BAB II TINJAUAN TEORITIS ………………………………………….. 1 1-30
B. Strategi Public Relations
Peran public relations dalam membangun citra dapat terlaksana dan terealisasi dengan adanya strategi yang terencana dengan matang. Strategi itu sendiri menurut Ahmad S. Adnanputra, seorang pakar humas mengatakan bahwa strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan, dimana perencanaan adalah suatu fungsi dasar dari
proses manajemen. Strategi merupakan perencanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan (Rosady Ruslan, 2008:133).
Strategi Public Relations menurut Ahmad S. Adnanputra yaitu alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations(Muslimin, 2004:63).
Public Relations merupakan kiat pemasaran penting lainnya dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Berikut ini program Public Relations menurut Lupiyoadi (2006:110), antara lain :
1. Publikasi.
2. Acara-acara penting. 3. Hubungan dengan investor. 4. Pameran.
Divisi hubungan masyarakat mengatur dan berperan serta dalam mempublikasikan berbagai event dan informasi-informasi yang dianggap penting oleh masyarakat.Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan hubungan yang baik antara suatu organisasi dengan masyarakat, sehingga dapat membantu dalam pencapaian tujuan dari organisasi tersebut.
Strategi Public Relations merupakan altenatif optimal untuk mencapai tujuan.Yang dimaksud dengan tujuan adalah penegakkan citra atau image yang menguntungkan bagi stakeholder-nya.Untuk mencapai hal tersebut, maka strategi
yang digunakan sebaiknya diarahkan pada upaya menggarap akar sikap tindak dan persepsi stakeholder (Rosady Ruslan, 2008:134).
Strategi adalah rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai kegiatan-kegiatan utama perusahaan yang akan menentukan keberhasilannya untuk mencapai tujuan pokok dalam lingkungan yang penuh tantangan. Suatu strategi terdiri dari beberapa taktik.Strategi bersifat umum, mendasar, dan berjangka panjang, dibanding dengan taktik yang merupakan rencana yang lebih khusus, operasional, dan berjangka pendek. Terdapat tiga jenis strategi Public Relations menurut (Rosady Ruslan, 2008:227)sebagai berikut:
1. Strategi persuasif memiliki ciri-ciri, antara lain:
a. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
b. PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap dan pendapat yang poistif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi.
c. Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan atau organisasi agar tercipta perubahan sikap dan penilaian
d. Perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan dan pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan baik.
2. Strategi melalui kontribusi pada tujuan dan misi perusahaan (strategi edukatif-informatif):
a. Menyampaikan fakta dan opini yang ada di dalam maupun di luar perusahaan.
b. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi secara historis
c. Melakukan analisa SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats). 3. Strategi dibentuk oleh dua komponen
a. Komponen sasaran.
Yaitu satuan atau segmen yang akan digarap (stakeholder yang dipersempit menjadi publik sasaran (target publik).
b. Komponen sarana.
1. Conservation (mengukuhkan). 2. Change (mengubah).
3. Crystallization (mengkristalkan).
Agardapat bertindak secara strategis, kegiatan PR harus menyatu dengan visi dan misi organisasi.Berikut beberapa langkah untuk membantu praktisi PR menetapkan program kerjanya.
1. Menyampaikan fakta dan opini. baik yang beredar maupun di luar organisasi. Fakta dan opini dapat diperoleh dari media massa dalam kurun waktu yang tertentu, naskah-naskah pidato pimpinan,publikasi perusahaan serta wawancara dengan pihak-pihak yang penting.
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perusahaaan yang terjadi secara historis. Perusahaan tersebut umumnya disertai perubahan sikap perusahaan terhadap pubilk atau sebagainya.
3. Sementara itu peluang dan ancaman dapat muncul dari unsur-unsur seperti peraturan pemerintah, kecemburuan serta pandangan masyarakat, perubahan stuktur kependudukan, situasi ekonomi, perubahan politik tekanan yang muncul (Syarifuddin dan Suryanto, 2016:79-80 ).
