• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sebanyak 35 siswa yang terbagi atas 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani, buruh tani dan ada pula yang merantau ke Jakarta.

C. Prosedur Penelitian 1. Seting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01 yang memiliki 6 rombongan belajar tahun pelajaran 2009/2010 dengan

subyek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 35 siswa, dengan 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas.

Adapun bagan kegiatan penelitian sebagai berikut.

Gambar 2. Bagan Kegiatan Penelitian

2. Rencana Tindakan

Untuk memecahkan masalah penelitian diperlukan langkah yang tepat dalam penanganannya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kontekstual maka pelaksanaan tindakan direncanakan dalam dua siklus.

Siklus pertama dilaksanakan dengan kompetensi dasar menentukan jarring-jaring beberapa bangun ruang sederhana sedangkan siklus kedua dilaksanakan dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana. Setiap siklus terdiri atas dua pertemuan.

Identifikasi dan Perumusan Masalah PERENCANAAN TINDAKAN 1 PELAKSANAAN TINDAKAN 1 dan OBSERVASI 1 Analisis Data 1 dan REFEKSI 1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Hasil Siklus 1 PERENCANAAN TINDAKAN 2 PELAKSANAAN TINDAKAN 2 dan OBSERVASI 2 Analisis Data 2 dan REFEKSI 2

15

Langkah-langkah yang secara umum digunakan untuk memecahkan masalah adalah membuat perencanaan yang memuat :

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis model pembelajaran kontekstual. Dalam rencana pembelajaran yang dibuat menggunakan alat peraga yang ada disekitar siswa itu sendiri dan mudah diperoleh..

b. Menyiapkan/Membuat alat bantu mengajar yang mendukung terlaksananya pembelajaran kontekstual, meliputi balok dan kubus yang dicari/dibuat sendiri oleh siswa yang semuanya diperoleh dari lingkungan sekitarnya, maupun yang telah dipersiapkan oleh kelompoknya masing-masing dari rumah.

c. Membuat instrumen untuk merekam bentuk aktifitas siswa selama proses pembelajaran (lembar observasi), penilaian tingkat motivasi (kuesioner). Penilaian hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siklus

d. Personil yang dilibatkan dalam penelitian ini selain siswa adalah peneliti sendiri sebagai pelaksana tindakan dan seorang supervisor.

e. Refleksi pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pada akhir setiap siklus.

Penelitian tindakan dilakukan melalui dua siklus. Adapun mengenai pelaksanaan tindakan melalui tahapan sebagai berikut :

a. SIKLUS I 1) Perencanaan

a) Menentukan kelas subjek penelitian

b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya

d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman observasi dan cara pelaksanaan observasi

e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi

f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah

g) Menyiapkan skenario pembelajaran 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran siklus pertama menggunakan Model Pembalajaran Kontekstual yang dilaksanakan dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran.

Pada tahap ini juga dilakukan observasi dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat matematika. 3) Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual berupa eksplorasi masalah-masalah nyata.

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah, observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan konstruktivisme.

17

Pada tahap refleksi menggunakan prosedur berdiskusi dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen refleksi. Pelaksanaan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan wawancara.

Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase, dan sebagainya.

b. SIKLUS II 1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi siklus I b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya

d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman observasi dan cara pelaksanaan observasi

e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi

f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah

g) Menyiapkan skenario pembelajaran

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua akan dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana tindakan yang telah disusun untuk siklus kedua yang dilaksanakan dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran.

Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa

mampu menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat matematika.

3) Evaluasi dan refleksi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual berupa eksplorasi masalah-masalah nyata.

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah, observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan konstruktivisme.

Pada tahap refleksi menggunakan prosedur diskusi dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen refleksi. Pelaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan wawancara.

19

3. Instrumen Penelitian

Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan tingkat motivasi belajar dan hasil belajar. Sumber data adalah siswa, oleh karena itu teknik yang digunakan untuk merekam data yang diperlukan adalah: lembar observasi, angket skala sikap, dan wawancara sederhana tentang pendapat siswa. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut:

a. Lembar observasi untuk menjaring data tentang keaktivan siswa.

b. Angket skala sikap digunakan untuk menjaring data tentang tingkat motivasi belajar siswa

c. Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang motivasi belajar siswa.

