• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis dilahirkan di Kisaran, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 16 Juli 1991. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak Firmansyah Lubis dan Ibu Agustiarni Nasution.

Pada tahun 2002 penulis lulus dari SD Swasta Diponegoro Kisaran, kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 1 Kisaran dan akhirnya lulus dari SMA Negeri 2 Kisaran pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari PT Bakrie Sumatera Plantation sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

ABSTRAK

MUHAMMAD FIRDAUS LUBIS. Analisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Dibimbing ISKANDAR LUBIS.

Kegiatan magang dilakukan di PT. Inti Indosawit Subur, Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau dari tanggal 13 Februari sampai dengan 13 Mei 2012. Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit dan secara khusus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Kebun Buatan secara umum sudah menerapkan teknik budidaya kelapa sawit sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedures) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan persamaan regresi linear berganda, produksi TBS (Tandan Buah Segar) dipengaruhi oleh jumlah hari kerja efektif tenaga kerja panen dan jumlah output pemanen. Nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan dalam analisis adalah 98.3%. Permasalahan utama adalah menurunnya produktivitas tanaman pada tanaman yang berumur lebih dari 22 tahun karena umur tanaman tersebut sudah diatas umur produktivitas maksimal rata-rata kelapa sawit.

Kata Kunci : Kelapa sawit, Produksi TBS (Tandan Buah Segar), Faktor produksi

ABSTRACT

MUHAMMAD FIRDAUS LUBIS. Production Analysis of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in PT.Inti Indosawit Subur, Pelalawan, Riau. Supervised by ISKANDAR LUBIS.

The internship program has been conducted at PT. Inti Indosawit Subur, Buatan Estate, Pelalawan, Riau from February 13 to May 13 2012. The purpose of this internship program is to learn oil palm cultivation and specifically analyzes the factors that influence the production of palm oil. The data to be collected consist of primary and secondary data. Buatan estate generally have applied the technique of oil palm cultivation in accordance with standard operating procedures that have been established by the company. Based on double linear regression analysis, FFB (Fresh Fruit Bunch) production is influenced by the number of harvesting working days and the amount of harvester output. The coefficient of determination (R2) generated that variables of FFB production as dependent variable can be describe by the independent variables (harvesting working days, amount of harvester output and rainfall) for 98.3%. The main problem is the decrease in crop productivity for plants older than 22 years as the age of the plant is already above the maximum age of the average productivity of oil palm.

PENDAHULUAN

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak tertinggi per hektar, dan menghasilkan hampir delapan kali dari produk saingannya yaitu kacang kedelai. Produksi minyak kelapa sawit memerlukan pendekatan secara langsung. Untuk dapat memproduksinya secara ekonomis dibutuhkan kemampuan yang tinggi, manajemen yang rapi dan tenaga kerja yang disiplin dan terlatih. Aktivitas tersebut selain menguntungkan bagi ekonomi daerah, juga menyediakan lapangan kerja bagi ribuan keluarga yang masih bergantung pada hasil pertanian.

Luas areal perkebunan sawit di Indonesia terus bertumbuh dengan pesat, demikian pula produksi dan ekspor minyak sawitnya. Menurut Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit, luas areal tanaman kelapa sawit meningkat dari 290 000 ha pada tahun 1980 menjadi 5 900 000 hektar pada tahun 2006 atau meningkat 20 kali lipat. Dalam kurun waktu yang sama produksi CPO (minyak kelapa sawit mentah) dan CPKO (minyak inti sawit mentah), meningkat 17 kali lipat dari 850 000 ton menjadi 14 400 000 ton. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian (2011) produksi CPO Indonesia sampai tahun 2010 adalah sebesar 19 760 011 ton yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 15 120 644 ton. Luas lahan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2010 sebesar 8 430 206 ha yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 sebesar 6 775 196 ha.

Produksi CPO yang tinggi dan bermutu dapat diperoleh apabila jumlah produksi tandan buah segar kelapa sawit tinggi. Berbagai manajemen industri dan pemeliharaan sebaiknya telah dimulai sejak awal, menurut Yahya (1990) untuk mencapai produksi maksimal maka usaha pembudidayaan tanaman dimulai sejak persiapan lahan sampai dengan panen dan hasil siap dipasarkan. Penerapan teknologi budidaya yang baik (good agricultural practices), termasuk didalamnya aspek pemeliharaan memegang peranan penting dalam pencapaian peningkatan produktivitas tersebut.

Latar Belakang

Produktivitas tanaman yang tinggi pada kelapa sawit memerlukan pemeliharaan yang intensif. Pemeliharaan pada perkebunan sawit meliputi pemupukan, pengendalian gulma, pemangkasan, penjarangan, dan pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan sendiri merupakan faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas kelapa sawit.

Upaya menjamin kestabilan produksi kelapa sawit harus diikuti peningkatan pemeliharaan di lapang. Menurut Pardosi (1994), pemeliharaan tanaman kelapa sawit adalah suatu usaha untuk rneningkatkan dan menjaga kesuburan tanah serta kelestarian lingkungan tumbuh tanarnan guna rnendapatkan tanarnan yang sehat dan rnampu berproduksi sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan tanarnan sesuai dengan standar merupakan persyaratan mutlak untuk menjamin tanaman tumbuh dengan baik dan berproduksi optimal dan pemeliharaan tanarnan ini harus dilakukan sepanjang hidup tanaman.

Menurut Lubis (1992), pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan proses produksi untuk

2

mendapatkan produksi kelapa sawit tetap maksimal dan cukup banyak memerlukan tenaga dan biaya. Selain itu perusahaan juga harus tetap melakukan perbaikan dan peningkatan serta pengembangan secara terus menerus agar perusahaan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Salah satu cara adalah dengan melakukan evaluasi terhadap sistem budidaya yang berpengaruh langsung terhadap hasil produksi, selanjutnya dilakukan upaya perbaikan dari sistem budidaya tersebut yang dapat meningkatkan produksi..

Tujuan

Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit sekaligus pengolahannya, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam pengolahan kebun kelapa sawit baik secara teknis maupun manajerial. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit..

Dokumen terkait