• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. Struktur Kepengurusan LTTQ Masjid Fathullah

Adapun struktur kepengurusan LTTQ Masjid Fathullah periode 2015-2016, adalah sebagai berikut:7

Ketua : Kholilur Rohman

Wakil ketua : Ahmad As’ad

Sekretaris : Sherli Zulianawati

Bendahara : Maisaroh

Bidang-bidang :

a. Bidang Keorganisasian : Aldi, Yuli

b. Bidang Program : Umi, Latifah, Ina

c. Bidang SDM : Kafi, Faiz, Humaira

d. Bidang Humas : Iis, Febri, Vanni

e. Bidang Kewirausahaan : Lastri, Iffah Affiah

f. Bidang Sosial Kemasyarakatan : Hikmah, Fauzia

g. Bidang Kerumahtanggaan : Azkiya, Desi

6

Dokumen Profil LTTQ 7

48

6. Program Pembelajaran

a. Program Pembelajaran Reguler

Program ini bertujuan untuk menjalankan inti dari tugas lembaga ini, yakni membuka pembelajaran untuk siapa saja yang ingin belajar al-Qur’an. Program ini dilaksanakan secara rutin dua kali dalam seminggu, dan diikuti oleh peserta program LTTQ. Adapun program-program pembelajaran ini terdiri dari:

1) Tahsin Qiraah

Tahsin Qiraah adalah program pembelajaran membaca

al-Qur’an dengan baik dan benar dilihat dari aspek tajwid, fashohah

dan makhorijul huruf. Program ini terdiri dari dua tingkatan (kelas). Pembagian kelas tahsin adalah berdasarkan hasil placement tes tahsin. Dua kelas program tahsin, yaitu kelas Tahsin Dasar dan Tahsin Lanjutan

2) Tahfizh Al-Qur’an

Yaitu program dengan kegiatan menyetorkan hafalan

al-Qur’an dengan pilihan program tahfizh terbatas (hanya pada juz

atau surat-surat tertentu saja) dan tahfizh penuh (30 juz al-Qur’an).

3) Tilawah Al-Qur’an

Yaitu program pembelajaran membaca al-Qur’an dengan

irama-irama lagu Mujawwad serta penerapannya pada ayat-ayat di al-Qur’an, peserta pada program ini adalah peserta kategori dasar.

4) Bahasa Arab Qur’ani

Yaitu program pembelajaran bahasa arab yang meliputi kaidah-kaidah bahasa arab dan penerapannya pada ayat-ayat dalam

al-Qur’an. Program ini dibuka kembali pada semester ini dengan

peserta yang mempunyai semangat tinggi.

b. Program Pembelajaran Khusus

Program ini bertujuan untuk lebih mendalami dan menkonsistenkan diri dengan pembelajaran al-Qur’an, diperuntukkan

bagi pengurus dan anggota LTTQ.

1) Tahsin dan Tahfizh Pengurus

2) Program Beasiswa (Hai’ah)

Program ini merupakan program beasiswa pembelajaran al-Qur’an

baik tahfizh, tahsin maupun tilawah, peserta pada program ini secara otomatis menjadi anggota LTTQ, pesertadibebaskandari biaya pembelajaran dan tidak lagi terikat dengan masa pembelajaran. Seseorang dapat masuk menjadi anggota haiah dengan syarat dan ketentuan yang telah ditentukan oleh lembaga.8

B.Temuan Penelitian

Tahsin qiraah di LTTQ Masjid Fathullah merupakan program pembelajaran membaca al-Qur’an dengan baik dan benar dilihat dari aspek

tajwid, fashohah dan makhorijul huruf. Pelaksanaan program pembelajaran tahsin qiraah dilakasanakan sebanyak 16 kali pertemuan dalam satu periode program. Yang terdiri dari 14 hari pembelajaran, 1 hari UTS (Ujian Tengah Semester) dan 1 hari UAP (Ujian Akhir Program). Adapun jadwal pembelajaran dibagi menjadi dua kelas, kelas A dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu, sedangkan kelas B dilaksanakan pada hari Selasa dan Kamis.

