• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.13 Metode Pengumpulan Data

2.13.3 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Studi pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan harus mengandung keseimbangan antara uraian deskriptif dan analisis. Identifikasi kekuatan dan kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah hasil atau temuan penelitian tersebut, metodologi yang digunakan, serta bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan penelitian atau publikasi lainnya (Sudaryono et al., 2011).

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.1 : Studi Literature

No Nama

Peneliti/Tahun

Judul

Penelitian Kelebihan Kekurangan

1 (Singh, 2017)

menggunakan metode pengumpulan data berupa observsi, wawancara, studi pustaka, dan studi literatur. Setelah mendapatkan hasil, peneliti selanjutnya melakukan proses penelitian dengan menggunakan metode pengembangan sistem yaitu prototyping. Tahapan berikutnya yaitu menentukan tujuan dari keseluruhan alat yang akan peneliti buat berdasarkan latar belakang ada dan mengidentifikasi apa saja yang akan dibutuhkan. Selajutnya melakukan pemodelan berupa fungsi apa saja yang akan berjalan yang nantinya diwujudkan dalam sebuah alat berupa prototipe. Langkah setelah itu penulis akan melakukan pengujian terhadap prototipe yang hasilnya akan digunakan untuk di evaluasi.

3.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dimaksudkan adalah untuk mencari dan mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian seperti dasar teori, metodologi penulisan, metodologi proses, dan acuan penelitian sejenis. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi literatur.

3.1.1 Data Primer 3.1.1.1 Studi Lapangan

a. Observasi

Pada tahap observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap sistem seseorang yang memiliki penyakit dalam minum obat, mengamati mekanisme kerja bagaimana pasien minum obat secara langsung.

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hal ini diperlukan agar dapat melakukan analisis dari data-data tingkat bagaimana mekanisme kerja yang akan di implementasikan pada alat yang akan peneliti buat, lalu akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

b. Wawancara

Pada tahap ini, akan dilakukan dua kali wawancara yaitu sebelum dan sesudah pengembangan sistem dengan pasien, perawat dan keluarga pasien. Wawancara pertama dilakukan sebelum pengembangan sistem dengan tujuan untuk mengetahui fungsi apa saja yang dibutuhkan. Wawancara kedua dilakukan sesudah pengembangan sistem selesai melewati uji coba dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembuatan sistem ini.

Secara detail, hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran.

c. Studi Literatur

Dalam melakukan penelitian, digunakan perbandingan skripsi dan juga sebuah produk yang ada. Berikut adalah hasil dari perbandingan beberapa literatur yang digunakan peneliti dalam mengembangkan sistem.

Tabel 3.1 : Perbanding Studi Literature

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perbandingan antara medicine box reminder dengan sistem pada literature sejenis pada tabel 3.3 adalah, medicine box reminder memiliki fitur-fitur, sistem pengingat dengan menggunakan speaker, lalu notifikasi langsung lewat aplikasi android, lalu menyediakan aplikasi android yang disertai dengan database, dan medicine box reminder dapat dibawa bepergian.

3.1.2 Data Sekunder

3.1.2.1 Studi Pustaka dan Literatur

Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, dicari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang relevan tersebut, kemudian dipilih berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelititan ini.

Adapun informasi yang didapat digunakan dalam penyususan landasan teori, metodologi penelitian serta pengembangan sistem secara langsung. Referensi yang dijadikan acuan dapat dilihat di daftar pustaka.

Studi literatur sejenis merupakan kegiatan mencari literatur yang mempunyai persamaan atau keterkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Literatur sejenis yang didapatkan berupa penulisan skripsi dan juga produk, yang kemudian ditelaah dan dibuat perbandingan sehingga penelitian ini dapat menjadi pelengkap atau penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya Informasi tersebut digunakan dalam penyusunan landasan teori, metodologi penelitian serta pembuatan prototipe secara langsung. Referensi yang dijadika acuan dapat dilihat di daftar pustaka.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem ini, digunakan metodologi pengembangan sistem dengan metode Prototyping. Ada 5 tahapan prototyping yang digunakan dalam metode prototyping (Pressman, 2010) yaitu :

