III. TINJAUAN EKONOMI KOTA TASIKMALAYA
3.1 Struktur Ekonomi
Sistem ekonomi suatu wilayah merupakan bagian dari supra sistem kehidupan, berkaitan erat dengan sistem sosial lain yang tumbuh dan berlangsung di dalam masyarakat.
Sistem ekonomi biasanya sangat dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam (SDA) yang ada dan berbeda-beda di tiap wilayah. Potensi SDA tidak lepas dari pengelolaan oleh manusia sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) menjadikan sangat beragam kegiatan perekonomian yang pada akhirnya memberikan warna tersendiri pada sistem ekonomi di suatu wilayah.
Sistem ekonomi yang terbentuk pada suatu wilayah dapat memberikan gambaran bagaimana struktur perekonomian di wilayah tersebut. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase kategorial PDRB.
Distribusi persentase kategorial menunjukkan komposisi dan peranan/andil masing-masing kategori dalam mendukung terbentuknya PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase nilai tambah bruto suatu kategori, semakin besar pula pengaruh kategori tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap kategori dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak kategori-kategori yang menjadi pemicu pertumbuhan (kategori andalan) di suatu wilayah. Lebih jauh lagi, distribusi persentase juga dapat memperlihatkan ada tidaknya pergeseran struktur perekonomian di suatu wilayah. Selama periode tahun 2012-2014 kegiatan perekonomian di Kota Tasikmalaya sebagian besar terdiri dari kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Kategori Industri Pengolahan, Kategori Konstruksi serta Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi.
tasikmalayakota.bps.go.id
51 Tabel 3.1.
Peranan/Distribusi Persentase Kategorial dalam PDRB Kota Tasikmalaya Tahun 2012-2014 (Persen)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014
[1] [2] [3] [4]
I. Primer 6,21 6,07 5,86
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,20 6,06 5,84
B Pertambangan dan Penggalian 0,01 0,01 0,01
II. Sekunder 28,55 28,97 29,68
C Industri Pengolahan 15,30 15,15 14,91
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,38 0,39 0,37
F Konstruksi 12,85 13,42 14,39
III. Tersier 65,24 64,96 64,47
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 24,01 23,83 23,71
H Transportasi dan Pergudangan 9,78 9,12 8,90
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,73 4,75 4,73
J Informasi dan Komunikasi 2,90 2,83 2,89
K Jasa Keuangan dan Asuransi 10,14 10,87 10,93
L Real Estate 1,73 1,68 1,61
M,N Jasa Perusahaan 1,10 1,05 1,03
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,02 4,91 4,78
P Jasa Pendidikan 1,53 1,63 1,68
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,88 1,81 1,80
R,S,T,U Jasa lainnya 2,42 2,47 2,42
PDRB 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Tasikmalaya
Gambar 3.1. memperlihatkan struktur ekonomi Kota Tasikmalaya pada tahun 2012 sampai tahun 2014 menurut kelompok kategori primer, sekunder dan tersier. Dalam kurun waktu tersebut, tampak bahwa kategori tersier merupakan kategori yang memiliki peranan atau kontribusi dominan dalam penciptaan nilai tambah di Kota Tasikmalaya. Sementara kategori sekunder memiliki peranan atau kontribusi dominan kedua selama tiga tahun berturut-turut.
tasikmalayakota.bps.go.id
52 Gambar 3.1.
Struktur Ekonomi Kota Tasikmalaya Berdasarkan Kelompok Kategorial Tahun 2012 – 2014 (persen)
Sumber: BPS Kota Tasikmalaya
Pada kelompok kategori primer, peranan dan pertumbuhannya terus mengalami penurunan, hal ini diakibatkan dengan menurunnya luas sawah atau lahan pertanian yang berubah menjadi pemukiman atau bangunan, dan areal penggalian semakin lama semakin berkurang.
Peranan kategori tersier selama tiga tahun berturut-turut, merupakan kategori yang dominan di Kota Tasikmalaya. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Tasikmalaya merupakan Kota yang maju. Tetapi perlu mendapat perhatian walaupun kategori tersier ini masih dominan, peranannya menunjukkan sedikit penurunan. Pada tahun 2012 peranan kategori tersier sebesar 65,24 persen, pada tahun 2013 peranannya turun menjadi sebesar 64,96 persen, dan pada tahun 2014 menjadi 64,47 persen. Apabila hal ini dibiarkan, maka dikhawatirkan kategori tersier yang dominan ini akan bergeser kepada kategori sekunder. Tentu hal ini merupakan keadaan yang tidak diharapkan. Oleh karena itu kondisi sekarang yang sudah dicapai harus dipertahankan dan ditingkatkan.
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun, di Kota Tasikmalaya nampak sekali bahwa kelompok kategori primer mengalami penurunan kontribusi yang cukup signifikan. Pada
2012 2013 2014
6.21 6.07 5.86
28.55 28.97 29.68
65.24 64.96 64.47
Tahun
Tersier Sekunder Primer
tasikmalayakota.bps.go.id
53 tahun 2012 kelompok kategori primer yang mencakup kategori pertanian dan kategori pertambangan dan penggalian mampu menyumbang 6,21 persen, namun terus menurun menjadi 6,07 persen pada tahun 2013 dan 5,86 persen pada tahun 2014.
