• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pihak Terkait dalam Mengatasi Faktor Penghambat Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Satu Atap di Desa Canggal Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Satu Atap di Desa Canggal

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian

3. Strategi Pihak Terkait dalam Mengatasi Faktor Penghambat Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Satu Atap di Desa Canggal Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Satu Atap di Desa Canggal

Dalam rangka mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal tentunya pihak terkait khususnya sekolah dan masyarakat mempunyai strategi dalam mengatasi hambatan yang muncul untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari hambatan tersebut. Upaya yang dilakukan pihak terkait antara lain: a. Permasalahan terkait pembebasan tanah untuk lokasi sekolah

Untuk mengatasi faktor penghambat yang berpengaruh pada proses implementasi Sekolah satu Atap di Desa Canggal yaitu terkait dengan pembebasan tanah untuk lokasi sekolah. Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan negoisasi dengan

85

penggarap lahan untuk mengganti rugi tanaman yang sudah tumbuh besar tersebut.

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak SU sebagai berikut:

“kendala yang kita hadapi waktu itu kan pas musim tembakau setelah selesai musim tembakau terus pas pada waktu pengerjaan itu istilahnya lokasi masih di garap oleh yang membeli itu terus ada sedikit hambatan karena minta ganti rugi tanaman yang sudah tumbuh besar itu, pihak sekolah tinggal ganti uang berapa gitu waktu itu”

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa lokasi yang akan digunakan untuk pendirian sekolah merupakan lahan pemerintah desa yang digarap oleh masyarakat. Masyarakat selaku pengelola tanah merasa berkeberatan dengan didirikanya sekolah di lahan tersebut dikarenakan lahan sudah ditanami tembakau. Oleh sebab itu untuk mengatasi hal tersebut kepala sekolah berserta pemerintah desa melakukan negosiasi dan pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa pihak sekolah bersedia mengganti tanaman yang sudah tumbuh dengan sejumlah uang yang sudah yang disepakati bersama.

b. Permasalahan terkait sarana prasarana

Minimnya sarana dan prasarana dalam implementasi kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal juga menjadi salah satu faktor penghambat. Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi hal tersebut yaitu seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu TN :

“Yang pertama kan fasilitas ya fasilitasnnya ya kita penuhi sedikit demi sedikit dari BOS, misal dulu tidak punya mikroskop ya beli dulu kan masih pakaikapur kita perbaiki pakai whiteboard jadi fasilitas kita penuhi sedikit-demi sedikit”

86

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi kendala terkait kurangnya sarana prasarana yang tersedia adalah dengan pemenuhan fasilitas sekolah sedikit demi sedikit melalui dana BOS dan sering mengajukan proposal ke dinas pendidikan. Sedangkan untuk mengatasi ruang kelas untuk kelas IX yang masih dalam proses pembangunan pihak sekolah sementara waktu memanfaatkan ruang perpustakaan untuk proses kegiatan belajar mengajar. c. Permasalahan terkait pendidik dan tenaga kependidikan

Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi guru yang masih kurang, strategi yang dilakukan sekolah yaitu untuk sementara diatasi dengan adanya beberapa guru yang merangkap guru mata pelajaran dan juga pihak sekolah membuat permohonan penambahan guru baru kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu TN:

“Kalau SDM nya kita memanfaatkan apa yang ada, jadi kita atasi menyesuaikan kalau dulu kan belum ada tambahan GTT saya dobel pelajaran IPS dengan TIK kemudian bu ratna dengan apa-apa malah tambah banyak kan mbak kemudian ada GTT dibantu dengan GTT kemudian kemarin pak kepsek mengajukan permohonan guru pns dan satu TU PNS semoga jadi”

Berdasarkan pernyataan di atas upaya yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan memberdayakan guru-guru yang ada untuk mengisi ke kosongan guru pada beberapa mata pelajaran. Saat ini pihak sekolah juga sedang berupaya untuk mengajukan proposal permohonan tambahan 1 guru mata pelajaran yang masih kurang dan 1 TU PNS akan tetapi masih dalam proses.

87

d. Permasalahan terkait dengan motivasi belajar masyarakat

Mayoritas penduduk Desa Canggal yang berkerja sebagai petani dengan tingkat pendidikan yang masih rendah menyebabkan pola pikir masyarakat yang cenderung menganggap bahwa pendidikan bukanlah suatu hal yang penting.