Sebelum dimulainya program pembelajaran tahsin, diadakan terlebih dahulu pengelompokan pembelajaran. Pengelompokan pembelajaran tahsin qiraah ini melalui seleksi yaitu placement test guna menempatkan kelas tahsin

8 Ibid

50

dasar dan lanjutan sesuai kemampuan bacaan dan pengetahauan tahsin pada saat itu. Tim placement test ini dibentuk hasil musyawarah pengurus LTTQ yang mempercayakan menjadi penguji bacaan dan pengetahuan tahsin. Orang-orang yang menjadi pengujinya yaitu dari instruktur/guru tahsin dan beberapa pengurus yang sudah berkopenten dibidangnya.9

Dalam pelaksanaan placement test terdapat beberapa temuan mengenai kesulitan yang dihadapi peserta dalam hal membaca al-Qur’an yang nantinya

beberapa temuan ini akan dijadikan bahan pengajaran oleh instruktur dalam program pembelajaran tahsin qiraah. Adapun beberapa kesulitan yang ditemukan diantaranya yaitu:

1. Makharijul huruf yang kurang sesuai

2. Tempo dengung yang kurang dalam bacaan gunnah

3. Tempo madthobii yang belum konsisten

4. Banyak yang paham ilmu tajwid secara teori namun masih mengalami kesalahan dalam praktek membaca al-Qur’an

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dalam pelaksanaan program pembelajaran tahsin qiraah, instruktur mengajar melalui modul yang telah disediakan oleh bidang program, dan sesuai dengan silabus yang telah ditentukan oleh pengurus dan instruktur LTTQ. Adapun materi pembelajaran tahsin qiraah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Silabus pembelajaran tahsin dasar

Pertemuan Materi Sub Materi Surah

1 Makharijul Huruf Jauf, Syafatain, Khoisyum An-Naas

9

Kholilur Rohman, Wawancara dengan Ketua Umum LTTQ di kantor LTTQ pada tanggal 28 Maret 2016

2 Makharijul Huruf Halqi:

- Aqshol Halq

- Ausatul Halq

- Adnal Halq

Al-Falaq

3 Makharijul Huruf Lisan:

ظ ذ ث – ط د ت

Al-Ikhlas 4 Makharijul Huruf Lisan:

ر ن ل – ص س ز

Al-Lahab 5 Makharijul Huruf Lisan:

ك ق – ي ش ج – ض

An-Nashr 6 Shifaatul Huruf Hams >< Jahr

Ithbaq >< Infitah

Al-Kafiruun

7 Shifaatul Huruf Isti’la’ >< Istifal

Idzlaq >< Ishmat

Al-Kautsar

8 UTS

9 Shifaatul Huruf Syiddah >< Tawassut >< Rokhowah

Al-Maa’un

10 Shifaatul Huruf Takrir, Tafassyi, Qolqolah Al-Quraisy

11 Shifaatul Huruf Istitholah, Shofir, Inhirof Al-Fiil

12 Tajwid Hukum nun sukun dan tanwin Al-Humazah

13 Tajwid Hukum mim sukun Al-Ashr

14 Tajwid Mad Thobi’I dan Mad Arid

Lissukun

52

15 Tajwid Mad Wajib Muttashil dan Mad

Jaiz Munfashil

Al-Qori’ah

16 UAS

Materi-materi pada silabus pembelajaran tersebut diaplikasikan oleh instruktur dalam setiap pertemuan pembelajaran tahsin. Selain dengan adanya silabus dan modul pembelajaran, faktor pendukung lain adalah dengan adanya instruktur yang berkompeten di bidanganya. Instruktur program tahsin qiraah yang mengajar di LTTQ adalah orang-orang yang telah memenuhi beberapa syarat yaitu sudah menguasai metode-metode yang akan diajarkan dan sudah mempuyai sertifikat pengalaman mengajar al-Qur’an.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan pembelajaran tahsin qiraah yang dilaksanakan oleh instruktur, yaitu:

