Langkah 2: Analisis Perekonomian
1. Struktur Ekonomi dan Pergeserannya
3. Komoditi Sektor Basis yang Memiliki Keunggulan Komparatif dan
Berpotensi Ekspor
ANALISIS PEREKONOMIAN
Perhatikan..!!
1) Sumber daya manusia adalah masyarakat di kawasan itu sendiri yang diharapkan dapat mandiri dan berdaya, serta mampu memenuhi kebutuhannya secara langsung maupun tidak langsung.
2) Secara lokal penduduk/masyarakat tidak perlu mempunyai sumber daya secara menyeluruh, asalkan masyarakat yang bersangkutan dapat menerima dan bekerja sama dengan pendatang yang bertujuan ikut serta dalam pengembangan melalui partisipasi dalam produksi.
3) Kajian SDM ini sangat penting, karena pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan akan efektif dan efisien bila ditangani oleh SDM yang tepat, hingga dapat dicapai perkembangan yang optimal.
4) Kajian sumber daya manusia meliputi wira usaha, tenaga ahli dan tenaga terampil. 5) Kuantitas dan kualitas wira usaha, serta tingkat kemudahan wira usaha bukan lokal
yang kemudian dapat berpartisipasi dalam pengembangan kawasan. 6) Wirausaha harus mempunyai sifat-sifat :
a. Memiliki kemampuan untuk mengenal peluang pasar b. Memiliki kemampuan dalam tindakan alternatif
c. Memiliki kemampuan untuk mengkombinir elemen-elemen yang rasionil dan irasional dalam keputusannya.
7) Tenaga ahli (tingkat tinggi, menengah dan bawah) sangat diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengembangan.
8) Semakin tersedia penduduk yang berpendidikan tinggi, makin mudah untuk mendapatkan tenaga ahli.
9) Tenaga terampil diperlukan dalam sektor non-formal dan apalagi sektor formal. Tenaga terampil berkembang karena latihan secara terus menerus. Untuk pekerjaan dan kegiatan yang tidak memerlukan penalaran yang rumit namun memerlukan ketelitian dapat diserahkan kepada tenaga terampil.
Analisis Perekonomian Wilayah/Kawasan bertujuan untuk menemukenali potensi dan permasalahan perekonomian yang dimiliki oleh wilayah dan/atau kawasan pada saat ini.
Jenis Analisis:
1. Struktur Ekonomi dan Pergeserannya 2. Sektor Basis
3. Komoditi Sektor Basis yang Memiliki Keunggulan Komparatif dan
Berpotensi Ekspor
ANALISIS PEREKONOMIAN
Perhatikan..!!
1) Sumber daya manusia adalah masyarakat di kawasan itu sendiri yang diharapkan dapat mandiri dan berdaya, serta mampu memenuhi kebutuhannya secara langsung maupun tidak langsung.
2) Secara lokal penduduk/masyarakat tidak perlu mempunyai sumber daya secara menyeluruh, asalkan masyarakat yang bersangkutan dapat menerima dan bekerja sama dengan pendatang yang bertujuan ikut serta dalam pengembangan melalui partisipasi dalam produksi.
3) Kajian SDM ini sangat penting, karena pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan akan efektif dan efisien bila ditangani oleh SDM yang tepat, hingga dapat dicapai perkembangan yang optimal.
4) Kajian sumber daya manusia meliputi wira usaha, tenaga ahli dan tenaga terampil. 5) Kuantitas dan kualitas wira usaha, serta tingkat kemudahan wira usaha bukan lokal
yang kemudian dapat berpartisipasi dalam pengembangan kawasan. 6) Wirausaha harus mempunyai sifat-sifat :
a. Memiliki kemampuan untuk mengenal peluang pasar b. Memiliki kemampuan dalam tindakan alternatif
c. Memiliki kemampuan untuk mengkombinir elemen-elemen yang rasionil dan irasional dalam keputusannya.
