• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis Kampus Universitas Tarumanegara

Dalam dokumen Deli Serdang Trade Center (Halaman 27-37)

7. Sustainable Construction Assessment Tools (SCAT)

3.4.4. Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis Kampus Universitas Tarumanegara

Gedung yang berlokasi di kompleks Kampus I Universitas Tarumanagara ini dirancang dengan konsep gerbang kampus (the learning gateway). Kemampuan sebuah bangunan dalam mengakomodasi fungsi yang diwadahinya sekaligus menunjukkan citra institusi yang diwakilinya menjadi perhatian utama dalam perancangan bangunan ini. Selain mewadahi civitas akademika Universitas Tarumanagara, hasil rancangan juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap rancangan kota. Bangunan utama berupa tower sebagai city scale dan podium sebagai pedestrian scale yang ramah dihadirkan sebagai satu kesatuan rancangan.

Gambar 3.19 Perspektif Eksterior Universitas Tarumanagara Sumber: Indonesia Architecture Magazine (September 2006)

Gambar 3.20 Site Plan Universitas Tarumanagara Sumber: Indonesia Architecture Magazine (September 2006)

Fasad utama gedung ini dirancang dengan pendekatan yang responsif terhadap lingkungan tropis. Konsep menahan (bidang masif) dan menyaring panas sinar matahari barat (louvre modular) dihadirkan secara harmonis. Sebagai gerbang kampus, tampilan gedung ini diharapkan mampu menjadi pusat perhatian terhadap massa-massa bangunan di sekitarnya. Konsep tampilan yang diterapkan adalah total arsitektur modern kontemporer yang mencerminkan kecanggihan budaya dan teknologi zamannya.

Gambar 3.21 Suasana Ruang Luar dan Ruang Dalam Universitas Tarumanagara Sumber: Indonesia Architecture Magazine (September 2006)

Kesan ramah memasuki kampus terlihat pada rancangan dengan konsep welcoming facade berupa kanopi yang tinggi dan tiga buah pilar yang merupakan simbol Tri Darma Perguruan Tinggi: Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Sebuah urban green space dihadirkan di depan gedung. Ruang

terbuka dan keteduhan tropis ini merupakan respon terhadap konteks urban dan kebutuhan ruang sosialisasi warga kampus. Keteduhan tropis masih menjadi perhatian di bagian lain dari gedung ini dihadirkan rooftop tropical garden di atas podium.

Taman atap tersebut juga berfungsi sebagai sarana ruang baca perpustakaan. Menyatu dengan konsep The Learning Gateway terhadap massa 7 lantai dengan konsep multi fungsi, lantai dasar untuk kantin dan fasilitas mahasiswa, lantai atas berupa sports hall. Gedung dengan fungsi utama sebagai tempat parkir ini dirancang dengan mengoptimalkan potensi ruang di lantai atas. Ruang kotak kantilever dirancang sebagai ruang unit kegiatan mahasiswa atau bisa disewakan. Tampilan pada gedung parkir ini mengekspresikan bangunan yang ramah lingkungan. Kanopi dan railing tiap lantai diberi vegetasi tropis yang berfungsi sebagai screen dan vertical garden.

Proyek ini sudah terbukti memiliki pengaruh positif bagi iklim sekitar, yaitu berhasil mengubah macro climate menjadi jauh lebih baik. Lalu pada site berhasil memenuhi syarat sustainable, sebab luas area yang ditutupi pepohonan hijau dan keberadaan open space serta public space tergolong nyaman bagi pemakai. Sedangkan di sisi biaya perawatan, konsumsi energi dan air masih cenderung besar dan pemakaian bahan baku lokal yang digunakan tidak terlalu banyak, mengingat teknologi yang dipakai cukup mutakhir.

Kesimpulan:

Kampus Tarumanagara termasuk bangunan sustainable, dapat dilihat dari perancangannya yang responsif terhadap lingkungan tropis. Konsep menahan (bidang masif) dan menyaring panas sinar matahari barat (louvre modular) dihadirkan secara harmonis. Desain urban green space sebagai respon terhadap konteks urban dan kebutuhan ruang sosialisasi warga kampus. Ruang terbuka yang berupa rooftop tropical garden yang berada diatas podium difungsikan sebagai ruang baca perpustakaan.

Menara Mesiniaga, Malaysia

Bangunan ini dirancang dengan tetap mempertahankan konsep ramah lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu, menara ini menggunakan banyak kanopi, kisi-kisi. Dapat dilihat pada gambar di bawah, Hitechniaga Tower setinggi 8 lantai dirancang dengan style modern dan bertemakan Bioklimatik. Pada bagian puncak tower terdapat kisi-kisi yang memayungi ruangan di bawahnya. Kemudian setiap lantai diberi kanopi yang cukup lebar untuk menepis sinar matahari.

