• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS

Dalam dokumen DOSEN FERRY PRASETYIA, SE (Halaman 35-39)

Sumber:

http://cetak.kompas.com/read/2011/09/14/04571945/desentralisasi.belum.efektif

Kasus:

Desentralisasi Belum Efektif

jakarta, Kompas – Selama satu dekade terakhir, pelaksanaan desentralisasi fiskal belum efektif. Oleh karena itu, revisi kebijakan harus segera diselesaikan. Perbaikan kemampuan manajemen finansial juga dibutuhkan karena selama ini, laporan keuangan daerah sering mendapat opini disclaimer. Penyusunan laporan juga sering telat.

Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Agus Martowardojo seusai membuka International Conference Fiscal Decentralization in Indonesia, di Jakarta, Selasa (13/9).

”Kualitas belanja daerah masih kurang bagus. Rata-rata 45 persen anggarannya habis untuk membayar pegawai. Bahkan ada yang lebih dari itu. Ke depan, kualitas tersebut harus dibenahi,” katanya.

Menurut dia, saat ini tim revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sedang mengkaji penyempurnaan kebijakan desentralisasi fiskal. Salah satu yang dikaji adalah batas atas belanja pegawai dan batas minimum belanja modal dalam sistem reward and punishment.

”Daerah yang berprestasi membuat laporan keuangan tepat waktu dan tidak ada opini disclaimer, maka akan mendapatkan reward,” ujarnya.

Terkait dengan batas atas belanja pegawai dan belanja modal, Agus mengatakan, pihaknya tengah mengkaji dua alternatif. Alternatif pertama, jika belanja pegawai melebihi 50 persen anggaran, maka daerah tersebut tidak diperkenankan menambah pegawai. Alternatif kedua, dengan menetapkan belanja minimum untuk modal sebesar 20 persen. Selama ini, masih ada sejumlah daerah yang mematok belanja modal 10-15 persen saja.

Meningkat

Menurut Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Marwanto Harjowiryono, dana yang ditransfer ke daerah selama sepuluh tahun terakhir terus meningkat. Tahun 2005, jumlah transfer ke daerah sebesar Rp

150,5 triliun (5,4 persen terhadap PDB). Tahun ini, jumlah tersebut meningkat sebesar 174,2 persen menjadi Rp 412,5 triliun (5,7 persen terhadap PDB). Dana tersebut ditransfer ke daerah dalam bentuk dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan dana otonomi khusus.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa, yang hadir dalam acara tersebut, mengatakan, pemerintah pusat perlu memperbesar DAK dan memperkecil dana dekonsentrasi.

”Tidak hanya itu. Indikator alokasi DAK sebaiknya tidak hanya melihat jumlah penduduk, luas wilayah, dan faktor geografis lainnya, tetapi juga perlu memperhatikan daerah yang memperbesar porsi langsung daripada belanja tidak langsung. Artinya, daerah yang mengutamakan anggaran propublik perlu mendapatkan reward,” katanya. (ENY)

Analisa kasus:

Dalam kasus di atas menunjukan ada ketidak sesuaian antara konsep desentralisasi yang sesungguhnya dimana harus adanya suatu unsur yang efisien. Akan tetapi, Pada kasus di atas menunjukkan bahwa pemindahan (transfer) dana yang berasal dari pemerintah pusat tidak digunakan secara efisien oleh pemerintah daerah karena pada kenyataannya jumlah dana yang diberikan kepada pemerintah daerah sebagian besar digunakan atau rata-rata pengeluaran yang terbesar pada pembayaran gaji pegawai pemerintah yaitu sebesar 45 % atau lebih dari anggaran yang ada. Padahal dana sedemikian besar itu pada hakikatnya akan mempengaruhi beberapa sektor misalkan sektor pembangunan pada daerah. Selain itu yang menyebabkan pembengkakan dana untuk gaji pegawai mungkin d] disebabkan oleh struktur birokrasi pemerintah yang terlalu gemuk. Selain itu bisa dilihat pula masih besarnya ketergantungan pemerintah daerah terhadap transfer fiscal dari pemerintah pusat, masih rendahnya kontribusi PAD terhadap pengeluaran (belanja) pemerintah daerah, relatif besarnya proporsi dari dana transfer yang diperuntukkan untuk belanja pegawai,terbatasnya ruang bagi daerah untuk mengkreasikan sumber-sumber penerimaan atau memperluas basis penerimaan, keterbatasan anggaran pemerintah daerah (khususnyadaerah-daerah yang tidak memiliki sumberdaya alam) untuk membiayai seluruh pengeluarannya, merupakan sejumlah indikasi akan lemahnya struktur keuangan daerah yang dimaksud Padahal jika dana yang diberikan pemerintah bisa dialokasikan untuk hal yang lebih baik atau dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk kemajuan akan lebih bisa

