• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Software Pembelajaran

METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Strategi Pengembangan Software Pembelajaran

Sebuah software instruksional, didalamnya terkandung dua aspek utama, yaitu materi subyek dan aspek pedagogi yang dibawanya. Selain itu, pengembangan software pembelajaran juga menuntut aspek psikologi interaktif dan teknologi pengembang software (Setiadi & Agus, 2001).

Dalam penelitian ini, proses pengembangan software pembelajaran melibatkan keempat aspek di atas. Aspek pedagogi materi subyek merupakan aspek yang menggambarkan sintaks atau alur pembelajaran. Untuk mencapai aspek pedagogi materi subyek, maka dilakukan analisis terhadap kurikulum 2004 dan hierarki konsep bahan kajian struktur atom. Hasil dari analisis kurikulum berbasis kompetensi dan hierarki konsep ini akan menghasilkan struktur global dan struktur makro yang menggambarkan aspek pedagogi materi subyek sehingga memenuhi standar sebagai software instruksional.

Aspek materi subyek merupakan aspek yang utama dalam pengembangan

software pembelajaran. Untuk menghasilkan materi presentasi yang tepat dan sesuai, maka dilakukan analisis terhadap materi subyek. Analisis ini terdiri atas analisis terhadap kedalaman materi subyek dan analisis jenis konsep penyusun materi subyek. Kedalaman materi subyek didasarkan atas kurikulum berbasis kompetensi, sehingga buku utama yang menjadi acuan sebagai materi subyek adalah buku kimia SMA yang didasarkan atas kurikulum ini. Analisis jenis konsep akan dipetakan dalam tabel identifikasi materi subyek, yang kemudian akan divalidasi oleh dosen ahli atau pakar akan ketepatan materi presentasinya.

Aspek psikologi interaktif dilihat dari validasi terhadap software

pembelajaran yang dilakukan oleh 2 orang dosen ahli atau pakar. Aspek teknologi pengembang software dilakukan dengan menggunakan software macromedia flash MX dalam pengolahan softwarenya.

Pemilihan pakar dilihat berdasarkan latar belakang pengembangan software. Dalam pengembangan software ini ada 2 hal yang sangat mendasar yaitu aspek isi (content) dari materi subyek dan langkah-langkah (sintaks) pembelajaran. Pemilihan pakar didasarkan atas kedua komponen ini, sehingga peneliti memilih pakar 1 adalah Dr. I Nyoman Sudyana, M.Sc yang berlatar belakang pendidikan model pembelajaran dan pakar 2 adalah Drs. I Made Sadiana, M.Si yang berlatar belakang pendidikan kimia fisik.

3.4.1 Langkah Kegiatan Analisis Pedagogi Materi Subyek pada Bahan Kajian Struktur Atom

Langkah-langkah analisis pedagogi materi subyek bahan kajian Struktur Atom diuraikan sebagai berikut

1. Melakukan analisis kurikulum berbasis kompetensi mengenai bahan kajian struktur atom. Hasil analisis kurikulum kemudian dijadikan struktur global dari software pembelajaran yang akan dikembangkan. Selain itu hasil analisis dapat dijadikan acuan untuk menentukan kedalaman dan keluasan materi yang dipresentasikan dalam software pembelajaran

2. Mengolah peta konsep bahan kajian struktur atom dari kurikulum berbasis kompetensi dan juga dari struktur global yang telah diolah. Dari Peta konsep ini kemudian dikembangkan struktur makro dari bahan kajian struktur atom.

3. Struktur global dan struktur makro kemudian dikonsultasikan dengan pakar untuk ketepatan penurunannya, kesesuaiannya dengan kurikulum, dan kedalaman materi subyeknya.

Hasil analisis terhadap materi subyek ini akan menghasilkan aspek pedagogi materi subyek yang berupa struktur global dan struktur makro.

Struktur global dan struktur makro ini kemudian di validasi oleh 2 orang pakar akan hal:

Penurunan struktur global dari analisis indikator pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi

Kesesuaian antara struktur global yang diolah dengan pencapaian indikator

kurikulum berbasis kompetensi.

Kesesuaian peta konsep dengan kedalaman materi topik struktur atom

Penurunan struktur makro dari peta konsep

Aspek penilaian terhadap struktur global dan struktur makro dinilai dengan kriteria penilaian dari 0-4. Kriteria penilaian ini mengikuti kriteria yang dibuat oleh Vermaat (2004). Struktur global dan struktur makro dikatakan sudah layak menjadi pedagogi materi subyek apabila memiliki nilai ≥2, dan tidak layak apabila rata-rata penilaian terhadap struktur makro <2.

3.4.2 Identifikasi Materi Presentasi

Hasil analisis terhadap pedagogi materi subyek Untuk menghasilkan presentasi yang tepat terhadap kedalaman materi subyek yang didasarkan atas kriteria accesible dan teachable maka materi subyek kemudian di analisis jenis

konsep penyusunnya. Kemudian dari jenis konsepnya akan dapat ditentukan materi presentasi dari materi subyeknya yang dikenal dengan wacana presentasi

software pembelajaran. Hasil analisis terhadap materi subyek atau hasil wacana presentasi software pembelajaran ini akan dipetakan seperti Tabel 3.1. berikut: Tabel 3.1. Wacana Presentasi Software Pembelajaran

No Materi Subjek Jenis Konsep Materi Presentasi

Teks Grafis Animasi

Kolom 1 adalah nomor urut kolom, 2 menunjukkan informasi yang akan disampaikan dalam software pembelajaran yang merupakan pengembangan dari buku sumber atau dikenal dengan istilah materi subjek. Kolom 3 berisi jenis konsep yang berperan sebagai pengendali kegiatan transformasi, kolom 4 menunjukkan 3 macam tampilan presentasi berupa teks, grafis dan animasi.