1) Tahap Komunikasi

2) Tahap Pengumpulan Kebutuhan 3) Tahap Membangun Sistem 4) Tahap Mengkodekan Sistem 5) Tahap Menguji Sistem 3.2.1 Prototipe

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode prototipe untuk membuat sistem ini menggunakan Raspberry Pi 3 Model B. Alasan penulis menggunakan metode ini karena sangat cocok dalam pengembangan sebuah alat, dan Raspberry Pi 3 Model B merupakan alat yang memiliki fitur yang cukup lengkap dengan harga yang murah dan memenuhi kebutuhan peneliti.

Model prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pengguna terhadap perangkat lunak dan perangkat keras yang akan dibuat.

Kemudian dibuatlah program prototipe agar pengguna lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya di inginkan. Program prototipe biasanya merupakan program yang belum sempurna. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Program prototipe ini dievaluasi oleh pengguna sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pengguna (Rosa, 2013).

Menurut Roger S. Pressman (2013) tahapan pembangunan sistem dengan menggunakan metode prototipe adalah komunikasi (communication) yaitu bertujuan menentukan tujuan dari keseluruhan perangkat lalu mengidentifikasi persyaratan (quick plan) apa saja yang dibutuhkan. Selanjutnya pembuatan model (modelling quick design) untuk

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

prototipe yang akan dibangun (construction of prototype) dan dilanjutkan dengan proses evaluasi (deployment delivery and feedback). Berikut ini merupakan penjelasan lengkap tahapan yang penulis lakukan berdasarkan penjelasan diatas.

3.2.1.1 Komunikasi

Paradigma prototyping dimulai dengan adanya komunikasi antara aktor yang akan menggunakan sistem tersebut untuk menentukan sasaran hasil keseluruhan dari perangkat lunak/sistem, mengidentifikasi kebutuhan dan lingkungan dimana sistem tersebut akan digunakan.

Pada tahapan ini komunikasi yang penulis lakukan adalah dengan mencari informasi terkait melalui referensi jurnal yang mengenai sistem medicine box reminder yang telah diteliti, kemudian mendiskusikannya dengan pakar atau ahli dibidang penelitian penulis (kali ini penulis mendiskusikannya dengan dosen pembimbing skripsi yaitu Ibu Nenny Anggraini, M.T) untuk menganalisis masalah lebih lanjut dan menyimpulkan sebuah teori yang akan diuji/ dibuktikan untuk menjadi sebuah solusi serta manfaat penelitian ke depannya.

3.2.1.2 Pengumpulan Kebutuhan

Prototyping dimulai dengan pengumpulan persyaratan perancangan seperti bertemu pelanggan untuk menentukan tujuan keseluruhan dari sistem dan alat, mengidentifikasi persyaratan apa pun yang diketahui serta menentukan area garis besar dimana definisi lebih lanjut itu diharuskan.

Desain berfokus pada representasi dari aspek-aspek perangkat lunak yang akan dilihat oleh pelanggan atau pengguna (misalnya, pendekatan input dan format output) (Pressman, 2010).

Pada tahapan pengumpulan kebutuhan ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara terhadap pihak terkait, studi pustaka dan studi literatur. Dari hasil pengumpulan data tersebut, penulis mendapatkan data mengenai bagaimana cara kerja dalam sistem Medicine Box Reminder serta kebutuhan sistem dan data-data yang dapat digunakan. Tahap pengumpulan kebutuhan ini akan terus berjalan selama masih membangun prototipe sampai tahap pengujian alatnya.

3.2.1.3 Membangun Sistem

Dalam tahap membangun Sistem ini membuat skematik dan mock up untuk sistem Medicine Box Reminder, seperti alat, aplikasi mobile, dan server yang akan dibuat secara keseluruhan. yang kemudian akan digunakan dibuat pada tahapan pengkodean sistem.