Gambar 3.22 Suasana eksterior Menara Mesiniaga

Yeang mendesain bangunan sebagai filter lingkungan. Dengan menggunakan pendekatan model bangunan tradisional Malaysia, Yeang menciptakan suatu transisi dan evolusi dengan sentuhan modern. Visinya untuk membuat kota dengan taman tropis diwujudkan dengan hububgan antara bangunan, lansekap, dan iklim. Sehingga bangunan tinggi Mesiniaga bertransformasi menjadi ekosistem dalam sebuah kota. Konsep Yeang dalam Mesiniaga diantaranya adalah sky garden yang melayani setiap unit lantai, lansekap spiral vertical, jendela dengan penutup bayangan di timur barat, curtain wall glazing di utara selatan, single core di timur, toilet yang menggunakan ventilasi alami, dan balkon spiral dengan pintu geser yang tinggi.

Menara Mesiniaga juga menjadi lebih efisien karena infrastruktur bangunan (service core) yang biasanya di tengah bangunan ditarik ke tepi timur sehingga ruang kerja bisa lebih leluasa dan gang untuk sirkulasi lebih sedikit. Yeang menempatkan inti bangunan (service core)- tangga, lift, toliet dan mekanikal, elektrikal dan plumbing-di sisi yang paling banyak menerima sengatan

matahari yakni timur gedung. Namun yang paling menarik adalah tampilnya dua 'taman di awan' yang mengelilingi bangunan

Gmbar 3.23 Perspektif dan Ground Plan Menara Mesiniaga

Taman itu memberikan efek bayangan dan amat kontras dengan permukaan dinding dari aluminium dan baja. Struktur bangunan dari rangka beton bertulang yang dilubangi dua jenis penangkis matahari, dinding baja dan kaca, sejalan dengan podium dan puncak gedung dari metal, mampu menghadirkan citra high tech. Gedung jangkung itu memiliki tiga bagian struktur.

Gambar 3.24 Konsep sky garden pada Menara Mesiniaga

Pertama, bagian 'kaki' dengan unsur panggung yang hijau. Kedua, bagian 'badan' dengan balkon- balkon taman berjenjang berbentuk spiral dan selubung kisi-kisi yang memberikan bayangan pada ruang kantor. Ketiga, bagian 'kepala'

yang berisi fasilitas rekreasi yaitu kolam renang dan sun roof. Yeang menyebut pendekatannya dengan "gedung jangkung bioklimatik" yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat energi, termasuk di dalamnya penggunaan unsur hijau, pengudaraan dan pencahayaan alami secara intensif.

Gambar 3.25 "Taman Awan" pada Menara Mesiniaga

Penggunaan tanaman untuk penghijauan telah umum dikenal. Namun penggunaannya pada bangunan tinggi/pencakar langit merupakan sesuatu yang baru dan tidak umum. Pemanfaatan unsur penghijauan pada bangunan tinggi akan memberikan kontribusi terhadap estetika, ekologi, penghematan enerji, selain juga sebagai tanggapan terhadap kondisi iklim setempat (angin, matahari, hujan). Ide ini diilhami dari rumah tradisional dan keinginan untuk mengangkat taman kota dalam wujud vertikal, sehingga lebih ramah terhadap manusia (mata dan pikiran), alam dan lingkungan, serta tidak menambah kerusakan ozon yang lebih parah akibat bangunan tinggi lainnya yang sudah ada sejak dulu.

Taman/lansekap pada balkon, maupun pada sky court atau garden in the sky memungkinkan hawa sejuk masuk ke dalam ruang dan dapat memberikan nuansa yang berbeda dalam ruang. Warna tanaman dapat menyejukkan pandangan, menghilangkan kepenatan yang dirasakan sehari-hari, serta menghilangkan kejenuhan dari benda mati yang ada di sekeliling. Bau tanah dan tanaman yang basah membawa pikiran dan perasaan untuk lepas dan terbang menuju tempat yang tenang dan damai. Bangunan ini menjadi sangat berbeda dengan bangunan tinggi pada umumnya. Pipa saluran air hujan dibuat sedemikian rupa secara melingkar dan lebih ekstrim. Kenampakan ini sama seperti pada bangunan Tokyo Nara Tower di Jepang, menara 80 lantai, yang menggunakan lansekap vertikal berbentuk spiral (dikenal dengan istilah spiraling vertical

landscape). Lansekap vertikal ini dilengkapi dengan saluran pipa air hujan yang lurus sesuai dengan bentuk taman dan dipergunakan untuk mengairi/menyirami taman. Ini merupakan penghematan energi air. Pelindung tanaman dari sinar matahari pada sky court juga berfungsi sebagai penyerap tenaga matahari yang kemudian disalurkan ke pusat energi menjadi sumber energi bangunan.

