DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3. Struktur Organisasi
Agar tujuan yang diharapkan mendapat tercapai, perusahaan memerlukan adanya suatu bentuk organisasi dalam perusahaan sehingga dapat dilakukan pembagian tugas dan tanggung jawab serta koordinasi kerja yang baik. Berdasarkan keterangan penulis peroleh, bagan struktur organisasi dapat .dilihat pada gambar I.
commit to user
4. Kepegawaian
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
a. Komisaris
1) Bertanggungjawab dalam penyediaan modal perusahaan
2) Memberi petunjuk kepada manajer utama dalam melaksanakan
tugasnya
3) Mengawasi seluruh jalannya perusahaan
b. Manajer utama
1) Melakukan koordinasi antar manajer
2) Membuat perencanaan perusahaan secara global bersama manajer di
bawahnya
3) Melakukan kontrol atas pelaksanaan rencana perusahaan
4) Memberikan pengarahan terhadap pelaksanaan rencana perusahaan
5) Bertanggungjawab atas jalannya perusahaan kepada komisaris
c. Asisten Direktur
1) Membantu tugas-tugas manajer utama
2) Melaksanakan rencana perusahaan yang tdah ditetapkan
3) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah
4) Membuat laporan berkala atas pelaksanaan rencana perusahaan
commit to user
d. Manajer (meliputi Manajer Produksi Pakaian Jadi, Manajer Produksi
Printing, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan dan Akuntansi)
1) Melaksanakan rencana perusahaan yang telah ditetapkan
2) Membuat rencana berkala pada bagian masing-masing
3) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah; juga koordinasi antar
bagian
4) Melakukan kontrol atas pelaksanaap rencana pada bagiannya
5) Memberi pengarahan atas pelaksanaan rencana
6) Bertanggungjawab penuh atas mcngenai bagian masing-masing.
e. Asisten Manajer Produksi Pakaian Jadi
1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat
2) Membantu tugas-tugas manajer produksi
3) Membuat laporan produksi berkala untuk bagiannya
4) Mengawasi pelaksanaan tugas bagian bawahnya
5) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah
6) Memberi pengarahan atas pelaksanaan tugas kepada bagian
dibawahnya
7) Membuat analisa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan produksi
dibagiannya
commit to user
f. Asisten Manajer Produksi Printing
1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat
2) Membantu tugas-tugas manajer produksi
3) Membuat laporan produksi berkala untuk bagiannya
4) Mangawasi pelaksanaan tugas bagian bawahnya
5) Melakukan koordinasi ke atas dan bawah
6) Bertanggunjawab kepada manajer produksi priming
g. Asisten Manajer Pemasaran
1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat
2) Membantu tugas-tugas manajer pcmasaran
3) Membuat laporan penjualan berkala
4) Mernbuat laporan pesanan penjualan
5) Bersama asisten manajer keuangan dan akuntansi menganalisa
mengenai hasil penjualan dan pesanan penjualan
6) Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan tugas bagian bawahnya
7) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah
8) Bertanggungjawab kepada manajer pemasaran
h. Asisten Manajer Keuangan dan Akuntansi
1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat
2) Membantu tugas-tugas manajer keuangan dan akuntansi
3) Mernbuat laporan keuangan
commit to user
5) Bersama asisten manajer pemasaran menganalisa hasil penjualan dan
pesanali penjualan
6) Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan tugas bagian bawahnya
7) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah
8) Bertanggung jawab kepada manajer keuanganaan akuntansi
5. Proses Produksi
Dalam industri ini terdapat beberapa bagian penting yang saling berinteraksi satu sama lain dan terbagi dalam beberapa departemen atau bagian terpisah yang dipimpinoleh seorang kepala departemen atau manajer. Beberapa industri garmen di Indonesia, masing - masing mempunyai istilah dan nama tersendiri sesuai dengan fungsi, ukuran dan kapasitasnya.Secara garis besar alur proses bisnis secara keseluruhan dalam industri garmen adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan Pola Pakaian (Cutting)
Cutting adalah proses pemotongan kain sesuai pola marker yang
ada dan sudah dicek kebenarannya oleh bagian marker dan QC cutting. Secara singkat yang dilakukan oleh bagian QC cutting adalah mengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah sampai atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.
commit to user
Urutan/prosedur pemeriksaan pada cutting (QC Cutting):
1) Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian
bawah dengan posisi kertas marker.
2) Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang
terdapat pada kertas marker apakah komponen pola sudah lengkap atau belum. Petugas QC harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan.
3) Periksa apakah terdapat kesalahan potong pada setiap garis
komponen pola ataukah tidak.
4) Cek interlining dengan pola (bila komponen garmen menggunakan
interlining dan bordir)
5) Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang
pada kain cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang Lebih detailnya adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pemeriksaan terhadap kontruksi kain, warna kain,
design kain, bagian luar dalam kain, dan bagian centre line kain. Juga melakukan pemeriksaan terhadap kualitas kain.
2) Melakukan pemeriksaan pada marker, apakah rasio size/ukuran
commit to user
3) Melakukan pemeriksaan terhadap hasil spreading/ampar apakah
kain yang diampar sudah benar benar rata tidak bergelombang dan lurus.
4) Melakukan pemeriksaan terhadap metode cutting
5) Pemeriksaan terhadap hasil potong, apakah seluruh hasil potong
sudah benar benar sesuai dengan original pattern/pola yang diberikan oleh buyer/pemesan.
6) Pemeriksaan pada hasil potong, apakah stripe atau kotak dari
potongan komponen benar benar matching dan balance.
Design, Bahan dan Sample
Sample adalah contoh bahan atau material, contoh model atau style,
atau contoh garment.Sample ini dapat berupa sample dari pihak pembeli atau pun yang dibuat oleh pihak pabrik.
Sample yang dimaksud di sini adalah sample yang dibuat oleh pihak
pabrik berdasarkan contoh dari pihak pembeli. Tujuan pemeriksaan adalah agar seluruh sample yang dibuat oleh pihak pabrik (bagian sample) bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuain baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.
Mutu produk adalah kesesuaian ciri dan karakter produk yang dibuat, dengan ciri dan karakter produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk
commit to user
untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.Setelah menerima
sample, selanjutnya sample di-copy komplit size, cek style dan ukuran,
kemudian dilanjutkan dengan membuat top sample pre production sebanyak 4 pcs atau lebih per style dan size.
b. Jahit (sewing)
Merupakan bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan garment dengan menggabungkan beberapa panel menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, vest, skort, jacket atau produk garmen lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah ditetapkan dengan buyer. Sewing merupakan proses utama dari keseluruhan proses produksi garmen dan terdiri dari beberapa operasi yang memerlukan karyawan banyak.
Urutan/prosedur pemeriksaan pada proses sewing:
1) Bekerja sesuai dengan pedoman produksi atau work sheet.
2) Mengikuti proses sesuai dengan layout sampai baju jadi
3) Periksa hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan
toleransi
4) Memeriksa jumlah stikan dalam 1 inch (stitch/inch)
5) Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus
commit to user
6) Periksa hasil jadi sesuai dengan work sheet
7) Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming.
8) Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan
Lebih detailnya adalah sebagai berikut
1) Melakukan pemeriksaan terhadap model/style yang akan digunakan.
2) Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang yang akan
digunakan, nisalnya : Label, Button, benang
3) Melakukan pemeriksaan terhadap hasil komponen jadi, spi, ukuran,
model/style, handling/penanganan
4) Melakukan pengukuran terhadap garmen jadi
5) Melakukan tes cuci pada garmen jadi untuk mengetahui apakah ada
perubahan warna, dan ukuran setelah pencucian.
c. Cek Ukuran
Pengendalian mutu produk dilakukan juga pada pengecekan ukuran, hal ini bertujuan untuk mengendalikan kualitas produk yang akan dikirim.
