Secara etimologis struktur berasal dari kata structure, bahasa Latin
yang berarti bentuk atau bangunan. Nurgiyantoro (2005:37-38) menyatakan
struktur cerita diartikan susunan, penegasan, dan gambaran dari semua bahan
dan bagian yang menjadikan komponennya secara bersama membentuk suatu
kebulatan. Struktur cerita karya sastra juga mengacu pada pengertian
hubungan antar unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan,
saling mempengaruhi dan secara bersama-sama membentuk kesatuan yang
utuh. Karya sastra besar merupakan produk strukturilisasi dari subjek
kolektif. Oleh karena itu karya sastra mempunyai struktur yang koheren dan
padat.
Cerita rakyat sebagai sebuah karya sastra bisa disebut bernilai apabila
masing-masing unsur pembentuknya tercermin dalam strukturnya, seperti
tema, karakter, plot, setting dan bahasa yang merupakan satu kesatuan utuh
(Fananie, 2001:76).
Dalam suatu struktur terdapat satuan-satuan unsur pembentuk dan
aturan susunannya. Struktur dapat diterangkan sebagai hubungan antara
unsur-unsur pembentuk itu dalam suatu susunan keseluruhan. Hubungan itu
a. Tema
Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang
melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Sastra merupakan refleksi
kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya
sastra bisa sangat beragam. Tema dapat berupa persoalan moral,
etika, agama, sosial budaya, perjuangan, teknologi, tradisi yang
berkaitan erat dengan masalah kehidupan (Fananie, 2001:84).
Senada dengan pernyataan di atas, Nurgiyantoro (2005:70)
menyatakan tema merupakan ide, gagasan, pandangan hidup yang
melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan
refeleksi kehidupan masyarakat, tema yang diungkapkan dalam
karya sastra sangat beragam. Tema dapat berupa persoalan moral,
etika, sosial budaya, agama, teknologi, dan tradisi yang terkait erat
dengan masalah kehidupan. Tema dapat juga berupa pandangan
pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul. Tema dapat
dipandang sebagai dasar cerita dan gagasan dasar umum tersebut
digunakan untuk mengembangkan cerita. Tema menjadi dasar
pengembangan seluruh cerita dan menjiwai seluruh bagian cerita
tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesiskan
bahwa tema merupakan gagasan, pandangan hidup, pengalaman
pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra dan
b. Plot/Alur Cerita
Cerita rakyat terdapat alur yang terdiri dari bagian-bagian
yang berhubungan secara sebab akibat dan hubungan pelaku. Tiap
bagian terdiri dari term dan fungsi, yaitu pelaku dan peranannya
(Rusyana,1975:52).
Suatu cerita rakyat terdapat alur yang terdiri dari
bagian-bagian yang berhubungan secara sebab akibat dan hubungan
pelaku. Tahapan plot atau alur cerita meliputi: (1) paparan awal
cerita (expotition) yaitu tahap pelukisan dan pengenalan situasi
latar serta tokoh-tokoh cerita yang. berfungsi sebagai landasan
cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya; (2) masuk problem
(inciting moment) yaitu tahap memunculkan masalah-masalah dan
peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik dan akan
dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya; (3)
penanjakan konflik (rising action) yaitu tahap pemunculan konflik
yang semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya.
Konflik-konflik yang terjadi mulai mengarah ke klimaks dan
semakin tak terhindarkan; (4) tahap penyampaian konflik atau
puncak ketegangan yang terjadi pada diri atau antartokoh cerita
mencapai titik intensitas puncak; (5) menurunnya konflik (falling
action) yaitu tahap klimaks mulai menurun atau sudah mulai
kendor. Konflik sudah hampir berakhir dan sudah mulai ada titik
atau jalan keluar yang kemudian cerita diakhiri (Waluyo,
2002:147).
Lebih lanjut Stanton (2012:26) menyatakan alur merupakan
rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa alur
merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam cerita yang
kejadiannya dihubungkan dengan sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
c. Pelaku dan Peranannya
Yus Rusyana menjelaskan pelaku (terem) cerita terdiri dari
manusia, manusia dan binatang dan tumbuhan, manusia dengan
jadi-jadian, manusia dengan siluman, manusia dengan kekuatan
alam, manusia dengan benda.
Pelaku manusia diberi ciri dengan jenis kelamin, umur,
kedudukan, kesaktian dan sifat-sifatnya Pelaku binatang terdiri dari
dua macam yaitu binatang biasa dan yang kedua adalah binatang
jadi-jadian. Dedemit atau siluman yang menjadi pelaku dalam cerita
dilukiskan keadaannya yang mengerikan (Rusyana,1975:53).
Tokoh mengacu kepada orang atau pelaku cerita, misal
pelaku utama, atau tokoh pemeran protagonis, antagonis, dan
sebagainya. Karakter merupakan watak atau perwatakan
pembaca atau lebih pada kualitas pribadi seorang tokoh
(Nurgiyantoro, 2005:165).
d. Latar/Setting
Latar cerita terlihat dengan disebutkan nama-nama tempat
yang secara nyata memang terdapat cerita-cerita itu
membayangkan pula suasana zaman yang dilukiskannya
(Rusyana,1975:55-56).
Latar/ setting adalah keseluruhan lingkungan cerita meliputi
adat istiadat, kebiasaan, dan pandangan hidup tokohnya yang
berkaitan dengan waktu, tempat penceritaan, tempat kejadiannya
cerita, misalnya siang, malam atau pagi, hari, bulan, atau tahun, di
desa, kota atau wilayah tertentu, di pantai, gunung, danau, sungai
atau lingkungan masyarakat tertentu, dan sebagainya (Hudson
dalam Waluyo, 2002:198).
e. Amanat
Berasal dari alur cerita, dapat diketahui amanat cerita.
Misalnya dalam alur yang bagian akhirnya merupakan kemenangan
fungsi yang sebaliknya dari fungsi pada bagian awal, memberikan
amanat bahwa agar sesuatu fungsi menang maka fungsi tersebut
harus lebih kuat dari fungsi yang dikalahkan (Rusyana,1975:56).
Menurut Nurgiyantoro (2005:322), amanat merupakan pesan
Folklor tersebut dapat diambil suatu pesan atau kesan yang disebut
amanat, dalam amanat dapat dilihat pandangan pengarang
mengenai kehidupan yang terdapat dalam karya sastranya.
Simpulan dari berbagai definisi mengenai amanat yaitu
bahwa amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang
kepada pembaca sebagai bentuk perenungan dan refleksi atas apa
yang terjadi dalam sebuah cerita.
Cerita rakyat memiliki struktur yang membangunnya menjadi
sebuah cerita yang kompleks. Struktur dalam sebuah cerita rakyat
terdiri dari alur, pelaku dan peranannya, latar serta amanat.