• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRESS Tekanan eksternal

Dalam dokumen BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 52-58)

Karakteristik pekrjaan (misalnya batas waktu yang ketat, sedikit kendali)

Tekanan internal

Kognitif (misalnya, Standar yang terlalu tinggi) Perilaku (misalnya,

kebiasaan kerja yang tidak efisien) Fisik (misalnya, keadaan sehat) Emosional (misalnya, tidak mau meminta bantuan) Lingkungan Fisik (misalnya, kebisingan, kesesakan) Lingkungan Sosial Budaya (misalnya, kompetisi)

Gambar 2.6. Sumber Tekanan.

Sumber: Dra. Sedarmayanti M.Pd., Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, CV. Mandar Maju 1996.

Sering dirasakan bahwa beban kerja yang berlebihan dapat melebihi apa yang terjadi di dalam pekerjaan, tetapi biasanya lebih mudah dan lebih menyenangkan untuk melihatnya sebagai suatu “masalah kerja”. Kadang-kadang suatu tuntutan mungkin menjadi tumpang tindih, sehingga menghambat penyelesaian masalah yang seharusnya sederhana. Apabila seorang pegawai melakukan pekerjaannya sampai larut malam maka kemungkinan pegawai tersebut akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang baru dan mendesak.

Banyak gejala yang dapat menimbulkan stress, diantaranya adalah: 1. Otot mengencang.

2. Denyut jantung meningkat.

3. Pernapasan menjadi lebih cepat dan lain-lain.

Hal tersebutkah yang dimaksud dengan stress? Sebagian pendapat mengatakannya. Akan tetapi bagaimana dengan perasaan panik ketika seseorang menyadari bahwa ia mempunyai terlalu banyak hal yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya.

Seseorang mungkin mengalami stress tanpa menyadarinya, atau setidaknya menolak mengakuinya. Seseorang bahkan mungkin melihat stress merupakan sesuatu yang positif, karena dapat memotivasi diri sendiri. Sebagian orang mengatakan bahwa pegawai akan bekerja dengan lebih baik jika batas waktu yang ditetapkan. Semakin singkat waktu yang tersedia untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan, maka kecenderungannya pegawai akan lebih termotivasi dan akan semakin baik bekerja (karena pekerjaannya dapat cepat selesai).

Stress di alami oleh setiap orang dari segala lapisan, seseorang harus belajar menghadapi dan menghilangkan stress pada saat yang memungkinkan dan sesuai dengan kebutuhan. Dalam kasus tertentu, mengatasi stress dengan cara yang sebaik mungkin dan

menggunakannya dengan cara yang positif, dapat mencapai sesuatu yang lebih bermanfaat.

Sebelum seseorang dapat mengatasi stress, perlu diketahui terlebih dahulu dari mana stress berasal, dan apa yang menyebabkannya. Seeorang perlu mengetahui jika pada suatu saat terkenan stress, dampak apa yang ditimbulkannya pada diri seseorang. Mengenal stress secara dini dalam diri sendiri, merupakan langkah awal dari usaha mengatasinya, Kadang-kadang stress di suatu lingkungan, dapat menimbulkan reaksi di tempat atau lingkungan lain.

2.8.2. Penyebab Umum Stress.

Untuk memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat menyebabkan stress, maka perlu diketahui tentang kekurangan dan kelebihan ransangan. Ada beberapa tingkatan ransangan yang dapat menyebabkan stress.

Berikut ini adalah gambaran umum mengenai tingkatan ransangan penyebab stress dan konsekuensi psikologisnya.

Tingkatan Penyebab Stress Konsekuensi Psikologis Tingkatan Ransangan Rendah

-

Pekerjaan rutin yang membosankan. - Kurang berhubungan dengan orang lain - Hubungan yang

-

Prestasi kerja buruk.