commit to user
d. Gratil
Gratil adalah proses perubahan ukuran yang dilakukan karena kesalahan pada proses pengukuran, pemotongan dan jahit, sehingga ukuran pola tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Proses ini berupa pengubahan ukuran sperti menjadikan ukuran m (medium) menjadi s (small) atau sebaliknya.
e. Setrika dan proses lipat
Proses setrika dilakukan sebelum melakukan proses lipat, diharapkan dengan proses setrika produk yang akan dilipat lebih terlihat rapih dan mempermudah proses pelipatan. Dalam pemeriksaan kualitas yang dilakukan bagian QC ada beberapa proses yang dilakukan, antara lain :
1) Melakukan pemeriksaan secara tekhnis apakah temperature/suhu
yang digunakan sudah sesuai dengan jenis kain yang akan digosok atau tidak.
2) Melakukan pemeriksaan dari hasil gosok, apakah ada perubahan
warna, bentuk dan ukuran setelah penggosokan.
3) Melakukan pemeriksaan dari hasil gosokan apakah sudah halus
commit to user
4) Melakukan pemeriksaan apakah folding method/cara lipat sudah
seusesuai dengan permintaan buyer atau tidak. f. Packing dalam Box
Setelah semua proses produksi selesai dilakukan kemudian sebelum packing, bagian QC melakukan final audit berupa pemeriksaan terhadap jumlah pesanan, warna dan model, ukuran baju tiap model, bentuk jahitan, dan lain-lain. Setelah semua proses quality control selesai dan menyatakan barang yang akan dikirim sesuai dengan pesanan,maka barang yang akan dikirim di packing ke dalam box yang dibungkus dengan plastik dan carton.
g. Staffing
Staffing adalah proses penataan barang ke dalam box container.
Dalam proses ini setiap barang yang masuk ke dalam container wajib dicatat sebagai bukti perbandingan data, bahwa barang yang akan dikirim sesuai dengan jumlah pesanan. Setelah proses staffing dalam
box container selesai maka truck siap berangkat menuju pelabuhan peti
kemas Tanjung Mas Semarang.
6. Pemasaran Produk
PT. Batik Arjuna mempunyai reputasi sebagai salah satu produsen garment di Indonesia dan dunia. PT. Batik Arjuna secara terus menerus
commit to user
mencari perluasan jaringan distribusi internasional yang telah dipilih. Ada lebih dari 10 pengimpor besar di seluruh dunia yang membeli produk PT. Batik Arjuna dan jumlahnya terus bertambah.
Diantaranya: - Australia - Austria - Belgia - Kanada - Denmark - Jerman - Italia - Islandia - Jepang - Myanmar - Selandia Baru - Saudi Arabia - Belanda - Amerika
commit to user
B. PEMBAHASAN
1. Proses ekspor yang dilakukan oleh PT. Batik Arjuna
a. PT. Batik Arjuna melakukan promosi menggunakan media internet
atau web dan pameran kepada importir. Melakukan penawaran juga mrnggunakan sample , yaitu dengan mempromosikan motif dan bahan- bahan yang dipergunakan oleh PT. Batik Arjuna dari yang paling murah hingga yang paling mahal, model dari bentuk baju yang dewasa ini lebih dapat mengikuti mode yang sedang menjadi trend.
b. Setelah dilakukan promosi maka biasanya akan ada buyer yang
melakukan permintaan penawaran. Mulai dari permintaan penawaran harga, mutu barang, sampai waktu pengiriman barang.
c. PT. Batik Arjuna memenuhi permintaan importir mengirimkan surat
penawaran harga. Berisikan keterangan sesuai permintaan importir.
d. Importir mengirimkan purchase order kepada PT. Batik Arjuna
apabila sudah merasa sesuai dengan isi yang sebelumnya dikirim oleh PT. Batik Arjuna.
e. PT Batik Arjuna dan importir mengadakan kontrak jual beli.
f. Setelah adanya kesepakatan maka Importir membuka aplikasi Letter of
commit to user
g. PT. Batik Arjuna segera mempersiapkan barang yang telah dipesan
oleh importir sesuai dengan kesepakatan kontrak dagang dan yang telah tercantum di dalam Letter of Credit.
