Pembahasan
1) Subjek dan Objek (Objek menunjukkan nomor 2)
Tokoh Sri Rama (subjek) bertujuan meraih kebahagiaan lahir dan batin (objek), kebahagiaan lahir adalah kebahagiaan selama menjalani hidup di dunia yang fana dan kebahagiaan batin adalah kebahagiaan di Alam Keabadian yang kekal setelah kematian. Untuk meraih kebahagiaan di Alam Keabadian harus memperoleh ajal mulia. Peraihan ajal mulia oleh Sri Rama dilakukannya bersamaan dengan peraihan kebahagiaan lahir, sepak terjang Sri Rama sekaligus meraih kebahagiaan lahir dan batin.
2) Pengirim
Pengirim Sri Rama kepada perolehan kebahagiaan lahir dan batin adalah Doa Raja Dasarata, kealpaan Raja Dasarata, wejangan para resi, rasa cinta dan
kesetiaan Sri Rama kepada Dewi Sinta, dan kezaliman Rahwana (1) Doa Raja Dasarata
Raja Dasarata berselamatan - berdoa agar memperoleh putra yang dititisi oleh Dewa Wisnu. Putranya yang dititisi Dewa Wisnu adalah Sri Rama. Kemuliaan Sri Rama sebagai titisan Wisnu diperoleh dari kudrat hasil dari doa ayahnya – Raja Dasarata. Titisan Wisnu yang berada dalam diri Sri Rama, mengirimkan Sri Rama ke tujuan perolehan kebahagiaan lahir dan batin.
(2) Kealpaan Raja Dasarata
Sebelum menikah dengan Dewi Kekeyi Raja Dasarata berjanji, apabila mempunyai putra darinya, akan dinobatkan menjadi raja pengganti dirinya. Raja
Dasarata lupa akan janjinya, ia menobatkan Sri Rama putra dari Dewi Ragu, sebagai penggantinya. Peristiwa ini menimbulkan penentangan Dewi Kekeyi. Kealpaan Raja Dasarata ini mengakibatkan perubahan keputusan, Barata putra Dewi Kekeyi menjadi raja dan Sri Rama mengembara ke hutan. Pengembaraan akibat kealpaan Raja Dasarata ini, mengirimkan Sri Rama kepada perjuangan pencapaian kebahagiaan hidup lahir dan batin.
(3) Rasa cinta dan kesetiaan Sri Rama kepada Dewi Sinta
Cinta dan kesetiaan Sri Rama kepada Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana, mendorong semangat berjuang Sri Rama untuk mempertahankan hak dan harga diri dalam meraih kebahagiaan lahir. Kemudian setelah bergabung dengan Prabu Sugriwa, Sri Rama sebagai titisan Wisnu yang berkewajiban melindungi kesejahteraan lahir batin di bumi, mendapat jalan menghancurkan kezaliman membunuh Sobali dan Raja Dasamuka. Setelah itu Sri Rama bergabung lagi dengan Wibisana. Selama kebersamaan dengan Prabu Sugriwa dan bawahannya dengan Wibisana, Sri Rama tak henti-hentinya mengajarkan tentang ajal mulia. Cinta dan kesetiaan Sri Rama kepada Dewi Sinta, pada hakikatnya mengirim Sri Rama kepada perjuangan menghancurkan kezaliman, peraihan kebahagiaan lahir dan batin.
(4) Wejangan para resi.
Pada awalnya Sri Rama melindungi kehidupan para resi dalam rangka memanifestasikan perilaku utama guna peraihan kebahagiaan batin. Resi
mengirim Sri Rama kepada perolehan seorang istri (Dewi Sinta) dengan mengikuti sayembara di Negeri Mantili, kemudian Dewi Sinta menjadi motif pada perjuangan melawan kezaliman Raja Dasamuka. Dengan demikian, resi mengirimkan Sri Rama ke arah perolehan kebahagiaan lahir dan batin.
(5) Kezaliman Rahwana
Kezaliman Rahwana mengirim Sri Rama kepada kemenangan peraihan tujuan lahir dan batin. Menurut pegangan Ke-Ilahi-an yang dituturkan oleh Wibisana, peperangan harus dimenangkan oleh pihak yang berdiri di tempat yang benar. Karena Raja Dasamuka zalim, pemenangnya harus Sri Rama yang berada di jalur kebenaran. Jadi, kezaliman Rahwana ini, pada hakikatnya mengirimkan Sri Rama ke perolehan kebahagiaan lahir dan batin.
