• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Struktur Komunitas Lamun .1 Komposisi Spesies

1. 96,11 1,09 2,80 5,7 768,6 Pasir 55,8 0,21 2. 95,50 1,77 2,73 6,3 790,3 Pasir 49,3 0,21 3. 86,21 7,95 5,84 5,9 800,6 Pasir berlempung 178,9 O,97

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa secara umum karakteristik substrat antar stasiun di Pulau Lepar memiliki kemiripan, sehingga lamun dan Gastropoda yang ditemui di Pulau Lepar secara umum memiliki kesamaan jenis, hanya komposisi tiap jenis yang membedakan.

4.4 Struktur Komunitas Lamun 4.4.1 Komposisi Spesies

Padang lamun di Pulau Lepar ditumbuhi oleh lima spesies tumbuhan lamun yang termasuk kedalam dua famili yaitu Hydrocharitaceae dengan tiga spesies, yaitu Enhalus acoroides, Halophila minor dan Thalassia hemprichii sedangkan dari famili Cymodoceae dua spesies yaitu Halodule uninervis dan Cymodocea rotundata.

4.4.2 Kepadatan

Kepadatan spesies lamun adalah banyaknya jumlah individu/tegakan suatu spesies lamun pada luasan tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan, kepadatan lamun dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kepadatan Spesies Lamun (Individu/m2)

No Spesies Lamun Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

1 Enhalus acoroides 29 19 29

2 Thalassia hemprichii 10 15 0

3 Halophilla minor 3 3 14

4 Halodule uninervis 191 125 91

5 Cymodocea rotundata 48 39 0

Tabel 4 menunjukkan bahwa Halodule uninervis memiliki nilai kepadatan yang tertinggi dibanding jenis lamun lainnya. Hal ini dikarenakan jenis ini ditemukan hidup pada zonasi tengah habitat lamun di Pulau Lepar. Berdasarkan pengamatan dilapangan, Halodule uninervis ditemukan hidup mengelompok dengan kepadatan yang tinggi dan ukuran tumbuhan yang lebih kecil dibanding jenis lamun lainnya kecuali jenis Halophila minor.

4.4.3 Frekuensi

Frekuensi spesies merupakan penggambaran peluang ditemukannya spesies-spesies lamun dalam plot-plot contoh yang dibuat sehingga dapat menggambarkan sebaran spesies lamun yang ada. Substrat dasar membatasi sebaran lamun pada suatu reef flat, karena masing-masing spesies lamun memiliki kesukaan terhadap substrat berbeda. Nilai frekuensi spesies lamun dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Frekuensi Spesies Lamun (%)

No Spesies Lamun Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

1 Enhalus acoroides 88 77 100

2 Thalassia hemprichii 67 67 0

3 Halophilla minor 22 44 67

4 Halodule uninervis 44 100 33

5 Cymodocea rotundata 55 67 0

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari lima spesies lamun yang ditemukan di Pulau lepar, terlihat bahwa E. acoroides dan H. uninervis mampu beradaptasi untuk hidup pada berbagai substrat dan tersebar cukup merata sehingga mempunyai frekuensi spesies yang tinggi.

4.4.4 Penutupan Spesies Lamun

Luasan daerah tertentu yang ditutupi oleh tumbuhan lamun dan bermanfaat untuk mengetahui keadaan kondisi ekosistem lamun serta kemampuan tumbuhan lamun dalam memanfaatkan luasan yang ada disebut dengan persen penutupan lamun. Nilai persen ditenentukan berdasarkan kepadatan dari tumbuhan lamun serta ukuran morfologi dari tumbuhan lamun itu sendiri. Nilai persen penutupan spesies lamun disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Persentase Penutupan Lamun Di Perairan Pulau Lepar Persen penutupan Lamun (%) No Spesies Lamun

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

1 Enhalus acoroides 18,33 11,77 18,33

2 Thalassia hemprichii 4,28 6,11 0

3 Halophilla minor 0,09 0,09 0,72

4 Halodule uninervis 22,41 14,72 10,93

5 Cymodocea rotundata 6,07 5,53 0

Enhalus acoroides memiliki ukuran ya ng paling besar dan Halophila minor

penutupan terbesar pada Stasiun 1 daan 2 yaitu 22,41% dan 14,72%. Namun pada Stasiun 3 nilai penutupan terbesar adalah jenis lamun Enhalus acoroides

yaitu 18,33% dan bila dibandingkan pada semua lokasi pengamatan, ternyata nilai penutupan Enhalus acoroides memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan

Halodule uninervis. Padahal jika dibandingkan dengan nilai kepadatannya, jumlah Enhalus acoroides jauh lebih kecil dibanding dengan kepadatan Halodule uninervis. Ini menunjukkan bahwa ukuran tumbuhan Enhalus acoroides jauh lebih besar dibanding ukuran tumbuhan lamun Halodule uninervis.