Salah satu bentuk strategi public relations yang terpenting adalah Strategi persuasif, strategi persuasif memiliki ciri-ciri (Ruslan, 2002:9-10):
1. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
2. PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi. 3. mendorong publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan/organisasi
agar tercipta perubahan sikap dan penilaian
4. perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan dan pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan baik(Ruslan, 2014:131).
Dalam manajemen strategi, komunikasi berperan sangat penting khususnya saat strategi yang dipilih akan diimplementasikan. Setiap orang pada tingkat organisasi perlu mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai strategi yang dijalankan organisasi. Ini dilakukan agar setiap orang pada masing-masing tingkatan organisasi itu bekerja dengan mengacu pada strategi koorporat. Strategi
fungsional dan strategi bisnis merupakan penjabaran pada tingkat fungsional dalam struktur organisasi.
Silih Agung Wasesa dalam bukunyaStrategi Public Relationsmenyarankan untuk memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa isu dalam mengkomunikasikan strategi yakni (Silih Agung, 2006:135):
1. Sifat dan kandungan strategi.
Makin luas dan cepat informai strategis tersebar maka makin besar pula kemungkinan strategi itu sampai pada kompetitor. Oleh karena itu ada baiknya bila strategi tidak dikomunikasikan secara terbuka. Tindakan ini perlu agar strategi tidak bocor sebelum diimplementasikan.
2. Dampak politis.
Ketika strategi diimplementasikan, bisa saja pihak-pihak yang tadinya mendukung akhirnya menjadi penentang. Namun pada umumnya, bila manajer puncak ikut dalam perumusan strategi, maka implementasi strategi tidak mengalami penyimpangan yang cukup berarti. Bila pun ada penyimpangan terjadi, maka ada dua kemungkinan penyebabnya: (a) lingkungan eksternal terlalu kuat dan belum teranalisis secara benar dan menyeluruh, dan (b) terjadi konspirasi antara ”orang dalam” dan perusahaan pesaing.
3. Harapan yang diinginkan dari implementasi strategi.
Publikasi akan memberi alat evaluasi pada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Publikasi tersebut dapat meningkatkan dan membatasi harapan atas masa depan organisasi serta dapat pula meningkatkan kualitas manajemen. Itu sebabnya strategi publikasi bisa menjadi restropeksi
dengan menunjukan apa yang akan dicobakan atau bagaimana sebaiknya tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
4. Dampak motivasi dan strategi.
Strategi bisa berdampak positif atau negatif. Karena itu dalam mengumumkan strategi sebaiknya harus dipertimbangkan dengan baik, sehingga pengumuman tersebut tidak akan menghantam-balik organisasi.
5. Dampak keputusan strategi.
Strategi kerap perlu dipahami secara bertahap terhadap posisi organisasi, operasional organisasi, dan rencana pencapaian. Dengan diumumkannya strategi, berarti sudah menutup dan menghentikan perumusan strategi karena akan mulai memasuki implementasi strategi. Namun, menutup dan menghentikan formulasi itu tak selalu diinginkan karena bisa saja manajemen pada tingkat yang lebih rendah memberi kontribusi yang signifikan terhadap perumusan strategi ketika manajemen yang lebih rendah mengimplementasikan strategi itu.
Dengan demikian, kegiatan Public Relations dalam konteks manajemen strategi dapat berupa sosialisasi secara cermat dan hati-hati kepada lingkungan internal organisasi dan secara fungsional menjadi bagian yang menjalankan strategi organisasi secara keseluruhan.
Menurut Kasali, langkah dilakukan praktisi Public Relations adalah sebagai berikut (Kasali, 1994:34):
1. Menyampaikan fakta dan opini baik yang beredar didalam maupun diluar organisasi. Fakta dan opini itu bisa diperoleh dari kliping media massa,
penelitian atas naskah pidato pimpinan, publikasi perusahaan, atau wawancara dengan pihak lain.
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahaan yang terjadi secara historis. Perubahaan historis umumnya disertai dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya, begitu pula sebaliknya. 3. Melakukan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunies, Treathment).
Praktisi PR diharapkan melakukan analisis tersebut dengan tujuan memperoleh persepsi mengenai kinerja perusahaan serta hubungannya dengan publik internal dan eksternal yang dimilikinya.