• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan

Dalam dokumen Strategi pembelajaran di abad digital (Halaman 144-147)

BAB VII STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

B. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan

Ditemukan di banyak negara, pendidikan dasar terlalu berorientasi pada pendidikan akademik formal, sejak anak masuk di TK hingga tahun-tahun pertama masuk SD. Anak-anak tidak diberi kesempatan untuk belajar dengan menyenangkan dan kaya pengalaman yang mendasari pertumbuhan yang sebenarnya. Keasyikan belajar pun menjadi hilang. Mereka belajar untuk tidak belajar. Untungnya, banyak contoh lain terbukti mencapai prestasi yang menggembirakan ketika akal sehat (common sense) dipadukan dengan riset yang baik serta kepala sekolah dan guru yang berdedikasi – dan ketika sekolah di program untuk mencapai keberhasilan, bukan kegagalan.

Sekarang telah tumbuh berbagai jenis sekolah yang banyak memberikan beragam alternatif pendekatan belajar, memberikan pelajaran secara menyenangkan dan kaya aktivitas dari TK ke SD. Sekolah-sekolah model tersebut telah dirintis pada awal-awal perkembangannya seperti Sekolah The Classical Academy, dibentuk oleh Maxin Learning Institute di St. Louis Park, di Minnesota AS. Sekelompok kecil guru dan murid berkumpul pada 1991 dan menganalisis beberapa metode pengajaran terbaik di dunia. Mereka mengembangkan suatu program pendidikan yang diberi nama Program Maxin‟s ”Best of The Integrated Learning Systems” (sistem Pembelajaran Terpadu Terbaik Maxin). Empat pendiri utama sekolah ini, yaitu: Nancy Nicholson Terry, Nora Flood, Janet Oliver, dan Amira Sewell – telah banyak mengikuti pelatihan Montessori secara ekstensif. Di samping itu mereka banyak menggunakan model-model pembelajaran yang mereka dapatkan dari berbagai bahan, lokarya dan pelatihan-pelatihan. Pada 1994 akademi tersebut telah berkembang untuk membimbing para peserta didik dari TK hingga tingkat SMP.

Demikian juga pendidikan kreatif dan menyenangkan telah dikembangkan pula oleh The Classical Academy yang menggunakan The Writing Way to Reading karya Romaldo Spalding – sebuah program fonik terpadu yang dihubungkan dengan banyak metode Doman (seperti dilakukan Montessori International), program Matematika Jepang, Kumon; Metode Latihan Otak karya Paul Dennison; program Marva Collins Classical Literature – sebuah program multimedia yang

menghubungkan sejarah dan seni; dan sejumlah metode belajar cepat yang dapat memberikan stimulasi. Demikian pula The Upper School diadakan oleh Iowa Test of Basic Skills (Ujian Kemampuan Dasar Iowa) bagi seluruh peserta didik yang dirintis sejak 1993. Dari program ini ditemukan bahwa rata-rata pelajar mengalami peningkatan kemampuan diri sebesar 1,6 tahun dalam jangka enam bulan. Bahkan, beberapa pelajar meraih empat dan lima tahun peningkatan kemampuan di berbagai bidang akademik (Dryden & Vos, 2002).

Hidup sesungguhnya menyenangkan. Dalam menapaki kehidupan kita saat ini, kita memang masih kerap menjumpai hal-hal yang tidak menyenangkan. Tawuran antar pelajar, tabrakan kereta api, konflik antar elit politik, konflik antar etnis, SDM yang masih rendah adalah sebagian kecil dari hal-hal yang tidak menyenangkan itu. Namun, hal-hal yang tampak tidak menyenangkan itu dapat kita hadapi – apabila kita memang harus bersentuhan dengannya-dengan diri kita yang sudah kita posisikan untuk berada dalam keadaan yang menyenangkan (fun). Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos dalam bukunya Learning Revolution menunjukkan kepada kita cara memposisikan diri kita agar dapat berada dalam keadaan yang fun.

