah dan masyarakat

Belajar dapat dilakukan dimana saja. Mungkin hal itu juga yang telah di terapkan oleh MTsN 1 Gondanglegi. Setiap saat tidak ada waktu tanpa belajar. Belajar disini bukan hanya diartikan belajar secara formal akan

96

tetapi belajar dengan dengan orang di lingkungan sekitar baik di sekolah, rumah dan di masyarakat. Untuk belajar di lingkungan sekolah ataupun juga di rumah sekolah biasanya memberikan Tugas berkelompok yang dikerjakan Bersama sama. Akan tetapi kadang juga tugas tersebut dapat melibatkan orang tua untuk membantunya. Seperti penugasan berbentuk proyek dan lain - lain.

C. Upaya Guru Dalam Mengatasi Masalah Pembelajaran IPS Sesuai

Dokumen terkait