• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan pendapat Herman J.Waluyo (1995: 106-134) menjelaskan unsur-unsur batin puisi sebagai berikut :

a) Tema/makna (sense)

Tema puisi merupakan gagasan pokok atau “subject matter” yang dikemukakan penyair melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Setiap puisi mengandung suatu “subject matter” untuk dikemukakan atau ditonjolkan; dan hal ini tentu saja tergantung kepada beberapa faktor, antara lain falsafah hidup, lingkungan, agama, pekerjaan, pendidikan sang penyair (Tarigan, 1993: 10). Makna yang dikandung oleh “subject matter”, suatu puisi itulah yang kita maksudkan dengan istilah “sense” .

Menurut Jabromin, dkk (2001: 65) tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang. Sesuatu tersebut dasar bagi puisi yang dicipta oleh penyair. Sesuatu yang dipikirkan itu dapat bermacam- macam, meliputi berbagai macam permasalahan hidup.

Perasaan dalam puisi adalah perasaan yang disampaikan penyair melalui puisinya. Puisi mengungkapkan perasaan yang beraneka ragam.

Rasa atau feeling adalah “the poet’s attitude toward his subject matter” yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya (Tarigan, 1993: 11).

c) Nada (tone)

Nada puisi ialah sikap batin penyair yang hendak diekspresikan penyair kepada pembaca. Nada puisi ikut mewarnai corak puisi itu. Suasana ialah suasana batin pembaca akibat membaca puisi.

Yang dimaksud nada dalam perpuisian yaitu “sikap penyair terhadap pembacanya”. Atau dengan perkataan lain; sikap sang penyair tehadap para penikmat karyanya (Tarigan, 1993: 18). Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

d) Amanat/tujuan/maksud (itention)

Amanat puisi adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujun yang hendak disampaikan penyair. Amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya (Jabromin dkk, 2001: 67). Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

c. Jenis - jenis Puisi

Menurut Herman J. Waluyo & Amir Fuady (2000: 129-130) ditinjau dari bentuk dan isinya, ragam atau jenis puisi itu bermacam-macam. Jenis puisi itu sedikitnya dibedakan antara:

1) Puisi epik

Puisi epik yakni suatu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah.

2) Puisi naratif

Puisi naratif adalah puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku, perwatakan, setting maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita.

3) Puisi lirik

Puisi lirik yaitu puisi yang berupa luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin yang melingkuinya.

4) Puisi dramatik

Puisi dramatik adalah salah satu jenis puisi yang secara obyektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.

5) Puisi didaktik

Puisi didaktik yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya terampil eksplisit

6) Puisi satirik

Puisi satirik adalah puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidak beresan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.

7) Romance

Puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih. 8) Elegi

Elegi adalah puisi ratapan yang menungkapkan rasa kepedihan seseorang. 9) Ode

Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorangyang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan

10)Hime

Hime adalah puisi yang berisi pujian terhadap Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa ataupun tanah air.

d. Pengertian Puisi Anak – anak

Dari sisi puisi anak, Robert Fros (dalam Yusi Rosdiana, dkk. 2008: 7.5) mengemukakan bahwa puisi harus menyenangkan anak-anak dan membantu mereka (anak-anak) dalam mengembangkan pengetahuan baru dan cara baru untuk memahami dunianya. Dunia yang dimasuki anak melalui membaca puisi anak itu menurut Riris Sarumpaet (dalam Yusi Rosdiana, dkk. 2008: 7.5) harus

memberi tiga kriteria, yaitu (1) memenuhi unsur pantangan; (2) disajikan dengan gaya secara langsung; (3) fungsi terapan. Dalam sebuah puisi anak tidak boleh memuat hal-hal yang dianggap tabu oleh budaya dan sara yang berlaku di lingkungan sekitar hidup anak. Menyajikannya menggunakan gaya bahasa yang langsung dapat ditangkap oleh pikiran anak sehingga anak tidak harus mencari tafsiran dengan susah payah.

Menurut Norton (323-324), puisi anak-anak mempunyai kriteria sebagai berikut: (1) Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima; (2) Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bernain bahasa; (3) Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan, mengembangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata – kata dalam cara baru; (4) Menyajikan cerita sederhana memperkenalkan tindakan yang dilakukan; (5) Bukan ditulis berdasarkan dugaan yang rendah terhadap anak. (6) Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menankap sesuatu dari puisi itu; (7) Tema puisi harus yang menyenangkan anak – anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat menggali; (8) Harus cukup baik untuk dibaca ulang. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi- makalah-tentang/puisi-anak-anak-2

Sedangkan menurut Sumardi, dkk. (dalam Yusi Rosdiana, dkk. 2008: 7.6) bahwa puisi anak hendaknya memiliki kriteria: (1) sesuai dengan lingkungan anak; (2) sesuai dengan kelompok usia anak; (3) keragaman sajak; (4) kesesuaian sajak dengan siswa.

Ciri-ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi di SD, menurut Rusyana adalah: (1) isi sajak harus merupakan pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf perkembangan jiwa anak; (2) sajak itu memiliki daya tarik terhadap anak; (3) sajak itu harus memiliki keindahan lahiriah bahasa; misalnya irama yang hidup, tekanan kata yang nyata, permainan bunyi, dan lain-lain; (4) perbendaharaan kata yang sesuai dengan dunia anak.

Menurut Yusi Rosdiana, dkk. (2008: 7.7) kriteria puisi anak antara lain: (1) sesuai dengan lingkungan anak, baik tema yang membangkitkan motivasi,

keceriaan, kebergunaan, mendidik; (2) sesuai dengan usia anak dalam pemilihan kesederhanaan tema, diksi, gaya bahasa; (3) keragaman sajak dalam memilih bunyi persajakan, dalam tema yang dekat dengan lingkungan, dalam jenis, dan (4) sesuai dengan siswa dalam penataan bentuk bahasa, jenis puisi, dan mengakomodasikan jiwa bermain siswa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi anak mempunyai kriteria sebagai berikut: puisi mengandung tema yang menyentuh, bahasanya sederhana mudah ditangkap anak, ritme yang meriangkan anak, tidak terlalu panjang, ada rima dan bunyi yang serasi dan indah, serta isinya bisa menambah wawasan pikiran anak.