1. Instruktur membuka pelajaran dengan do’a

2. Membaca surat al-Fatihah bersama-sama 3. Membaca surat di pertemuan sebelumnya 4. Mengulang materi yang belum dipahami

5. Instruktur mengoreksi apabila ada bacaan yang salah 6. Memulai pembahasan baru

7. Instruktur menunjuk peserta untuk membaca secara bergiliran dan terkadang meminta sukarelawan untuk mempraktekan bacaan dan mengoreksi satu persatu peserta yang membaca

8. Membaca bersama-sama surat yang dipelajari

9. Memberikan motivasi atau informasi seputar al-Qur’an

10. Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama-sama.

Pengumpulan data lainnya yang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan menggunakan angket kepada 47 peserta program tahsin LTTQ Masjid Fathullah kelas tahsin dasar yang terdiri dari 20 item untuk mengetahui data tentang peran pelaksanaan program pembelajaran tahsin qiraah terhadap

kemampuan membaca al-Qur’an secara langsung dari responden. Setelah data terkumpul dan diolah, kemudian penulis membuat pengelolaan data ke dalam bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskriptif prosentase. Adapun pembahasan mengenai hasil angket dengan menggunakan tabulasi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2

Saya merasa senang belajar tahsin qiraah No Alternatif Jawaban (F) (P) 1 Selalu 31 65,96% Sering 16 34,04% Kadang-kadang 0 0,00% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh gambaran bahwa 65, 96% responden selalu senang belajar tahsin qiraah, sisanya sebanyak 34,04% menjawab sering. Sedangkan 0% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Hal ini membuktikan bahwa responden merasa senang belajar tahsin qiraah.

Tabel 4.3

Saya memiliki motivasi diri yang kuat untuk belajar tahsin qiraah No Alternatif Jawaban (F) (P) 2 Selalu 29 61,70% Sering 18 38,30% Kadang-kadang 0 0,00% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Pada tabel diatas 61,70% responden menjawab selalu dan 38,30% menjawab sering memiliki motivasi yang kuat untuk belajar tahsin, 0% untuk kadang-kadang d 0% untuk tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa mahasiswa yang

54

menjadi peserta program tahsin qiraah kelas dasar memiliki motivasi tinggi dari dalam dirinya untuk belajar tahsin.

Tabel 4.4

Saya belajar tahsin qiraah tanpa paksaan dari orang lain No Alternatif Jawaban (F) (P) 3 Selalu 19 40,43% Sering 28 59,57% Kadang-kadang 0 0,00% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.4 menggambarkan bahwa 40,44% menjawab selalu, sedangkan 59,57% yang menjawab sering, dan kadang-kadang dan tidak pernah sebanyak 0%. Maka dapat diperoleh gambaran bahwa responden sering belajar tahsin qiraah tanpa paksaan dari orang lain, melainkan atas kemauan sendiri.

Tabel 4.5

Saya rajin mengikuti program pembelajaran tahsin qiraah di LTTQ Masjid Fathullah No Alternatif Jawaban (F) (P) 4 Selalu 8 17,02% Sering 29 61,70% Kadang-kadang 10 21,28% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh gambaran bahwa 17,02% responden selalu rajin mengikuti program pembelajaran tahsin qiraah, sebanyak 61,70% menjawab sering. Sedangkan 21,28% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa responden yang menjawab sering lebih banyak.

Tabel 4.6

Saya tetap hadir walaupun sedang malas No Alternatif Jawaban (F) (P) 5 Selalu 8 17,02% Sering 22 46,81% Kadang-kadang 17 36,17% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh gambaran bahwa 17, 02% responden selalu belajar tahsin qiraah walaupun sedang malas, sisanya sebanyak 46,81% menjawab sering. Sedangkan 36,17% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa responden sering belajar tahsin qiraah walaupun sedang malas.

