BAB II LANDASAN TEORI
2.2 LCD (Liquid Crystal Digital)
2.2.2 Struktur Dasar LCD
LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber cahayanya. Cahaya Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna putih. Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal) sendiri adalah cairan organik yang berada diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan transparan yang konduktif.
Gambar 2.6 Struktur Dasar LCD
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah : 1. Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
2. Elektroda Positif (Positive Electrode) 3. Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer) 4. Elektroda Negatif (Negative Electrode) 5. Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2) 6. Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror) 2.2.3 Pengendali / Kontroler LCD
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan
16
memori dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :
DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Berikut Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah:
Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.
Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau keDDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
Pin kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display) diantaranya adalah :
Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data sedangkan high baca data.
Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.
2.2.4 Prinsip Menggunakan LCD
Modul LCD memiliki 3 jalur kontrol yang bernama RS, R/W, dan E. RS digunakan untuk memberitahukan kepada LCD apakah data yang diberikan adalah kata-instruksi (instrction word) atau kata-data (data-word). Jika akan mengirim instruksi maka RS harus dibuat 0, sedangkan untuk mengirim data maka RS harus berlogika 1.
Sementara jalur R/W digunakan untuk memilih operasi Read atau Write.
Read artinya membaca data dari LCD sedangkan Write artinya menuliskan data ke LCD. Dalamn kasus ini kita hanya akan menuliskan data ke LCD, sehingga jalur ini dapat dibuat rendah (logika 0) terus. Terakhir adalah jalur E (Enable), dimana jika dia berlogika tinggi (1) maka proses penulisan ke LCD akan diaktifkan. Kata instruksi yang dikirimkan ke LCD akan memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh kontroler LCD.
2.2.5 Cara Kerja LCD secara Umum
Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.
18
Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet L CD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A”
pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting.
Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD.
Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.
2.3 SENSOR SUHU (DS18B20)
DS18B20 adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi temperature yang merupakan jenis sensor digital seri terbaru dari Maxim IC, yang asal pembuatnya adalah Dallas Semiconductor, lalu diambil alih oleh Maxim Integrated Products.
Sensor Suhu DS18B20 Kebanyakan sensor suhu memiliki tingkat rentang terukur yang sempit serta akurasi yang rendah namun memiliki biaya yang tinggi. Sensor
suhu DS18B20 dengan kemampuan tahan air (waterproof) cocok digunakan untuk mengukur suhu pada tempat yang sulit, atau basah. Karena output data sensor ini merupakan data digital, maka kita tidak perlu khawatir terhadap degradasi data ketika menggunakan untuk jarak yang jauh. DS18B20 menyediakan 9 bit hingga 12 bit yang dapat dikonfigurasi data. Karena setiap sensor DS18B20 memiliki silicon serial number yang unik, maka beberapa sensor DS18B20 dapat dipasang dalam 1 bus. Hal ini memungkinkan pembacaan suhu dari berbagai tempat. Meskipun secara datasheet sensor ini dapat membaca bagus hingga 125°C, namun dengan penutup kabel dari PVC disarankan untuk penggunaan tidak melebihi 100°C.
Sensor DS28B20 merupakan salah satu sensor oneWire atau jika terdapat banyak sensor yang disusun secara paralel data dari keluaran setiap sensor tersebut dapat dibaca hanya dengan menggunakan satu kabel. Setiap sensor yang diproduksi memiliki kode unik sebesar 64-Bit yang disematkan pada masing-masing chip, sehingga memungkinkan penggunaan sensor kedalam jumlah besar hanya melalui satu kabel saja (single wire data bus/1 wire protocol). Gambar 2.7 Sensor Suhu DS18B20
Gambar 2.7 Sensor Suhu DS18B20
Pada gambar,sensor suhu DS18B20 yang dilengkapi dengan water proof sehingga dapat digunakan untuk mengukur temperature di dalam air.
Fitur dari sensor suhu DS18B20 antara lain:
Antarmuka 1-wire yang unik, hanya membutuhkan satu pin port untuk komunikasi.
Mempunyai kemampuan multidrop menyederhanakan aplikasi penginderaan suhu yang terdistribusi.
Setiao sensor memiliki kode pengenal unik 64-bit yang tertanam di onboard ROM.
20
Bias diumpankan daya melalui jalur data, rentang dayanya 3 V hingga 5.5 V.
Mengukur temperature mulai dari -55°C hingga 125°C.
Memiliki akurasi +/- 0.5°C pada rentang -10°C hingga 85°C.
Resolusi sensor mulai 9 hingga 12 bit.
Bias mengkonversi data temperature 12-bit digital word hanya dalam 750 milidetik (maksimal).
Memiliki konfigurasi alarm yang bias diatur (non-volatile).
