• Tidak ada hasil yang ditemukan

6

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan maka diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terlibat, baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat secara teoritis

a. Sebagai tambahan referensi tentang pengorganisasian masyarakat melalui konservasi sumber air di Dusun Waru Lor dalam Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

b. Bagi masyarakat Dusun Waru Lor dapat digunakan sebagai inovasi pengetahuan yang berkaitan dengan pengorganisasian melalui kegiatan konservasi lingkungan.

2. Manfaat secara praktis

a. Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan tentang pengorganisasian masyarakat melaui konservasi lingkungan.

b. Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi tentang pengorganisasian masyarakat melalui konservasi lingkungan.

c. Sebagai tugas akhir perkuliahan untuk mendapatkan gelar S1 di Fakultas Dawah dan Komunikasi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

E. Strategi Pemberdayaan

1. Analisa Masalah

Dalam usaha untuk menjaga kelestarian ekosistem dan lingkungan maka perlu kiranya mempertimbangkan program konservasi lingkungan di sekitar waduk Dusun Waru Lor. Hal ini dilakukan untuk menjaga sumber air agar tidak hilang atau rusak saat musim kemarau sehingga masalah kekeringan yang terjadi saat musim kemarau di Dusun Waru Lor dapat diatasi atau ditanggulangi.

7 Masyarakat harus tahu akar permasalahan yang sedang mereka hadapi agar mampu mencari solusi pemecahan masalah tersebut. Berikut akan disajikan bagan analisa pohon masalah untuk mempermudah dalam pembacaan masalah yang ada di Dusun Waru Lor.

Bagan 1.1 Analisa Pohon Masalah

Belum adanya yang memfasilitasi dalam konservasi lingkungan Belum adanya inisiator lokal dalam konservasi lingkungan Belum efektifnya lembaga atau kelompok yang terlibat dalam konservasi lingkungan Belum adanya pemahaman tentang pentingnya konservasi lingkungan Belum adanya kebijakan desa tentang konservasi lingkungan Belum adanya Kesadaran tentang pentingnya konservasi lingkungan

Belum adanya usaha untuk konservasi lingkungan demi menjaga sumber air waduk di Dusun Waru Lor

Belum adanya advokasi kebijakan tentang konservasi lingkungan Belum adanya inisiatif kebijakan tentang konservasi lingkungan Belum adanya kampanye tentang pentingnya konservasi lingkungan Adanya konflik sosial Menambah pengeluaran belanja bulanan untuk membeli air saat musim kemarau Waduk akan mengering saat musim kemarau Terjadinya kekurangan air saat musim kemarau Belum adanya pendidikan tentang pentingnya konservasi lingkungan

8

Sumber: Diolah dari FGD dan pemetaan

Jika dilihat dari pohon masalah diatas maka inti masalah yang ditemukan di Dusun Waru Lor adalah belum adaya udaha untuk konservasi lingkungan demi menjaga sumber air waduk di Dusun Waru Lor. Jika diusut dari akar permasalahannya dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu masalah manusia/masyarakat dusun, masalah lembaga/kelompok masyarakat dan masalah kebijakan/program.

Akar masalah dari faktor manusia adalah belum adanya kesadaran tentang pentingnya konservasi lingkungan yang disebabkan oleh belum adanya pemahaman tentang pentingnya konservasi lingkungan. Selain itu faktor pendukung lainnya belum adanya kampanye dan pendidikan tentang pentingnya konservasi lingkungan.

Akar masalah dari faktor lembaga atau kelompok masyarakat adalah belum efektifnya lembaga yang terlibat dalam konservasi lingkungan yang disebabkan oleh belum adanya inisiator lokal dalam konservasi lingkungan, hal tersebut terjadi karena belum adanya yang memfasilitasi dalam konservasi lingkungan.

Akar masalah dari faktor pemerintah atau program atau kebijakan adalah belum adanya kebijakan desa tentang konservasi lingkungan dikarenakan belum adanya advokasi tentang konservasi lingkungan, hal tersebut terjadi karena belum adanya inisiatif kebijakan yang dilakukan tentang konservasi lingkungan..

Melihat dari pohon masalah tersebut terdampak beberapa dampak yang terjadi pada masyarakat seperti terjadinya kekurangan air bersih saat musim kemarau sehingga masyarakat harus mengambil air dari dusun lain, masyarakat Dusun Waru Lor juga akan mengalami ketergantungan akan kebutuhan air bersih terhadap dusun lain karena mengandalkan sumber mata air di dusun lain,

9 pengeluaran belanja bulanan pun akan membengkak dikarenakan masyarakat harus membeli air minum kemasan (galon).

