• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Strategi Marketing Mix

Dalam merencanakan kegiatan pemasaran yang akan datang,

perusahaan harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Salah

satu strategi pemasaran tersebut adalah Marketing Mix.

Dalam kegiatan pemasaran tidak terlepas dari hubungan dengan

konsumen, hal ini akan memberikan masukan bagi bagian pemasaran

untuk mengetahui penawaran produk atau pelayanan yang paling sesuai

dengan keinginan konsumen. Untuk mengetahui keinginan konsumen

tersebut ada empat variabel yang dapat dimanipulasi maupun yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel yang dapat dikendalikan

ini diidentifikasikan sebagai komponen bauran pemasaran atau marketing mix.

Philip Kotler (1993) memberikan definisi mengenai marketing mix

sebagai berikut;

“marketing mix adalah perangkat variable–variabel pemasaran terkontrol yang perusahaan gabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.”

Definisi di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel

saling berhubungan dalam sistem pemasaran suatu perusahaan. Berhasil

pasar sasaran sangat dipengaruhi oleh tepat tidaknya bauran

pemasarannya.

Adapun masing-masing variabel marketing mix dapat diuraikan sebagai berikut;

1. Produk

Produk adalah benda, fisik, jasa ataupun manfaat yang ditawarkan

dan didesain untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen

untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, dan konsumsi

yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Konsumen dalam membeli suatu produk akan mempertimbangkan

tentang atribut yang ada di dalamnya. Karakteristik produk tersebut

meliputi: kualitas produk, ciri produk, desain produk dan merek

produk.

Menurut karakteristiknya, barang dapat diklasifikasikan dalam dua

cara yaitu:

a. Berdasar daya tahannya

Berdasarkan daya tahannya, barang dapat diklasifikasikan dalam

tiga kelompok yaitu:

1) Barang tidak tahan lama (non durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya harus segera dikonsumsi dan secara

normal hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali saja.

2) Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang bewujud yang mempunyai manfaat penggunaan untuk jangka waktu dan

simpan.

3) Jasa (servise), yaitu kegiatan, manfaat atau pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen merupakan barang tak berwujud,

tak terpisahkan, berubah-ubah dan tidak dapat disimpan.

b. Berdasar tujuan pemakaiannya

Berdasarkan tujuan pemakaiannya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Barang konsumsi adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi.

Pembeliannya berdasar atas kebiasaan membeli dari konsumen

(consumer habit). Sehingga pembeli ini merupakan konsumen ahkir termasuk diberikan kepada orang lain, karena

barang-barang tersebut hanya dipakai sendiri, barang-barang konsumen ini

dapat dibagi tiga yaitu:

a) Barang konvenien (convenien goods) adalah barang yang mudah dipakai dapat dibeli disembarang tempat pada setiap

waktu.

b) Barang shoping (shopping goods) adalah barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya, konsumen

melakukan pertimbangan yang matang dengan keserasian,

harga dan mutu.

c) Barang spesial (spesial goods) adalah barang yang ciri khas dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Dalam

memperoleh barang ini pembeli harus memberikan

pengorbanan yang istimewa.

2) Barang industri adalah barang–barang yang dibeli untuk

diproses lagi, untuk kepentingan dalam industri. Barang

industri dapat dibedakan dalam lima golongan yaitu: bahan

baku, komponen dan barang setengah jadi, perlengkapan dan

barang setengah jadi, perlengkapan operasi, intalasi dan

peralatan ekstra.

Dalam hal ini minuman Fruit Tea botol termasuk barang tidak

tahan lama jika dilihat dari daya tahannya, sedangkan bila dilihat dari

tujuan pemakaiannya termasuk barang konsumsi yang konvenien.

Artinya barang yang mudah dipakai dan dapat dibeli di sembarang

tempat.

2. Harga

Harga merupakan atribut yang melekat erat pada keberadaan suatu

produk. Dan merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan pendapatan sedangkan unsur-unsur yang lain

menunjukkan biaya. Sehingga dalam menentukan titik harga

merupakan penentuan utama dalam menentukan pembelian konsumen.

Harga hendaknya dapat diterima baik untuk pihak perusahaan maupun

Perusahaan dapat memilih di antara dua strategi penetapan harga

yang dianggap ekstrim, (Philip Kotler, 1993) yaitu:

a. Skim-the cream pricing

Merupakan strategi penetapan harga yang setinggi-tingginya.

Harga yang tinggi dimaksudkan untuk menutup biaya penelitian,

pengembangan dan promosi

b. Penetration pricing

Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya

yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya

dalam waktu relatif singkat.

3. Saluran distribusi

Setelah barang selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap

berikutnya dalam proses pemasaran adalah menyalurkan barang

tersebut ke konsumen atau pasar. Hal ini menyangkut penentuan

strategi distribusi yang dipilih. Strategi distribusi ini terdiri dari tiga

unsur, yaitu:

a. Distribusi fisik

Menurut pendapat Philip Kotler (1993) dirtibusi fisik adalah:

“Berhubungan dengan pemindahan dan penggudanggan barang secara nyata sesudah diproduksi dan sebelum dikonsumsi. Tujuan distribusi fisik ialah untuk menghantarkan barang yang tepat ke tempat yang tepat, pada waktu yang cepat, dengan biaya yang serendah-rendahnya.”

b. Lembaga-lembaga

Lembaga–lembaga yang dimaksud adalah penjual eceran

(retailer) dan pedagang besar (wholeseller). Penjual eceran adalah semua lembaga pemasaran yang kegiatan utamanya melibatkan

penjualan produk langsung kepada konsumen akhir untuk

digunakan sendiri. Sedangkan pedagang besar meliputi semua

lembaga pemasaran yang kegiatan utamanya melibatkan penjualan

produk kepada mereka yang membeli atau untuk kepentingan

bisnis.

c. Jalur-jalur pemasaran

Dalam perekonomian sebagian produsen tidak menjual

barang-barang mereka secara langsung kepada konsumen atau pemakai

akhir secara langsung, melainkan melalui suatu jalur yang disebut

saluran distribusi. Jadi lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian

dalam penyaluran barang adalah produsen, perantara (pedagang

dan agen) dan konsumen atau pemakai akhir.

4. Promosi

Bentuk promosi yang digunakan perusahaan untuk

mempromosikan barang yang akan dijual antara lain:

a. Iklan

kabar, media majalah, media radio, media televisi, dan papan

media.

b. Personal selling

Merupakan penampilan secara lisan dalam suatu percakapan

dengan seseorang atau lebih calon pembeli untuk menciptakan

penjualan.

c. Publisitas

Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, produk

atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media

tanpa dipungut biaya.

d. Promosi penjualan

Menurut Joseph. P. Guiltian (1985) promosi merupakan:

“Perangsang ekonomis, hiburan atau informasi yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada para pembeli atau distribusi.”

Dokumen terkait