7) Tenaga ahli (tingkat tinggi, menengah dan bawah) sangat diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengembangan.
8) Semakin tersedia penduduk yang berpendidikan tinggi, makin mudah untuk mendapatkan tenaga ahli.
9) Tenaga terampil diperlukan dalam sektor non-formal dan apalagi sektor formal. Tenaga terampil berkembang karena latihan secara terus menerus. Untuk pekerjaan dan kegiatan yang tidak memerlukan penalaran yang rumit namun memerlukan ketelitian dapat diserahkan kepada tenaga terampil.
Langkah Pelaksanaan
1) Menjumlahkan besaran PDRB yang dirinci tiap sektor dari tiap wilayah administrasi yang termasuk dalam wilayah perencanaan untuk mendapatkan PDRB wilayah perencanaan yang dirinci tiap sektor.
2) Menghitung Persentase (%) PDRB masing-masing sektor terhadap PDRB total wilayah perencanaan untuk mengetahui kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB wilayah dan/atau kawasan.
3) Menentukan struktur ekonomi wilayah dan/atau kawasan dengan mengurutkan sektor-sektor dari yang terbesar kontribusinya terhadap PDRB wilayah dan/atau kawasan.
4) Melakukan analisis pergeseran struktur ekonomi wilayah dan/atau kawasan dengan menggunakan metode analisis yang sesuai.
1.STRUKTUR EKONOMI DAN PERGESERANNYA
Perhatikan..!!
1) Tabel PDRB yang digunakan adalah berdasarkan harga konstan.
2) Untuk menganalisis pergeseran struktur ekonomi kawasan dapat digunakan beberapa metode, seperti :
- Metode Shift-Share.
- Menggunakan data series atau tidak membatasi struktur ekonomi pada periode tertentu saja (memiliki pengertian yang dinamis), sehingga terlihat perubahan struktur ekonominya.
- Cara ini lebih sederhana, namun output yang dihasilkan terbatas pada proses pergeserannya saja, tidak dapat dinilai kinerja ekonomi dan sektor unggulannya.
Tujuan analisis Data yang dibutuhkan Keluaran Acuan dalam
Buku Panduan Menemukenali struktur ekonomi di dalam wilayah dan/atau kawasan perencanaan saat ini Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) tiap wilayah administrasi yang termasuk dalam wilayah perencanaan dirinci berdasarkan lapangan usahanya ·PDRB kawasan yang dirinci berdasarkan lapangan usaha. ·Struktur Ekonomi dan
pergeserannya dalam wilayah dan/atau kawasan
Sub Bab 3.3.1
Contoh Tabel PDRB berdasarkan harga konstan dapat dilihat pada tabel B-26.
Tabel B-26 Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Kabupaten/Kota 2003-2006 (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2004 2005 2006* 1 Kab Sambas 4,96 5,68 3,87 2 Kab Bengkayang 6,68 9,07 6,29 3 Kab Landak 4,18 3,61 4,73 4 Kab Pontianak 1,76 3,89 4,15 5 Kab Sanggau 7,96 3,35 8,23 6 Kab Ketapang 7,23 17,62 12,45 7 Kab Sintang 2,04 3,89 4,93
8 Kab Kapuas Hulu -1,95 0,39 3,27
9 Kab Sekadau 2,56 5,69 6,13
10 Kab Melawi 3,64 3,58 4,79
11 Kota Pontianak 4,91 4,88 5,04
12 Kota Singkawang 5,04 5,83 5,93
PDRB Provinsi 4,20 5,69 5,82
Sumber: BPS Propinsi Kalimantan Barat, 2007
Langkah Pelaksanaan
1) Menjumlahkan besaran PDRB yang dirinci tiap sektor dari tiap wilayah administrasi yang termasuk dalam wilayah perencanaan untuk mendapatkan PDRB wilayah perencanaan yang dirinci tiap sektor.
2) Menghitung Persentase (%) PDRB masing-masing sektor terhadap PDRB total wilayah perencanaan untuk mengetahui kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB wilayah dan/atau kawasan.