4.4.5 Indeks Nilai Penting (INP)

Indeks nilai penting menggambarkan peranan suatu spesies lamun relatif terhadap spesies lainnya dalam suatu komunitas. INP ini ditentukan oleh frekuensi relatif, kerapatan relatif dan penutupan relatif masing-masing spesies lamun sehingga mempunyai hubungan berbanding lurus. Semakin besar nilai-nilai tersebut maka semakin besar pula INP yang berarti semakin tingginya peranan spesies tertentu dalam komunitas. Kisaran INP menunjukkan apakah spesies tertentu mempunyai peranan yang besar, sedang atau rendah. Karena jarak antar stasiun cukup jauh sehingga memiliki karakteristik yang berbeda maka indeks nilai penting di analisis per stasiun pengamatan. Indeks nilai penting tumbuhan lamun di perairan Pulau Lepar dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Indeks Nilai Penting Jenis Lamun Di Pulau Lepar A. Stasiun 1

No Spesies Lamun RDi RCi RFi INP

1 Enhalus acoroides 0,1025 0,3581 0,3188 0,7795 2 Thalassia hemprichii 0,0379 0,0836 0,2428 0,3642 3 Halophilla minor 0,011 0,0018 0,0797 0,0925 4 Halodule uninervis 0,6782 0,4379 0,1594 1,2755 5 Cymodocea rotundata 0,1703 0,1186 0,1993 0,4882 Total 1,00 1,00 1,00 3,00 B. Stasiun 2

No Spesies Lamun RDi RCi RFi INP

1 Enhalus acoroides 0,0971 0,308 0,2175 0,6226 2 Thalassia hemprichii 0,0728 0,1599 0,1864 0,4192 3 Halophilla minor 0,0132 0,0024 0,1243 0,1399 4 Halodule uninervis 0,6225 0,3851 0,2825 1,2901 5 Cymodocea rotundata 0,1943 0,1447 0,1893 0,5282 Total 1,00 1,00 1,00 3,00 C. Stasiun 3

No Spesies Lamun RDi RCi RFi INP

1 Enhalus acoroides 0,2152 0,6114 0,5 1,3266 2 Thalassia hemprichii 0 0 0 0 3 Halophilla minor 0,1026 0,024 0,335 0,4617 4 Halodule uninervis 0,6821 0,3646 0,165 1,2117 5 Cymodocea rotundata 0 0 0 0 Total 1,00 1,00 1,00 3,00

Indeks nilai penting pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 menunjukkan kisaran nilai yang tidak jauh berbeda. Hal tersebut dikarenakan jarak antar stasiun hanya sekitar 5 km dan masih berada dalam satu kawasan Desa Penutuk. Pada Stasiun 1 dan Stasiun 2, Halodule uninervis memiliki nilai Indeks Nilai Penting terbesar dibanding jenis lamun lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa lamun Halodule

uninervis memiliki peranan paling besar pada kawasan ekosistem padang lamun pada Stasiun tersebut.

Kisaran nilai INP pada Stasiun 3 memperlihatkan bahwa lamun jenis Enhalus acoroides memiliki nilai terbesar. Ini berarti E. acoroides memiliki peranan paling besar dalam ekosistem padang lamun di Stasiun 3. Stasiun 3 terletak di Desa Tanjung Sangkar, bila ditempuh mela lui jalan darat menempuh jarak sekitar 20 km dari Desa Penutuk (Stasiun 1 dan Stasiun 2). Karenanya , Stasiun 3

memiliki karakteristik substrat yang berbeda dengan Stasiun 1 dan Stasiun 2 (Tabel 3).

Secara umum, Indeks Nilai Penting terkecil adalah jenis lamun Halophila minor. Hal ini disebabkan karena spesies ini tumbuh secara tidak merata dengan kerapatan relatif rendah dan penutupan relatif yang rendah pula. Ini menunjukkan peranan dari spesies tersebut relatif kecil terhadap komunitas lamun secara keseluruhan di perairan Pulau Lepar.

Dokumen terkait