Tabel 4.7

Saya tetap mengikuti pembelajaran tahsin qiraah walaupun keadaan kurang sehat No Alternatif Jawaban (F) (P) 6 Selalu 4 8,51% Sering 10 21,28% Kadang-kadang 28 59,57% Tidak pernah 5 10,64% Jumlah 47 100%

Tabel 4.7 menggambarkan bahwa 8,51% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 21,28%, sedangkan 59,57% untuk kadang-kadang dan 10,64% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden kadang-kadang tetap ikut pembelajaran tahsin qiraah walaupun sedang dalam keadaan kurang sehat.

56

Tabel 4.8

Saya mengulang pelajaran tahsin qiraah setiap membaca al-Qur’an di

rumah No Alternatif Jawaban (F) (P) 7 Selalu 20 42,55% Sering 18 38,30% Kadang-kadang 9 19,15% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.8 menggambarkan bahwa 42,55% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 38,30%, sedangkan 19,15% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden selalu mengulang pembelajaran tahsin di rumah.

Tabel 4.9

Lingkungan tempat tinggal saya mendukung untuk saya bisa membaca al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid

No Alternatif Jawaban (F) (P) 8 Selalu 8 17,02% Sering 33 70,21% Kadang-kadang 6 12,77% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.9 menggambarkan bahwa 17,02% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 70,21% sedangkan 12,77 untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa lingkungan tempat tinggal sangat mendukung untuk belajar tahsin qiraah.

Tabel 4.10

Sebelum mengikuti pembelajaran tahsin qiraah di LTTQ, saya mengalami kesulitan dalam membaca al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid

No Alternatif Jawaban (F) (P) 9 Selalu 31 65,96% Sering 10 21,28% Kadang-kadang 6 12,77% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.10 menggambarkan bahwa 65,96% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 21,28%, sedangkan 12,77% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden selalu mengalami kesulitan dalam membaca al-Qur’an sebelum

belajar tahsin.

Tabel 4.11

Saya merasa belajar tahsin itu penting No Alternatif Jawaban (F) (P) 10 Selalu 33 70,21% Sering 14 29,79% Kadang-kadang 0 0,00% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.11 menggambarkan bahwa 7021% responden selalu merasa belajar tahsin itu penting, responden yang menjawab sering sebanyak 29,79%, sedangkan 0% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden merasa penting untuk belajar tahsin.

58

Tabel 4.12

Sebelum mengikuti pembelajaran tahsin di LTTQ, saya merasa belajar tahsin itu sulit

No Alternatif Jawaban (F) (P) 11 Selalu 14 29,79% Sering 18 38,30% Kadang-kadang 15 31,91% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.12 menggambarkan bahwa 29,79% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 38,30%, sedangkan 31,91% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden sering merasa belajar tahsin itu sulit sebelum mengikuti pembelajaran di LTTQ.

Tabel 4.13

Saya paham mendengarkan pelajaran ilmu tajwid oleh instruktur No Alternatif Jawaban (F) (P) 12 Selalu 4 8,51% Sering 35 74,47% Kadang-kadang 8 17,02% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh gambaran mengenai pemahaman responden dalam mendengarkan pelajaran ilmu tajwid oleh intruktur. Sebanyak 8,51% menjawab selalu, 74,47% menjawab sering, dan hanya 17, 02% menjawab kadang-kadang. Data tersebut menggambarkan bahwa peserta yang selalu paham mendengarkan pelajaran ilmu tajwid lebih banyak.

Tabel 4.14

Proses pembelajaran tahsin berjalan dengan kondusif No Alternatif Jawaban (F) (P) 13 Selalu 6 12,77% Sering 18 38,30% Kadang-kadang 23 48,94% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.14 menggambarkan bahwa 12,77% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 38,30%, sedangkan 48,94% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden yang menjawab kadang-kadang peembelajaran tahsin berjalan dengan kondusif.

