• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

6. Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan

a. Pengertian Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan.

Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian srategi pengembangan lembaga pendidikan antara lain:

1) Menurut Mut Christine S Becker

Srategi pengembangan lembaga pendidikan adalah proses perubahan berencana terhadap orang–orang yang ada dalam organisasi secara keseluruhan.

2) Menurut Richard Beckhard

Srategi pengembangan lembaga pendidikan adalah usaha menyeluruh, yang memerlukan dukungan dari pimpinan atas yang dirancang untuk meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi melalui penggunaan beberapa tehnik intervensi dengan menerapkan pengetahuan yang berasal dari ilmu–ilmu perilaku.13

3) Menurut James L Gibson

Srategi pengembangan lembaga pendidikan adalah suatu proses yang meningkatkan efektifitas keorganisasian dengan mengintergrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan tujuan keorganisasian. secara khusus proses ini merupakan usaha mengadakan perubahan secara berencana yang meliputi suatu system total sepanjang periode tertentu, dan usaha mengadakan perubahan ini berkaitan dengan misi organisasi.14

4) Menurut Miles and Schmuch

Srategi pengembangan lembaga pendidikan adalah usaha yang terencana dan berkelanjutan untuk menerapkan ilmu perilaku guna pengembangan system dengan menggunakan metode–metode refleksi dan analisis diri.15

Sedangkan pengertian lembaga pendidikan menurut Hasbullah adalah wadah atau tempat suatu proses pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan.16 Menurut Muhaimin lembaga pendidikan adalah organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga baik yang permanent maupun yang berubah-ubah dan mempunyai pola-pola

13 Indra Wijaya, Perilaku Organisasi (Bandung:sinar baru,1989), 244

14 James L Gibson,Ter Djoerban Wahid, organisasi dan manajemen, perilaku struktur dan proses (Jakarta:erlangga,1990), 658

15 Umar Nimran, Perilaku Organisasi (Surabaya: Citra Media, 1997),109

16 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1999),127

tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada dalam naungannya sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan tersendiri.17

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi pengembangan lembaga pendidikan adalah cara atau srategi yang digunakan oleh wadah atau tempat guna proses suatu perubahan berencana yang memerlukan dukungan semua pihak, anatara lain Kepala sekolah, guru, dan siswa dengan perubahan–perubahan itu diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan lembaga pendidikan, yang memerlukan usaha jangka pendek, menengah, dan panjang guna menghadapi perubahan yang akan terjadi pada masa mendatang.

b. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Srategi Pengembangan Lembaga Pendidikan

1) Pandangan Terhadap Pendidikan

Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan harus mendidik manusia agar menjadi manusia dewasa melalui proses pendidikan. Sejak lahir manusia telah memiliki potensi dasar yang universal yang berupa :

a) Kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan buruk (moral identivity)

b) Kemampuan dan kebenaran untuk perkembangan diri sendiri sesuai dengan pembawaan dan cita-citanya (individual idendivity) c) Kemampuan untuk berkembang dan kerja sama dengan orang lain

(social identivity)

17 Mujib, Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta1999),286,

d) Adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual differences)

2) Memenuhi kebijakan Depdiknas dan masyarakat

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa yang akan dating. Hal ini dapat mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan.

Kewenangan pengelolaan yang bertumpuh pada kebutuhan sekolah ini dipandang memiliki beerapa tingkat efektifitas yang tinggi seperti: (1) kebijaksanaan dan kewenangan sekolah berpengaruh langsung dengan siswa, orang tua dan guru (2) selalu bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya sekolah (3) efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah (4) adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, managemen sekolah, pengembangan sekolah, dan perubahan perencanaan.18

3) Perubahan social demografis didalam masyarakat

Di era globalisasi ini sudah dipastikan perubahan yang signifikan didalam masyarakat baik yang berupa aspek social maupun aspek budaya. Perubahan itu sebagai efek dari perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan terus berkembang. Perubahan tersebut tentunya turut menciptakan karakteristik masyarakat, hal inilah yang menyebabkan budaya saat ini disebut budaya tanpa kompetisi. Kompetisi sendiri

18 Nanang fatah, Managemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004), 14-15.

merupakan prinsip baru karena dunia terbuka dan bersaing untuk melaksanakan sesuatu yang lebih baik seperti semboyan “esok Pasti lebih baik dari hari ini”.19

4) Pengaruh Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menimbulkan berbagai perubahan disegala aspek kehidupan. Perubahan tersebut menyebabkan sesuatu yang sebelumnya paling baik berubah menjadi biasa-biasa aja, dan sesuatu yang sebelumnya relevan menjadi tidak relevan, hal tersebut juga terjadi di dunia pendidikan.

