• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL dan PEMBAHASAN

4.3 Struktur Komunitas Lamun

Vegetasi lamun yang ada di tiga lokasi penelitian termasuk dalam vegetasi homogen, yang terdiri dari satu spesies lamun dan vegetasi campuran (mixed vegetation), yang terdiri atas lebih dari satu spesies lamun. Komposisi lamun yang teridentifikasi pada ketiga lokasi, terbagi dalam dua famili yaitu Cymodoceaceae dan Hydrocharitaceae, yang terdiri atas 4 spesies, yaitu Cymodocea rotundata,

Halophila ovalis, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Spesies E.

acoroides ditemukan di setiap stasiun penelitian, T.hemprichii ditemukan pada Stasiun II dan III, sedangkan C.rotundata dan H. ovalis hanya ditemukan pada Stasiun II yang merupakan lokasi yang campuran. Komposisi jenis lamun pada tiap lokasi penelitian ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi jenis lamun menurut lokasi pengamatan Jenis lamun Stasiun

I

Stasiun II

Stasiun III

Enhalus acoroides ada ada ada

Thalassia hemprichii - ada ada

Cymodoceae rotundata - ada -

Halophila ovalis - ada -

Tipe vegetasi yang ditemukan pada ketiga lokasi penelitian sangat umum ditemukan di perairan tropis termasuk Indonesia (Kiswara 1994a dalam Erina 2006). Umumnya komposisi lamun yang terbentuk terdiri dari empat sampai tujuh spesies, seperti Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule uninervis,

Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, dan Enhalus acoroides. Biasanya padang lamun tersebut didominasi oleh E.acoroides dan T. hemprichii (Nienhuis et al. 1989).

Distribusi lamun tidak hanya merupakan hasil dari kemampuan mereka untuk berhasil menyebar ke berbagai jenis lingkungan, tetapi juga kemampuan mereka untuk bertahan selama mereka hidup di perairan.

4.3.2 Kerapatan lamun

Kehadiran lamun di suatu lokasi sangat berkaitan dengan ruang dan tipe substrat dasar (Hemminga dan Duarte, 2000). Jika tipe substrat cocok untuk pertumbuhan lamun, maka populasi lamun dapat berkembang dengan baik. Kebanyakan spesies lamun sangat cocok dengan tipe substrat berpasir sampai berlumpur, namun ada beberapa spesies yang mampu tumbuh di atas karang seperti Phyllospadix spp, Thalassodendron spp dan Posidonia aceanica (Den Hartog 1970 dalam Hemminga dan Duarte, 2000).

Kerapatan lamun berbeda pada setiap stasiun. Kerapatan lamun ditentukan oleh perbedaan jenis setiap lamun, perbedaan morfologi dan struktur komunitasnya serta faktor-faktor lingkungan tempat tumbuhnya (kedalaman, kecerahan, dan tipe substrat) (Kiswara, 1997).

Kerapatan spesies lamun yang ada di setiap lokasi penelitian memiliki kisaran nilai yang bervariasi, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8. Kerapatan tertinggi terdapat pada Stasiun II dimana lamun di lokasi ini merupakan padang lamun dengan vegetasi campuran (mixing seagrass beds), yang terdiri atas spesies

lamun seperti Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata,

Halophila ovalis. Kerapatan spesies tertinggi di stasiun ini adalah Thalassia hemprichii (196 tegakan m¯²). Hal ini diduga terkait dengan jenis substratnya (Kiswara, 1992) T.hemprichii tumbuh baik di perairan dengan dasar pasir atau puing karang mati dan dapat juga tumbuh pada dasar lumpur berpasir atau lumpur lembek.

