• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Morfologi Bunga

Dalam dokumen ANATOMI DAN MORFOLOGI BUNGA (Halaman 32-39)

1.2. Morfologi Daun

1.2.1. Struktur Morfologi Bunga

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan

bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (Harsidi 2011).

Bunga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya sebagai penghasil alat perkembangbiakan. Pada umumnya, bunga mempunyai sifat-sifat seperti Mempunyai warna yang menarik, umumnya mempunyai bau yang harum, memiliki bentuk yang bermacam-macam dan biasanya mengandung madu. Struktur bunga dapat diamati melalui gambar bunga sebagai berikut:

a) Ibu tangkai bunga (pedunculus,pedunculus

communis atau rhacis), yaitu bagian yang biasanya

merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang ,dan cabang-cabangnya bercabang lagi,dapat pula sama sekali tak bercabang.

b) Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian dari bunga yang masih jelas bersifat batang, pada tangkai bunga ini biasannya terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun dan berwarna hijau.

c) Dasar Bunga (receptaculum), yaitu ujung dari tangkai batang yang berhenti pertumbuhannya yang seringkali melebar, menebal, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorphosis menjadi bagian-bagian bunga duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasannya lalu nampak duduk dalam satu lingkaran. Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung tangkai bunga tempat melekatnya bagian-bagian bunga seperti calyx, corola, stamen, dan ovarium. Bentuk dasar bunga bermacam-macam bentuknya sesuai dengan bentuk metamorphosis bagian bunga tersebut (Mesuji 2013).

d) Perhiasan Bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan dari daun yang masih

Nampak berbentuk lembaran dengan tulang atau urat daun yang maasih jelas. Biasannya perhiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran, jadi bagian-bagian dari perhiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran yaitu:

1) Kelopak (Calyk)

Yaitu bagian dari perhiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasannya berwarna hijau dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya yang berfungsi sebagai pelindung kuncup terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri dari daun-daun kelopak (Sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, atau pula terpisah-pisah dalam lingkaran bunga.

2) Tajuk Bunga atau mahkota bunga (corolla)

Yaitu bagian perhiasan bunga yang merupakan lingkaran dalam, biasanya tidaklah berwarna hijau lagi dan warna dari bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri dari daun mahkota (Petala), seperti halnya dau-daun kelopak, tajuk bunga juga bisa berlekatan atau terpisah.

Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati perhiasan bunganya, bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), atau perhiasan dari bunga tadi tidak dapat dibedakan menjadi kelopak dan mahkotannya, dengan kata lain kelopak dan mahkotannya sama, baik bentuk maupun warnannya. Tenda bunga (Perigonium) terdiri dari sejumlah daun-daun tenda bunga (tepala). Misalnya pada bunga atau kembang sungsang dan lilia gereja.

e) Kelamin Bunga

Yaitu merupakan bagian terpenting dari bunga, karena dengan adanya alat-alat (jantan dan betina) tersebut dapat kemudian dihasilkan alat-alat perkembangbiakan dan selanjutnya berkembang menjadi tanaman baru.

1) Alat kelamin jantan (androecium)

Bagian dari alat kelamin jantan sesungguhnya merupakan metamorphosis dari daun yang menghasilakan serbuk sari. Androecium terdiri dari sejumlah benang-benang sari (stamen). Pada bunga benang sarinnya dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersususn dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bagian ini merupakan penjelmaan dari daun masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida), dimana

benang sarinya yang mandul berbentuk lembaran-lembaran menyerupai daun-daun mahkota. Pada benang sari dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:

Tangkai Sari (Filamentum), yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.

Kepala sari (Anthera) yaitu bagian dari benang sari yang terdapat pada ujung dari tangkai sari. Bagian ini didalamnya biasannya mempunyai 2 ruang (theca), masing-masing ruang sari semula terdiri dari dua rungan kecil (loculus atau

loculumentum). Dalam ruang sari ini terdapat

serbuk sari. Adakalanya serbuk sari tidak terbentuk atau serbuk sari tidak bisa melakukan penyerbukan. Benang sari yang demikian dinamakan benang sari yang mandul.

Penghubung ruang sari (connectivum), bagian ini merupakan lanjutan dari tangkai sariyang menjadi penghubung dari kedua bagian dari kepala sari yang terdapat dibagian kanan dan kiri dari penghubung ini.

2) Alat kelamin betina (Gynaecium)

Alat kelamin betina pada bunga biasa disebut dengan putik (Pistillum). Putik merupakan metamorphosis dari daun yang disebut daun buah

(carpella). Pistilum (putik) terdiri dari ovarium, stilus dan stigma. Ovarium disusun oleh karpel atau daun buah. Umumnya berjumlah lebih dari satu. Jika bunga memiliki satu karpel arau lebih yang semuanya bersatu maka karpel tesebut disebut pistilum. Didalam ovarium terdapat bakal biji (ovulum). Pada bunga dapat diketemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri dari beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri dari satu daun buah. Pada putik dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:

Bakal buah (Ovarium) yaitu, bagian yang membesar dari putik dan biasannya terletak ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat bakal biji (Ovulum), dan bakal biji itu teratur dalam tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi. Tempat-tempat yang merupakan pendukung dari bakal biji disebut papan biji (Placenta).

Tangkai Putik (Stylus) yaitu, bagian dari putik yang biasannya berbentuk benang yang merupakan lanjutan dari bakal buah ke atas. Tangkai putik biasannya berongga yang biasannya mempunyai saluran tangkai putik (Canalis

stylinus) tau tidak. Tangkai putik ada yang

pada tiap ujung cabang tangkai putik itu mendukung satu klepala putik, jadi pada tangkai putik yang bercabang terdapat lebih banyak kepala putik.

Kepala Putik (Stigma), kepala putik adalah bagian dari putik yang paling atas. Bagian ini berguna untuk menangkap serbuk sari, oleh karena itu bentuk dan sifatnya disesuaikan pula dengan tugasnya tadi. Jika kepala putik sudah siap maka biasannya berperekat sehingga jika ada serbuk sari yang jatuh tidak akan berpindah lagi (Suena 2005). f) Kelenjar Madu (Nectarium), madu atau nectar

yang dihasilkan oleh bunga berguna untuk menarik perhatian dari serangga atau binatang yang dapat membantu proses penyerbukan. Kelenjar madu merupakan metamorphosis dari salah satu bagian bunga yang dapat berasal dari daun mahkota, benang sari atau bagian bunga yang lain. Letak kelenjar madu pada bunga sesuai dengan letak bagian bunga yang berubah menjadi kelenjar madu itu.

Dalam dokumen ANATOMI DAN MORFOLOGI BUNGA (Halaman 32-39)

Dokumen terkait