Alat yang sudah dibuat dengan Raspberry Pi akan terus melakukan pengecekan kesamaan tanggal dan waktu terhadap server yang tersambung dengan database, ketika tanggal dan waktu telah sama, speaker akan menyala memberi tahu kepada pasien bahwa sudah saatnya untuk mengkonsumsi obat, lalu akan dikirimkan notifikasi dari Raspberry Pi ke aplikasi android, agar pasien, perawat, dan keluarga pasien tetap mengetahui kapan harus minum obat, walaupun sedang bepergian.

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.1.4 Tahap Mengkodekan Sistem

Pada tahap ini, dibuat kode program di Raspberry Pi 3 model B menggunakan bahasa pemrograman Python. Lalu, membuat aplikasi Android dengan menggunakan Android Studio, dengan bahasa Java. Selain itu, juga dilakukan pemograman di sisi server untuk menyimpan dan mengelola data dengan menggunakan Slim Framework dengan bahasa PHP.

Raspberry Pi dapat berkomunikasi dengan server melalui jaringan internet, begitu pula dengan Android dapat berkomunikasi dengan server melalui jaringan internet.

3.2.1.5 Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian dengan cara black box testing yang bertujuan untuk mengetahui fungsionalitas sistem ataupun alat, dilakukan pengujian masing-masing modul berikut integrasi keseluruhan unit program guna mengetahui apakah modul-modul tersebut bekerja sesuai dengan tugasnya. Selanjutnya tahap menggunakan alat, ini merupakan tahap pembuktian atau implementasi langsung pada pasien, perawat, serta keluarga pasien yang akan menjadi objek pengujian, untuk mengetahui tercapainya tujuan utama pembuatan sistem.

3.3 Alur Penelitian

Pengembangan sistem Medicine Box Reminder dengan Raspberry Pi berbasis Android disusun melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan tujuan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Adapun alur atau kerangka penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 : Alur Penelitian

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengujian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan black-box testing, pengujian berdasarkan pada detail aplikasi sepertoi tampilan aplikasi dan perangkat, fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi dan perangkat, dan kesesuaian alur fungsi dengan bisnis proses yang diinginkan oleh penguna. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan pengguna, peneliti melakukan user acceptance test yaitu testing yang dilakukan pengguna saat menggunakan aplikasi dan perangkat medicine box reminder. Peneliti juga melakukan performance testing untuk mengukur kinerja alat dan aplikasi medicine box reminder yaitu mengukur delay pada sistem pengingat dan mengukur ketepatan pasien minum obat atau tidak dengan menggunakan QR Code.

perancangan sistem medicine box reminder untuk pasien penyakit kronis dengan monitoring database berbasis internet of things menerapkan metode yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode prototipe. Isi dari bab empat ini akan menguraikan tentang tahap pengembangan alat prototipe diantaranya adalah :

1) Tahap Komunikasi

2) Tahap Pengumpulan Kebutuhan 3) Tahap Membangun Sistem 4) Tahap Mengkodekan Sistem 5) Tahap Menguji Sistem

Berikut penjelasan detail tahap pengembangan pada penelitian ini.

4.1 Tahap Komunikasi

Pada tahap komunikasi ini, penulis melakukan pengumpulan data, pengumpulan data yang dimaksud adalah mencari dan mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian seperti dasar teori, metodologi penulisan, metodologi proses, dan acuan penelitian sejenis. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi literatur

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan 4.2.1 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah seseorang yang memiliki penyakit, dan sedang aktif minum obat, atau perawat yang sedang merawat orang yang sakit, dan keluarga yang salah satu keluarganya memiliki penyakit. Sistem Medicine Box Reminder yang diusulkan menyediakan wadah untuk menaruh obat yang memiliki slot selama seminggu, slot yang dimiliki perhari adalah 4 slot, wadah ini juga disertai dengan speaker yang akan berbunyi ketika saatnya minum obat, sistem ini juga dapat terhubung dengan aplikasi android, yang memudahkan pasien, perawat, maupun keluarga pasien mengetahui apakah pasien sudah minum obat atau belum, karena terdapat database yang menyimpan data-data pasien. Pengembangan dilakukan berdasarkan pada hasil lawncares yang telah dikumpulkan, dengan melibatkan narasumber dan orang-orang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam proses minum obat.