Adapun dampak perkembangan iptek dibidang ilmu pendidikan adalah dikembangannya bebagai metode belajar yang lebih sesuai, efektif dan efisien.

Ilmu pendidikan juga banyak mendapatkan mafaat dari hasil perkembangan teknologi dengan cara dimanfaatkanya alat-alat baru dalam prosese belajar mengajar. Penemuan-penemuan baru tentang audiovisual aid, penemuan itu telah banyak membantu guru dalam memberikan materi dan pengalaman kepada anak didik.20

c. Konsep Pengembangan Lembaga

Secara garis besar konsep pengembangan lembaga dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu: the Mitra and interpersonal techniques yaitu teknik analisa perorangan dan hubungan antar perseorangan. Dilihat secara histories, analisa hubungan antar-perseorangan mulanya dikenal dalam "T-group" atau "Sentivity Training" atau Latihan Kepekaan. Dalam perkembangannya lebih

19 H.A.R. Tilaar, Beberapa Revormasi Pendidikan Dalam Perspektif Abad 21, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 35

20 Burhanuddin Salam, Pengantar Paedagogik, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 127.

lanjut, maka dipergunakan pula dalam konsepsi Pembentukan team (Team Building), teknik laboratorium (Laboratory Techniques), dan encounter groups.

Sentivity Training atau Latihan Kepekaan merupakan teknik pengembangan Organisasi yang paling umum digunakan. Pada dasarnya latihan kepekaan adalah suatu interaksi dalam kelompok kecil yang terjadi dalam suasana yang tertekan, sehingga menuntut setiap orang untuk peka kepada perasaan orang lain sebagai usaha untuk menciptakan kegiatan kelompok yang memadai.

Dalam suasana seperti ini, mereka didorong untuk melakukan penilaian mengenai konsepsi 'diri sendiri' dan usaha untuk mau mendengar pendapat dan merasakan perasaan orang lain. Melalui semua ini, mereka akan dapat memehami bagaimana proses mereka berinteraksi, bagaimana budaya mempengaruhinya dan bagaimana mengembangakan keterampilan untuk bekerjasama dengan orang lain. secara singkat, tujuan dari latihan kepekaan adalah untuk lebih mengerti diri sendiri, orang lain, memahami proses yang terjadi dalam kelompok dan mengerti pengaruh dari kebudayaan dan akhirnya mengembangkan kemampuan berperilaku yang sehat.21

W. Jack Duncan, seperti yang dikutip dalam bukunya, mengemukakan beberapa hasil yang dapat dicapai melalui latihan kepekaan, yaitu:22

1) meningkatkan pengertian, pemahaman dan kepekaan terhadap perilaku sendiri

2) Meningkatkan pengertian dan kepekaan terhadap perilaku orang lain

21

Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA., Perilaku Organisasi. 1989 (Bandung. PT. Sinar Baru Bandung). 252

22

Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA., Perilaku Organisasi.. 252

3) Lebih mengerti dan memahami proses yang terjadi dalam antar kelompok

4) meningkatkan keterampilan dalam mengadakan diagnosa situasi yang terdapat dalam kelompok

5) Meningkatkan kemampuan untuk meneterjemahkan apa yang dipelajari ke dalam bentuk tindakan nyata

6) Meningkatkan kemampuan mengadakan hubungan antar manusia, sehingga dapat berinteraksi dengan lebih menyenangkan dan memuaskan.

Keberhasilan suatu latihan kepekaan sangat ditentukan oleh beberapa factor yaitu:

a) gaya memimpin sang instruktur sering mempengaruhi pendapat para peserta mengenai dirinya. perasaan disepelekan atau dacuhkan sering sekali terjadi pada permulaan latihan kepekaan.

b) makin akrab hubungan antara instruktur dengan para peserta latihan, makin besar kemungkinan latihan kepekaan berhasil

c) makin tebal rasa saling mempercayai antara sesama peserta latihan makin leluasa mereka mengetengahkan pendapat atau perilakunya.

