• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Bank SUMUT Cabang Utama Medan …

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Struktur Organisasi Bank SUMUT Cabang Utama Medan …

Medan ……….. 34

4.6.1 Grafik Batang Karateristik Responden Berdasarkan

Besarnya PLafon Kredit Pensiun yang Diambil ….. 40

4.6.2 Grafik Analisis Faktor-faktor Utama yang

Mendor-OngPensiunan Mengambil Kredit Pensiun ……… 43

4.6.3 Grafik Perbandingan Pengaruh Faktor-faktor

Pendu-KungDalam Pengambilan KreditPensiun ………… 46

4.6.4 Grafik Analisis Permintaan Kredit Pensiun Bank

SUMUT Cabang Utama Medan ………. 48

4.6.5 Grafik Perbandingan Besarnya Kredit yang Diambil

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul

1. Kuesioner Penelitian

2. Form Pengajuan Permohonan Kredit Pensiun 3. Hasil Tabulasi Data

ABSTRAK

Permintaan kredit yang terus meningkat merupakan salah satu bukti bahwa kredit sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi dan konsumsi.Peningkatan permintaan kredit tersebut juga terjadi pada kredit pensiun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor apa yang memengaruhi permintaan kredit pensiun pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan. Faktor faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor utama, yaitu kondisi internal Pensiunan yang menyebabkan Pensiunan tersebut mengambil kredit pensiun dan faktor pendukung, yaitu kondisi ekternal Pensiunan.Metode penulisan menggunakan metode deskripsi dan analisis tabel.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor utama yang menyebabkan Pensiunan mengambil kredit pensiun lebih didominasi oleh penggunaan konsumtif, yaitu membangun rumah dan anak dan penggunaan untuk modal kerja dan investasi.

Kata kunci : kredit pensiun, faktor utama, faktor pendukung, kredit konsumtif, modal usaha, investasi.

ABSTRACT

Increase in credit demand is one the proof that credit has important roles in economy activities. Such as production, distribution and consumption. Increase in demand is also happen in demand of pension credit.

This study aims to know the factors of demand of pension credit in Medan Main Branch of SUMUT Bank. Those factors are divided in two, the main factors and supporting factors which cause the pensions to take the pension credit. The analysis metode used is description method and table analysis.

According to the research result is known that the main factors are dominated by consumptive purpose, such as building or renovate house, and then children. Even though some of the pensions used the credit as capital or for investment.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas lembaga keuangan bank maupun non-bank sebagai penghimpun maupun penyalur dana dari dan kepada masyarakat merupakan salah satu aktivitas yang sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Salah satu peran lembaga keuangan bank dan non-bank yang sangat banyak dinikmati oleh masyarakat ialah memberikan kredit kepada masyarakat yang membutuhkan, baik itu kredit produktif maupun kredit konsumtif.Dari data yang diperoleh, permintaan kredit tersebut semakin meningkat setiap tahunnya.

Tabel 1.1 Posisi Pinjaman Rupiah Berdasarkan Penggunaannya di wilayah Sumatera Utara Tahun 2010–2013 (Juta Rp)

No Jenis Penggunaan 2010 2011 2012 2013 1 Modal Kerja 76.003.480 94.212.726 115.852.215 133.715.619 2 Investasi 36.184.069 44.185.777 54.911.241 61.476.954 3 Konsumsi 24.499.876 30.102.232 33.706.552 36.723.194

Sumber : BPS Sumatera Utara

Salah satu jenis kredit yang terus mengalami peningkatan permintaan dari tahun ke tahun ialah kredit pensiun.Kredit pensiun merupakan salah satu kredit

yang memiliki pangsa pasar yang sangat jelas dan lebih terjamin keamanannya dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Hal ini dikarenakan angsuran kredit dipotong langsung dari gaji pensiun di mana pensiunan yang bersangkutan mengambil gaji dan merupakan bagian dari anggaran Pemerintah yang dimasukkan dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan gaji pensiun tersebut berlaku selama pensiun tersebut masih hidup.Adapun pensiunan yang dimaksud di sini ialah pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang gaji pensiunnya dikelola oleh PT TASPEN (Tabungan dan Asuransi Pensiun) dan pensiunan TNI AD, AL, AU dan Polisi yang gaji pensiunnya dikelola oleh PT ASABRI(Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

