Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan atau memasang reklame.
1. Dasar Pengenaan Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002 tentang
Pajak Reklame pasal 6 ayat (1), dasar pengenaan Pajak Reklame adalah
nilai sewa reklame.
2. Tarif Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002 tentang
Pajak Reklame pasal 7, tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25% (dua
puluh lima persen).
3. Cara Penghitungan Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002 tentang
Pajak Reklame pasal 6 besarnya pajak terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
4. Wilayah Pemungutan Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002 tentang
Pajak Reklame pasal 9, pajak reklame yang terutang dipungut di daerah.
5. Masa Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002 tentang
Pajak Reklame pasal 10, masa pajak reklame adalah jangka waktu tertentu
6. Penetapan Pajak Reklame
Menurut Peraturan daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002 tentang
Pajak Reklame pasal 13 ayat (1) dan pasal 14 ayat (1), berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Kepala daerah menetapkan pajak
terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD),
untuk wajib pajak yang membayar sendiri, Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah (SPTPD) digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan
menetapkan pajak sendiri yang terutang.
7. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002 tentang
Pajak Reklame pasal 15 ayat (1), (2) dan (3), pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4)
dan (5), pasal 17 ayat (1) dan (2), pembayaran pajak dilakukan di Kas
Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sesuai waktu
yang ditentukan dalam Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar (SKPJKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
(SKPJKBT), dan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). Apabila
pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala
Daerah, hasil penerimaan pajak daerah harus disetor ke Kas Daerah
selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh
Kepala Daerah. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.
Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
persyaratan yang ditentukan. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan
secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
per seratus) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.
Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk
menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah
memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga sebesar
2% (dua per seratus) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang
dibayar. Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran
serta tata cara pembayaran angsuran dan penundaan ditetapkan Kepala
Daerah. Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan
dicatat dalam buku penerimaan. Bentuk, jenis, isi, dan ukuran tanda bukti
pembayaran dan buku penerimaan pajak ditetapkan oleh Kepala Daerah.
8. Penagihan Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002
tentang Pajak Reklame pasal 18 ayat (1), (2), dan (3), pasal 19 ayat (1) dan
(2), pasal 20, pasal 21, pasal 22 dan pasal 23 surat teguran atau surat
peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan
penagihan dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat
peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasi pajak
terutang. Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis
dikeluarkan oleh Pejabat. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar
Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, jumlah pajak
yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa.
Pejabat menerbitkan Surat Paksa setelah lewat 21 (dua puluh satu)
hari sejak tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang
sejenis. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa Pejabat
segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. Setelah
dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi utang pajaknya
setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaa Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, Pejabat mengajukan permintaan penetapan
tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara. Setelah Kantor Lelang
Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat tempat pelaksanaan
lelang, juru sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada
Wajib Pajak. Bentuk, jenis, dan isi formulir yang dipergunakan untuk
pelaksanaan penagihan pajak daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah.
9. Kadaluwarsa Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002
tentang Pajak Reklame pasal 31 ayat (1) dan (2), hak untuk melakukan
penagihan pajak, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (tahun)
terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Pajak
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan daerah. Kadaluwarsa
penagihan pajak tertangguh apabila:
b. Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun
tidak langsung
10.Sanksi Administrasi Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2002
tentang Pajak Reklame pasal 13 ayat (2), pasal 14 ayat (2), (3), (4), (5), (6)
dan (7), apabila Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tidak atau kurang
bayar setelah lewat waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD
diterima, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2% (dua per seratus) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.
Dalam jangka waktu 5 (tahun) sesudah saat terutangnya pajak,
Bupati dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
(SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
(SKPDKBT), Surat Ketetapan Pajak Derah Nihil (SKPDN).
SKPDKB diterbitkan:
1. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang
terutang tidak atau kurang bayar, dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua per seratus) sebulan dihitung dari pajak yang
kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
2. Apabila Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) tidak disampaikan
dalam jangka waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara tertulis,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua per seratus)
jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak
terutangnya pajak.
3. Apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang
dihitung secara jabatan, dan dikenakan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 25% (dua puluh liama per seratus) dari pokok pajak
ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua per
seratus) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar
untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung
sejak saat terutangnya pajak.
SKPKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak
yang terutang, akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 100% (seratus per seratus) dari jumlah kekurangan pajak
dimaksud. SKPDN diterbitkan apabila jumlah pajak yang terutang sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak.
Apabila kewajiban membayar pajak terutang dalam SKPDKB dan
SKPDKBT tidak atau tidak sepenuhnya dibayar dalam jangka waktu
yang telah ditentukan, ditagih dengan menerbitkan STPD ditambah
dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua per seratus)
sebulan.
Penambahan jumlah pajak yang terutang tidak dikenakan apabila
11. Tanggal Mulai Berlakunya Pajak Reklame
Menurut Peraturan Pajak Reklame No. 5 Tahun 2002 tentang Pajak
Reklame pasal 10 ayat (11), Pajak reklame terutang pada masa pajak
terjadi pada saat penyelenggaraan reklame.