Dalam al-Qur‘an sendiri digambarkan bahwa hidup ini sebenarnya sebuah permainan dan senda gurau, artinya janganlah menghadapi sesuatu masalah dalam hidup ini dengan ketegangan urat syaraf, stress, ketergesa-gesaan, tekanan mental seperti menghadapi hidup dan mati. Karena hakekat hidup adalah sebuah permainan sandiwara, artinya semua orang punya peran sendiri-sendiri, punya kesempatan sendiri-sendiri kapan harus tampil di depan panggung dan kapan harus masuk ruangan belakang atau dalam pementasan wayang kapan wayang harus berada di atas layar dan kapan harus sembunyi di kotak, semua punya skenario sendiri-sendiri sesuai lakon yang dipilih Ki Dalang. Penjelasan Al-Qur‘an yang mengilustrasikan bahwa kehidupan di dunia ini laksana permainan dan senda gurau terdapat dalam beberapa ayat QS. Al-An‘am: 32, QS. Muhammad: 36, QS. Al-Hadid: 20.

Walaupun hidup ini laksana permainan namun al-Qur‘an juga memberikan ‖warning‖ atau peringatan bahwa dalam melakukan permainan hidup kita tidak boleh main-main, harus dihadapi dengan kesungguhan, perjuangan, kesabaran, istiqomah, daya tahan, keberanian, kejujuran dan berbagai karakter

terpuji lainnya agar kita mampu mencetak ‖goal‖ berupa tercapainya cita-cita hidup. Pesan seperti ini sebagaimana ayat QS. Ali Imran: 200.

Kesungguhan dalam menghadapi kehidupan yang pada hakikatnya sebuah permainan dan senda gurau tersebut tak ubahnya laksana para pemain sepak bola, walaupun semua orang mengetahui bahwa sepak bola itu hanyalah permainan, namun sewaktu bermain di tengah lapangan tidak boleh main-main agar mampu mencetak goal. Kalau ada pemain sepak bola yang hanya main-main di tengah lapangan maka dia pasti dikeluarkan dan dianggap bukan pemain yang sejati dan profesional. Demikian para pemain sandiwara maupun aktor sinetron/film, tentunya sewaktu tampil di panggung maupun depan kamera harus melakukan perannya dengan sunguh-sungguh serat didukung dengan penghayatan pelaku secara maskimal agar disebut sebagai pemain sandiwara atau aktor/aktris sinetron/film yang profesional, walaupun pada hakekatnya semua orang tahu bahwa sandiwara dan sinetron/film itu hanyalah permainan belaka.

Dalam dunia pendidikan pun nampaknya para guru, ustadz, kyai maupun siapapun yang bergerak dalam dunia pendidikan harus menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Makna kesenangan di sini adalah bagaimana dalam kegiatan pendidikan tidak ada tekanan-tekanan mental dan fisik baik pada diri pendidik maupun peserta didik sehingga melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam kondisi fun, pikiran jernih, tidak tegang serta terciptanya suasana yang mendorong tumbuh berkembangnya fisik, mental serta berbagai kecerdasan peserta didik. Namun demikian pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan kesungguhan, keseriusan, kedisiplinan, kejujuran serta berbagai sifat terpuji lainnya agar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran sebagaimana kesungguhan para pemain sepak bola maupun pemain sinetron/film dan sandiwara. Al-Qur‘an juga menegaskan bahwa walaupun hidup sebagai permainan namun kita jangan sampai hanyut dalam bentuk permainan itu sendiri karena semua itu hanyalah wahana untuk mencari siapa yang menjadi pemain terbaik dalam permainannya yaitu segala aktivitasnya merupakan amal shaleh dan orientasinya tidak hanya dalam kehidupan dunia tetapi juga kampung akherat. Hal itu sebagaimana firman Allah Swt QS. Al-Kahfi : 7.

Dalam dokumen Strategi pembelajaran di abad digital (Halaman 144-147)