• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Struktur komunitas ikan karang

Pada stasiun biorock komposisi kekayaan famili, genus maupun spesies

memiliki tingkat jumlah ikan karang yang rendah. Jumlah ikan karang yang

tercatat selama 2 kali pengambilan data mengalami kenaikan jumlah spesies

ikan karang dalam waktu 5 bulan transplantasi..

Famili yang tercatat di stasiun ini sebanyak 7 famili, yaitu famili Ostraciidae,

Chaetodontidae, Labridae, Monacanthidae, Mullidae, Nemipteridae, Scaridae

(Lampiran 1). Famili Ostraciidae dan Monacanthidae merupakan famili yang

jarang ditemukan di dalam perairan dan umumnya hidup secara soliter. Genus

yang tercatat selama pengamatan berlangsung di stasiun ini sebanyak 10 genus,

seperti Abalistes, Acreichthys, Arothron, Chaetodon, Halichoeres, Parupeneus,

Pentapodus, Scarus, Scolopsis, Upeneus. Semua genus yang tercatat ini

sebagian besar merupakan ikan yang memiliki preferensi habitat pada substrat

berpasir. Sedangkan spesies yang tercatat selama pengamatan berlangsung

sebanyak 15 spesies seperti Abalistes stellaris, Acreichthys tomentosus,

Arothron mappa, Chaetodon octofasciatus, Halichoeres richmondi, Parupeneus barberinus, Parupeneus macronemua, Pentapodus trivittatus, Scarus rivulatus, Scolopsis aurata, Scolopsis bilineata, Scolopsis margaritifer, Scolopsis

monogramma, Scolopsis temporalis, dan Upeneus tragula (Lampiran 1).

Selama pengamatan berlangsung, terjadi kenaikan jumlah dalam kekayaan

famili, genus, maupun spesies yaitu pada saat pre-transplan berjumlah 4 famili,

6 genus dan 6 spesies menjadi 6 famili, 7 genus, dan 10 spesies setelah 5 bulan

transplan. Spesies ikan karang yang selalu tercatat di stasiun biorock selama

pengamatan dilakukan yaitu Upeneus tragula. Upeneus tragula yang termasuk

ke dalam famili Mullidae. Aktifitas ikan karang ini adalah mencari makan pada

substrat berpasir dan lumpur dekat terumbu karang, hidup dalam kelompok kecil,

dan memakan zoobenthos (Kuiter dan Tonozuka, 2001).

Kondisi lingkungan awal sebelum pengamatan dilakukan adalah tidak

terdapat terumbu karang sedikit pun dan substrat pada stasiun ini berpasir putih

sehingga hanya ikan-ikan karang berukuran kecil dan masih dalam tahap

juvenile yang banyak terdapat di sana (Lampiran 9). Setelah 5 bulan

transplantasi berlangsung, terjadi perubahan pada katoda atau kerangka besi

yaitu banyak ditumbuhi alga, terdapat beberapa Diadema dan makrobenthos

(Ascidian sp) yang menempel di kerangka besi (Lampiran 8). Pertumbuhan

karang yang ditransplantasikan dan pertumbuhan beberapa biota pioner tingkat

rendah seperti alga dan makrobenthos ini menandakan bahwa terjadi suksesi

primer pada kerangka biorock, sehingga menarik ikan-ikan yang bukan memiliki

preferensi habitat substrat berpasir untuk datang mencari makan dan berlindung

dari predator.

Berdasarkan periode aktif mencari makan, famili ikan-ikan karang yang

ditemukan di stasiun biorock ini tergolong ikan diurnal yaitu ikan yang aktif

mencari makan pada siang hari. Hal ini sesuai dengan waktu pengamatan yang

dilakukan yaitu pada pukul 07.00 wib sampai dengan 09.00 wib, dimana sudah

terdapat penetrasi cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan. Beberapa

famili ikan karang yang tercatat sedang melakukan aktifitas mencari makan pada

waktu pre-transplan diantaranya famili Mullidae dan Scaridae, sedangkan pada

waktu setelah 5 bulan transplan yaitu famili Mullidae, Chaetodontidae, Scaridae,

Monacanthidae, Nemipteridae, dan Ostraciidae.

Kekayaan jumlah individu ikan karang berdasarkan famili yang tercatat

selama pengamatan juga mengalami komposisi yang beragam walaupun

jumlahnya sedikit yaitu 44 individu. Jumlah individu ikan karang berdasarkan

individu), Nemipteridae (5 individu), Ostraciidae (1 individu), Scaridae (5 individu)

dan setelah 5 bulan transplan berlangsung, jumlah individu yang tercatat

diantaranya famili Chaetodontidae (1 individu), Labridae (1 individu),

Monacanthidae (1 individu), Mullidae (5 individu), Nemipteridae (16 individu), dan

Ostraciidae (1 individu). Pada jumlah individu ikan karang berdasarkan famili ini

terlihat kenaikan jumlah individu ikan karang yang paling besar berasal dari famili

Nemipteridae yaitu sejumlah 16 individu. Menurut Kuiter dan Tonozuka (2001),

famili Nemipteridae memiliki mobilitas untuk perpindahan tempat yang sering

terjadi tetapi perpindahan ini hanya dilakukan tidak jauh dari daerah asalnya.

