Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
A. Isu Strategis Pengembangan Drainase
Kab/Kota wajib melakukan rumusan isu strategi s pengembangan Drainse di daerahKabupaten/Kota yang sedang berkembang dan membutuhkan penanganan. Dalammelakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan identifikasi data daninformasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan
pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, Renstra Dinas, Dokumen SPPIP, Rencana Induk Drainase dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis
pengembangan Drainase di Kabupaten/Kota
Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di Indonesia antara Lain :
Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan
airpermukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran airlimbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik system drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalahpada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampa h yangdibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara potensial oleh pengelolasampah dan masyarakat.
Pengendalian debit puncak
Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangiluasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan u ntuk menyiapkanpenampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak. Penampungan-penampungan tersebut dapat dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan,kolam-kolam retensi di atap-atap gedung,
didasar-dasar bangunan, waduk,lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara bertahap.
Kelengkapan perangkat peraturan
Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan drainasepermukiman di daerah adalah :
Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan sepertipencegahan
pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangansampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaandaerah resapan air (wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur,
kedalaman,posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan masing-
masing.Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat danswasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.Bentuk dan struktur
organisasi, uraian tugas dan kualitas pe rsonil yangdibutuhkan dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam peraturandaerah.
Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan salurandrainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah kedalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran, m aupunpenutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagaibangunan, kolam ikan dll.
Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasipendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendah nya skalaprioritas penanganan pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan maupunbiaya operasi dan
pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhanberdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase perkotaan.
Penanganan Drainase Belum Terpadu
Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutamamasalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplandrainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yangberakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang dikembangkannyasaja.
Setiap Kab./Kota wajib merumuskan isu strategis yang ada di daerah masing-masing.Isu strategis dalam pengembangan drainase perkotaan menjadi dasar dalampengembangan infrastruktur, serta akan menjadi landasan p enyusunan program dankegiatan dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) yang lebihberpihak kepada pencapaian MDGs, yang diharapkan dapat mempercepatpencapaian cita-cita
pembangunan nasional.
Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase
Kondisi umum pembangunan Drainase di Indonesia dapat diuraikan secara garis besar adalah sebagai berikut :
roporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan o
kondisiberfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83%
Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat o
atautergenang mencapai 14,49%
Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68% o
Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan drainase yang telahdilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini :
Aspek teknis
Menguraikan dan melampirkan peta yang berisi kondisi jaringan drainase kota,baik kondisi fisik, kapasitas saluran dan fungsinya. Diuraikan juga sejauh manasistem jaringan yang ada berfungsi dalam mengatasi masalah genangan/ banjiryang terjadi. Perlu juga digambarkan mengenai daerah dan tingkat pelayanansistem drainase yang ada dilihat dari cakupan daerah aliran sungai (DAS) dandaerah tangkapan air hujan, serta perlu di jelaskan daerah rawan genangan diKota/Kabupaten masing-masing.
Pada aspek teknis ini perlu ditampilkan: 1. Gambar peta genangan Kabupaten/Kota.
2. Gambar peta jaringan sistem drainase (klasifikasi sistem drainase primer dan sekunder termasuk jaringan jalan kota
Kondisi eksisiting pengembangan drainase sebagaima na diuraikan di atas dapatditampilkan dalam tabel 4.44 sebagaimana dicontohkan berikut ini
Tabel 4.44
Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase No. Nama Jalan/Lokasi Saluran Panjang (m) Dimensi Luas Catchment Area (Ha) Konstruksi Saluran Kondisi Pengadaan Tinggi (m) Lebar (m) Tahun Sumber Dana Jumlah Biaya 1. 2. 3. Saluran A Saluran B Saluran C
*Dalam Proses Pendataan
Pendanaan
Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayaipenyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainaseperkotaan seperti
pembiayaan pembangunan serta anggaran Pemda (APBD) untukO&P sarana prasarana yang ada.
Kelembagaan
Menguraikan organisasi pengelolaan drainase perkota an yang mencakup bentukorganisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja,
dansumber daya manusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkankemampuan organisasi pengelola drainase perkotaan saat ini.
saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota misalnya terkait tentangStruktur Organisasi dan Tupoksi pengelola, perundangan misalnya kejadian untuktidak bermukim di banta ran sungai atau saluran drainase, masalah pertanahan diperkotaan yang relatif rumit, dll (perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur).
Peran Serta Masyarakat dan swasta
Partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan pembangunansistem drainase perkotaan. Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat danswasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaanmasyarakat peduli dan menjaga aliran drainase, penerimaan masyarakat terhadapaturan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan, kegiatan-kegiatan apa yangtelah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatankampanye dan edukasi terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan baik yangdiselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masy arakat danswasta dalam pembangunan prasarana dan sarana drainase serta operasi danpemeliharaan sarana dan prasarana yang ada
C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Drainase