Table 8. Kerapatan jenis lamun (tegakan m¯²) menurut lokasi penelitian Jenis lamun Stasiun

I Stasiun II Stasiun III Enhalus acoroides 179 4 21 Thalassia hemprichii - 196 27 Cymodoceae rotundata - 15 - Halophila ovalis - 6 - Total 179 221 48

Kerapatan lamun tertinggi kedua terdapat pada Stasiun I, yang merupakan padang lamun dengan vegetasi yang tunggal yaitu terdiri dari satu jenis lamun. Pada stasiun ini hanya ditumbuhi lamun jenis Enhalus acoroides. Lamun jenis ini memiliki daun yang lebih tebal, lebar dan panjang, sehingga memiliki ruang fotosintesa yang lebih besar per individunya. Jenis ini memiliki panjang daun hingga 1 meter. Karena itu apabila terjadi kekeruhan di pantai dimana penetrasi cahaya terganggu sehingga proses fotosintesis terhalang.

Bagi Enhalus acoroides keadaan tersebut tampaknya tidak terlalu bermasalah karena daunnya yang panjang hingga dapat mencapai dekat permukaan air, sehingga proses fotosintesis tetap dapat berjalan. Karena lebih tahan terhadap kekeruhan dibandingkan dengan spesies yang lain. Sangaji (1994) menyatakan bahwa Enhalus acoroides dominan hidup pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit bercampur lumpur dan kadang-kadang terdapat dasar yang terdiri dari campuran pecahan karang yang telah mati. Kemudian Bengen et al., (2001) juga menyatakan bahwa Enhalus accoroides merupakan lamun yang tumbuh pada substrat berlumpur dari perairan keruh dan dapat membentuk jenis tunggal, atau mendominasi komunitas padang lamun.

Kerapatan lamun yang terkecil terdapat pada Stasiun III, yang merupakan padang lamun dengan vegetasi yang heterogen, terdiri dari dua jenis lamun, yaitu

4.3.3 Penutupan jenis lamun (%)

Penutupan menggambarkan tingkat penutupan/penanganan ruang oleh komunitas lamun, informasi mengenai penutupan sangat penting artinya untuk mengetahui kondisi ekosistem secara keseluruhan serta sejauh mana komunitas lamun mampu memanfaatkan luasan yang ada . nilai kerapatan saja belum tentu menggambarkan tingkat penutupan suatu jenis karena nilai penutupan selain dipengaruhi oleh kerapatan juga sangat erat kaitannya dengan tipe morfologi jenisnya. Penutupan spesies lamun yang ada di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Penutupan jenis lamun (%) menurut lokasi penelitian Jenis lamun Stasiun

I Stasiun II Stasiun III Enhalus acoroides 85 2,56 41 Thalassia hemprichii - 52 51 Cymodoceae rotundata - 2,96 - Halophila ovalis - 1,80 - Total 85 59,32 92

Penutupan total komunitas lamun pada lokasi penelitian berkisar 59,32- 92%. Penutupan tertinggi diperoleh pada Stasiun III (92%,) kemudian Stasiun I (85%) dan terendah pada Stasiun I (59,32%).

Penutupan total lamun di Stasiun III adalah 92% dengan penutupan masing- masing spesies berturut-turut adalah E. acoroides 41%, T. hemprichii 51%. Penutupan di stasiun ini relatif tinggi dibandingkan stasiun lainnya karena didukung oleh substrat dasar yang sesuai untuk pertumbuhan lamun yakni pasir halus bercampur lumpur.

Stasiun I yang merupakan padang lamun vegetasi homogen memiliki penutupan total 85%. Stasiun ini hanya ditumbuhi lamun E. acoroides yang mampu hidup di substrat yang berlumpur dan tergenang air. Stasiun II yang merupakan padang lamun vegetasi heterogen, terdiri dari empat jenis lamun adalah 59,32% yang terdiri dari E. acoroides 2,56%, T. hemprichii 52%, C. rotundata 2,96% dan H. ovalis 1,80%. Berdasarkan nilai penutupan lamun yang terendah dari stasiun yang lain, dapat dikatakan bahwa lokasi stasiun II yang didominasi substrat pecahan karang kurang sesuai dengan pertumbuhan lamun.

4.4 Struktur komunitas perifiton pada padang lamun

Dokumen terkait