Preferensi habitat ikan karang ini yaitu substrat berpasir yang memiliki terumbu

karang sehingga dengan adanya terumbu buatan biorock di daerah tersebut

maka akan menambah individu ikan karang dari famili Nemipteridae. Famili

Chaetodontidae tercatat sebanyak 1 individu pada pengamatan setelah 5 bulan

transplantasi. Jumlah individu dari famili Chaetodontidae yang bertambah

banyak dapat dijadikan indikator bahwa proses pertumbuhan karang buatan

biorock terjadi selama waktu tersebut, karena famili Chaetodontidae merupakan

ikan pemakan koralit karang (Froese dan Pauly, 2008).

Struktur tipe pemangsaan famili ikan karang yang terdapat di stasiun terumbu

buatan biorock sebagian besar adalah karnivora yaitu sebesar 80% dari jumlah

ikan karang yang tercatat selama pengamatan. Famili ikan karang yang

termasuk ke dalam kelompok ikan karnivora ini terdiri dari famili Labridae,

Mullidae, dan Nemipteridae. Setelah itu kelompok ikan terbesar kedua adalah

ikan herbivora (11%). Famili ikan karang yang merupakan kelompok jenis ikan

herbivora yaitu famili Scaridae. Sisanya dikelompokkan ke dalam ikan omnivora

dan koralivora. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nybakken (1992) yaitu tipe

adalah ikan karnivora (50% - 70%) kemudian setelah itu kelompok ikan herbivora

(15%) dan sisanya digolongkan ke dalam kelompok omnivora.

Kekayaan jumlah individu ikan karang berdasarkan genus pada saat

pre-transplan yaitu Abalistes (1 individu), Parupeneus (7 individu), Pentapodus (1

individu), Scarus (5 individu), Scolopsis (4 individu), Upeneus (3 individu),

sedangkan setelah 5 bulan transplan diantaranya adalah Acreichthys (1 individu),

Arothron (1 individu), Chaetodon (1 individu), Halichoeres (1 individu), Parupeneus (2 individu), Scolopsis (16 individu), dan Upeneus (3 individu).

Semua pengelompokkan jumlah individu ikan karang berdasarkan genus ini

berada dalam tingkat kekayaan ikan karang yang rendah, tetapi ada perubahan

yang sangat terlihat pada genus Scolopsis (16 individu) setelah 5 bulan

transplantasi terumbu karang buatan biorock berlangsung. Genus Scolopsis

berasal dari famili Nemipteridae sehingga secara umum karakteristiknya banyak

memiliki kesamaan dengan karakteristik dari famili Nemipteridae.

Hasil penelitian yang dilakukan di stasiun biorock Kawasan Perlindungan

Laut Pulau Pramuka memiliki perbedaan dengan hasil penelitian yang pernah

dilakukan di stasiun biorock Tanjung Lesung, Banten. Ikan karang yang paling

banyak tercatat selama pengamatan di stasiun biorock Tanjung Lesung adalah

ikan-ikan dari famili Pomacentridae (Maulina, 2009). Sedangkan ikan-ikan

karang yang paling banyak tercatat di stasiun biorock Kawasan Perlindungan

Laut Pulau Pramuka adalah ikan-ikan karang dari famili Nemipteridae. Famili

Pomacentridae merupakan ikan penetap (resident species), memiliki tingkah laku

teritorial dan jarang berkeliaran jauh dari sumber makanan dan tempat

berlindungnya (Romimohtarto dan Juwana, 2001). Lingkungan tempat tinggal

ikan-ikan famili Pomacentridae bersubstrat terumbu karang, rubble (patahan

karang) ataupun di dekat anemon (Kuiter dan Tonozuka, 2001). Sedangkan

perpindahan tempat yang sering dilakukan tetapi tidak jauh dari tempat

tinggalnya yaitu daerah berpasir yang dekat dengan terumbu karang (Kuiter dan

Tonozuka, 2001). Perbedaan substrat pada saat pemilihan lokasi antara stasiun

biorock di Tanjung Lesung dengan Kawasan Perlindungan Laut Pulau Pramuka

juga berbeda yaitu substrat yang memiliki hamparan karang dengan substrat

yang seluruhnya adalah pasir. Hal inilah yang kemungkinan besar mendorong

karakteristik ikan karang yang ada di kedua stasiun biorock tersebut sehingga

memiliki perbedaan.