Bisa digunakan untuk fitur pencari alarm dan alamat sensor yang temperaturnya di luar batas (temperature alarm condition).
Penggunaanya bisa dalam lingkunga kendali termostatis, sistem industry, produk rumahan, thermometer, atau sistem apapun yang memerlukan pembacaan temperatur.
2.4 SENSOR PH AIR V1.1
PH singkatan power of hidrogen, yang merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam tubuh.Total skala pH berkisar dari 1 sampai 14, dengan 7 dianggap netral.Sebuah pH kurang dari 7 dikatakan asam dan larutan dengan pH lebih dari 7 dasar atau alkali. Alat ini dapat mengukur kualitas air dan parameter lainnya terjangkau.Hal ini juga Arduino kompatibel, - terutama dirancang untuk Arduino pengendali untuk dengan mudah antarmuka sensor dengan konektor praktis.Hal ini akan memungkinkan untuk memperluas proyek Anda untuk bio-robotika.Ini memiliki LED yang bekerja sebagai Indikator Daya, konektor dan PH2.0 antarmuka sensor BNC.Untuk menggunakannya, hanya menghubungkan sensor pH dengan konektor BND, dan plug antarmuka PH2.0 ke port input analog dari setiap Arduino kontroler.Jika pra-diprogram, Anda akan mendapatkan nilai pHdengan mudah.
Gambar 2.8 pH probe dan pH sensor module V1.1
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagaikologaritma aktivitas ion hidrogen (H+ ) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni (aquades) adalah netral atau mempunyai nilai pH 7. PH Meteradalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (kadar keasaman atau alkalinitas) ataupun basa dari suatu larutan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran pembacaan yang mengukur dan menampilkan pH yang terukurng terukur. Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah.
Alat ini ada yang digital dan juga analog. pH meter banyak digunakan dalam analisis kimia kuantitatif.Probe pH mengukur pH seperti aktifitas ion-ion hidrogen yang mengelilingi bohlam kaca berdinding tipis pada ujungnya.(sekitar 0.06 volt per unit pH) yang diukur dan ditampilkan sebagai pembacaan nilai pHSifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
Sebagai sampel air jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline), Rangkaian pengukurannya tidak lebih dari sebuah voltmeter yang menampilkan pengukuran dalam pH selain volt. Pengukuran Impedansi input harus sangat tinggi karena adanya resistansi tinggi (sekitar 20 hingga 1000 MΩ) pada probe elektroda yang biasa digunakan dengan pH meter.
Rangkaian pH meter biasanya terdiri dari amplifier operasional yang memiliki konfigurasi pembalik, dengan total tegangan kurang lebih -17. Amplifier meng-konversi tegangan rendah yang dihasilkan oleh probe (+0.059 volt/pH) dalam unit
22
pH, yang mana kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi untuk memberikan hasil pembacaan pada skala pH. Untuk pengukuran yang sangat presisi dan tepat, pH meter harus dikalibrasi setiap sebelum dan sesudah melakukan pengukuran. Untuk penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan setiap hari. Alasan melakukan hal ini adalah probe kaca elektroda tidak diproduksi e.m.f. dalam jangka waktu lama.Kalibrasi harus dilakukan setidaknya dengan dua macam cairan standard buffer yang sesuai dengan rentang nilai pH yang akan diukur.Untuk penggunaan umum buffer pH 4 dan pH 10 diperbolehkan. pH meter memiliki pengontrol pertama (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan pengukuran agar sama dengan nilai standard buffer pertama dan pengontrol kedua (slope) yang digunakan menyetel pembacaan meter sama dengan nilai buffer kedua.
Pengontrol ketiga untuk men-set temperatur. Instrumen yang digunakan dalam pHmeter dapat bersifat analog maupun digital. Sebagaimana alat yang lain, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, maka diperlukan perawatan dan kalibrasi pH meter. Pada penggunaan pH meter, kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum dilakukan pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama pH meter adalah pengukuran arsu listrik yang tercatat pada sensor pH akibat suasana ionik di larutan. Stabilitas sensor harus selalu dijaga dan caranya adalah dengan kalibrasi alat. Kalibrasi terhadap pHmeter dilakukan dengan: Larutan buffer standar : pH = 4,01 ; 7,00 ; 10,0.
