• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMAPARAN DATA

B. Pemaparan Data

3. Strategi Pembentukan Karakter Mahasiswa melalui Program Pembentukan

Pembentukan Kepribadian & Kepemimpinan (P2KK)

Khozin selaku Kepala P2KK, sempat mengatakan terkait pendekatan yang digunakan P2KK dalam proses pembentukan karakter mahasiswa, yaitu:

“...pendekatan kita experential learning. Nah itu apa, jadi mahasiswa terlibat didalamnya, jadi tidak hanya teoritis gitu lo, jadi kita mengambil contoh, mengambil perumpaan apa yang mereka lakukan, jadi itu yang jauh lebih mengena, jadi seorang trainer tidak hanya sekedar ngomong ngomong begini, tapi mereka mengmabil contoh dari apa yang telah mereka alami. Sehingga dari studi kasus itu, mereka bisa memaknai..”96 Hal tersebut ditambahkan oleh pernyataan salah seorang trainer keislaman, yang mengatakan:

“Sistem dari proses pendidikan karakter atau dalam hal ini adalah P2KK, sistem pendekatannya dalah andragogi, yang pendekatan orang dewasa. Maka pendekatan orang dewasa itu apa? Salah

95Wawancara, Khozin, Kepala UPT. P2KK, Malang, 15 Maret 2018, Jam 09.00 WIB (WK, 2.35)

96Wawancara, Ilham Virgo, Koordinator Trainer, Malang, 2 Maret 2018, Jam 13.00 WIB (WI, 2.1)

100

satunya adalah mereka melakukan sesuai dengan pengalaman mereka, mereka merasakan pengalamannya, sehingga dari pengalamannya itu kita bisa masukkan informasi-informasi berkenaan dengan apa yang mereka jalani.”97

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Koordinator Trainer, Beliau mengatakan:

“Jadi pendekatan di P2KK ini memang learning by doing, cuma pendekatan kita itu experience learning, nah itu apa, jadi mahasiswa itu terlibat di dalamnya, jadi tidak hanya teoritis, jadi kita mengambil contoh, mengambil perumpamaan, apa yang mereka alami, jadi itu jauh lebih mengena, seorang trainer tidak hanya ngomong ngomong begini , tapi mereka mengambil contoh dari apa yang telah mereka lakukan, sehingga dari studi kasus itu, mereka bisa memaknai.”98

P2KK mengusung konsep learning by doing, hal ini menyebabkan materi lebih mengena untuk diterima oleh peserta didik, karena mereka telah mengalaminya, dan tentu dapat merasakan manfaatnya. Dengan begitu mereka akan melakukannya dengan senang hati, tanpa paksaan, atau tanpa doktrin. Hal ini memungkinkan adanya dialektika antar instruktur dengan peserta didik atas nilai-nilai yang dikembangkan dalam P2KK. Salah seorang trainer ibadah mengatakan

“Tidak doktrin tapi menekankan dialog, menggunakan nalar, dengan begitu tidak terkesan doktrin terhadap mahasiswa, mahasiswa itu bisa menentukan berdasarkan dari nalar, dan pendekatan pendekatan ilmiah yang disampaikan oleh pemateri.”99

97Wawancara, Zulfikar Yusuf, Trainer Keislaman, Malang, 16 Februari 2018, Jam 16.00 WIB (WI, 2.2)

98Wawancara, Ilham Virgo, Koordinator Trainer, Malang, 2 Maret 2018, Jam 13.00 WIB (WI, 2.1)

99Wawancara, Soleh Subagja, Trainer Ibadah, Malang, 21 Februari 2018,Jam 16.15 WIB (WS, 1.1)

101

Lebih lanjut, Beliau juga mengatatakan:

“Kalau bahasa saya, kalau sudah P2KK itu, kalau menyampaikan temen-temen itu, bukan kamu harus begini begitu, tapi mengapa kita begitu, pertanyaan itu berangkat dari mengapa.”100

Apa yang sudah disampaikan narasumber diatas terkait pendekatan dalam P2KK, maka secara aplikatif strategi pembentukan karakter mahasiswa melalui P2KK, dapat peneliti lihat melalui kegiatan-kegiatan P2KK, antara lain:101

Pertama, Shalat fardhu berjama‟ah. Imam dalam shalat fardhu ini diisi oleh peserta sendiri dan sifatnya bergilir, yang dibuat sesuai kesepakatan kelas.

Kedua, keharusan shalat dhuha setiap hari. Meski hukumnya

sunnah, namum selama mengikuti P2KK enam hari, seluruh peserta diharuskan melaksanakan shalat Dhuha berjama‟ah.

Ketiga, shalat tahajjud berjama‟ah. Kegiatan shalat tahajjud ini

diimami oleh trainer ibadah. Bagi mahasiswi yang berhalangan, pada saat shalat tahajjud, harus tetap bangun,dan diharuskan mengikuti kajian khusus bagi mahasiswi yang sedang berhalangan.