h. PT. Batik Arjuna melakukan pengepakan barang dan menyiapkan
dokumen ekspor invoice dan packing list.
i. PT. Batik Arjuna kemudian memesan ruang kapal dan menerbitkan
shipping instruction pada maskapai pelayaran maupun perusahaan jasa
pengiriman barang.
j. PT. Batik Arjuna menyelesaikan pengurusan dokumen – dokumen
ekspor pada pihak – pihak yang bersangkutan.
k. PT. Batik Arjuna melakukan pemuatan barang di atas kapal dengan
menggunakan jasa perusahaan ekspedisi.
l. Perusahaan mengurus Bill of Lading dan menyelesaikan segala urusan
administrasi dan dokumen yang berhubungan dengan pengapalan.
m. PT. Batik Arjuna telah selesai melakukan pengiriman barang dan
kemudian melengkapi persyaratan yang ada dalam Letter of Credit untuk mengambil pembayaran dari importir
commit to user
2. Dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
ekspor.
a. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )
Dokumen pabean yang dipergunakan dalam rangka ekspor untuk pemberitahuan barang-barang yang akan dikirim ke luar negeri oleh eksportir. Merupakan manifestasi bentuk kewajiban eksportir untuk melaporkan kegiatan ekspornya kepada pemerintah. PEB dibuat atau diterbitkan oleh eksportir berdasarkan data-data dari invoice dan packing list yang diterbitkan oleh eksportir. Dibuat dalam rangkap 6, masing-masing diperuntukkan :
1)Lembar 1 : Bea dan Cukai
2)Lembar 2 : Departemen Perdagangan
3)Lembar 3 : Badan Statistik
4)Lembar 4 : Bank Indonesia
5)Lembar 5 : Kantor Pajak
6)Lembar 6 : Eksportir
b.Invoice
Dokumen yang berisi identifikasi penjual dan pembeli barang dan jasa,
commit to user
pengiriman, identifikasi moda transport, persyaratan penyerahan dan pembayaran, daftar lengkap dan deskripsi barang atau jasa yang dijual, termasuk kuantitas, harga, dan diskon.
c. Packing List
Dokumen yang berisi daftar jenis dan kuantitas barang dalam suatu pengiriman yang disiapkan oleh pengirim. Contoh: nomor barang, jenis barang, ukuran barang, jumlah barang, berat barang.
d.Bill of Lading (B/L)
Bukti atau tanda terima penyerahan barang kepada pihak perusahaan pelayaran dan sebagai bukti adanya perjanjian pengakuan barang melalui laut.Bill of lading diterbitkan dalam rangkap 3 asli (biasa disebut
NegoitableB/L) dan rangkap 3 copy (biasa disebut Non-NegoitableB/L).B/L
berfungsi atau memiliki kegunaan sebagai alat untuk mengambil barang dari perusahaan pelayaran sebagai pembawa barang di pelabuhan tujuan. Proses pengurusan B/L pada PT Batik Arjuna adalah perusahaan forwading yang telah ditunjuk oleh PT Batik Arjuna.
e. Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO)
Multilateral serta ketentuan dokumen berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian bilateral, regional, dan sepihak dari suatu negara tertentu wajib disertakan pada waktu barang ekspor Indonesia akan memasuki wilayah
commit to user
negara tertentu yang membuktikan bahwa barang tersebut dihasilkan dan atau diolah di Indonesia. COOtersebut diterbitkan berdasarkan klasifikasi atas negara-negara yang menjadi tujuan ekspor.
1) Form A : Eropa, Amerika, Norwegia, Canada, Australia, dan
Turki
2) Form B : Asia, Jepang, dan Afrika
3) Form D : Untuk negara-negara yang tergabung di ASEAN yang akan
meminta keringanan bea masuk di negaranya masing-masing karena mengimpor barang dari negara antar Asia.
