BAB 4 METODOE PENELITIAN
4.4 Penjelasan Kerangka Penelitian
4.4.6 Studi Lapangan
Studi lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi pengelolaan sampah di Kecamatan Bulak. Kondisi pengelolan sampah meliputi keberadaan lembaga pengelola sampah, ketersediaan fasilitas, serta kondisi sarana dan prasarana. Studi
lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung ke Kecamatan Bulak.
4.4.7 Tahap Pengumpulan Data 4.4.7.1 Pengumpulan Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari pihak Kecamatan Bulak. Data yang dibutuhkan berupa peta wilayah Kota Surabaya, data profil Kecamatan Bulak, data kependudukan Kecamatan Bulak, dan data struktur organisai pengelola sampah di tingkat dinas, kecamatan, kelurahan, dan rukun warga (RW).
Peta Kota Surabaya diperlukan untuk mengetahui kawasan studi secara lebih detail. Data profil Kecamatan Bulak diperlukan untuk mengetahui gambaran umum wilayah studi. Data kependudukan diperlukan untuk penentuan jumlah sampel dan jumlah timbulan sampah. Data struktur organisasi pengelola sampah diperlukan untuk mengetahui alur pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Bulak.
4.4.7.2 Pengumpulan Data Primer
Data primer yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi, 1. Data laju timbulan, komposisi, dan densitas sampah
Data laju timbulan, komposisi, dan densitas sampah diperoleh melalui observasi langsung ke lapangan dengan pengulangan sebanyak 8 kali di Kecamatan Bulak. Pengukuran laju timbulan sampah dilakukan dengan menggunakan metode load count analysis yaitu mengukur jumlah (berat dan/atau volume) sampah yang masuk ke tempat penampungan sementara (TPS). Berikut ini merupakan tahapan dari pengumpulan data primer yang akan dilakukan pada penelitian ini,
a) Penentuan wilayah sampling
Penelitian dilakukan di tiga TPS yang terdapat di Kecamatan Bulak. Tiga TPS tersebut melayani empat kelurahan yang ada di Kecamatan Bulak yaitu Kelurahan Bulak, Kedung Cowek, Kenjeran, dan Sukolilo Baru. TPS yang dijadikan tempat sampling dapat dilihat pada Tabel 3.3
b) Persiapan alat dan bahan
Persiapan alat dan bahan diperlukan agar penelitan berjalan sesuai dengan tujuan. Alat yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini terdiri atas , timbangan 25
kg, jas lab, alat pemindah (sekop), sarung tangan, dan masker. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah kantong plastik yang berjumlah 5 buah yang digunakan untuk menimbang sampah.
c) Penentuan tenaga kerja sampling
Tenaga kerja sampling yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas tenaga pengamat penghasil sampah yang dilayani oleh gerobak sampah (jenis dan jumlah) serta tenaga pemilah sampah. Tenaga kerja sampling disewa untuk membantu dalam pengamatan penghasil sampah dan pemilahan sampah sesuai komposisi yang ditentukan.
Tenaga pengamat jenis dan jumlah penghasil sampah diperlukan 2 orang, , sedangkan tenaga pemilah sampah diperlukan 1 orang, sehingga total tenaga kerja sampling adalah 3 orang.
d) Pengambilan dan pengukuran sampel timbulan sampah Pengambilan dan pengukuran sampel timbulan sampah dilakukan sesuai dengan metode load count analysis. Load count analysis dilakukan dengan mengukur jumlah (berat dan/atau volume) sampah yang masuk ke TPS. Berikut ini tahapan pengambilan dan pengukuran sampel timbulan sampah di Kecamatan Bulak,
Pengukuran Laju Timbulan Sampah
Frekuensi pengukuran laju timbulan sampah adalah sebanyak 8 kali pengulangan pada lokasi TPS yang telah ditetapkan. Hal ini mengacu pada SNI 19–3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan (Badan Standardisasi Nasional,1994). Pengukuran laju timbulan sampah setiap TPS dilakukan dengan pencatatan petugas pengumpul yang mengangkut sampah ke TPS, volume alat pengumpul, volume sampah yang terangkut, dan area pelayanan masing-masing kendaraan pengumpul. Selanjutnya dilakukan juga pengamatan terhadap jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani oleh gerobak yang mengumpulkan sampah tersebut, sehingga akan diperoleh satuan timbulan sampah per orang.
Pengukuran Densitas Sampah
Densitas sampah diukur dengan menimbang sampah yang terangkut dari masing-masing kendaraan pengumpul yang masuk ke TPS. Dilakukan juga pengukuran volume sampah dengan cara mengukur panjang dan lebar kendaraan pengumpul serta tinggi sampah dalam kendaraan.