4.2.2 Analisis Sistem Berjalan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, dapat diketahui bahwa kebanyakan sistem yang berjalan saat ini masih belum memenuhi kebutuhan pengguna,

Gambar 4.1 : Analisis Sistem Berjalan

Berdasarkan hasil observasi peneliti, dapat dilihat pada gambar 4.1 di mana saat pasien lupa minum obat, akan berdampak buruk pada proses pengobatan yang dijalaninya sekarang.

4.2.3 Analisis Sistem Usulan

Pada penelitian ini kemudian ditarik kesimpulan bahwa masih banyak pasien merasa belum ada sistem yang dapat mengatasi permasalahan lupa minum obat. Sebagai salah satu solusi dari permasalahan tersebut diusulkan sebuah Sistem Medicine Box Reminder berbasi Internet of Things dengan menggunakan Raspberry Pi 3 Model B dan aplikasi android. Berikut adalah usulan sistem dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 : Analisis Sistem Usulan

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari gambar 4.2 dan gambar 4.3 menggambarkan proses berjalannya sistem medicine box reminder ketika saatnya pasien minum obat. Perawat dapat melakukan registrasi pengguna seperti pasien dan keluarga pasien. Perawat, pasien, dan keluarga pasien bisa memasukkan jadwal pasien minum obat, serta pengguna juga dapat melihat jadwal pasien minum obat. Ketika sudah waktunya pasien minum obat, aplikasi yang di miliki pasien, perawat, dan keluarga pasien akan mendapatkan notifikasi, lalu perangkat medicine box reminder akan menyala, speaker akan berbunyi untuk memberi pemberitahuan bahwa sudah saatnya minum, sebelum pasien minum obat, pasien harus meng-scan barcode yang ada di kotak masing-masing untuk memastikan kotak tersebut benar, jika barcode yang dimasukan salah perangkat akan memberi pemberitahuan kalau kotaknya salah. Jika pasien tidak melakukan proses scan, perangkat medicine box reminder akan terus melakukan pengecekan sebanyak 30 kali dan speaker akan terus memberi pemberitahuan, jika sampai pengecekan ke-30 pasien belum minum obat, maka pasien akan dianggap tidak minum obat dan status akan tetap 0 pada laporan.

Gambar 4.3 : Analisis Proses Sistem Usulan

4.2.4 Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem

Tahap ini berisi analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan fungsional dari sistem. Kebutuhan fungsi utama sistem medicine box reminder akan disajikan dalam Data Flow Diagram (DFD) dan Control Flow Diagram (CFD).

Gambar 4.4 : Context Diagram/DFD Level 0

Pada gambar 4.4 menunjukan data melalui masukan eksternal yang masuk ke dalam proses sistem. Data berasal dari hasil inputan aplikasi android, yaitu jadwal pengobatan pasien. Setelah sistem menerimanya, data tersebut diolah hingga menghasilkan data output menuju speaker.

Gambar 4.5 : DFD Level 1

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada gambir 4.5 menampilkan Data Flow Diagram (DFD) level 1 dari Sistem Medicine Box Reminder. Proses pengolahan data akan dilakukan setelah inputan sudah masuk, dalam sistem inputan akan melalui beberapa proses hingga akhirnya menghasilkan keluaran berupa speaker.

Pada gambar 4.6 menampilkan kebutuhan fungsi utama sistem medicine box reminder berupa gabungan Data Flow Diagram (DFD) dan Control Flow Diagram (CFD) level 1. Dari gambar terlihat bahwa untuk dapat mengontrol LED dan speaker, data input harus melalui beberapa proses yaitu:

a. Proses Verifikasi Jadwal Pengobatan

Digunakan untuk memverifikasi jadwal pengobatan yang dikirim, jika tidak sesuai dengan waktu dalam penjadwalan maka pembacaraan data tidak akan dilakukan. Sebaliknya, jika jadwal pengobatan sudah sesuai dengan waktu dalam penjadwalan, maka data akan dikirim menuju proses selanjutnya dan kontroler mengaktifkan proses pembacaan perintah.