2. Analisa Pohon Harapan/Tujuan

Setelah mengetahui akar permasalahan yang ada maka dapat disusun pohon harapan atau tujuan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang ada:

Bagan 1.2

Analisa Pohon Harapan/Tujuan

Adanya fasilitasi kegiatan konservasi lingkungan Munculnya tokoh inisiator lokal dalam konservasi lingkungan Melibatkan lembaga atau kelompok dalam konservasi lingkungan Tumbuhnya pemahaman tentang konservasi lingkungan Menyusun kebijakan desa tentang konservasi lingkungan Munculnya kesadaran tentang pentingnya konservasi lingkungan

Adanya usaha untuk konservasi lingkungan demi menjaga sumber air waduk di Dusun Waru Lor

Mengadvokasi kebijakan tentang konservasi lingkungan Munculnya inisiatif dalam mengadvokasi kebijakan konservasi lingkungan Adanya kampanye tentang pentingnya konservasi lingkungan

Masyarakat Dusun Waru Lor bisa hidup lebih nyaman, aman dan bisa berhemat dalam pengeluaran belanja

bulanan Adanya pendidikan tentang pentingnya konservasi lingkungan

10

Sumber: Diolah dari hasil FGD dan pemetaan

Jika dilihat dari pohon harapan diatas maka tujuan yang di harapkan terjadi di Dusun Waru Lor adalah adanya usaha konservasi lingkungan demi menjaga sumber air waduk di Dusun Waru Lor. Jika diusut maka tujuan yang diharapkan dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu harapan dari aspek manusia atau masyarakat dusun, aspek lembaga atau kelompok masyarakat dan aspek kebijakan atau program.

Harapan dari aspek manusia adalah munculnya kesadaran tentang pentingnya konservasi lingkungan karena sudah tumbuhnya pemahaman tentang konservasi lingkungan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kampanye dan pendidikan tentang pentingnya konservasi lingkungan untuk menjada sumber air waduk di Dusun Waru Lor.

Harapan dari aspek lembaga atau kelompok masyarakat adalah melibatkan lembaga atau kelompok dalam konservasi lingkungan karena sudah adanya inisiator lokal yang mengorganisasi masyarakat dan adanya pihak yang memfasilitasi kegiatan konservasi lingkungan.

Harapan dari aspek pemerintah atau program atau kebijakan adalah menyusun kebijakan desa tentang konservasi lingkungan karena sudah adanya advokasi kebijakan mengenai konservasi lingkungan, hal tersebut terjadi karena sudah adanya inisitif pengajuan kebijakan tentang pentingnya konservasi lingkungan.

Dari analisis pohon harapan diatas maka dampak yang diharapkan adalah masyarakat Dusun aru Lor bisa hidup lebih nyaman karena tidak harus mencari air ke dusun lain saat musim kemarau, selain itu tidak adanya konflik sosial karena masyarakat mendapatkan hak yang sama tentang pembagian air. Hal yang paling diharapkan

11 adalah masyarakat tidak harus menambah pengeluaran belanja bulanan untuk membeli air dan sisa uang yang ada dapat ditabung.

3. Strategi Program

Analisa masalah dan harapan yang telah dijelaskan diatas maka akan memunculkan beberapa strategi program. Beberapa strategi program tersebut dirancang untuk mengatasi masalah belum adanya usaha konservasi lingkungan waduk untuk menjaga ketersediaan air memunculkan harapan akan adanya usaha konservasi lingkungan waduk di Waru Lor. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dimunculkan beberapa strategi program.

Tabel 1.1

Analisa Strategi Program

Program Konservasi Sumber Air

No. Masalah Tujuan/Haasrapan Strategi Program

1. Belum adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi lingkungan Munculnya Kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan 1. Melakukan pendidikan tentang konservasi lingkungan 2. Kampaye tentang pentingnya konservasi sumber air 2. Belum efektifnya lembaga atau kelompok yang terlibat dalam konservasi lingkungan Melibatkan lembaga atau kelompok yang dalam konservasi lingkungan 1. Menggerakkan dan memfasilitasi masyarakat dalam melakukan konservasi lingkungan 2. Pembentukkan tim konservasi

12 3. Belum adanya kebijakan desa tentang konservasi lingkungan Menyusun kebijakan desa tentang konservasi lingkungan Melakukan advokasi tentang kebijakan konservasi lingkungan

Dari table strategi program diatas dapat dilihat bahwa masalah pertama yang muncul adalah belum adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi lingkungan dan memunculkan harapan munculnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi lingkungan dengan beberapa program yakni kampanye dan pendidikan tentang konservasi lingkungan. Selain itu, belum adanya lembaga atau kelompok yang terlibat dalam konservasi lingkungan memunculkan harapan melibatkan kelompok atau lembaga dalam konservasi lingkungan sehingga strategi program yang dipakai adalah menggerakan dan memfasilitasi masyarakat untuk melakukan konservasi dan pembentukan tim dalam konservasi lingkungan. Belum adanya kebijakan desa tentang konservasi memunculkan harapan untuk menyusun kebijakan tentang konservasi lingkungan dengan strategi program yakni melakukan advokasi kebijakan untuk mendukung semua program kebijakan yang ada.