Keempat, memberikan penghargaan dan pelatihan khusus kepada

peserta berprestasi. Dihari terakhir P2KK, akan diumumkan siswa berprestasi setiap kelasnya, yang didasarkan oleh portofolia setiap peserta berdasar hasil pengamatan trainer dan asisten trainer, yang biasanya meliputi: keaktifan dalam kelas, adab, selalu hadir dalam setiap kegiatan.

100Wawancara, Soleh Subagja, Trainer Ibadah, Malang, 21 Februari 2018,Jam 16.15 WIB (WS, 1.5)

101

102

Penghargaan ini berupa sertifikat, uang pembinaan, serta pelatihan kepemimpinan.

“Bahkan keinginan itu tidak hanya di P2KK itu, tapi sudah kita coba dengan intermediate leadership training, training kepemimpinan level intermediate, untuk mereka yang para juara kelas itu, jadi yang terbaik di masing masing kelas itu kemudian kita kumpulkan kita pernah training yang namanya intermediate leadership training itu, hanya kalau apa namanya, intermediate itu belum punya cantolan, dan saya belum berbicara lebih serius dengan pimpinan mau dicantolkan dengan apa, karna yang hadir cuma separo, karena itu kemudian saya pending dulu yang intermediate itu.”102

Selain penghargaan terhadap peserta terbaik, selama P2KK juga dilaksanakan beraneka ragam lomba, seperti lomba kelas terbersih, lomba yel-yel, dan kelompok outbond terkompak.

Kelima, menjadi imam shalat. Berdasarkan kesepakatan dalam kelas, akhirnya dibuatlah jadwal imam shalat fardhu secara bergilir bagi peserta laki-laki.

Keenam, Kegiatan outbond. Bukan sebataspembelajaran indoor saja, namun P2KK juga mengusung konsep belajar outdoor, yang dilakukan melalui outbond.Bahkan tidak sekedar outbond, beberapa materi dalam P2KK pun terkadang dilakukan di luar kelas, mislanya di halaman kelas. Dalam kegiatan tersebut, sedikit banyak mengajarkan para mahasiswa untuk peduli terhadap sesama, toleransi, dan yang terpenting adalah melatih jiwa sosial mereka.

102Wawancara, Khozin, Kepala UPT. P2KK, Malang, 15 Maret 2018, Jam 09.00 WIB (WK, 1.30)

103

Ketujuh, materi yang disampaikan sering berifat kerja kelompok. Sama halnya dengan outbond, konsep ini dapat dijadikan stimulus untuk melatih jiwa teamwork peserta.

Kedelapan, mengisi kultum. Setiap selesai shalat fardhu, dijadwalkan kultum, yang semua peserta dalam kelas pasti mendapatkan giliran. Adapun tema yang diasjikan dalam kultum sifatnya terserah kepada pemberi kultum, serta tidak terikat oleh pembahasan agama semata, namun jug apersoalan lainnya, seperti pengalaman tertentu, keahlian tertentu, dan lain sebagainya.

Kesembilan, olah raga. Setiap pagi, sebelum dimulai materinya,

tepatnya pukul 06.00 setelah kultum, seluruh peserta P2KK diharuskan mengikuti olah raga bersama , di halaman P2KK.

Selain itu, berdasarkan obervasi peneliti ada hal yang menarik yang dapat diketahui dalam proses pembentukan karakter mahasiswa melalui P2KK yaitu sikap kekeluargaan yang ditumbuhkan selama P2KK. Ini merupakan strategi yang cukup jitu bagi P2KK, dalam mengambil hati peserta P2KK. Dengan begitu peserta P2KK merasa nyaman mengikuti P2KK, sehingga proses transfer of value selama P2KK dapat berjalan lancar.

“ketika P2KK, ada beberapa orang yang dalam kelas tidak begitu dekat dengan teman lainnya, maka orang orang yang lainnya mempunyai strategi agar gimana caranya agar orang orang itu bisa dirangkul agar sama-sama dalam nuansa kekeluargaan dalam P2KK itu. “103

103Wawancara, Zulfikar Yusuf, Trainer Keislaman, Malang, 16 Februari 2018, Jam 16.00 WIB (WZ, 3.30)

104

Sehingga dapat dipahami bahwa pembentukan karakter mahasiswa melalui P2KK, berdasarkan strategi habituasi (pembiasaan) dengan pendekatan action (experential learning). Secara aplikatif, bentuk kegiatannya adalah habituasi (pembiasaan) dengan pendekatan action (experential learning). Secara aplikatif, bentuk kegiatannya: shalat fardhu berjama‟ah, shalat tahajjud, shalat Dhuha, imam shalat, mengisi kultum, outbond, teamwork, pemilihan peserta terbaik, dan olahraga.