Pengukuran Komposisi Sampah
Pengukuran komposisi sampah dilakukan dengan melakukan pemilahan terhadap sampel sampah sebanyak 100 kg. Sampah dipilah sesuai dengan jenisnya yang mengacu pada pedoman IPCC.
Komposisi sampah tersebut adalah sampah sisa makanan, kertas/karton, tekstil, sampah kayu, sampah taman/ kebun, napies, karet dan kulit, plastik, logam, gelas, dan lain-lain (inert waste).
Penentuan Nilai Recovery Factor Sampah
Nilai Recovery Factor untuk masing-masing jenis sampah terpilah, ditentukan berdasarkan penimbangan jenis sampah yang memenuhi nilai ekonomi.
2. Data pengelolaan sampah eksisting di Kecamatan Bulak Informasi mengenai pengelolaan sampah eksisting di Kecamatan Bulak diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat yang telah ditetapkan sebagai responden.
Kuesioner yang dibagikan, berkaitan dengan partisipasi dan kesediaan masyarakat di Kecamatan Bulak dalam melakukan pemilahan dan pengomposan sampah. Kuesioner dibuat dalam bentuk pilihan ganda dilengkapi dengan pilihan jawaban yang telah disusun berdasarkan dengan skala pemboboton, hal tersebut menentukan urgensi penanganan dalam pengelolaan sampah seperti berikut ini,
1 = Sedikit Penting 2 = Agak Penting 3 = Penting
4 = Sangat Penting.
Isi dari kuesioner dapat dilihat pada Lampiran A, kuesioner A.
Target responden setiap kelurahan ada 8 orang sehingga total responden 32 orang dengan rincian sebagai berikut,
a. Kader lingkungan 2 orang
b. Tokoh masyarakat (guru) 2 orang c. Ketua dasawisma 2 orang d. Ketua RT 2 orang
3. Informasi mengenai peran kelembagaan dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Kelembagaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan sampah. Dengan adanya hubungan kelembagaan dalam pengelolaan sampah, dapat mengoptimalkan pengelolaan sampah yang ada. Informasi mengenai peran kelembagaan dalam pengelolaan diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Informasi yang didapatkan selanjutnya digunakan untuk menyusun rekomendasi kebijakan dalam mengurangi emisi GRK yang dihasilkan.
Target responden adalah pihak yang terkait dengan pemegang kebijakan dalam pengelolaan sampah dari masing–masing wilayah diantaranya adalah,
a. Ketua RW (2 orang)
b. Pihak kelurahan bagian seksi perekonomian, fisik, dan prasarana wilayah serta bagian seksi sosial dan pemberdayaan masyarakat (2 orang)
c. Pihak kecamatan bagian seksi fisik dan prasarana serta seksi sosial dan pemberdayaan masyarakat (2 orang) d. Pihak dinas yang membawahi bidang sarana dan
prasarana dan bidang kebersihan (2 orang )
Berikut ini tahapan untuk memperoleh informasi pengelolaan sampah rumah tangga,
a) Pembuatan kuesioner
Tujuan pembuatan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Bulak. Isi dari kuesioner ditunjukkan pada Lampiran A, kuesioner B. Pertanyaan dalam kuesioner dikelompokkan menjadi pertanyaan internal dan pertanyaan eksternal. Pertanyaan internal berisi tentang faktor-faktor internal dalam pengelolaan sampah dan faktor eksternal berisi tentang faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi pengelolaan sampah baik dari sisi positif maupun negatif. Contoh pertanyaan internal meliputi, 1. Sumber Daya Manusia
2. Manajemen
3. Penyediaan pelayanan sampah.
Sedangkan contoh pernyataan eksternal meliputi, 1. Faktor pemerintah
2. Faktor mitra kerja
3. Pemasaran hasil produksi 4. Penarikan iuran sampah
Kuesioner dilengkapi dengan pilihan jawaban yang disusun berdasarkan skala pemboboton, hal tersebut menentukan urgensi penanganan dalam pengelolaan sampah seperti berikut ini,
1 = Sedikit Penting 2 = Agak Penting 3 = Penting
4 = Sangat Penting.
b) Pembagian kuesioner
Kuisioner yang telah dibuat selanjutnya dibagikan kepada masyarakat yang telah terpilih menjadi target responden.
Target responden adalah masyarakat dan pihak pemegang kebijakan yang terkait dengan pengelolaan sampah dari masing- masing wilayah. Pembagian kuisioner diilakukan bersamaan dengan pengambilan dan pengukuran timbulan sampah.