BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
4. Student Team Achiement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 peserta didik secara heterogen (Trianto, 2010: 68). Di dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD guru menyajikan pelajaran dan kemudian peserta didik bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh peserta didik diberikan tes
tentang materi tersebut, pada saat tes mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
Dikemukakan oleh Slavin (Arends, 2008: 13), STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekan sejawatnya di John Hopkins University dan barangkali merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Jadi, pembelajaran kooperatif model STAD merupakan bentuk pembelajaran kooperatif yang paling banyak diaplikasikan oleh guru. Hal ini diperkuat oleh ungkapan Slavin (2009: 143) yang mengungkapkan bahwa STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim (Slavin, 2009: 143). Penjabaran lima komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Presentasi kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Presentasi kelas merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio visual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, peserta didik akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian
akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
b. Tim
Tim terdiri dari empat atau lima peserta didik yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik. Fungsi utama dalam tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan dan materi lainnya. Sering kali pembelajaran kooperatif model STAD melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila tim ada yang membuat kesalahan.
Tim adalah fitur yang paling penting dalam pembelajaran kooperatif model STAD. Pada tiap poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Dengan demikian, tim dapat memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik dalam pembelajaran.
c. Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktek tim, peserta didik akan mengerjakan kuis individual. Peserta didik tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Dengan demikian, tiap peserta didik bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
d. Skor kemajuan individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada peserta didik tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Tiap peserta didik dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada peserta yang melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap peserta didik diberikan skor awal, yang diperoleh dari rata-rata kinerja peserta tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Peserta didik selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.
e. Rekognisi tim
Tim akan mendapatkan penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim peserta didik dapat digunakan untuk meningkatkan peringkat perolehan skor mereka.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri dari atas 6 langkah atau fase (Trianto, 2010: 70). Langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Trianto, 2010: 71)
Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotifasi peserta didik
Menyampaikan semua tujuan pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar.
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan informasi
Menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
Fase Kegiatan Guru Fase 3
Mengorganisasikan peserta didik dalam
kelompok-kelompok belajar
Menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien. Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD juga membutuhkan persiapan-persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan pembelajaran yang dikemukakan oleh Trianto (2010: 69-70) adalah sebagai berikut:
a. Perangkat pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), buku peserta didik, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) beserta lembar jawabannya.
b. Membentuk kelompok kooperatif
Anggota kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Guru menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan peserta didik dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen.
c. Menentukan skor awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada
pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masingindividu dapat dijadikan skor awal.
d. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.
e. Kerja kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.