4. Analisa Ringkasan Narasi Program

Ringkasan narasi program adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk hasil yang ingin tercapai sehingga program tersebut tercapai dalam tujuan akhir program ini. Berdasarkan strategi program diatas maka dapat dibuat ringkasan narasi program sebagai berikut.

13

Tabel 1.4

Ringkasan Narasi Program

Tujuan Akhir (Goal)

Masyarakat Dusun Waru Lor bisa hidup lebih nyaman, aman dan bisa berhemat dalam pengeluaran belanja bulanan

Tujuan (purpose)

Pengorganisasian masyarakat dalam konservasi lingkungan untuk menjaga sumber air waduk di Dusun Waru Lor

Hasil (Result/out put)

1. Munculnya kesadaran tentang konservasi lingkungan

2. Melibatkan lembaga atau kelompok dalam konservasi lingkungan

3. Menyusun kebijakan desa tentang konservasi lingkungan

Kegiatan 1.1 Pendidikan tentang pentingnya konservasi

lingkungan:

- 1.2.1 Perencanaan pendidikan - 1.2.2 Persiapan

- 1.2.3 FGD bersama masyarakat dan stakeholder - 1.2.4 Pelaksanaan

- 1.2.5 Evaluasi dan refleksi

1.2 Kampanye tentang pentingnya konservasi lingkungan :

- 1.1.1 Perencanaan kampanye - 1.1.2 Persiapan Kampanye

- 1.1.3 Koordinasi dengan stakeholder - 1.1.4 Menentukan materi dan narasumber - 1.1.5 Pelaksanaan Kampanye

- 1.1.6 Evaluasi dan refleksi

2.1 Memfasilitasi masyarakat dalam konservasi lingkungan:

- 2.1.1 FGD dengan masyarakat - 2.1.2 Persiapan Konservasi

14 - 2.1.3 Koordinasi dengan stakeholder

- 2.1.4 Pelaksanaan Konservasi - 2.1.5 Evaluasi dan refleksi

2.2 Pembentukan dan pengembangan kelompok konservasi lingkungan:

- 2.2.1 FGD dengan masyarakat dan stakeholder - 2.2.2 Pembentukan struktur kelompok

- 2.2.3 Perencanaan dan pembuatan program kerja - 2.2.4 Evaluasi dan refleksi

3.1 Melakukan advokasi kebijakan tentang konservasi lingkungan :

- 3.1.1 Penyusunan draf usulan kebijakan - 3.1.2 Pengajuan draf usukan kebijakan - 3.1.3 Lobbying kebijakan

- 3.1.5 Evaluasi dan refleksi

Dari ringkasan naratif program diatas dapat dilihat bahwa setiap kegiatan memiliki sub-sub kegiatan yang menjadi target kesuksesan suatu program. Pada kegiatan ke satu yang pertama yakni kampanye tentang pentingnya konservasi lingkungan memiliki enam sub kegiatan mulai dari FGD dengan masyarakat, persiapan kampanye, penentuan materi dan narasumber, penentuan peserta, pelaksanaan hingga evaluasi. Begitupun dengan kegiatan yang kedua dan ketiga pun sama yakni memiliki sub-sub kegiatan yang lebih rinci.

Pada kegiatan kedua bagian ketiga, terdapat kegiatan lainnya yakni pembentukan tim/kelompok konservasi oleh masyarakat yang natinya diharapkan mampu untuk terus menjaga dan melakukan konservasi secara rutin. Hal tersebut juga diimbangi dengan adanya advokasi kebijkan tentang konservasi lingkungan yang bisa mendukung kelompok yang ada.

5. Analisis Evaluasi Program a. Teknik Before and After

Sebelum dan setelah pada analisis evaluasi program adalah untuk mengetahui perubahan sebelum dan setelah

15 dilakukan pengorganisasian di masyarakat Dusun Waru Lor. Setiap tahun masyarakat Dusun Waru Lor selalu mengalami kekurangan air saat musim kemarau, melalui program yang ada maka dapat diketahui perubahan dan kecenderungan yang terjadi setelah program terlaksana. b. Teknik MSC (Most Significant Change)

Teknik evaluasi program Most Significant Change adalah teknik evaluasi dimana masyarakat diminta untuk melakukan pengamatan terhadap setiap program yang telah dilaksanakan. Hasil pengamatan tersebut akan mengetahui seberapa besar pengaruh program tersebut yang kemudian akan dijadikan acuan bagi masyarakat atau fasilitator dalam melaksanakan program selanjutnya.

Dokumen terkait