• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.4 Struktur Organisasi

48 Accommodation for sick pupils 49 Laundry

cluster 4

22 Educational guardians 33 Night supervision of boarders 40 Boarding accommodation 46 Recreation areas

51 Lodgings

cluster 5

5 Responding to complaints 9 Crisis management 11 Activities and free time

17 Management of health and personal problems 19 Parental contact and telephones

20 Pocket money and care of possessions 24 Meals

25 Drinking water and snacks 42 Sleeping accommodation 45 Changing facilities

47 Safety hazards and risk assessment

cluster 6

8 Organisation

29 High risk activities and risk assessment 43 Studying provision

klaster menunjukkan bagian-bagian yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah struktur organisasi pada pondok pesantren dengan tujuan yang telah tertuang dalam standar sekolah berasrama.

Pada penelitian ini, dilakukan percobaan menggunakan 2 skenario untuk mengetahui divisi apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah struktur organisasi.

Sehingga diperoleh 2 (dua) buah struktur organisasi. Pertama, struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan matrik kemiripan semantik antar kata.

Dan kedua, struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan matrik kemiripan semantik antar standar.

4.4.1 Skenario 1: Struktur Organisasi Matrik Antar Kata

Dilakukan analisis terhadap data klaster yang diperoleh pada tabel 4.3 untuk kemudian dijadikan sebagai suatu divisi atau unit kerja dalam struktur organisasi. Tahap analisis cluster bersifat subjektif. Dalam hal ini validasi nama cluster harus merepresentasikan hasil cluster secara umum.

Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Cluster 0 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi kesantrian.

Hasil dalam cluster ini merupakan kumpulan kata child, boarder,

pupil, yang jika diartikan secara berurutan adalah anak, santri,

murid. Dari kata-kata tersebut, jika diamati merupakan kata-kata

yang memiliki kesamaan dalam makna, yakni anak. Dalam hal

pondok pesantren, kata santri lebih tepat untuk mewakili cluster 0.

2. Cluster 1 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi keamanan.

Dalam cluster ini berisikan kata bullying, protection, activity, dan banyak lagi yang memiliki nilai kemiripan tinggi. Jika diamati, cluster ini berisikan kumpulan kata yang berkaitan dengan perlindungan. Sehingga cluster 1 dapat diwakili menjadi divisi keamanan.

3. Cluster 2 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi pendidikan. Hasil dalam cluster ini merupakan kumpulan kata school dan boarding school yang artinya sekolah dan pondok pesantren. Sehingga dengan jelas cluster ini dapat diwakili dengan divisi pendidikan.

4. Cluster 3 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi sarana dan fasilitas. Cluster ini merupakan kumpulan dari kata room, facility, lodging, dan lainnya yang memiliki nilai kemiripan yang tinggi.

Kata-kata yang ada jika diamati merupakan kumpulan kata yang berkaitan dengan sarana seperti lodging atau penginapan/asrama, laundry atau tempat mencuci, bed atau kasur yang dapat diwakilkan dengan divisi sarana dan fasilitas.

5. Cluster 4 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi

kepegawaian. Hasil dalam cluster ini adalah kumpulan dari kata

staff. Staff atau pegawai, sehingga dalam cluster ini divalidasi

dengan nama divisi kepegawaian.

6. Cluster 5 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi kesejahteraan. Cluster ini merupakan kumpulan dari kata privacy, guidance, meal, water, dan kata lainnya yang memiliki tingkat kemiripan tinggi. Jika diamati kumpulan kata menunjukkan kebutuhan atau hal-hal yang mendukung keberlangsungan hidup.

Sehingga dalam cluster ini divalidasi dengan nama divisi kesejahteraan.

Gambar 4.5 Divisi berdasarkan matrik kemiripan antar kata

Selanjutnya adalah justifikasi dari ahli terkait pemberian nama cluster menjadi divisi struktur organisasi. Pada tahap ini dibagikan angket kepada ahli guna memperoleh penilaian terhadap penamaan cluster yang dilakukan oleh peneliti. Tanggapan yang didapatkan lalu dianalisis dan dihitung dengan skala likert dengan persamaan (5). Diperoleh nilai sebesar 93% yang artinya ahli sangat setuju terhadap pemberian nama divisi-divisi dalam struktur organisasi.

4.4.2 Skenario 2: Struktur Organisasi Matrik Antar Standar

Analisis dilakukan terhadap data klaster yang diperoleh pada tabel 4.4.

Tahap analisis cluster bersifat subjektif. Dalam hal ini validasi nama

cluster harus merepresentasikan hasil cluster secara umum. Sehingga menghasilkan data sebagai berikut:

1. Cluster 0 yang kemudian disebut dengan nama divisi kesantrian.

Hasil dari cluster ini merupakan kumpulan standar yang jika diamati standar-standar tersebut mengatur hal-hal yang berkaitan dengan monitoring santri, senat santri, dan kegiatan pelatihan terhadap santri.

2. Cluster 1 yang kemudian disebut dengan nama divisi keamanan.

Pada cluster ini standar yang terkumpul berkaitan dengan perlindungan atau penjagaan terhadap santri. Sehingga cluster ini divalidasi dengan nama divisi keamanan.

3. Cluster 2 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi kepegawaian. Dalam cluster ini berisikan kumpulan standar yang mengatur terkait staff atau pegawai. Sehingga cluster 3 divalidasi dengan nama divisi kepegawaian.

4. Cluster 3 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi sarana dan fasilitas. Hasil dari cluster ini merupakan kumpulan standar yang jika diamati standar-standar tersebut mengatur hal-hal yang berkaitan dengan akses terhadap sarana dan fasilitas yang ada pada sebuah asrama atau pondok pesantren.

5. Cluster 4 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi

kesejahteraan. Dalam cluster ini berisikan standar-standar yang

mengatur terkait kebutuhan santri seperti kesehatan, wali

pendidikan, barang-barang pribadi, dan lainnya yang berkaitan.

Sehingga cluster 4 divalidasi dengan nama divisi kesejahteraan.

6. Cluster 5 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi asrama.

Hasil dari cluster ini adalah kumpulan standar yang mengatur hal-hal yang ada dalam asrama seperti kebutuhan makan dan minum di asrama, kebutuhan tempat tidur, kontak dengan orang tua, dan standar lain yang berkaitan.

7. Cluster 6 yang kemudian divalidasi dengan nama divisi humas.

Hasil clusternya berisi standar-standar yang mengatur terkait keorganisasian dan pengadaan kegiatan. Sehingga cluster ini divalidasi dengan nama divisi humas.

Gambar 4.6 Divisi berdasarkan matrik kemiripan antar standar

Selanjutnya adalah justifikasi dari ahli terkait pemberian nama

cluster menjadi divisi struktur organisasi. Pada tahap ini dibagikan angket

kepada ahli guna memperoleh penilaian terhadap penamaan cluster yang

dilakukan oleh peneliti. Tanggapan yang didapatkan lalu dianalisis dan

dihitung dengan skala likert dengan persamaan (5). Diperoleh nilai sebesar

90% yang artinya ahli sangat setuju terhadap pemberian nama divisi-divisi

dalam struktur organisasi.

Dokumen terkait