Penurunan peran kategori primer dimungkinkan karena banyak terjadinya pengurangan luas lahan sawah dan lahan penggalian yang diakibatkan dari beralihnya fungsi lahan yang sebagian besar digunakan sebagai tempat permukiman/perumahan yang banyak terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Tasikmalaya pada beberapa tahun terakhir. Kinerja kategori pertanian dan kategori pertambangan dan penggalian semakin tertinggal perkembangannya dari kategori-kategori lainnya. Semakin meningkatnya konversi lahan pertanian di daerah perkotaan menjadi area permukiman, pertokoan dan industri menyebabkan semakin menurunnya produksi pertanian di Kota Tasikmalaya. Disamping itu, berkurangnya potensi sumber daya alam penggalian serta pengendalian yang lebih ketat untuk usaha penggalian telah menyebabkan peran kategori penggalian terhadap pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya tidak beranjak dari 0,01 persen.
Pada tahun 2014, kontribusi kelompok kategori sekunder terhadap pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya menunjukkan peningkatan. Kelompok kategori yang didukung oleh Kategori Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dan Kategori Konstruksi ini pada tahun 2014 menyumbang sebesar 29,68 persen atau meningkat sekitar 0,71 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 28,97 persen. Hal ini dikarenakan meningkatnya peran kategori konstruksi terhadap pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya tahun 2014, yaitu dari 13,42 persen pada tahun 2013 menjadi 14,39 persen pada tahun 2014. Sementara kategori Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang memiliki kontribusi yang relatif stabil dalam pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya, yaitu masing-masing sebesar 0,01 persen dan sebesar 0,37 persen.
Kelompok kategori tersier memperlihatkan penurunan kontribusi sebesar 0,49 persen dari keadaan tahun sebelumnya, yaitu turun dari 64,96 persen menjadi 64,47 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya tahun 2014. Penurunan kontribusi kelompok kategori tersier tahun 2014 disebabkan oleh penurunan share kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang turun 0,12 persen dari tahun sebelumnya, kategori Transportasi dan Pergudangan yang turun 0,22 persen dan kategori Administrasi
tasikmalayakota.bps.go.id
54 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang turun 0,13 persen dari tahun sebelumnya.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir kontribusi Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor begitu dominan yaitu dari 24,01 persen pada tahun 2012, menjadi 23,83 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 23,71 persen. Disusul oleh kategori industri pengolahan yang memiliki share sebesar 15,30 persen pada tahun 2012, menjadi 15,15 persen pada tahun 2012 dan sedikit mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 14,91 persen.
Gambar 3.2
Struktur Perekonomian Kota Tasikmalaya Tahun 2014 (Persen)
Sedangkan kontributor terbesar ketiga dalam menyokong pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya tahun 2014 adalah kategori konstruksi, yaitu dengan sumbangan sebesar 14,39 persen. Kategori jasa keuangan dan asuransi menempati urutan berikutnya dalam
5.84 0.01
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate
Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
Sumber : BPS Kota Tasikmalaya
tasikmalayakota.bps.go.id
55 menyokong pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya tahun 2014, yaitu dengan kontribusi sebesar 10,93 persen. Sedangkan kategori-kategori yang memberikan kontribusi terendah dalam pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya adalah kategori pertambangan dan penggalian dan kategori listrik dan gas dengan kontribusi keduanya yang tidak lebih dari 1 persen, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Pemerintah Kota Tasikmalaya sangat serius dalam memfasilitasi kebutuhan dunia usaha di Kota Tasikmalaya, sehingga dengan struktur perekonomian seperti saat ini yang di dominasi oleh kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (23,71 persen) dan kategori industri pengolahan (14,91 persen) sangat dimungkinkan perekonomian Kota Tasikmalaya dapat tumbuh dengan pesat.
Industri pengolahan di Kota Tasikmalaya sudah memiliki pangsa pasar tersendiri baik di tingkat regional, nasional maupun internasional karena memiliki keunggulan mutlak dan keunggulan komparatif dengan ciri produknya yang cenderung berbeda dari produk daerah lainnya, yaitu memiliki karakteristik yang khas Tasikmalaya, antara lain kerajinan bordir, kelom, batik, anyaman mendong, bambu, industri makanan dan alas kaki, serta dengan produktivitas yang cukup tinggi.
Besarnya potensi industri kecil dan menengah di Kota Tasikmalaya merupakan modal dasar yang harus terus dipertahankan keberadaannya bahkan masih mungkin untuk dikembangkan. Promosi dalam rangka menghimpun modal/investasi harus didukung oleh penciptaan iklim investasi yang nyaman dan kondusif, seperti kemudahan perijinan, stabilitas politik serta kenyamanan dan keteraturan tata kota.
Perkembangan sarana transportasi dan komunikasi juga perlu ditingkatkan karena sangat mendukung penyebaran informasi produk dan kelancaran distribusi barang hasil industri Kota Tasikmalaya ke wilayah lain. Upaya pengembangan kategori perdagangan sebagai kategori dominan yang diikuti oleh kebijakan yang mengutamakan sarana dan prasarana pasar komoditas lokal daripada komoditas impor tetap menjadi prioritas utama, sehingga industri pengolahan di Kota Tasikmalaya juga menjadi semakin bergairah.