Seperti yang diungkapkan oleh bapak AZ:

“Orang tuanya itu untuk semua orang desa itu memotivasi anak anak, dari orang tua ke anak khususnya itu kurang, maka pada saat kita bertemu orang tua itu satu banyak memotivasi orang tua agar anaknya dapat melanjutkan sekolah sasaran utamanya orang tua dulu, orang tua yang paling utama untuk memotivasi anaknya itu.kita juga melakukan pendekatan dengan masyarakat dengan pendekatan yang pertama itu dari kita yang banyak ke masyarakat,terus banyak mencari simpati ke masyarakat, kita sering menyapa masyarakat, kita ikut ke masyarakat yang punya hajatan, atau kalau misal pas ada saat ada yang meninggal, yang kedua pada saat pertemuan – pertemuan rapat wali murid ya kita kita komunikasi dan motivasi, yang berikutnya pendekatan pada komite sekolah dan desanya”.

Upaya yang di lakukan untuk mengatasi permasalah ini yaitu dengan memberikan motivasi dan pengertian kepada masyarakat Desa Canggal serta wali murid tentang pentingnya pendidikan. hal ini dilakukan pihak sekolah pada saat rapat wali murid, kepala sekolah memberikan sosialisasi yang bersifat persuasif sehingga masyarakat menjadi tertarik dan memiliki motivasi yang tinggi dengan pendidikan. Karena pada dasarnya tujuan utamanya adalah orang tua, sebab dengan memberi motivasi kepada orang tua, diharapkan orang tua dapat menerangkanya dan dapat lebih memotivasi anak-ananya sehingga minat belajar dari siswa akan lebih meningkat.

88

e. Lokasi rumah guru dan siswa yang cukup jauh dengan sekolah

Strategi yang dilakukan sekolah terkait dengan lokasi rumah guru dan siswa yang cukup jauh dari sekolah diatasi dengan pengaturan ulang jadwal sekolah.

Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak BS:

“Ya seneng, disini kan banyak senengnya sini kan jauh dari kota kecamatan kan kita paling jauh tidak seperti dibawah sana kan masuknya jam 07.15 tapi kalau kita kan jam 07.30, sana kan lokasinya rumah kan dekat, kalau sini kan jauh, kalau berangkat mungkin duluan saya tapi kalau sampainya sekolahan kan duluan sana”.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa jam masuk sekolah di SD-SMP Satu Atap di Desa Canggal tidak seperti jam masuk sekolah SD ataupun SMP lainya yaitu pada pukul 07.00 WIB. Hal ini dikarenakan jarak yang harus di tempuh oleh sebagian siswa dan guru yang cukup jauh untuk menjangkau sekolah sehingga untuk mengatasi hambatan tersebut upaya yang dilakukan pihak sekolah yaitu dengan memundurkan jam masuk sekolah menjadi pukul 07.30 WIB.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal adalah dengan cara 1) kepala sekolah berserta pemerintah desa melakukan negosiasi dan pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa pihak sekolah bersedia mengganti tanaman yang sudah tumbuh dengan sejumlah uang yang sudah yang disepakati bersama 2) memberikan motivasi dan pengertian kepada masyarakat Desa Canggal serta wali murid

89

tentang pentingnya pendidikan 3) pemenuhan fasilitas sekolah sedikit demi sedikit melalui dana BOS dan sering mengajukan proposal ke dinas pendidikan 4) memberdayakan guru-guru yang ada untuk mengisi ke kosongan guru pada beberapa mata pelajaran dan pihak sekolah juga berupaya untuk mengajukan proposal permohonan tambahan 1 guru mata pelajaran yang masih kurang dan 1 TU PNS 5) pengaturan ulang jadwal sekolah dengan memundurkan jam masuk sekolah menjadi pukul 07.30 WIB.

C. Pembahasan

Berdasarkan penyajian data lapangan di atas, peneliti mencoba melakukan analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu meliputi 1) pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal, 2) hambatan dalam pelaksanaan sekolah satu atap di Desa Canggal dan 3) strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kebijkan sekolah satu atap di Desa Canggal. Berikut akan dikemukakan pembahasan penelitian implementasi kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal.