• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

3. Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata lain seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya).

commit to user

Husnan dan Enny (2002) modal yang dipergunakan perusahaan selalu mempunyai biaya. Biaya tersebut bisa bersifat eksplisit (artinya nampak, dan dibayar oleh perusahaan), tetapi bisa juga bersifat implisit (tidak nampak bersifat opportunistic, atau disyaratkan oleh pemodal). Lebih lanjut dikatakan bahwa bagi dana yang berbentuk hutang, maka biaya dana mudah diidentifikasikan yaitu biaya bunganya, sedangkan modal sediri biaya dananya tidak tampak. Namun demikian tidak berarti bahwa biaya dananya lebih murah dari dana dalam bentuk hutang. Biaya dana untuk dana dalam bentuk modal sendiri merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik dana sebelum mereka menyerahkan dananya ke perusahaan. Kemudian tingkat keuntungan yang dicapai nantinya belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan bunga pinjaman.

Dalam membicarakan struktur modal tidak akan lepas dari kapitalisasi. Kapitalisasi menekankan pada artian “kuantitatif” sedangkan struktur modal menekankan pada artian “kualitatif”. Dengan kata lain dapat pula dikatakan bahwa kapitalisasi itu merupakan jumlah modal yang terikat pada perusahaan yang meliputi jumlah utang jangka panjang dan modal sendiri, sedangkan struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri.

a. Model Modigliani dan Miller (MM)

Menurut Weston dan Brigham (1983), Franco Modigliani dan Merton Miller menerbitkan artikel "The Cost of Capital, Corporation Finance and the theory of investment" American Economic Review 48 (1958) yang dikenal dengan Model MM tanpa pajak menyimpulkan

commit to user

bahwa tidak adanya pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dan WACC dalam dunia tanpa pajak. Hal ini disebabkan karena bertambahnya penggunaan hutang maka risiko perusahaan juga bertambah sehingga biaya modal sendiri atau tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal sendiri juga bertambah. Jadi semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal tidak akan meningkatkan nilai perusahaan, karena manfaat dari biaya hutang yang lebih murah ditutup dengan meningkatnya biaya modal sendiri.

b. Model Miller

Model ini memasukkan unsur pajak yang terdiri dari pajak perusahaan, pajak pribadi atas penghasilan saham dan pajak pribadi dari penghasilan hutang (Husnan, 2000). Pada dasarnya model ini ingin menunjukkan bagaimana leverage mempengaruhi nilai perusahaan apabila memperhitungkan pajak pribadi dan pajak perusahaan. Teori ini menunjukkan bahwa adanya pajak pribadi menutupi beberapa keuntungan penggunaan hutang perusahaan, sehingga keunggulan pajak atas penghasilan obligasi adalah lebih kecil dari pada yang ditunjukkan oleh model Modigliani dan Miller dimana hanya pajak perusahaan yang dipertimbangkan.

c. Model Trade – Off

Ekawati (2004) model ini sebenarnya hanya menyempurnakan model MM dan Miller, yaitu dengan memasukkan unsur kesulitan keuangan (financial distress) dan biaya keagenan (agency cost). Kesulitan keuangan adalah suatu keadaan dimana perusahaan sedang

commit to user

mengalami kesulitan keuangan, bahkan terancam mengalami kebangkrutan. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan akan timbul biaya kebangkrutan yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aktiva di bawah harga pasar, rusaknya aktiva tetap yang terrnakan waktu dan sebagainya. Kesulitan keuangan biasanya dialami oleh perusahaan yang memiliki hutang. Semakin besar hutang yang dimiliki maka semakin besar pula peluang akan terjadinya kesulitan keuangan.

Sedang biaya keagenan adalah biaya yang muncul karena adanya problem keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan kreditur. Problem yang muncul biasanya karena perusahaan menggunakan hutang untuk investasi pada proyek-proyek yang berisiko tinggi. Hal ini tentu akan merugikan kreditur, untuk menghindarinya maka harus dilakukan pengawasan. Biaya ini dibebankan pada perusahaan dan termasuk biaya keagenan. Menurut model ini penggunaan hutang selain menguntungkan juga bisa menimbulkan biaya keagenan. Ekawati (2004) penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai titik tertentu, dan setelah itu justru akan menurunkan nilai perusahaan, karena kenaikan keuntungan tidak sebanding dengan kenaikan biaya kesulitan keuangan dan biaya keagenan.

Kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal yang berasal dari hutang. Hal ini berkaitan erat dengan struktur modal yang dipilih perusahaan. Struktur modal adalah perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Pemilik perusahaan

commit to user

lebih menyukai perusahaan menggunakan hutang pada tingkat tertentu agar harapan pemilik perusahaan dapat tercapai. Disamping itu perilaku manajer dan komisaris perusahaan juga dapat dikendalikan.

Berdasarkan teori pecking order manajer keuangan tidak memperhitungan tingkat hutang secara optimal. Kebijakan pendanaan ditentukan oleh tingkat kebutuhan investasi. Jika perusahaan memperoleh kesempatan untuk investasi maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai inevestasi tersebut. Manajemen perusahaan akan menentukan kebijakan pendanaan itu dengan dana internal, baru kemudian dengan dana eksternal termasuk hutang. Jika dana internal sudah mencukupi maka manajemen tidak perlu menggunakan kebijakan hutang untuk memperoleh dana dari luar. Namun sebaliknya jika investasi yang dilakukan tidak cukup jika hanya menggunakan sumber dana dari internal, maka manajemen perusahaan harus menggunakan kebijakan hutang sebagai salah satu alternatif untuk memperoleh dana dari luar disamping dengan menerbitkan saham.

Berdasarkan pendekatan teori keagenan, struktur modal perusahaan harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi konflik antara berbagai kelompok yang memiliki kepentingan dalam perusahaan. Pemegang saham lebih menyukai tindakan perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar, sehingga mereka akan memperoleh deviden atas saham yang mereka miliki juga akan meningkat. Namun pemegang hutang perusahaan tidak memperdulikan berapa besar tingkat keuntungan perusahaan, karena pay-off pemegang hutang perusahaan akan tetap sebesar bunga yang telah ditentukan.

commit to user

Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui utang yang sering diukur dengan debt ratio. Rasio ini menunjukkan besarnya utang yang digunakan untuk perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditor) dan semakin besar biaya utang (biaya bunga) yang harus dibayar perusahaan. Hal ini akan berdampak pada profitabilitas perusahaan karena sebagian pendapatan digunakan untuk membayar utang.

Kepemilikan manajerial menunjukan adanya peran ganda seorang manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha akan merugikan ia baik sebagai manajer atau sebagai pemegang saham. Sebagai manajer akan kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham akan kehilangan return bahkan dana yang diinvestasikanya. Cara untuk menurunkan resiko ini adalah dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki perusahaan (Friend dan Lang dalam Brailsford 1999). Debt yang tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan, karena perusahaan akan mengalami financial distress. Karena itulah maka manajer akan berusaha menekan jumlah debt serendah mungkin. Tindakan ini disisi lain tidak menguntungkan karena perusahaan hanya mengandalkan dana dari pemegang saham. Perusahaan tidak bisa berkembang dengan cepat, dibandingkan jika perusahaan juga menggunakan dana dari kreditor.

commit to user

Dokumen terkait