Gambar 4.6 : DFD/CFD Level 1

b. Proses Pembacaan Perintah Penjadwalan

Digunakan untuk membaca data yang diteruskan dari proses sebelumnya untuk mengetahui tujuan dari pengguna. Data berupa perintah on/off yang kemudian akan diterjemahkan berupa perintah control untuk mengubah status Speaker.

c. Proses Perintah Speaker

Digunakan untuk mengubah perintah control yang masuk menjadi data yang dapat dikenali oleh speaker. Perintah on akan mengubah status speaker menjadi high sedangkan perintah off akan mengubah status speaker menjadi low.

Gambar 4.7 : State-Transition Diagram

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada gambar 4.7 merupakan Diagram Perpindahan Keadaan yang menggambarkan kondisi speaker dari satu keadaan ke keadaan lain jika terdapat event yang masuk.

4.2.5 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Dalam pembuatan sistem medicine box reminder ini, dibutuhkan beberapa perangkat keras baik berupa mikrokontroller dan komponen pendukung lainnya. Pemilihan spesifikasi perangkat keras menjadi sangat penting agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk itu pemilihan perangkat keras ini didasarkan pada tinjauan literatur sejenis. Tabel 4.1 menerangkan daftar kebutuhan perangkat keras dibutuhkan:

Tabel 4.1 : Kebutuhan Perangkat Keras

No. Komponen Jumlah Kegunaan

1. Raspberry Pi 3 Model B

1 Sebagai otak dari sistem yang dapat mengolah data dan melakukan seluruh proses pada sistem. sudah saatnya minum obat

4. PAM8403 1 Berfungsi sebagai amplifier untuk speaker

4.2.6 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Selain perangkat keras, dibutuhkan juga perangkat lunak untuk mendukung kinerja sistem medicine box reminder sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem medicine box reminder:

Tabel 4.2 : Kebutuhan Perangkat Lunak

4.3 Tahap Membangun Sistem

Pada tahap membangun sistem ini akan melakukan perancangan sementara sistem yang akan dibuat sebagai tahap awal membuat suatu sistem sebelum masuk tahap mengkodekan sistem. Pada tahap ini akan dibuat scenario arsitektur rancangan sistem yang menjadikan perangkat keras yang digunakan menjadi sebuah kesatuan sistem sehingga rangaian tersebut dapat dirangkai dan deprogram pada tahap selanjutnya.

No. Komponen Kegunaan

1. Raspbian OS Digunakan untuk menulis kode program yang berisi instruksi yang diperlukan pada sistem medicine box reminder

2. Android Studio Digunakan untuk membangun aplikasi android, yang akan digunakan untuk penginputan jadwal pengobatan 3. Microsoft Visio Digunakan untuk membuat diagram

aliran data dan diagram aliran kontrol 4. Fritzing Digunakan untuk membuat skema dari

sistem medicine box reminder.

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.1 Perancangan Alat

Pada proses perancangan alat medicine box reminder, peniliti melakukan design alat untuk dijadikan sebagai membuat untuk menyusun alat.

Pada gambar 4.8 menggambarkan bagaimana menyusun perangkat keras yang dibutuhkan pada alat medicine box reminder.

4.3.2 Skematik Raspberry Pi 3 Model B dengan PAM8403 dan Speaker

Dalam perancangan prototipe sistem medicine box reminder ini, peniliti menggumakan skematik sistem untuk menggambarkan model sistem yang dibuat.

Gambar 4.8 : Perancangan Alat

Gambar 4.9 : Skematik Raspberry Pi dengan PAM8403 dan Speaker

Dalam skematik pada gambar 4.9 akan dijelaskan bagaimana Raspberry Pi 3 Model B terhubung dengan amplifier PAM8403 dan speaker untuk menghasilkan suara ketika sudah waktunya pasien untuk minum obat. Berikut adalah bentuk skematik sistem dari Raspberry Pi 3 Model B yang terhubung dengan PAM8403 dan Speaker.