Kekayaan famili, spesies maupun jumlah individu antara stasiun biorock

Tanjung Lesung dengan stasiun biorock Kawasan Perlindungan Laut Pulau

Pramuka pun terdapat perbedaan. Kekayaan stasiun biorock Tanjung Lesung

pada pengamatan setelah 5 bulan transplantasi atau pada bulan desember 2008

(pagi) tercatat 11 famili, 24 spesies dan 289 individu (Maulina, 2009).

Sedangkan kekayaan stasiun biorock Kawasan Perlindungan Laut Pulau

Pramuka pada pengamatan setelah 5 bulan transplantasi tercatat 7 famili, 15

spesies dan 44 individu. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh

penggunaan sumber energi yang berbeda pada 2 lokasi stasiun biorock tersebut.

Sumber energi ini merupakan faktor utama selain lingkungan yang mendorong

pertumbuhan karang yang ditransplantasikan. Tegangan yang digunakan pada

kedua lokasi tersebut adalah sama yaitu 12 volt, tetapi sumber tegangan yang

digunakan pada kedua stasiun biorock ini memiliki perbedaan yaitu stasiun

biorock Kawasan Perlindungan Laut Pulau Pramuka menggunakan solar panel

sedangkan di stasiun biorock Tanjung Lesung menggunakan listrik yang

bersumber dari PLN. Tegangan yang dihasilkan dari solar panel ini tergantung

pada sinar matahari sehingga jika sinar matahari berkurang (cuaca mendung)

maka kemungkinan tegangan yang dihasilkan semakin kecil atau tidak ada sama

menyebabkan kekayaan ikan karang yang berada di Kawasan Perlindungan Laut

Pulau Pramuka lebih kecil dibandingkan dengan kekayaan ikan karang yang

berada di Tanjung Lesung.

4.2.2. Stasiun non-biorock

Pengamatan ikan karang pada stasiun non-biorock memiliki jumlah

kekayaan individu maupun kekayaan spesies yang besar karena luasan yang

dipakai pada pengamatan lebih luas yaitu 20 x 5 meter dalam 1 kali ulangan.

Selain itu pula, kondisi stasiun non-biorock yang berada di sekitar tubir Gosong

Pramuka memiliki hamparan substrat terumbu karang sehingga kekayaan ikan

karang lebih banyak terdapat di sana.

Selama pengamatan di stasiun non-biorock komposisi ikan karang yang

tercatat sebanyak 13 famili, 63 spesies, dan 1748 individu. Berbeda dengan ikan

karang yang berada di stasiun biorock dengan kondisi ikan karang yang masih

banyak dalam tahap juvenile sehingga ukurannya kecil-kecil, ikan karang yang

tercatat di stasiun non-biorock memiliki ukuran yang beranekaragam. Tingkah

laku yang dimiliki oleh beberapa ikan karang pun berbeda-beda dari yang

terbentuk secara berkelompok (schooling), berpasangan, sampai dengan yang

hidup secara soliter. Pola tingkah laku lainnya yang dapat terlihat yaitu ada

beberapa ikan karang yang hanya melintas dan ada pula yang menetap (resident

species).

Komposisi kekayaan jumlah individu berdasarkan famili yang terdapat pada

Gambar 8. Komposisi kekayaan jumlah individu berdasarkan famili ikan karang pada stasiun non-biorock selama pengamatan

Jumlah individu terbesar di stasiun ini berasal dari famili Pomacentridae

yaitu sebanyak 1394 individu. Hal ini karena sebagian besar spesies ikan

karang pada famili Pomacentridae hidup secara berkelompok (schooling)

sehingga kekayaan individu yang berada pada stasiun ini sangat banyak. Selain

itu menurut pembagian ikan karang berdasarkan peranannya, famili

Pomacentridae termasuk ke dalam salah satu kelompok famili ikan mayor

sehingga jumlahnya banyak terdapat di daerah terumbu karang (English et al.,

1994; FDC, 2008). Jumlah individu terbesar kedua yaitu famili Apogonidae.

Famili Apogonidae merupakan ikan karang yang sering ditemukan di perairan

dangkal dengan substrat karang branching (Acropora branching) ataupun banyak

terdapat Diadema (Kuiter dan Tonozuka, 2001). Saat pengambilan data di ketiga

transek stasiun non-biorock, terlihat secara visual bahwa jenis karang branching

mendominasi penutupan substrat dasar di sana.

