• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi untuk mengatasi kerawanan pangan yang rumah tangga miskin di Desa Wiru, Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STRENGHT (S) WEAKNESSES (W) Faktor Internal

4.3.2. Strategi untuk mengatasi kerawanan pangan yang rumah tangga miskin di Desa Wiru, Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

Pelaksanaan suatu program harus dilakukan analisis, dalam hal ini analisis SWOT. Analisis ini dilihat dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman). Kekuatan dalam hal ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh rumah tangga rawan pangan desa Wiru sehingga bisa dimanfaatkan oleh rumah tangga tersebut, kelemahan dalam hal ini adalah kelemahan rumah tangga rawan pangan di desa Wiru sehingga harus dihindari oleh rumah tangga, peluang dalam hal

ini adalah peluang yang berasal dari luar atau faktor eksternal sehingga bisa dimaksimalkan oleh rumah tangga rawan pangan dan ancaman dalam hal ini merupakan ancaman dari luar sehingga bisa diantisipasi sedini mungkin.

Kekuatan yang paling utama adalah rumah tangga miskin di Desa Wiru, memiliki sumberdaya manusia yang cukup banyak, kelemahan paling utama adalah kepemilikan lahan rata- rata rendah sedangkan peluang yang paling utama adalah akses transportasi yang ada di Desa Wiru mudah atau lancar dan ancaman yang paling utama adalah lapangan pekerjaan yang semakin sempit

Berdasarkan analisis matriks SWOT, strategi yang harus dilaksanakan untuk mengatasi kerawanan pangan yang terjadi di desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang adalah dengan strategi integrasi horizontal dan stabilitas, artinya strategi tersebut dijalankan dengan mengadakan konsentrasi pada program yang ingin dicapai, dengan kekuatan atau pertumbuhan dari rumah tangga itu sendiri, sedangkan strategi yang diambil berdasarkan analisis matrik SWOT adalah strategi SO yaitu melakukan revitalisasi sistem kelembagaan dan sistem ketahanan pangan masyarakat seperti lumbung desa, pengembangan pemanfaatan pekarangan dan program- program lainnya serta melakukan peningkatan kapasitas SDM, dan pendampingan bagi masyarakat dan pengembangan kapasitas kerjasama eksternal dengan lembaga lain di desa Wiru yang

tujuannya untuk mengurangi jumlah rumah tangga rawan pangan yang ada di Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan analisis matriks SWOT, maka dapat diajukan beberapa strategi untuk mengatasi kerawanan pangan yang terjadi di Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang yaitu dengan Revitalisasi sistem kelembagaan dan sistem ketahanan pangan masyarakat seperti lumbung desa, pengembangan pemanfaatan pekarangan, pengembangan teknologi melalui kerja sama dengan penyuluh dan peneliti, peningkatan kapasitas SDM, dan pendampingan bagi masyarakat, pengembangan kapasitas kerja sama eksternal dengan lembaga lain, meningkatkan fasilitas masyarakat seperti informasi pasar, akses terhadap pasar, sarana produksi, permodalan, kerjasama kemitraan, optimalissi pemanfaatan sumberdaya dengan pendekatan multi fungsi pertanian, memberikan ketrampilan, pelatihan manajemen, dan pemanfaatan teknologi tepat guna, memberikan informasi harga saprodi, harga komoditi, dan kebutuhan pasar akan produk pertanian.

84

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1) Secara bersama-sama pendapatan, pendidikan dan kepemilikan aset produktif berpengaruh terhadap kerawanan pangan di Desa Wiru Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Kontribusinya sebesar 52 % sedangkan sisanya 48 % tidak diteliti dalam penelitian ini. Besarnya koefisien regresi parsial antara tingkat pendapatan dengan kerawanan pangan di Desa Wiru sebesar -0253, tingkat pendidikan sebesar -0531, kepemilikan aset produktif sebesar -0,398. Hubungan diantara variabel X dengan variabel Y adalah negatif

2) Hasil analisis SWOT dapat diketahui untuk mengatasi kerawanan pangan di Desa Wiru adalah dengan strategi integrasi horizontal dan stabilitas yaitu melakukan revitalisasi sistem kelembagaan dan sistem ketahanan pangan masyarakat seperti lumbung desa dan pengembangan pemanfaatan pekarangan. Selain itu dengan melakukan peningkatan kapasitas SDM, dan pendampingan bagi masyarakat dan pengembangan kapasitas kerja sama eksternal dengan lembaga lain.