PT TASPEN dan PT ASABRI akan menyalurkan pembagian gaji pensiun melalui lembaga-lembaga yang telah melakukan kerjasama dengan PT TASPEN ataupun PT ASABRI, seperti PT POS, BRI, Bank Mandiri, BTPN, BYB, Bank SUMUT dan lembaga lain setelah melakukan kerjasama. Dengan demikian, angsuran kredit pensiun tersebut akan dipotong langsung oleh lembaga yang melakukan pembayaran gaji pensiun sehingga menekan angka kredit macet. Jadi, tidak heran jika saat ini banyak lembaga keuangan bank maupun non-bank yang sangat tertarik untuk menggarap sektor kredit pensiun ini, mulai Koperasi, BPR bahkan bank-bank umum berskala kecil maupun besar. Di wilayah Medan, lembaga-lembaga bank dan non-bank yang aktif dan banyak diketahui oleh masyarakat dalam pelayanan kredit pensiun ini di antaranya ialah KSP Nasari, Kopnus, Koperasi Wamit, Bank SUMUT (BPDSU), BRI, Bank Mandiri, BYB, Bank Bumi Arta, dan BTPN. Hal ini merupakan salah satu bukti yang menunjukkan betapa banyak pihak-pihak yang tertarik untuk menggarap sektor kredit pensiun ini.

Bank SUMUT (BPDSU) sebagai bank milik Pemerintah Daerah Sumatera Utarayang memiliki banyak cabang bahkan sampai ke pelosok-pelosok daerah merupakan salah satu bank yang telah dikenal dan diketahui oleh masyarakat

Medan khususnya, dalam hal pelayanan kredit pensiun.Hal ini didukung oleh adanya kerjasama Bank SUMUT (BPDSU) dengan TASPEN (Tabungan Asuransi Pegawai Negeri Sipil). Kerjasama tersebut menjadikan Bank SUMUT menjadi salah yang satu bank yang berperan sebagai kantor bayar gaji pensiunan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini merupakan posisi yang sangat strategis dalam memasarkan kredit pensiun kepada pensiunan yang membutuhkan kredit dan hal ini juga menjamin angsuran kredit terpotong setiap bulannya sehingga angka kredit macet (Non Performing Loan/NPL) dapat ditekan seminimal mungkin.

Dalam hal kredit pensiun ini, tentu saja ada banyak hal yang mempengaruhi permintaan pensiunan terhadap kredit pensiun yang diberikan oleh Bank SUMUT dan hal inilah yang perlu menjadi bahan perhatian dan pertimbanganbagi bank SUMUT dalam mengambil kebijakan mengenai produk kredit pensiun, sebab persaingan di pasar pensiun ini sudah semakin ketat dan tentu saja lembaga-lembaga lain yang juga menggarap pasar yang sama akan terus melakukan inovasi-inovasi, bahkan cukup agresif untuk memenangkan persaingan di pasar pensiunan ini. Sebab walaupun lembaga tersebut berperan sebagai kantor bayar gaji pensiun, bukan hal yang mustahil bagi seorang pensiunan untuk meminjam di lembaga lain yang juga memberikan kredit pensiun, bahkan melakukan pemindahan gaji ke lembaga lain yang juga berperan sebagai kantor bayar yang sanggup memenuhi kebutuhan Pensiunan. Hal-hal tersebut tentu saja memengaruhi permintaan pensiunanakan kredit pensiun di suatu lembaga tertentu. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dan menulis skripsi dengan judul “ Analisis Permintaan Kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan”

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan ialah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi permintaan kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi permintaan kredit pensiun di bank SUMUT

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai tambahan wawasan mengenai

permintaan kredit pensiun di bank SUMUT dan untuk menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam hal penelitian bagi penulis, serta mengaplikasikan teori dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang sama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pendukung penelitian.