Tabel 4.15

Waktu pembelajaran tahsin terlaksana dengan efektif dan efisien No Alternatif Jawaban (F) (P) 14 Selalu 12 25,53% Sering 18 38,30% Kadang-kadang 17 36,17% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.15 menggambarkan bahwa 25,53% responden menjawab selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 38,30%, sedangkan 36,17% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden yang menjawab sering lebih banyak.

60

Tabel 4.16

Intruktur memberikan kesempatan kepada peserta untuk membaca al-Qur’an satu persatu

No Alternatif Jawaban (F) (P) 15 Selalu 28 59,57% Sering 15 31,91% Kadang-kadang 4 8,51% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa 59,57% responden menjawab selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 31,91%, sedangkan 8,51% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa instruktur selalu memberikan kesempatan kepada peserta untuk membaca al-Qur’an satu persatu.

Tabel 4.17

Intruktur memberikan bantuan kepada peserta yang mengalami kesulitan dalam memahami ilmu tajwid

No Alternatif Jawaban (F) (P) 16 Selalu 10 21,28% Sering 21 44,68% Kadang-kadang 16 34,04% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.17 menggambarkan bahwa 21,28% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 44,68%, sedangkan 34,04% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa responden yang menjawab sering lebih banyak.

Tabel 4.18

Instruktur memberikan dorongan untuk belajar al-Qur’an dengan

sungguh-sungguh No Alternatif Jawaban (F) (P) 17 Selalu 12 25,53% Sering 28 59,57% Kadang-kadang 7 14,89% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.18 menggambarkan bahwa 25,53% responden menjawan selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 59,57%, sedangkan 14,89% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Data tersebut menggambarkan bahwa instruktur sering memberikan dorongan untuk belajar al-Qur’an dengan sungguh -sungguh.

Tabel 4.19

Sekarang saya bisa membaca al-Qur’an secara tartil No Alternatif Jawaban (F) (P) 18 Selalu 10 21,28% Sering 27 57,45% Kadang-kadang 10 21,28% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Dari tabel 4.19 tersebut diperoleh gambaran bahwa 21.28% responden menjawab selalu, sebanyak 57.45% menjawab sering. Sedangkan 21,28% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Tabel ini membuktikan bahwa responden yang menjawab sekarang sering bisa membaca al-Qur’an secara tartil

62

Tabel 4.20

Saya merasakan manfaat dari pembelajaran tahsin qiraah terhadap nilai PIQI No Alternatif Jawaban (F) (P) 19 Selalu 8 17,02% Sering 33 70,21% Kadang-kadang 6 12,77% Tidak pernah 0 0.00% Jumlah 47 100%

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh gambaran bahwa 17,02% responden menjawab selalu, sebanyak 70,21% menjawab sering. Sedangkan 12,77% untuk kadang-kadang dan 0% untuk tidak pernah. Tabel ini membuktikan bahwa responden yang menjawab sering merasakan manfaat terhadap nilai PIQI lebih banyak.

Tabel 4.21

Sekarang saya ingin belajar tahsin qiraah lebih lanjut No Alternatif Jawaban (F) (P) 20 Selalu 28 59,57% Sering 19 40,43% Kadang-kadang 0 0,00% Tidak pernah 0 0,00% Jumlah 47 100%

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa 59,57% responden menjawab selalu, 40,43% menjawab sering memiliki keinginan untuk belajar tahsin qiraat lebih lanjut lagi sedangkan yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah sebanyak 0%. Tabel tersebut menggambarkan bahwa responden banyak yang memiliki keinginan untuk belajar tahsin qiraah lebih lanjut.

C. Pembahasan

1. Peran program pembelajaran tahsin qiraah di LTTQ Masjid Fathullah Penelitian ini hanya meneliti satu variabel, yaitu tentang peran program tahsin qiraah terhadap kemapuan membaca al-Qur’an mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data-data yang terkumpul diambil dari wawancara, observasi, dokumentasi dan penyebaran angket.