bermanfaat bagi daerah tersebut, apalagi untuk daerah-daerah yang memiliki geografis atau kekayaan alam yang lebih dibandingkan daerah yang lain. Dengan dana tersebut, daerah yang mempunyai potensi alam yang luar biasa bisa mengoptimalkan manfaat potensi yang ada. Misalnya untuk membangun pariwisata sehingga daerah tersebut bisa maju karena adanya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh dari hasil pariwisata tersebut. Sehingga antara transfer dana dari pemerintah pusat ke daerah bisa dialokasikan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan efisien apalagi ditamabah dengan PAD dari pendapatan daerah tersebut.

Solusi:

Seharusnya pemerintah dalam melakukan rekruitmen pegawai negeri harus mempertimbangkan segi efisiensi. Baik jumlah pegawai yang berpengaruh besar pada pembelanjaan gaji pegawai Kasus diatas telah menunjukkan bahwa jumlah pegawai yang bekerja di pemerintahan terlalu banyak sehingga, kinerja merekapun juga tidak efisien jika dibandingkan pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk gaji pegawai. Selain itu seharusnya pemerintah harus mempertimbangkan segi efisiensi untuk mengalokasi anggaran yang akan lebih efisien artinya tidak banyak pengeluaran yang terbuang sia-sia. Kemudian perlunya peninjauan format densentralisasi fiskal secara berkala dan teratur yang harus dilanjutkan terus untuk menjamin sensitivitasnya terhadap perubahan dan dinamika lingkungan serta aspirasi-aspirasi baru yang terus berkembang.

BAB XI PERTANYAAN

Pilihan Ganda

1. Model federalisme fiskal dicetuskan oleh..

a. Norregaard c. Bird dan Vaillancourt b. Kaldor d. Marcantilist

2. Pada biaya keseragaman ilustrasi yang diberikan untuk pembayaran barang publik dengan menggunakan...

a. Pajak lump-sum c. Pajak progersif b. Pajak pendapatan. d. Pajak perseorangan

3. Menurut informasi yang diperoleh dari dataset brown university, di mana jumlah konsolidasi dari seluruh pengeluaran di berbagai tingkat pemerintahan. Merupakan pengertian dari..

a. Desentralisasi c. Redistribusi Pendapatan b. Pengeluaran Pemerintah d. Total pengeluaran pemerintah

4. (1) total dari pendapatan public yang dikumpulkan pemerintah (2) Saham pemerintah pada seluruh pengeluaran public (3) Saham pemerintah pada konsumsi pengeluaran

Data di atas merupakan ukuran desentralisasi fiskal yang dikemukakan oleh…

a. Brown c. Bowen b. Oates d. Samuelson

Essay

1. Pada federalisme fiskal kewenangan apakah yang bisa dilakukan oleh pemerintah pusat dan sebutkan alasannya

2. Jelaskan Instrumen apa yang menjadi dasar utama pada instrumen fiskal ?

3. Jelaskan analisis yang dibahas dalam Hipotesis Tiebout ?

4. Jelaskan salah satu mekanisme akuntabilitas apa yang digunakan untuk mengendalikan dan memilih baik atau buruknya sesuatu hal

BAB XII

Dalam dokumen DOSEN FERRY PRASETYIA, SE (Halaman 35-39)

Dokumen terkait