4) Penerima
Peperangan antara Sri Rama dengan Raja Dasamuka berakhir, akhir dari kisah - Sri Rama menerima kebahagiaan lahir dan batin. Kebahagiaan lahir dan batin menginti pada ajal mulia seperti diterangkan pada objek. Adapun ajal mulia sebenarnya belum diketahui diterima atau tidak oleh Sri Rama karena Sri Rama masih menjalani kehidupan dunia fana. Namun seluruh perilaku Sri Rama di dalam teks mengarah kepada tujuan pemerolehan ajal mulia. Dalam peraihan tujuan ini, Sri Rama terhindar dari cacat perilaku, jadi di dalam konteks bisa ditafsirkan Sri Rama dengan segenap kemuliaannya seolah-olah dalam peraihan ajal mulia.
Penolong Sri Rama dalam pencapaian kebahagiaan lahir dan batin yakni: kemuliaan Sri Rama, kemuliaan Lasmana, kezaliman Sobali, kesaktian Sri Rama, kebesaran negeri Prabu Sugriwa, kesaktian, kesetiaan, dan bakat Anoman, kegagahan Anggada, kepiawaian Kapi Anila dalam pembangunan fisik, dan
kemuliaan serta kesaktian Wibisana. 1) Kebaikan Raja Dasarata
Kebaikan Raja Dasarata yang dapat menolong Sri Rama dalam kesulitan - pencarian Dewi Sinta yang diculik oleh Raja Dasamuka adalah, persahabatan Raja Dasarata dengan Jatayu. Ketika Sri Rama berjalan tanpa arah tujuan untuk mencari Dewi Sinta yang hilang, Jatayu memberitahukan bahwa, Dewi Sinta diculik oleh Raja Dasamuka dibawa ke Alengka. Persahabatan yang terjalin secara kuat, karena kebaikan sifat masing-masing. Kebaikan ini sangat menolong ketika Sri Rama mengalami kesulitan.
2) Kemuliaan Sri Rama
Kemuliaan Sri Rama yang paling utama adalah sebagai titisan Wisnu. Sebagai titisan Wisnu, Sri Rama dapat me-ruwat-kan penghuni Keindraan yang mendapat kutukan dari Yang Permesti ke tempat asalnya kembali. Dari kemuliaan dirinya sebagai titisan Wisnu tersebut, Sri Rama mendapat balasan rasa terima kasih. Rasa terima kasih dari penghuni Keindraan yang di-ruwat-kan dengan menceriterakan keberadaan Dewi Sinta dan cara bagaimana memperolehnya kembali. Setelah mendapat petunjuk tersebut, dengan mantap Sri Rama mengerjakan apa-apa yang seharusnya dikerjakan. Perjalanan hidupnya kemudian, membawa sepak
terjangnya ke arah pemerolehan kebahagiaan lahir dan batin. Hal lain, kemuliaan Sri Rama yang berpijak pada jalur kebenaran, dilindungi oleh para Dewa, alam, para resi, dan para satria yang lurus hati (Lihat di dalam bahasan tokoh).
Demikianlah, kemuliaan Sri Rama menolong dirinya dalam peraihan kebahagiaan lahir dan batin.
3) Kemuliaan Lasmana
Tatkala Sri Rama dalam keadaan emosinya tidak stabil, Lasmana selalu mendampingi, menjaga, meluruskan pikiran, dan mengurungkan tindakan Sri Rama yang akan membuat cacat dirinya sebagai titisan Wisnu antara lain menghancurkan dunia. Dengan demikian, kemuliaan Sri Rama terjaga, tidak ternodai, terhindar dari cacat perilaku. Jadi kemuliaan Lasmana memegang peranan sebagai penolong Sri Rama dalam mencapai kebahagiaan lahir dan batin. 4) Kezaliman Sobali
Kezaliman Sobali menjembatani persepakatan Sri Rama dengan Prabu Sugriwa untuk saling membantu sehingga tujuan memperoleh kebahagiaan lahir dan batin yakni meruntuhkan kezaliman, merebut kembali hak dan harga diri, serta menyelenggarakan kesejahteraan di bumi, baik tugas Sri Rama sebagai manusia biasa maupun penyandang titisan Wisnu terlaksana.