Dalam pelaksanaan placement test terdapat beberapa temuan mengenai kesulitan yang dihadapi peserta dalam hal membaca al-Qur’an

diantaranya yaitu:

5. Makharijul huruf yang kurang sesuai

6. Tempo dengung yang kurang dalam bacaan gunnah

7. Tempo madthobii yang belum konsisten

8. Banyak yang paham ilmu tajwid secara teori namun masih mengalami kesalahan dalam praktek membaca al-Qur’an

Kesulitan-kesulitan yang dialami tersebut diatasi oleh instruktur program tahsin qiraah selama proses pembelajaran tahsin berlangsung karena sesuai dengan materi yang terdapat dalam silabus.

Adapun rekapitulasi hasil dari angket yang telah disebar kepada responden, dapat dipahami dari tabel berikut:

Table 4.22

Rekapitulasi data hasil angket

No

PILIHAN JAWABAN PRESENTASI %

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah S% SR% KK% TP% 1 31 16 0 0 65.96% 34.04% 0.00% 0.00% 2 29 18 0 0 61.70% 38.30% 0.00% 0.00% 3 19 28 0 0 40.43% 59.57% 0.00% 0.00%

64

Setelah diperoleh rekapitulasi data di atas, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut dengan mencari jumlah rata-rata nilai prosentase peran program pembelajaran tahsin terhadap kemampuan membaca al-Qur’an mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nilai rata-rata masing-masing jawaban responden, dapat diketahui dari perhitungan berikut:

S = = 35,64% = Kurang Baik SR = = 44,26% = Cukup Baik 4 8 10 29 0 17.02% 21.28% 61.70% 0.00% 5 8 22 17 0 17.02% 46.81% 36.17% 0.00% 6 4 10 28 5 8.51% 21.28% 59.57% 10.64% 7 20 18 9 0 42.55% 38.30% 19.15% 0.00% 8 8 33 6 0 17.02% 70.21% 12.77% 0.00% 9 31 10 6 0 65.96% 21.28% 12.77% 0.00% 10 33 14 0 0 70.21% 29.79% 0.00% 0.00% 11 14 18 15 0 29.79% 38.30% 31.91% 0.00% 12 4 35 8 0 8.51% 74.47% 17.02% 0.00% 13 18 6 23 0 38.30% 12.77% 48.94% 0.00% 14 12 18 17 0 25.53% 38.30% 36.17% 0.00% 15 28 15 4 0 59.57% 31.91% 8.51% 0.00% 16 10 21 16 0 21.28% 44.68% 34.04% 0.00% 17 12 28 7 0 25.53% 59.57% 14.89% 0.00% 18 10 27 10 0 21.28% 57.45% 21.28% 0.00% 19 8 33 6 0 17.02% 70.21% 12.77% 0.00% 20 28 19 0 0 59.57% 40.43% 0.00% 0.00% Jumlah 335 416 184 5 712.77% 885.11% 391.48% 10.64%

KK= = 19,57% = Kurang Baik

TP = = 0,53% = Kurang Baik

Dari data yang diperoleh peneliti dengan nilai rata-rata yang menjawab (Selalu) sebesar 35,64%, (Sering) sebesar 46,28%, (Kadang-kadang) sebesar 17,55%, sedangkan (Tidak Pernah) sebesar 0,53%. Maka nilai yang tertinggi yaitu sebesar 46,28%, ini menunjukkan bahwa rata-rata peran program pembelajaran tahsin qiraah terhadap kemampuan membaca al-Qur’an mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dikatakan

cukup baik.

Sedangkan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan membaca al-Qur’an Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, LTTQ

mengadakan evaluasi program pembelajaran tahsin melalui tes hasil belajar. Adapun evaluasi tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Ujian lisan yaitu tes membaca al-Qur’an secara langsung, dimana

para peserta program tahsin qiraah mengikuti ujian satu persatu kepada instruktur. Yang menjadi penilaian yaitu: membaca

al-Qur’an dengan tuntunan ilmu tajwid yang benar, membaca al-Qur’an

sesuai dengan makharijul huruf, serta kelancaran membaca al-Qur’an.