Integrating individuals and organizations, ialah teknik pengintegrasian manusia dengan oraganisasi, mencakup dua teknik pokok yaitu "Job Enrichment" dan management by Objectives". teknik "Job Enrichment" merupakan perluasan konsesi "Job Enlargement" atau perluasan Kerja. Teknik perluasan kerja terutama berkaitan dengan usaha menambah ruang lingkup pekerjaan, sedangkan Job Enricment relative

lebih luas dari itu, yaitu selain ada penambahan ruang lingkup pekerjaan, juga ada penambahan tantangan, penghargaan dan tanggung jawab kerja. a) Para pegawai menginnkan adanya kesempatan dan tantangan untuk

berkembang, tetapi sering organisasi hanya memberikan tugas-tugas yang sederhana.

b) Para pegawai ingin diperlakukan secara adil dan mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat, tetapi organisasi sering menggunakan pendekatan structural dengan menekankan pada status yang berbeda dan saluran perintah

c) Para pegawai merasa terikat kepada suatu organisasi karena factor kepentingan pekerjaan dan perlakuan para manajer kepada mereka, tetapi organisasi lebih banyak memberikan perhatian pada factor lingkungan.

Teknik Job Enrichment ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada setiap pegawai merencanakan sendiri pekerjaannya. Dengan demikian, ia dapat menentukan kapan ia menyelesaikannya. Atau cara lain yang senada dengan itu.

Teknik Manajemen Berdasarkan Sasaran dilakukan dalam dua kegiatan utama, yaitu pada kegiatan perencanaan dan pada kegiatan evaluasi. pertama, para manager dan bawahannya mengadakan pertemuan atau berdiskusi untuk menentukan sasaran yang akan dicapai berdasarkan kebijakan organisasi secara keseluruhan. pada kesempatan itu pula secara bersama ditentukan : Apa yang akan dilakukan oleh para bawahan, kapan hal tersebut akan selesai dan bagaimana hasil pelaksanaannya akan dinilai. bila waktu yang sudah ditetapkan secara bersama sudah habis, manager

dan bawahan mengadakan diskusi kembali untuk menilai hasil pekerjaan dan juga untuk menentukan sasaran berikutnya.

The confrontation meeting", teknik ini merupakan teknik baru pengembangan organisasi. Teknik ini diselenggarakan melalui suatu pertemuan satu hari yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam organisasi. dalam pertemuan itu diharap pula dapat dirumuskan beberapa cara pemecahan masalah.

Dalam pertemuan tersebut, pucuk pimpinan organisasi dengan bantuan konsultan memberikan alasan dan latar belakang pertemuan tersebut. ada waktu itu pula pimpinan organisasi perlu lebih menegaskan pentingnya keterbukaan.

Setelah selesais pengarahan tersebut dan mengidentifikasi pula berbagai persoalan, maka dibentuklah beberapa kelompok yang keanggotaannya terdiri atas para pegawai yang berasal dari berbagai unit. Kelompok-kelompok ini kemudian secara husus mendirikan segala persoalan yang tadinya sudah dikeukakan oleh pimpinan organsasi, dan jangka waktu untuk diskusi ditentukan nsetelah waktu ini habis, semua kelompok berkumpul kembali untuk mendengarkan laporan setiap kelompok. Berdasarkan laporan inilah disusun klasifikasi persoalan, termasuk mengkategorikan tingkat pentingnya berbagai persoalan, termasuk menkategorikan tingkat pentingnya berbagai persoalan, penyususnan perencanaan pemecahannya dan beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan tersebut. Kemudian kelompok

menganalisa lebih lanjut dan secara periodik memberikan laporan kepada pimpinan.23

Sedangkan Jenis–Jenis Lembaga Pendidikan ialah : a. Lembaga Pendidikan Formal (LPF)

Adalah tempat yang dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan dapat membina generasi muda, yang merupakan lembaga Pendidikan Formal adalah sekolah.24

b. Lembaga Pendidikan Non Formal (LPNF)

Adalah semua bentuk Pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana, di luar kegiatan persekolahan.

c. Lembaga Pendidikan In Formal (LPIF)

Adalah pendidikan yang berlangsung di tengah keluarga.25 Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat tanpa adanya program waktu, (tak terbatas), dan tanpa adanya evaluasi. Tetapi Pendidikan in formal ini tetap memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi seseorang/peserta didik dan pendidikan ini berlangsung di dalam keluarga.

B. Konsep Usaha Kecil Masyarakat

Dokumen terkait