3. Bagi Bank SUMUT hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam melakukan pelayanan kredit pensiun sehingga ke depannya mampu mengimbangi pesaing-pesaingnya di pasar kredit pensiun.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Teori Permintaan

Permintaan ialah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam suatu periode tertentu. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi permintaan dari masyarakat terhadap suatu barang di antaranya ialah sebagai berikut :

1. Harga barang yang dimaksud

2. Tingkat pendapatan atau pendapatan rata-rata 3. Jumlah penduduk

4. Selera atau gengsi

5. Ramalan atau estimasi di masa yang akan datang 6. Harga barang lain atau barang substitusi

7. Distribusi dan lain-lain

Apabila faktor-faktor pada point 2 dan seterusnya dianggap tetap (ceteris paribus), maka permintaan hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan permintaan dideterminasi/ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga.Oleh sebab itu, dalam teori permintaan, yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut.Tetapi bukan berarti asumsi ini mengabaikan faktor-faktor lain yang telah disebutkan di atas.Setelah menganalisis hubungan antara jumlah permintaan dengan tingkat harga, maka selanjutnya boleh diasumsikan bahwa harga adalah

tetap dan kemudian m oleh berbagai faktor permintaan terhadap pendapatan atau harga

Sebagaimana perbandingan terbalik permintaan yang men sebaliknya jika harga

2.1.2 Lembaga Keu

2.1.2.1 Pengertian dan

Menurut Surat Keput

1990 tentang “Lemba

ialah semua badan penghimpunan dan pe investasi perusahaan. diutamakan untuk m Q P1 Q1

n menganalisis bagaimana permintaan suatu bar or lainnya. Dengan demikian, dapatlah diketa

p suatu barang akan berubah apabila, misalny rga berubah pula.

na konsep asli dari penemunya, Alfred Ma lik antara harga terhadap permintaan disebut enyatakan bahwa jika harga turun, maka perm ga naik maka permintaan turun.

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

euangan

dan Ruang Lingkup Lembaga Keuangan

putusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

baga Keuangan” yang dimaksud dengan lem

an yang kegiatannya di bidang keuanga n penyaluran dana kepada masyarakat terutama g an. Meskipun dalam peraturan tersebut lem uk membiayai investasi perusahaan, namun per

Q2

Q

barang dipengaruhi ketahui bagaimana lnya, citarasa atau

Marshall, maka but sebagai Hukum rmintaan naik dan

sia No.792 Tahun

embaga keuangan ngan, melakukan a guna membiayai embaga keuangan peraturan tersebut Q

tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan (Sigit dan Totok,2008).Pada dasarnyalembaga keuangan merupakan lembaga yang menghubungkan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak yang mengalami surplus atau sering disebut lembaga intermediasi. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Dalam masyarakat sederhana, tidak adanya peran Bank dan lembaga keuangan, mungkin tidak terlalu menjadi masalah.Namun dalam masyarakat yang semakin berkembang saat ini, peran Bank dan lembaga keuangan lainnya sangatlah penting.

Secara umum, lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan bukan bank (non-bank). Mengingat kegiatan utama dari lembaga keuangan ialah menghimpun dan menyalurkan dana, perbedaan antara bank dan lembaga keuangan non-bank dapat dilihat melalui kegiatan utama mereka tersebut. Perbedaan kedua bentuk lembaga keuangan tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut.

Kegiatan Lembaga Keuangan Bank Non-bank Penghimpunan Dana • Secara langsung berupa simpanan dana masyarakat (tabungan; giro; deposito) • Secara tidak langsung dari masyarakat (kertas berharga; penyertaan; pinjaman/kredit dari lembaga lain)

• Hanya secara tidak langsung dari masyarakat

(terutama melalui kertas berharga; dan bisa juga dari penyertaan, pinjaman/kredit dari lembaga lain) Penyaluran Dana • Untuk tujuan modal kerja, investasi, konsumsi • Kepada badan usaha dan individu

• Untuk jangka pendek, menengah dan panjang • Terutama untuk tujuan investasi • Terutama kepada badan usaha • Terutama untuk jangka menengah dan panjang 2.1.3 Bank

Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2002: 68), definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.Menurut UndangUndang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Karena demikian eratnya kaitan antara bank dan uang, maka bank disebut juga sebagai suatu lembaga yang berniaga uang.Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (to receive deposits) dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit (to make loans) (Sinungan, 2000).Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini dikenal dengan istilah spread based (Kasmir, 2008).

Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent ofdevelopment, dan agent of services(Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006).

1.Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur

atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

2. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

3.Agent of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa - jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa - jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa - jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian,

sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary. Menurut Undang - Undang No. 10 tahun 1998 Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau

financial intermediary.

Fungsi - fungsi bank umum dalam perekonomian modern adalah sebagaiberikut (Manurung, Rahardja, 2004) :

1. Penciptaan uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran melalui mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter, dimana bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

2. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran

Salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa - jasa yang berkaitandengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah : kliring, transfer uang, penerimaan setoran - setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas - fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

3. Penghimpunan dana simpanan masyarakat dan penyaluran kredit

Dana yang paling banyak dihimpun bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikatdeposito, tabungan dan atau bentuk bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga - lembaga keuangan lainnya. Dana - dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak - pihak yang membutuhkan utamanya melalui penyaluran kredit.

4. Mendukung kelancaran transaksi internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan ataumemperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupuntransaksi modal.Kesulitan - kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya, dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasidalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi - transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak - pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

5. Penyimpanan barang - barang berharga

Penyimpanan barang - barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum.Masyarakat dapat menyimpan barang - barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak - kotak yang sengaja disediakan oleh bank umum untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang

semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat - surat berharga.

6. Pemberian jasa - jasa lainnya

Di Indonesia pemberian jasa - jasa lainnya oleh bank umum juga semakinbanyak dan luas.Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon, membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui ATM, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa - jasa bank.Jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya.

2.1.4 Kredit

Menurut Kasmir (2008) kata kredit berasal dari kata Yunani “Credere” yangberarti kepercayaan, atau berasal dari Bahasa Latin “Creditum” yang berarti

kepercayaan akan kebenaran. Pengertian tersebut kemudian dibakukan oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Perbankan No. 14 tahun 1967 bab 1 pasal 1, 2 yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut :

“Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”. Selanjutnya pengertian kredit tersebut disempurnakan lagi dalam Undang Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998, yang

mendefinisikan pengertian kredit adalah“Kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga”. Proses perkreditan dilakukan secara hati - hati oleh bank dengan maksuduntuk mencapai sasaran dan tujuan pemberian kredit.

Ketika bank menetapkan keputusan pemberian kredit maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman, terarah, dan menghasilkan pendapatan. Aman dalam arti bahwa bank akan dapat menerima kembali nilai ekonomi yang telah diserahkan, terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus sesuai dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti pemberian kredit tersebut harus memberikan kontribusi pendapatan bagi bank, perusahaan debitur, dan masyarakat umumnya (Taswan, 2006). Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, risiko dan pertukaran ekonomi di masa mendatang ( Simorangkir, 2000)

2.1.4.1 Jenis Kredit Atas Dasar Tujuan Penggunaan

Atas dasar tujuan penggunaannya dananya oleh debitor, kredit dapat dibedakan :

a) Kredit Modal Kerja (KMK)

KMK adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja nasabah.Sebagai contoh, apabila nasabah bergerak dalam bidang perdagangan bahan bangunan (panglong), KMK dapat digunakan untuk pembelian bahan bangunan, biaya operasional, gaji karyawan dan lain-lain.KMK biasanya berjangka pendek dan disesuikan dengan jangka waktu perputaran modal kerja nasabah. Ditinjau dari jangka waktunya, KMK terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu:

1. KMK revolving

Apabila kegiatan usaha debitur dapat diharapkan berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan pihak bank cukup memercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka fasilitas KMK nasabah dapat diperpanjang setiap periodenya tanpa harus mengajukan permohonan kredit baru.KMK semacam ini disebut

KMK-Revolving.Bank hanya perlu secara berkala meninjau kinerja nasabah berdasarkan laporan kegiatan usaha yang wajib diserahkan nasabah secara rutin.Hanya apabila pihak bank mulai meragukan kinerja nasabah, maka bank dapat saja meninjau kembali pemberian fasilitas KMK-Revolving.

2. KMK-Einmaleg

Apabila volume kegiatan usaha debitur sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu dan atau pihak bank kurang memercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka pihak bank merasa lebih aman kalau memberikan

Dokumen terkait