Tabel 4.3 : Pin-pin PAM8403 dan Speaker

No. PAM8403 Wire

1. VCC Pin 2 (5V)

2. GND Pin 6 (Ground)

3. RIGHT Pin Right Audio Jack 3.5 mm

4. LEFT Pin Left Audio Jack 3.5 mm

5. GROUND Pin Ground Audio Jack 3.5 mm

6. VCC (2) Pin VCC Speaker

7. GND (2) Pin GND Speaker

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.3 Perancangan Tampilan Aplikasi

Berikut ini rancangan tampilan aplikasi yang akan dibuat. Terdiri atas beberapa fitur, untuk memenuhi kebutuhan yang terdapat pada tahap pengumpulan kebutuhan.

Gambar 4.10 : Rancangan Halaman SIGN IN aplikasi

Gambar 4.10 merupakan rancangan halaman sign in dari aplikasi, halaman awal untuk masuk kedalam aplikasi medicine reminder.

Pada gambar 4.11 adalah mockup fitur untuk tambah pengguna yang hanya bisa dilakukan oleh perawat, perawat dapat menambah pengguna dengan cara memasukkan nama lengkap, nama pasien, alamat, nomor telepon, username, password, serta status apakah pengguna pasien atau keluarga pasien.

Gambar 4.11 : Rancangan Halaman Tambah Pengguna aplikasi

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Halaman selanjutnya adalah halaman awal untuk menambah jadwal obat, untuk memudahkan pengguna menentukan jadwal sesuai dengan posisi kotak, maka tampilan dibuat seperti diatas. Pasien dapat memilih kotak mana yang ingin di input jadwalnya.

Gambar 4.12 : Rancangan Halaman Input Jadwal Obat

Gambar 4.13 : Rancangan Halaman Input Jadwal Obat

Setelah memilih kotak mana yang ingin di input jadwalnya, pasien atau perawat atau keluarga pasien harus memasukkan detail jadwal obat, seperti nama obat, tanggal, waktu, dan status obat.

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fitur selanjutnya adalah fitur laporan yang memungkinkan keluarga pasien dan perawat untuk memonitoring pasien, apakah pasien sudah minum obat atau belum. Untuk melihat laporan, pengguna harus memilih terlebih dahulu, laporan pada tanggal berapa yang ingin di lihat.

Gambar 4.14 : Rancangan Halaman Laporan

Setelah sudah memilih tanggal laporan, pengguna dapat melihat nomor kotak, nama obat, tanggal, waktu, dan status dari masing masing jadwal pada tanggal yang sudah di pilih sebelumnya.

4.4 Tahap Mengkodekan Sistem

Tahapan mengkodekan sistem merupakan tahap menterjemahkan desain rancangan pada tahap sebelumnya menjadi sebuah sistem akhir yang dapat digunakan. Pada tahap ini dibagi menjadi 3 yaitu pemrograman REST API, pemrograman Alat, dan pemrograman Aplikasi Android.

Gambar 4.15 : Rancangan Halaman Laporan

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.1 Pemrograman REST API

Pada tahap pemrograman REST API ini menggunakan Slim Framework dengan bahasa pemrograman PHP, REST API ini digunakan sebagai web services yang juga berfungsi sebagai database, database yang digunakan adalah mysql.

Tujuan penggunaan API adalah untuk mempercepat proses development dengan menyediakan function secara terpisah sehingga developer tidak perlu membuat fitur yang serupa. Jadi, jika ada beberapa user yang menggunakan sistem ini dapat menggunakan satu API dan satu database, dalam sistem medicine box reminder memiliki 4 metode, yaitu GET, POST, PUT, dan DELETE.

Source code diatas merupakan salah satu metode GET yang ada pada REST API, metode GET adalah metode untuk mengambil data yang ada dalam database. Fungsi di atas berfungsi untuk mengambil semua data

Source code diatas merupakan salah satu metode GET yang ada pada REST API, metode GET adalah metode untuk mengambil data yang ada dalam database. Fungsi di atas berfungsi untuk mengambil semua data

Dokumen terkait