3) Menentukan struktur ekonomi wilayah dan/atau kawasan dengan mengurutkan sektor-sektor dari yang terbesar kontribusinya terhadap PDRB wilayah dan/atau kawasan.
4) Melakukan analisis pergeseran struktur ekonomi wilayah dan/atau kawasan dengan menggunakan metode analisis yang sesuai.
1.STRUKTUR EKONOMI DAN PERGESERANNYA
Perhatikan..!!
1) Tabel PDRB yang digunakan adalah berdasarkan harga konstan.
2) Untuk menganalisis pergeseran struktur ekonomi kawasan dapat digunakan beberapa metode, seperti :
- Metode Shift-Share.
- Menggunakan data series atau tidak membatasi struktur ekonomi pada periode tertentu saja (memiliki pengertian yang dinamis), sehingga terlihat perubahan struktur ekonominya.
- Cara ini lebih sederhana, namun output yang dihasilkan terbatas pada proses pergeserannya saja, tidak dapat dinilai kinerja ekonomi dan sektor unggulannya.
Tujuan analisis Data yang dibutuhkan Keluaran Acuan dalam
Buku Panduan Menemukenali struktur ekonomi di dalam wilayah dan/atau kawasan perencanaan saat ini Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) tiap wilayah administrasi yang termasuk dalam wilayah perencanaan dirinci berdasarkan lapangan usahanya ·PDRB kawasan yang dirinci berdasarkan lapangan usaha. ·Struktur Ekonomi dan
pergeserannya dalam wilayah dan/atau kawasan
Sub Bab 3.3.1
Contoh Tabel PDRB berdasarkan harga konstan dapat dilihat pada tabel B-26.
Tabel B-26 Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Kabupaten/Kota 2003-2006 (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2004 2005 2006* 1 Kab Sambas 4,96 5,68 3,87 2 Kab Bengkayang 6,68 9,07 6,29 3 Kab Landak 4,18 3,61 4,73 4 Kab Pontianak 1,76 3,89 4,15 5 Kab Sanggau 7,96 3,35 8,23 6 Kab Ketapang 7,23 17,62 12,45 7 Kab Sintang 2,04 3,89 4,93
8 Kab Kapuas Hulu -1,95 0,39 3,27
9 Kab Sekadau 2,56 5,69 6,13
10 Kab Melawi 3,64 3,58 4,79
11 Kota Pontianak 4,91 4,88 5,04
12 Kota Singkawang 5,04 5,83 5,93
PDRB Provinsi 4,20 5,69 5,82
Sumber: BPS Propinsi Kalimantan Barat, 2007
Tabel B-27 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Bitung Tahun 2003-2007
LAPANGAN USAHA 2003 % 2004 % 2005 % 2006 %
PERTANIAN 345.419 21,09 373.820 22,76 396.846 21,08 368.569 19,09
Tanaman Bahan Makanan 17.297 1,06 18.103 1,10 18.212 0,97 20.159 1,04
Perkebunan Rakyat 19.757 1,21 20.522 1,25 21.639 1,15 22.904 1,19
Peternakan & Hasilnya 7.730 0,47 8.377 0,51 8.304 0,44 8.397 0,43
Kehutanan 399 0,02 401 0,02 404 0,02 416 0,02
Perikanan 300.236 18,33 326.417 19,87 348.287 18,50 316.693 16,40
PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN 8.457 0,52 9.073 0,55 9.438 0,50 9.951 0,52
Minyak dan Gas 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Pertambangan Tanpa
Migas 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Penggalian 8.457 0,52 9.073 0,55 9.438 0,50 9.951 0,52
INDUSTRI PENGOLAHAN 301.635 18,41 311.348 18,95 344.849 18,32 367.850 19,05
Industri Migas 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Industri Tanpa Migas 301.635 18,41 311.348 18,95 344.849 18,32 367.850 19,05
LISTRIK, GAS, AIR MINUM 39.815 2,43 40.766 2,48 41.601 2,21 43.291 2,24