Pembuatan sky court pada puncak menara ini merupakan hal yang sangat unik dan baru. Umumnya, pada puncak bangunan difungsikan sebagai helipad, maupun sebagai bagian ruang yang tidak memiliki nilai estetika karena biasanya difungsikan sebagai tempat utilitas bangunan outdoor. Kalaupun pada puncak bangunan tersebut ditata, cenderung hanya sebagai mahkota hiasan yang hanya bisa dinikmati dari luar Kesimpulan: Bangunan sebagai filter lingkungan dan bertransformasi menjadi ekosistem dalam sebuah kota melalui konsep bangunan yang berkelanjutan.

ACROS Fukuoka, Jepang

Sky court Kolam renang Atap gymnasium

Gambar 3.26 Penggunaan sky court pada puncak Mesiniaga

ACROS Fukuoka merupakan sebuah gedung perkantoran dengan dua sisi yang sangat jelas berebeda, di satu sisi kelihatan seperti gedung perkantoran yang konvensional dengan dinding kaca, tetapi disisi yang lainnya terdapat atap berteras-teras yang sangat besar yang bergabung dengan sebuah taman. Kebun yang berteras-teras tersebut mencapai 60 meter di atas tanah, terdiri dari 35.000 tanaman dari 76 spesies. Sebuah atrium berbentuk setengah lingkaran yang besar dan lobby berbentuk segitiga menyediakan kekontrasan dari penghijauan, di dalam ruang-ruang ini terdapat symphony hall, kantor dan toko-toko.

Gambar 3.29 Suasana ekstrerios ACROS Fukuoka dari berbagai sisi

1 2 3

4 5

6 7 8

Keterangan gambar :

1. Tampak Selatan Acros Fukuoka

2. Perspektif Acros Fukuoka pada skala urban city 3. Sisi gedung yang menghadap sungai

4. Ground plan Acros Fukuoka 5. Tampak atap berteras-teras

6. Potongan melintang gedung Acros Fukuoka 7. Atap berteras sebagai green roof

Acros Fukuoka dibangun setelah bangunan kantor administrasi pemerintah daerah Fukuoka sebagai gaya masa depan dari satu kompleks komersil pada Maret 1993. Penetapan-penetapan komersil dan fasilitas-fasilitas budaya seperti hall/aula simponi dan hall/aula konferensi internasional dengan rapi dan dengan lengkap dibangun di dalam gedung. Acros Fukuoka, nama yang datang dari "catchword" Fukuoka, jalan lintas dari Asia", kini berfungsi sebagai satu perpaduan budaya. Pada sisi jalan raya, bangunan dirancang dengan gaya kantor dengan menggunakan dinding kaca. Pada sisi lain, sisi utara bangunan mengadopsi gaya taman bertingkat untuk digabungkan dengan kebun raya. Bangunan ini telah mendirikan suatu kombinasi gaya dan konsep yang berbeda dari desain pada satu bangunan.

Gambar 3.30 Suasana Interior ACROS Fukuoka, Jepang

Bangunan tersebut didirikan dengan sisa ruang kosong yang ada di pusat kota, jadi sang arsitek Emilio Ambasz & Associates, menciptakan sebuah rancangan untuk memelihara ruang hijau sebanyak mungkin, sementara itu tetap menempatkan sebuah gedung perkantoran yang besar di dalamnya. Sebagai tambahan, green roof mengurangi konsumsi energi dari sebuah gedung, karena green roof tersebut memepertahankan temperatur didalam lebih konstan dan lebih nyaman. Green roof juga dapat menangkap air hujan yang jatuh dan mendukung kehidupan burung-burung dan serangga. Bangunan ini merupakan sebuah kesuksesan di Jepang. Fasade selatannya digunakan oleh banyak orang sebagai tempat beristirahat, berolahraga atau melakukan latihan, mendapatkan view sebuah kota dan sebuah pelabuhan dibelakangnya.

Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi,

arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya. Kesimpulan: Bangunan berperan dalam menurunkan suhu mikro kawasan disekitarnya. Atap hijau menjadi elemen arsitektur yang mempunyai nilai positif bagi bangunan dan lingkungannya.

BAB IV METODOLOGI

Dalam perancangan Deli Serdang Trade Center ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap antara lain :

Dalam dokumen Deli Serdang Trade Center (Halaman 27-37)

Dokumen terkait