2.2.1 SPESIFIKASI
2.5 POMPA AIR
Pompa Aquarium adalah sebuah alat untuk menyaring air dalam aquarium agar tetap terjaga kebersihannya. Sehingga ikan-ikan lebih tahan lama hidup dalam aquarium tanpa takut terkena bakteri yang dihasilkan karena air kotor. Air aquarium yang kotor juga bisa dikarenakan oleh makanan ikan yang dimasukkan dalam aquarium sehingga terlarut dan menjadikan air keruh.Dalam aquarium harus memiliki kualitas air yang baik. Sedangkan air yang jernih juga belum tentu termasuk air yang baik untuk ketahanan hidup ikan hias. Dan air yang baik adalah yang memiliki beberapa unsur yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Misalnya saja kelarutan oksigen, kandungan gas nitrat, dan beberapa zat lainnya yang bisa ditolerir oleh ikan. Dengan adanya Pompa air aquarium paling tidak bisa membuat air dalam aquarium menjadi baik, bersih dan terhindar dari bakteri yang berbahaya untuk ikan.
Pompa aquarium adalah elemen penting dalam kelangsungan hidup ikan dalam aquarium. Pompa Aquarium adalah sebuah alat untuk menyaring air dalam aquarium agar tetap terjaga kebersihannya. Sehingga ikan-ikan lebih tahan lama hidup dalam aquarium tanpa takut terkena bakteri yang dihasilkan karena air kotor.
Air aquarium yang kotor juga bisa dikarenakan oleh makanan ikan yang dimasukkan dalam aquarium sehingga terlarut dan menjadikan air keruh.
Gambar 2.9 Aquarium dan Pompa Air
24
Pompa aquarium juga memiliki cara kerja dalam beberapa mekanise diantaranya 1. Mekanisme awal
Cara kerjanya adalah dengan dibagian fungsi dynamo pada mesin pompa aquarium. Dynamo tersebut akan bergerak dengan adanya fasilitas daya listrik pada pompa. Fungsinya untuk menarik air agar masuk pada mesin filter, dan air hanya akan berputar-putar di sana.
2. Mekanisme Pertengahan
Setelah dynamo bekerja, maka akan terjadi stabilitas peputaran air secara berkala. Maka pada saat itu, proses penyaringan air kotor pun terjadi. Proses penyaringan ini memang sangat penting agar air di dalam aquarium tetap bersih.
3. Mekanisme Akhir
Yang terakhir ini setelah air disaring, maka hasil airnya akan kembali masuk ke dalam aquarium. Jadi air dalam aquarium tersebut tetap dalam kondisi bersih dan bebas dari bakteri yang sangat membahayakan ikan.
2.6 PENDINGIN AIR (CHILLER)
Chiller merupakan alat perpindahan kalor/panas yang memanfaatkan sistem pendingin guna menghilangkan panas pada beban proses sekaligus melepaskan atau mengalihkan panas ke dalam lingkungan.Alat ini bisa dikategorikan sebagai sebuah mesin pendingin untuk mengkondisikan fasilitas umum dan fasilitas industri.Cara kerja chiller sebenarnya sama seperti sitem kerja pada AC split, yakni mesin refrigasi dengan beberapa bagian utama di dalamnya terdiri atas evaporator, ekspansi, kondensor, dan kompressor.Chiller berfungsi untuk mendinginkan suhu media air di bagian evaporatornya, lalu air yang sudah didinginkan selanjutnya akan dialirkan ke dalam Fan Coil Unit berkapasitas kecil serta Air Handling Unit untuk kapasitas lebih besar dalam mendinginkan udara. Lalu udara dingin hasil keluarannya, didistribusikan ke setiap ruangan guna mengkondisikan ruangan itu sendiri. Biasanya sistem pendingin chiller dimanfaatkan di gedung-gedung perhotelan.
2.6.1 Jenis-Jenis Sensor Pada Chiller
Sensor yang membantu cara kerja chiller seperti :
Water flow switch, yaitu saklar otomatis, dimana nantinya akan bekerja jika sensor mendeteksi dorongan air. Kemudian flow switch di dalam
chiller berguna untuk proteksi. Sebab jika tanpa adanya air yang mendorong, maka chiller pun tidak bisa bekerja.
Water temperatur sensor, adalah sensor analog masukan/input yang berguna untuk membaca atau mendeteksi temperatur air yang telah mengalir di dalam pipa chiller, entah itu dari bagian evaporator maupun kondensor.
Pressure Deferential valve berguna untuk melakukan balancing diferencial pressure dalam jalur supply menggunakan jalur return chilled water.
Motorized butterfly valve ialah valve yang berguna mengontrol aliran air.
Duct temperatur sensor ialah sensor yang berguna untuk membaca temperatur dalam ducting AHU.
Air differential pressure switch ialah sensor yang berguna untuk mendeteksi adanya perbedaan angin dalam filter udara. Jika filter dalam keadaan kotor maka biasanya akan terjadi indikasi filter pada alarm.