Sebagai pedoman transformasi, materi subjek yang akan dipresentasikan dalam program komputer harus direduksi menjadi teks yang layak untuk tampil dalam layar monitor.

Hasil analisis wacana presentasi software pembelajaran kemudian divalidasi oleh 2 orang pakar akan teks yang dicuplik dan kesesuaian teks dan materi presentasinya.

Aspek penilaian terhadap hasil analisis wacana presentasi software

pembelajaran dinilai dengan kriteria penilaian dari 0-4. Kriteria penilaian ini mengikuti kriteria yang dibuat oleh Vermaat (2004). Hasil analisis wacana presentasi software pembelajaran dikatakan sudah layak menjadi sumber masukan

ke dalam software pembelajaran apabila memiliki nilai ≥2, dan tidak layak apabila rata-rata nya <2.

3.4.3 Bentuk Presentasi Software Pembelajaran

Hasil analisis terhadap pedagogi materi subyek menghasilkan struktur global dan struktur makro, sedangkan analisis terhadap materi subyek menghasilkan jenis presentasi dari materi subyek tersebut. Untuk menghasilkan

software pembelajaran yang memenuhi kedua aspek tersebut, maka dilakukan transformasi terhadap pedagogi materi subyek dan wacana presentasi materi subyek. Hasil transformasi terhadap pedagogi materi subyek dan wacana presentasi materi subyek dipetakan seperti tabel berikut:

Tabel 3.2. Transformasi Wacana Presentasi Software dan Pedagogi Materi Subyek

Jenis Konsep

Pedagogi Materi Subyek Bentuk Presentasi

Visualisasi Teks

Kolom 1 adalah jenis konsep dari materi subyek, kolom 2 menunjukkan pedagogi materi subyek berupa struktur global dan struktur makro. Kolom 3 berisi bentuk presentasi yang berupa visualisasi dan teks. Di dalam bentuk presentasi ini terdapat jumlah frame yang menyusun setiap pedagogi materi subyek.

Proses pengembangan software pembelajaran ini menuntut berbagai bentuk presentasi visual/grafis berdasarkan pedagogi materi subyek dan jenis konsep yang dikandung materi subyek. Bentuk presentasi berupa gambar diperoleh dengan menscan gambar dan mendownload gambar dari internet. Selain itu juga sumber gambar adalah dari program seperti orbital viewer dan

schrodinger. Kemudian gambar ini diolah dengan menggunakan software seperti Arcsoft Photostudio dan Macromedia Flash MX

Animasi dikembangkan dengan pemrograman Macromedia Flash MX, dan didukung dengan SWF Decompiler dan SWF Quicker. Kemudian animasi yang dihasilkan divalidasi oleh 2 orang pakar.

3.4.4 Penyusunan Bagan Alir (flowchart) Software Pembelajaran

Penyusunan bagan alir (flowchart) program sebagai skenario software

pembelajaran dapat memberikan gambaran umum proses berjalannya software

pembelajaran.

Flowchart adalah suatu bagan yang berisi simbol-simbol grafis yang menunjukkan arah aliran kegiatan dan data-data yang dimiliki program sebagai suatu proses eksekusi. Menurut Setiadi dan Agus (2001) flowchart yang dibuat sebaiknya mengikuti aturan internasional, sehingga dapat dibaca oleh setiap programmer dan dapat diimplementasikannya ke dalam program menggunakan bahasa pemrograman yang dikuasainya.

3.4.5 Pembuatan Software Pembelajaran Kimia Interaktif pada Bahan Kajian Struktur Atom

Pembuatan software pembelajaran ini menggunakan pemrograman Macromedia Flash MX. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perancangan induk tampilan (windows) dengan acuan pada bagan alir dan

aspek-aspek presentasi software pembelajaran hasil analisis materi.

2. Memasukkan materi (baik teks ataupun grafis) ke dalam program sesuai dengan tuntutan presentasi setiap konsep

3. Software yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam bentuk CD untuk memudahkan penggunaan bagi user.

Pengembangan program pembelajaran ini diharapkan dapat menghasilkan suatu software pembelajaran kimia interaktif pada bahan kajian struktur atom dengan struktur eksplanasi materi subyek didasarkan pada pedagogi materi subyek sesuai dengan kriteria teachable dan accesible.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai langkah awal dalam rangka pengembangan program komputer dalam pendidikan di Indonesia.

Untuk mengetahui apakah software pembelajaran yang diolah telah memiliki sisi keinteraktifan, maka dilakukan validasi terhadap software

pembelajaran oleh 2 orang pakar. Pemilihan pakar dilihat berdasarkan latar belakang pengembangan software. Dalam pengembangan software ini ada 2 hal yang sangat mendasar yaitu aspek isi (content) dari materi subyek dan langkah-langkah (sintaks) pembelajaran. Pemilihan pakar didasarkan atas kedua komponen ini, sehingga peneliti memilih pakar 1 adalah Dr. I Nyoman Sudyana, M.Sc yang berlatar belakang pendidikan model pembelajaran dan pakar 2 adalah Drs. I Made Sadiana, M.Si yang berlatar belakang pendidikan kimia fisik.

Aspek penilaian terhadap software dinilai dengan kriteria penilaian dari 0 - 4. Kriteria penilaian ini mengikuti kriteria yang dibuat oleh Vermaat (2004).

Software ini dikatakan sudah layak menjadi software pembelajaran kimia interaktif apabila rata-rata memiliki nilai ≥2, dan tidak layak apabila rata-rata nya <2.

Dokumen terkait