2. Ujian tulis, yaitu tes berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis mengenai pemahaman peserta program tahsin qiraah mengenai ilmu tajwid yang telah diajarkan selama mengikuti program.

Program tahin di LTTQ memiliki standar nilai minimal, yaitu peserta dinyatakan lulus dan berhasil salah satunya apabila memperoleh nilai minimal 85 untuk tes tulis dan 30 untuk tes lisan. Ustadzah Lina menjelaskan bahwa standar penilaian tersebut dinilai dari pemahaman

66

mengenai materi-materi pembelajaran tahsin yang telah dipelajari selama 14 pertemuan. Berikut ini tabel perolehan nilai ujian lisan dan ujian tulis peserta program tahsin:

Tabel 4.23

Daftar Nilai Ujian Praktek Lisan dan Tulis Program Tahsin 2016

NO NAMA MAKHROJ TAJWID

TOTAL NILAI PRAKTEK

LISAN

TULIS

UTP UAP UTP UAP UTP UAP UTP UAP

1 ACHMAD MUHAMMAD 24 27 27 23 25 25.5 77 75 2 AGUNG PERDANA 23 25 21 25 25 22 75 80 3 ANISA NURUL HIDAYAH 23 19 22 24 21.5 22.5 78 70 4 ARSHA NURMA DEWI 15 18 15 20 19 15 67 80 5 DEWI PURNAMASARI 26 21 26 21 21 26 67 75 6 DWI FEBRIANI 25 21 23 20 20.5 24 61 65 7 EKA HIJRIANA 23 26 21 24 25 22 83 85 8 EKA QORIATUL M 27 28 26 26 27 26.5 85 85 9 ELA BADRIYATUL LAILIAH 30 29 29 30 29.5 29.5 100 100 10 ELA NURLATIFAH 25 17 25 20 18.5 25 80 85 11 ERINA ZUHRI F 27 27 27 24 25.5 27 80 95 12 FAHIRA MASLAMIYAH 29 21 25 22 21.5 27 83 90 13 FATAHUDDIN 24 22 23 23 22.5 23.5 80 55 14 FIDARY 25 20 24 20 20 24.5 90 80 15 HAIFA SUHAILAH 25 19 24 25 22 24.5 90 90 16 HALAWATAN HILMAH 27 26 24 21 23.5 25.5 60 60 17 IDA MAFRUKHAH 27 28 27 26 27 27 82 70 18 KAMISAH 28 28 29 25 26.5 28.5 95 90 19 KEUMALA KUSUMA D 27 25 27 25 25 27 82 75 20 KHOLIPAH 26 20 25 20 20 25.5 85 90 21 KURNIA MEGIYATRI 27 22 28 21 21.5 27.5 82 90 22 LAELA NISFI 27 27 25 24 25.5 26 90 95 23 LISA AMINATUS SYARIFAH 28 27 23 22 24.5 25.5 80 90

24

MAULAYA ARINIL

HAQ 25 29 28 29 29 26.5 63 60

25

MEI DIANA LARA

KARISMA 24 26 24 19 22.5 24 80 95

26 MELPI NURIYANTI 26 28 24 25 26.5 25 90 70

27 MUSHOLIYA 26 26 29 23 24.5 27.5 84 95

28 NENENG UNSARA 26 25 27 22 23.5 26.5 58 75

29 NOVI NURUL H 22 25 21 21 23 21.5 83 90

30 NUR AINI LA EMBO 29 24 29 22 23 29 90 100

31 NUR AZIZAH M 25 25 25 23 24 25 69 90 32 NUR HALIMAH 25 27 27 26 26.5 26 85 90 33 NUR ILHAMI 27 27 26 22 24.5 26.5 70 85 34 NUR MELATI S 24 27 29 25 26 26.5 92 95 35 RATIH AFRIANA 26 27 30 25 26 28 75 95 36 RATIH PURNAMASARI 27 27 25 24 25.5 26 65 85 38 RISKA RAMADANTI 27 26 20 22 24 23.5 67 90 39 SAFIRA NADWA 27 30 28 27 28.5 27.5 44 45