Lembar observasi keaktivan siswa yang menjadi indikator motivasi belajar siswa digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala sikap dengan kriteria sebagai berikut.

a. Sangat Baik (SB) jika prosentase perolehan 76 % sampai 100 % b. Baik (B) jika prosentase perolehan 51 % sampai 75 %

c. Sedang (S) jika prosentase perolehan 40 % sampai 50 % dan d. Kurang (K) jika prosentase perolehan < 40 %

Adapun sebaran butir kegiatan siswa tentang keaktivan yang mengindikasikan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

NO KEGIATAN SISWA

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 2 Mengerjakan tugas rumah (PR) 3 Aktif bertanya

4 Aktif menjawab pertanyaan / siap menjawab (tunjuk jari) 5 Aktif mengerjakan tugas di depan / siap mengerjakan 6 Mengikuti pembelajaran secara aktif

7 Menguasai konsep materi

8 Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan 9 Mencatat informasi penting

10 Berinteraksi positif dengan temannya

Angket skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pernyataan dengan tiga alternatif pilihan yaitu: Setuju, Ragu-ragu, dan Tidak Setuju. Pemberian nilai atau skor pada setiap item atau pernyataan menggunakan skala tiga, dengan rincian sebagai berikut:

a. Untuk item-item positif atau pernyataan positif: jawaban Setuju, mendapat skor 3, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban Tidak Setuju, mendapat skor 1.

b. Untuk item-item negatif atau pernyataan negatif: jawaban Setuju, mendapat skor 1, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban Tidak Setuju, mendapat skor 3.

c. Sebaran butir pernyataan tentang motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

KONSEP INDIKATOR PENYEBARAN JUMLAH

Motivasi dalam mengerjakan tugas

Tekun menghadapi tugas

matematika 1, 2 2 Motivasi dalam mengikuti pembelajaran Berusaha menerima pelajaran 3, 4 2 Motivasi dalam mempelajari matematika

Ingin mendalami bahan

pelajaran 5, 6 2

Senang belajar mandiri 7, 8 2

Berani mempertahankan

pendapat bila yakin benar 9, 10 2

JUMLAH 10

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Motivasi

Data dari faktor motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1 sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0 s.d 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.

21

Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang motivasi belajar siswa. Wawancara dilaksanakan secara santai dan wajar sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa siswa sedang diteliti. Wawancara dilaksanakan pada setelah selesainya kegiatan tiap siklus. Wawancara pada intinya menangkap pendapat siswa mengenai hal-hal sebagai berikut.

a. Situasi dan kondisi kelas b. Proses pembelajaran c. Masalah belajar di kelas d. Perlunya tindakan

4. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini melibatkan unsur guru dan siswa dengan dua faktor penting yang diteliti. Oleh karena itu teknik yang digunakan adalah: lembar observasi, angket, dan wawancara sederhana. Berdasarkan instrumen yang digunakan maka jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang bersumber dari lembar observasi dan wawancara sederhana sedangkan data kuantitatif adalah data yang dijaring dengan angket. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut:

a. Lembar observasi digunakan untuk menjaring data tentang keaktivan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II

b. Angket digunakan untuk menjaring data tentang tingkat motivasi belajar siswa pada akhir siklus I dan II.

c. Wawancara sederhana digunakan juga untuk menjaring data tentang nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan II.

d. Langkah berikutnya adalah pemberian skor atau nilai dari setiap instrumen oleh siswa sebagai sasaran penelitian pada akhir siklus I dan II. Kegiatan ini merupakan kegiatan penting dan menentukan kualitas hasil penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu dalam pemberian nilai atau skor terhadap setiap instrumen dilaksanakan secara cermat dan hati-hati.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan data kuantitatif dan berfokus untuk menjawab masalah tentang bagaimana tingkat motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi belajar.

23

BAB IV

Dokumen terkait