Pola pemangsaan yang terbentuk di stasiun non-biorock sebagian besar

berasal dari jenis ikan omnivora yaitu sebesar 80% dari keseluruhan ikan-ikan Apogonidae (143) Chaetodontidae (47) Holocentridae (1) Lutjanidae (1) Pomacanthidae (5) Scaridae (11) Zanclidae (4) Famili :

Gambar 8. Komposisi kekayaan jumlah individu berdasarkan famili ikan karang pada stasiun non-biorock selama pengamatan

Jumlah individu terbesar di stasiun ini berasal dari famili Pomacentridae

yaitu sebanyak 1394 individu. Hal ini karena sebagian besar spesies ikan

karang pada famili Pomacentridae hidup secara berkelompok (schooling)

sehingga kekayaan individu yang berada pada stasiun ini sangat banyak. Selain

itu menurut pembagian ikan karang berdasarkan peranannya, famili

Pomacentridae termasuk ke dalam salah satu kelompok famili ikan mayor

sehingga jumlahnya banyak terdapat di daerah terumbu karang (English et al.,

1994; FDC, 2008). Jumlah individu terbesar kedua yaitu famili Apogonidae.

Famili Apogonidae merupakan ikan karang yang sering ditemukan di perairan

dangkal dengan substrat karang branching (Acropora branching) ataupun banyak

terdapat Diadema (Kuiter dan Tonozuka, 2001). Saat pengambilan data di ketiga

transek stasiun non-biorock, terlihat secara visual bahwa jenis karang branching

mendominasi penutupan substrat dasar di sana.

Pola pemangsaan yang terbentuk di stasiun non-biorock sebagian besar

berasal dari jenis ikan omnivora yaitu sebesar 80% dari keseluruhan ikan-ikan Apogonidae (143) Caesionidae (15) Chaetodontidae (47) Ephippidae (5) Holocentridae (1) Labridae (70) Lutjanidae (1) Nemipteridae (38) Pomacanthidae (5) Pomacentridae (1394) Scaridae (11) Serranidae (14) Zanclidae (4)

Gambar 8. Komposisi kekayaan jumlah individu berdasarkan famili ikan karang pada stasiun non-biorock selama pengamatan

Jumlah individu terbesar di stasiun ini berasal dari famili Pomacentridae

yaitu sebanyak 1394 individu. Hal ini karena sebagian besar spesies ikan

karang pada famili Pomacentridae hidup secara berkelompok (schooling)

sehingga kekayaan individu yang berada pada stasiun ini sangat banyak. Selain

itu menurut pembagian ikan karang berdasarkan peranannya, famili

Pomacentridae termasuk ke dalam salah satu kelompok famili ikan mayor

sehingga jumlahnya banyak terdapat di daerah terumbu karang (English et al.,

1994; FDC, 2008). Jumlah individu terbesar kedua yaitu famili Apogonidae.

Famili Apogonidae merupakan ikan karang yang sering ditemukan di perairan

dangkal dengan substrat karang branching (Acropora branching) ataupun banyak

terdapat Diadema (Kuiter dan Tonozuka, 2001). Saat pengambilan data di ketiga

transek stasiun non-biorock, terlihat secara visual bahwa jenis karang branching

mendominasi penutupan substrat dasar di sana.

Pola pemangsaan yang terbentuk di stasiun non-biorock sebagian besar

yang teridentifikasi selama pengamatan. Hal ini karena jumlah individu famili

Pomacentridae sangat besar (Lampiran 2). Famili Pomacentridae memakan

zooplankton dan benthik alga (Kuiter dan Tonozuka, 2001). Jenis terbesar

kedua berasal dari jenis ikan karnivora yaitu sebesar 16% dari seluruh jumlah

ikan karang yang berada di stasiun non-biorock. Ikan-ikan karnivora pada

stasiun non-biorock ini terdiri dari famili Apogonidae, Labridae, Lutjanidae,

Holocentridae, Zanclidae, Nemipteridae, dan Serranidae. Sisanya digolongkan

ke dalam jenis herbivora (1%), koralivora (3%), dan Planktivora (1%). Hasil pola

pemangsaan ikan karang yang terbentuk di stasiun non-biorock berbeda dengan

pola pemangsaan yang ada di stasiun biorock karena scooling famili

Pomacentridae banyak tercatat pada saat pengambilan data.

Beberapa spesies ikan karang di stasiun non-biorock tercatat pula di stasiun

biorock, diantaranya Chaetodon octofasciatus, Halichoeres richmondi, Pentapodus trivittatus, Scarus rivulatus, Scolopsis margaritifer, Scolopsis monogramma. Semua spesies ikan ini merupakan ikan karang yang memiliki

karakteristik habitat dengan substrat terumbu karang, sehingga kemungkinan

spesies ikan karang pada terumbu buatan biorock ini berasal dari stasiun

non-biorock yang memiliki hamparan substrat terumbu karang.

4.3. Perhitungan struktur komunitas ikan karang di stasiun pengamatan

Dokumen terkait