2.6.2 Cara Kerja Chiller
Pada chiller terdapat reservoir, yang telah diisi cairan, berupa campuran etilen glikol atau air yang mana sirkulasi air di dalamnya terus terjadi. Pada aplikasi bangunan yang khas, terjadi sirkulasi air dingin menuju penangan udara/balok pendingin, dimana saat ini banyak diaplikasikan untuk memindahkan panas yang ada di udara ke dalam air, ataupun sebaliknya, memindahkan pendinginan ke udara bangunan dari air.Chiller bisa diklasifikasikan ke dalam pendingin kompresi refrigeran dan pendingin absorpsi, menyesuaikan siklus refrigeran sebagai tempat mereka bekerja.Adapun proses pendinginan antara 2 jenis pendingin pada chiller sangat berbeda. Penyerap pendingin memanfaatkan sumber pajnas, baik itu berupa uap atau gas alam agar menghasilkan efek pendinginan. Biasanya pendingin chiller memakai kompesi mekanik.Chiller kompresi terdiri atas 4 bagian utama, mencakup evaporator, kompresor, valve matering system, dan kondensor.
Prinsip dasarnya, pendingin akan mengumpulkan panas lalu memanfaatkan penukar panas pada evaporator agar panas/kalor menghilang.Terdapat 2 jenis tempat pendingin chiller, diantaranya dengan
26
memanfaatkan sistem pendingin air dan udara.Kondensor udara akan didinginkan memakai udara, sementara kondensor air sendiri didinginkan memakai sumber air.Biasanya pendinginan air dimanfaatkan untuk kebutuhan pendinginan di gedung dan memakai menara pendigin, sungai, atau kolam yang berada di dekat gedung bertujuan untuk melepaskan kalor atau panas air pada kondensor.Antara kondensor yang telah didinginkan udara dengan chiller pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kondensor yang didinginkan air berkaitan dengan siklus rfrigeran.Media pendingin dalam kondensor adalah udara dan bukan air. Sementara chiller yang berpendingin udara ini ditujukan pada pengoperasian dan pemasangan di luar ruangan.
Chiller jenis ini akan melepaskan panas hingga ke atmosfir dilakukan secara mekanis, yaitu sirkulasi udara dari luar menggunakan kipas yang secara langsung melewati kondensor mesin.Adapun jenis pendingin kondensor tersebut tidak membutuhkan menara pendingin. Menurut metode kompresi refrigeran pada fase uapnya, alat chiller juga bisa digolongkan ke dalam 4 kategori.Adapun kompresor yang dipakai berupa sentrifugal, reciprocating, rotary scroll, dan rotary screw.Kompresor reciprocating mempunyai piston dan poros engkol.
Dimana piston akan menekan gas lalu gas dipanaskan. Sementara gas panas tadi dibuang menuju kondensor.Di dalam piston sendiri terdapat exhaust dan katup intake yang bisa dibuka berdasarkan permintaan, karenanya memungkinkan piston untuk berhenti.
2.6.3 Jenis-Jenis Chiller 1. Absorption Chiller
Merupakan mesin yang dijalankan sesuai siklus pendinginan pada absorpsi uap. Dimana siklus tersebut terdiri atas 4 penukar panas utama, yaitu evaporator, kondensor, generator, dan penyerap dengan 2 jenis larutan berupa absorben dan refrigeran.Selama terjadinya siklus tersebut, akan terjadi tekanan tinggi pada kondensor dan generator, sedangkan pada absorber dan evaporator sendiri akan terdapat tekanan rendah.Proses siklus terjadi dimulai dengan cara memasukkan zat panas pada generator.
2. Vapor Compression Chiller
Refrigeran menguap dengan cara mengambil panas pada air dingin yang terdapat pada evaporator, agar dapat melakukan tujuan utamanya. Lalu refrigeran keluar pada evaporator karena adanya uap, namun di sisi lain dihasilkan air dingin Sehingga, panas ditambahkan ke dalma zat pendingin dengan tekanan konstan. Baik itu air dingin dan refrigeran tidak akan tercampur dan akan dipisahkan oleh dinding-dinding padat, sama halnya dengan di evaporator yang dipisahkan oleh shell maupun tube.
2.7 MODUL RELAY
Modul relay ini dapat digunakan sebagai swit untuk menjalankan berbagai peralatan elektronika. Misalnya lampu listrik, motor listrik dan berbagai peralatan elektronika lainya. Kendali ON/ OFF swit Relay, sepenuhnya ditentukan oleh nilai output sensor yang setelah di proses mikrokontroler akan menghasilkan perintah
Modul relay ini dapat digunakan sebagai swit untuk menjalankan berbagai peralatan elektronika. Misalnya lampu listrik, motor listrik dan berbagai peralatan elektronika lainya. Kendali ON/ OFF swit Relay, sepenuhnya ditentukan oleh nilai output sensor yang setelah di proses mikrokontroler akan menghasilkan perintah