Negara yang sering menjalin hubungan kerjasama dengan PT Bati Arjuna adlah negara- negara di wilayah Asia dan Afrika, sehingga form yang sering digunakan oleh PT. Batik Arjuna adalah Form B.
f. Shipping Instruction
Merupakan dokumen yang diajukan oleh perusahaan jasa
pengangkutan yang berisi mengenai nama dan alamat importir, cara pembayaran, nama perusahaan pengapalan, komoditas ekspor untuk melakukan pemuatan barang ke dalam container.
commit to user
Dokumen ini berisikan tentang hasil pemeriksaan pada barang ekspor
yang disterilisasi agar terbebas dari zat yang berbahaya yang mana dokumen ini dikeluarkan oleh badan yang telah ditunjuk dan dipercaya oleh pemerintah.
3. Hambatan yang dihadapi PT. Batik Arjuna dalam pelaksanaan
ekspor.
1. Keterlambatan Bahan
Hampir setiap perusahaan garment yang berkembang memiliki kendala yang sama dalam hal keterlambatan bahan. Hal ini disebabkan karena kurangnya dana perusahaan. Kurangnya dana ini biasanya berakibat keterlambatan produksi atau waktu produksi berkurang, sehingga prosess produksi dipercepat.
2. Dalam Produksi
a.Jenis cacat dalam memproduksi Garment
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketidaksesuaian pada proses produksi garment di PT. Batik Arjuna, cacat yang terjadi dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu sebagai berikut.
b. Cacat material.
Dalam cacat material ini biasanya cacat yang terjadi sebelum pengolahan kain menjadi pakaian. Cacat meterial ini dapat terjadi dalam pengiriman maupun dalam memproduksi kain yang akan
commit to user
digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakaian. Adapun cacat yang sering termasuk dalam cacat material antara lain sebagai berikut.
1) Kain shadding
Ketidaksesuaian warna kain sebelum diolah menjadi pakaian. Kain yang akan digunakan adalah kain yang sesuai standar yaitu yang warnanya sama dan tidak terdapat belang atau warna beda dalam satu rol atau satu lot kain. Jika dalam satu rol atau satu lot kain mengalami 1 warna yang berbeda maka kain tersebut sudah dikatakan cacat.
2) Kain banyak berlubang
Sebelum kain digunakan untuk bahan pakaian, dicek apakah kain banyak berlubang apakah tidak.Walaupun lubang yang terdapat cukup kecil, kain tersebut sudah dikatakan cacat. Lubang pada kain dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain tersangkut pada waktu pengiriman.
3) Kain banyak benang yang putus
Kain yang dalam rajutanya banyak benang yang putus, kain tersebut sudah dikatakan cacat biasanya benang yang putus dalam rajutanya dikarenakan faktor dalam memproduksi kain untuk bahan baku pakaian.
commit to user
4) Kain banyak yang kotor
Jika dalam kain banyak kotoran kain tersebut sudah dikatakan cacat.Kotor dalam kain banyak disebabkan oleh faktor dalam mendistribusikan kain tersebut.Kotor yang banyak terjadi diakibatkan air yang mengenai kain, sehingga ada bekas tertinggal dalam kain tersebut.
c.Cacat Produksi
Cacat produksi adalah cacat yang disebabkan saat memproduksi pakaian. Cacat yang termasuk dalam cacat produksi dapat digolongkan menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut.
1) Berlubang terkena gunting
Lubang yang terkena gunting dalam memproduksi pakaian sudah dikatakan cacat. Biasanya kain yang berlubang dikarenakan gunting terdapat dalam proses cutting atau bagian pemotongan kain dan pada proses batil dari sisa-sisa benang jahitan.
2) Berlubang terkena jarum patah
Kain yang berlubang dikarenakan jarum patah biasanya pada waktu menjahit bagian atau komponen pakaian.Walaupun lubang yang dihasilkan dari jarum patah cukup kecil, pakaian tersebut sudah dikatakan cacat.
commit to user 3) Tension
Tension adalah benang pada rajutan tidak normal seperti benang
kendor atau terlalu kencang dalam rajutnya.