Listrik 30.265 1,85 30.987 1,89 31.814 1,69 33.301 1,72 Gas Kota 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Air Minum 9.550 0,58 9.779 0,60 9.787 0,52 9.990 0,52 BANGUNAN 219.735 13,41 237.490 14,46 232.322 12,34 244.124 12,65 PERDAGANGAN, RESTORAN, HOTEL 94.281 5,76 100.702 6,13 110.678 5,88 118.067 6,12 Perdagangan 71.949 4,39 76.071 4,63 80.635 4,28 86.223 4,47 Hotel 8.185 0,50 9.101 0,55 10.809 0,57 11.293 0,58 Restoran 14.147 0,86 15.530 0,95 19.234 1,02 20.551 1,06 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 628.736 38,38 670.216 40,80 746.698 39,67 778.710 40,34 ANGKUTAN 306.354 18,70 325.842 19,84 362.480 19,26 376.923 19,52 Angkutan Rel 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Angkutan Jalan 82.161 5,02 87.239 5,31 103.907 5,52 110.256 5,71 Angkutan Laut 207.310 12,66 221.007 13,45 240.678 12,79 247.778 12,83 Angkutan Penyeberangan 3.388 0,21 3.138 0,19 3.254 0,17 3.439 0,18 Angkutan Udara 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Jasa Penunjang 13.495 0,82 14.458 0,88 14.641 0,78 15.450 0,80 KOMUNIKASI 8.014 0,49 9.266 0,56 10.869 0,58 12.432 0,64
Pos dan Telkom 8.014 0,49 9.266 0,56 10.869 0,58 12.432 0,64
Jasa Penunjang
Komunikasi 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Jumlah 1.638.078 100,00 1.642.713 100,00 1.882.432 100,00 1.930.562 100,00
Sumber: Pendapatan Regional Kota Bitung, 2007
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2003, sektor yang kontribusinya besar terhadap PDRB adalah perikanan (18,33%), industri tanpa migas (18,41%), bangunan (13,4%) dan angkutan laut (12,66%). Pada tahun 2004 hingga 2006, keempat sektor tersebut masih memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi Kota Bitung atau kawasan perencanaan, ditopang oleh sektor perikanan, industri tanpa migas, bangunan dan angkutan laut, karena selama kurun waktu 4 tahun tersebut, tidak ada pergeseran struktur ekonomi.
Tabel B-27 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Bitung Tahun 2003-2007
LAPANGAN USAHA 2003 % 2004 % 2005 % 2006 %
PERTANIAN 345.419 21,09 373.820 22,76 396.846 21,08 368.569 19,09
Tanaman Bahan Makanan 17.297 1,06 18.103 1,10 18.212 0,97 20.159 1,04
Perkebunan Rakyat 19.757 1,21 20.522 1,25 21.639 1,15 22.904 1,19
Peternakan & Hasilnya 7.730 0,47 8.377 0,51 8.304 0,44 8.397 0,43
Kehutanan 399 0,02 401 0,02 404 0,02 416 0,02
Perikanan 300.236 18,33 326.417 19,87 348.287 18,50 316.693 16,40
PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN 8.457 0,52 9.073 0,55 9.438 0,50 9.951 0,52
Minyak dan Gas 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Pertambangan Tanpa
Migas 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Penggalian 8.457 0,52 9.073 0,55 9.438 0,50 9.951 0,52
INDUSTRI PENGOLAHAN 301.635 18,41 311.348 18,95 344.849 18,32 367.850 19,05
Industri Migas 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Industri Tanpa Migas 301.635 18,41 311.348 18,95 344.849 18,32 367.850 19,05
LISTRIK, GAS, AIR MINUM 39.815 2,43 40.766 2,48 41.601 2,21 43.291 2,24