40 SILVI NUR FAJRIAH 25 24 27 20 22 26 80 85

41 SILVIA RAHMANI 23 24 25 17 20.5 24 77 75

42 SRI RATNA DANI 18 24 18 19 21.5 18 80 75

43 SYIFA ASH SHOLIHAT 27 28 28 28 28 27.5 60 65 44 TOYYIBAH 27 22 25 17 19.5 26 90 65 45 WAHYU ERLANGGA 28 24 28 23 23.5 28 65 80 46 WILDA UTAMI 27 27 20 22 24.5 23.5 66 80 47 YULIYATI 28 27 29 20 23.5 28.5 77 95 Rata-rata 23,847 25,380 77,434 81,521 Presentase 84,60% 79,49% 91,09% 95,90%

Dari perhitungan nilai rata-rata skor di atas, maka dapat dilihat dengan jelas perbedaan rata-rata nilai UTS dan UAS, baik untuk ujian lisan maupun ujian tulis. Untuk rata-rata nilai ujian praktek lisan UTP yaitu 23,847 (79,49%) dan 25,380 (84,60%) untuk nilai praktek lisan UAS terdapat peningkatan sebanyak 5,11%. Sedangkan untuk nilai ujian tulis diperoleh 77,434 (91,09%) untuk UTP dan 81,521 (95,90%) untuk UAS dan terdapat peningkatan sebesar 4,81%. Melalui kedua tes tersebut, penulis

68

mendapatkan informasi mengenai kenaikan nilai untuk kemampuan peserta dalam memahami ilmu tajwid secara tertulis dan secara praktek lisan.

Apabila dikaitkan antara hasil angket dan hasil ujian, maka dapat terlihat adanya kesesuaian antara nilai angket dan nilai hasil ujian. Hasil angket tertinggi menunjukkan nilai 46,28%, ini menunjukkan bahwa rata-rata peran program pembelajaran tahsin qiraah terhadap kemampuan membaca al-Qur’an mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat

dikatakan cukup baik. Kemudian hal ini didukung oleh adanya peningkatan sebesar 5,11% untuk hasil ujian praktek dan sebesar 4,81% untuk hasil ujian tulis.

2. Metode pembelajaran tahsin qiraah di LTTQ Masjid Fathullah

Penerapan metode maisura di LTTQ tidak sepenuhnya sama seperti penyampaian metode maisura dalam daurahnya yang dilaksanakan selama 14 jam. Karena pada dasarnya tujuan penerapan metode maisura ini adalah cara membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah yang sebenarnya berdasarkan

riwayat ulama-ulama terdahulu.

Dalam prakteknya di LTTQ, instruktur langsung mempraktekan bagaimana cara membaca yang baik dan benar, kemudian peserta program tahsin mengikuti seperti apa yang telah dicontohkan. Dalam proses pembelajaran di kelas tahsin dasar, instruktur memberikan contoh dengan membaca secara tartil terlebih dahulu sesuai teori yang terdapat dalam metode maisura, kemudian diikuti oleh setiap peserta, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Berdasarkan penjelasan dari Ustdh. Lina, melalui cara ini diharapkan bahwa peserta akan lebih paham mengenai bacaan yang benar.

Penerapan metode maisura ini dirasa cukup efektif, karena memang sebagaian besar peserta sebenarnya telah mengetahui teori tentang ilmu tajwid, namun dalam prakteknya mereka masih mengalami kesulitan.

Melalui metode ini, peserta lebih paham bagaimana kaidah membaca al-Qur’an yang sesuai dengan riwayat para ulama qiraah sebelumnya.

2. Faktor penyebab mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah mengalami kesulitan dalam membaca al-Qur’an

Berdasarkan wawancara dengan instruktur program tahisn, selama proses pembelajaran tahsin terdapat beberapa faktor penyebab mahasiswa

Dokumen terkait