-

Melakukan sabotase

dalam pekerjaan. - Merasa frustasi,

cemas dan tegang - Makan/minum

tidak memuaskan dan tidak menguntungkan - Kurang kesempatan yang bersifat rekreatif - Kelelahan - Bersikap masa bodoh Tingkat Ransangan Tinggi - Terlalu sibuk - Tuntutan konflik dengan waktu/keahlian

-

Terlalu banyak

aktifitas yang harus dikerjakan - Kurang kesempatan untuk santai

-

Kecemasan finansial/pribadi

- Prestasi kerja buruk - Merasa frustasi,

cemas, dan tegang - Makan/minum - Kelelahan

- Merasa sudah tidak dapat mengatasi situasi

- Berekreasi secara berlebihan

Tabel 2.10. Penyebab Stress dan Konsekuensinya Psikologisnya. Sumber: Dra. Sedarmayanti M.Pd., Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, CV.

Mandar Maju 1996.

Pada tabel tersebut dapat dilihat sejumlah sikap dan perasaan yang dialami oleh penderita stress. Sedangkan pada kolom konsekunsi psikologis, tampak gambaran yang paling sederhana tentang penyebab stress.

Berdasarkan penelitian, dengan karakteristik kehidupan di Asia yang memungkinkan menyebabkan timbul dan berkembangnya stress, adalah hal-hal yang berhubungan dengan :

1. Cara hidup.

2. Cara mengadakan rekreasi. 3. Cara bekerja.

4. Sifat pekerjaan.

5. Harapan untuk berprestasi. 6. Kegagalan berprestasi. 7. Cuaca.

2.8.3. Mengatasi Dan Mengendalikan Stress

Mengatasi dan mengendalikan stress hendaknya dilakukan secara adaptif dan efektif. Dalam hal ini perlu diketahui apa yang boleh dilakukan dan apa yang harus diupayakan. Respon pertama terhadap stress yang dilakukan oleh beberapa orang, adalah kadang-kadang menyalakan sebatang rokok atau meraih segelas minuman keras. Hal tersebut bukan merupakan cara penanggulangan yang efektif, tidak dapat menyelesaikan/memecahkan sebab dari stress, bahkan hanya menambah masalah.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mengendalikan stress, yang paling penting perlu dikenali terlebih dahulu penyebab stress yang bersangkutan, sehingga jelas tindak lanjut apa yang perlu dilakukan kemudian. Dalam mengatasi dan mengendalikan stress, pada umumnya seseorang dihadapkan pada 3 bidang untuk melakukan tindakan/perubahan, yaitu: diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Pada dasarnya salah satu dari bidang tersebut akan dijadikan target yang jelas untuk dilaksanakan, namun

bila pada kenyataan mengalami kesulitan maka perlu segera dipikirkan untuk segera beralih melaksanakan kegiatan di bidang lainnya.

Dalam upaya untuk mengatasi dan mengendalikan stress perlu mempelajari keterampilan tertentu, diantaranya melakukan relaksasi/rileks. Melakukan relaksasi mungkin tidak memecahkan masalah stress dengan sendirinya, tetapi mungkin dapat menempatkan diri dalam keadaan, di mana seseorang dapat berfikir tentang suatu masalah dan merenungkannya dengan lebih tenang. Cara seperti ini dapat mengurangi atau menyembuhkan beberapa penyakit dan nyeri yang disebabkan oleh ketegangan.

Stress lebih mungkin dijumpai oleh seseorang yang tidak mempunyai banyak kendali. Manajemen stress berarti lebih dari sekedar menjauhkan apa yang tidak menyenangkan atau “penuh stress”, tetapi tindakan ini juga melibatkan penambahan hal-hal bersifat positif yang menyenangkan.

Setiap hari, seseorang dihadapkan pada beberapa keadaan untuk memecahkan masalah. Memecahkan masalah tidak selalu menjamin bahwa telah didapat secara tepat apa yang diinginkan. Hal tersebut dapat membuat seseorang menjadi lebih stress atau frustasi. Oleh sebab itu belajar keterampilan untuk memecahkan masalah merupakan hal yang penting, karena berarti berlatih melaksanakan suatu rangkaian prosedur.

Dalam memecahkan masalah, perlu dilakukan identifikasi masalah, identifikasi prioritas dan tujuan, identifikasi solusi, dan pertimbangan solusi yang dipilih.

Dalam dokumen BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 52-58)

Dokumen terkait