Listrik 30.265 1,85 30.987 1,89 31.814 1,69 33.301 1,72 Gas Kota 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Air Minum 9.550 0,58 9.779 0,60 9.787 0,52 9.990 0,52 BANGUNAN 219.735 13,41 237.490 14,46 232.322 12,34 244.124 12,65 PERDAGANGAN, RESTORAN, HOTEL 94.281 5,76 100.702 6,13 110.678 5,88 118.067 6,12 Perdagangan 71.949 4,39 76.071 4,63 80.635 4,28 86.223 4,47 Hotel 8.185 0,50 9.101 0,55 10.809 0,57 11.293 0,58 Restoran 14.147 0,86 15.530 0,95 19.234 1,02 20.551 1,06 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 628.736 38,38 670.216 40,80 746.698 39,67 778.710 40,34 ANGKUTAN 306.354 18,70 325.842 19,84 362.480 19,26 376.923 19,52 Angkutan Rel 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Angkutan Jalan 82.161 5,02 87.239 5,31 103.907 5,52 110.256 5,71 Angkutan Laut 207.310 12,66 221.007 13,45 240.678 12,79 247.778 12,83 Angkutan Penyeberangan 3.388 0,21 3.138 0,19 3.254 0,17 3.439 0,18 Angkutan Udara 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Jasa Penunjang 13.495 0,82 14.458 0,88 14.641 0,78 15.450 0,80 KOMUNIKASI 8.014 0,49 9.266 0,56 10.869 0,58 12.432 0,64
Pos dan Telkom 8.014 0,49 9.266 0,56 10.869 0,58 12.432 0,64
Jasa Penunjang
Komunikasi 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Jumlah 1.638.078 100,00 1.642.713 100,00 1.882.432 100,00 1.930.562 100,00
Sumber: Pendapatan Regional Kota Bitung, 2007
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2003, sektor yang kontribusinya besar terhadap PDRB adalah perikanan (18,33%), industri tanpa migas (18,41%), bangunan (13,4%) dan angkutan laut (12,66%). Pada tahun 2004 hingga 2006, keempat sektor tersebut masih memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi Kota Bitung atau kawasan perencanaan, ditopang oleh sektor perikanan, industri tanpa migas, bangunan dan angkutan laut, karena selama kurun waktu 4 tahun tersebut, tidak ada pergeseran struktur ekonomi.
Perhatikan..!!
1) Gunakan tabel PDRB berdasarkan harga konstan.
2) Untuk menetapkan sektor basis dapat digunakan metode Location Quotient (LQ).
Location quotient dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur spesialisasi
relatif suatu daerah/kabupaten pada sektor-sektor tertentu. LQ ini mempunyai penggunaan yang luas sehingga satuan pengukuran apa saja dapat dipergunakan untuk menghitungnya. Rumus umum yang biasa dipakai adalah sebagai berikut:
LQ = Si * N/Ni * S
Dimana:
Si = jumlah komoditas wilayah perencanaan; Ni = jumlah komoditas di wilayah yang lebih luas;
S = jumlah komoditas total di wilayah dan/atau kawasan; N = jumlah komoditas total di wilayah yang lebih luas. Besarnya nilai LQ dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
LQ > 1: wilayah perencanaan mempunyai spesialisasi dalam sektor tertentu dibandingkan wilayah yang lebih luas.
LQ = 1: tingkat spesialisasi wilayah perencanaan dalam sektor tertentu sama dengan wilayah yang lebih luas.
LQ < 1: dalam sektor tertentu, tingkat spesialisasi wilayah berada di bawah wilayah yang lebih luas.
3) Dalam menentukan wilayah pembanding, perlu diperhatikan perbedaan jenjang antara wilayah pembanding dengan satuan wilayah/kawasan perencanaan agar proporsional.
Contoh : Jika suatu wilayah atau kawasan perencanaan mencakup lebih dari 1 (satu) wilayah administratif, maka yang menjadi wilayah
pembandingnya adalah Produk Domestik Bruto (PDB) wilayah regionalnya.