4) Langkah jarum
Langkah jarum yang terlalu lebar dan terlalu sempit mengakibatkan benang tidak sesuai ukuran normalnya, sehingga jahitan pada pakaianya sudah tidak sempurna atau cacat.
5) Terkena Kotoran
Kotoran yang biasanya mengenai kain adalah jenis minyak pada mesin jahit dan tanah yang menempel pada kain.
3. Kesalahan Human dalam Penulisan Dokumen
Dalam bidang ekonomi dan bisnis, pencatatan adalah unsur yang sangat penting, karena dalam pencacatatan ini kita dapat melihat kembang susutnya perusahaan, serta laba rugi yang dialami perusahaan.
Terkadang dalam penulisan laporan terjadi kesalahan-kesalahan dengan faktor ketidaksengajaan sang penulis laporan. Tapi kesalahan kecil dalam penulisan laporan dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Sebagai contoh adalah dalam proses staffing yang telah dijelaskan diatas, jika barang yang masuk kedalam box container ada beberapa
commit to user
tidak tercatat, maka secara otomatis barang tersebut dihitung tidak terkirim. Hal ini menyebabkan seller mengalami kerugian.
4.Resiko Pembayaran
Dalam dokumen perjanjian yang telah disahkan oleh Bank (L/C), disebutkan bahwa buyer sanggup membayar order yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Tetapi dalam kenyataanya terkadang ada buyer yang tidak membayar atau buyer membayar lunas semua order tetapi dalam waktu yang cukup lama, sehingga modal perusahaan berhenti.
Terhentinya modal ini membuat pihak seller mengalami kerugian, kerugian tersebut berupa berhentinya modal perusahaan yang dapat menghambat proses produksi.
5.Kecelakaan
Kecelakaan yang dimaksud antara lain : a. General Average Losses
kerugian akibat usaha penyelamatan kapal yang ditanggung bersama oleh pemilik barang atau perusahaan transportasi.
b. Total Loss Only
commit to user
c. Free From Particular Average Loss
Suatu kerugian yang diakibatkan kandasnya kapal, tubrukan kapal atau terdamparnya kapal, yang pada batas kerugian tertentu tidak diganti.
commit to user
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai proses eksporpada PT. Batik Arjunamakapenulisdapatmengambilbeberapakesimpulansebagaiberikut :
1. Tahapan- tahapan yang dilakukan PT. Batik Arjuna dalam proses
ekspor antara lain, adalah: promosi, negosiasi, pengadaan produksi, pengurusan dokumen dan pengiriman barang.
2. Dokumen - dokumen yang digunakan dalam kegiatan ekspor PT. Batik
Arjuna adalah : Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ),
Invoice,Packing List, Bill of Lading ( B / L ),Certificate of Origin (
COO ), Shipping Instruction.
3. Hambatan- hambatan yang selama ini dihadapi oleh PT. Batik Arjuna
adalah: keterlambatan bahan baku untuk melakukan produksi,cacat dalam proses produksi juga merupakan hambatan yang paling sering terjadi dalam perusahaan ini, peraturan yang berbeda ditiap negara juga menjadi hambatan saat berlangsungnya proses ekspor, human
error seperti dalam hal penulisan dokumen, pengecekkan barang,
perhitungan biaya, dan kesalahan yang tidak disengaja sedikit banyak menjadi salah satu hambatan yang cukup berarti dalam proses jual beli.
commit to user
B. SARAN
Penulis dapat memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khusunya pihak – pihak yang terkait dengan transaks iperdagangan internasional. Adapun saran – saran tersebutadalah :
1. Sebaiknya PT Batik Arjunalebihmengutamakanpada proses
promosidenganmengikutipameran – pamerandankegiatan lain agar produklebih dikenal. Serta melakukan penelitian mengenaiproduk yang sedangdiminati di pasarinternasional.
Contoh :Mengembangkan produk baru sesuai dengan trend yang sedang diminati pasar.
2. Padasaat PT Batik Arjuna melakukan kontrak dagang sebaiknya banyak
hal yang perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan pihak eksportir dan importir.