5.2. Saran

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih pada daerah- daerah rawan pangan yaitu dengan membuat kebijakan – kebijakan yang bertujuan untuk memberdayakan rumah tangga rawan pangan

2. Bagi rumah tangga rawan pangan

1) Rumah tangga rawan pangan perlu mengupayakan agar ketersediaan pangan selalu ada dalam rumah tangga dan melakukan penganeka ragaman konsumsi pangan dengan menanami lahan pekarangan dengan berbagai tanaman pangan dan tanaman – tanaman yang menjadi unggulan di Desa Wiru seperti pisang, ketela pohon, jeruk purut, kunyit, pohon jati dan untuk ternak

2) Rumah tangga rawan pangan perlu mencari peluang – peluang usaha lain diluar sektor pertanian, karena rumah tangga mempunyai banyak tenaga kerja yang seharusnya dapat lebih produktif, sehingga dapat menambah pendapatan rumah tangga

86

DAFTARPUSTAKA

Arifin, Bustanul. 2001 Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia Telaah Struktur, Kasus, dan Alternatif. Strategi. Jakarta:Erlangga

Amar, Syamsul.2002. Kajian Kemiskinan di Pedesaan Propinsi Sumatera Barat. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 7, No.2. hal. 139-154.

Badan Ketahanan Pangan. 2006. Pedoman Umum Program Aksi Desa Mandiri Pangan (MAPAN). Depatemen Pertanian

Badan Ketahanan Pangan. 2007. Pedoman Operasional Program Aksi Desa Mandiri Pangan. Depatemen Pertanian

Baliwati.2001. Model Evaluasi Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Desa Sukajadi Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor (http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/Mono26-2.pdf) 4Agustus 2008

BPS. 2006. Kabupaten Semarang Dalam Angka.Prov Jawa Tengah:BPS

BPS. 2006. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang. Kab Semarang:BPS

Djamali, Abdoel. 2000. Manajemen Usaha Tani. Departemen Pendidikan Nasional: Politeknik Pertanian Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis

Eddy Wibowo, Mungin dkk. 2006. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Negeri Semarang

Hardiansyah.1996. Konsep Ketehanan Pangan Rumah Tangga (http://damandiri.or.id./file/wahidipbtinjauan.pdf 19 Juni 2008

Khomsan, Ali dkk. 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Kunaryo Hadikusumo,1995.Pengantar Pendidikan.Semarang.IKIP Semarang

Press

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan : Teori, masalah dan kebijakan. Yogyakarta : UPP AMPYKPN.

Nainggolan, Kaman. 2005. Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat. Perusahaan Umum BULOG:Jurnal Pangan

Maxwell dan Frankenberger.1992 Konsep Ketahanan Pangan Rumah Tangga (http://damandiri.or.id./file/wahidipbtinjauan.pdf) 19 Juni 2008

Mubyarto. 1997. Ekonomi Rakyat Program IDT dan Demokrasi Ekonomi Indonesia. Yogyakarta : ADITYA MEDIA

Rangkuti, freddy. 1997. Analisis Swot: Teknik membelah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abab 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Salim, Emil. 1982. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Jakarta: Yayasan Idayu.

Soetrisno, Loekman. 1998. Pertanian Pada Abad 21. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Dep Pendidikan Dan Kebudayaan

Soetrisno, Noer. 2005. Strategi Pembangunan Ketahanan Pangan. Perusahaan Umum BULOG: Jurnal Pangan

Suhardjo. 1989. Konsep Ketahanan Pangan Rumah Tangga (http://damandiri.or.id./file/wahidipbtinjauan.pdf 19 Juni 2008

Suharsini. 1997. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sukandar. 2001. Konsep Ketahanan Pangan Rumah Tangga (http://damandiri.or.id./file/wahidipbtinjauan.pdf 19 Juni 2008

Suryana, Achmad. 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan. Yogyakarta: BPFE

Tohir, Kaslan. 1983. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: LP3S

Umar, Husein. !998.Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widowati, S. 2005. Diversifikasi Pangan Sebagai Upaya Mengatasi Kerawanan Pangan. Perusahaan Umum BULOG: Jurnal Pangan

Dokumen terkait