• Tidak ada hasil yang ditemukan

55 Pada subjek C,E,F yang pengukuran dilakukan saat bulan ramadhan diperoleh hasil untuk

ulangan ke-1 (pukul 07.30 -08.00) termasuk kategori beban kerja sedang dengan nilai IRH berkisar 1.20 < IRHR < 1.45. Untuk ulangan ke-2 (pukul 09.30 – 10.00) termasuk kategori beban kerja sedang, sedangkan untuk ulangan ke-3 (pukul 12.30-13.00) untuk subjek C mengalami peningkatan denyut jantung sehingga menjadi kategori beban kerja berat dengan nilai IRHR 1.705 dan pada ulangan ke-4 (pukul 14.15 – 14.45) terjadi peningkatan denyut jantung kerja kerja mencapai 136 denyut jantung/menit dan termasuk kategori beban kerja sangat berat dengan nilai IRHR 1.900. Untuk subjek E dan F pada ulangan ke-2 (pukul 09.30 – 10.00) masih termasuk beban kerja sedang, untuk ulangan ke-3 dan ke-4 meskipun terjadi peningkatan denyut jantung tetapi masih termasuk kategori beban kerja sedang dengan nilai IRHR berkisar 1.35 < IRHR < 1.50. Untuk subjek E dan F ini pada ulangan ke-3 dan ke-4 juga terjadi peningkatan waktu kerja operator untuk satu crankcase menjadi 1 menit 27 detik lebih cepat dari pagi hari.

Setelah diperoleh nilai IRHR kerja kemudian dapat diperoleh nilai WEC kerja, dengan menggunakan persamaan daya yang diperoleh dari KST. Caranya dengan mengganti Y dengan IRHR kerja sehingga diperoleh nilai X (WEC kerja). Selanjutnya dapat dihitung nilai konsumsi total energi kerja (TEC) dengan menjumlahkan nilai WEC kerja dengan BME. Nilai TEC dapat dinormalisasi dengan menghilangkan faktor berat badan, yaitu membandingkan nilai TEC dengan berat badan subjek sehingga diperoleh nilai konsumsi energi kerja total ternomalisasi (TEC’). Data konsumsi energi kerja operator di core crankcase 2TR dan 1TR dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Data konsumsi energi kerja operator core crankcase 2TR dan 1TR

A o/p 1 60 1.575 berat 1.035 1.691 2.726 0.045 45.4333 B o/p 1 60 1.577 berat 1.070 1.769 2.839 0.047 47.3167 C o/p 2 59 1.635 berat 1.020 1.758 2.778 0.047 47.0847 D o/p 2 60 1.574 berat 1.065 1.473 2.538 0.042 42.3000 E o/p 3 65 1.375 sedang 1.070 0.937 2.007 0.031 30.8769 F o/p 3 65 1.276 sedang 1.100 0.650 1.750 0.027 26.9231 1.502 sedang 1.060 1.380 2.440 0.040 39.989 TEC' (kal/kg.menit) TEC (kkal/menit) TEC' (kkal/kg.menit) Subjek berat badan Rerata IRHR kerja Beban kerja BME (kkal/menit) WEC (kkal/menit) Rerata Pekerjaan

Berdasarkan Tabel 18. Dapat dilihat bahwa subjek B mengkonsumsi energi sangat tinggi, yaitu 47.3167 kal/kg.menit hal ini dikarenakan semakin banyak kebutuhan untuk aktivitas otot bagi suatu jenis pekerjaan, maka semakin banyak energi yang dikonsumsi. Hal ini dapat dilihat dari waktu kerja untuk operator 1, waktu kerja yang dibutuhkan untuk satu produk crankcase

dari kegiatan membersihkan bari atau sirip crankcase sampai memindahkan crankcase ke meja

setting adalah 1menit 19 detik dengan jeda waktu untuk crankcase berikutnya adalah 6 detik,

sedangkan pada operator 2 waktu kerja yang dibutuhkan untuk satu crankcase 1 menit 30 detik, dengan waktu jeda untuk crankcase berikutnya lebih lama yaitu, 26 detik. Selain itu juga dapat dilihat dari jumlah crankcase yang dihasilkan selama pengukuran berlangsung, dimana untuk operator 1 ini sebanyak 4 dolly (20 pasang crankcase).

Tingkat beban kerja ini tidak hanya bergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. Oleh karena itu, meningkatnya denyut jantung ini dapat dikarenakan oleh temperature dan kelembaban udara sekeliling, tingginya pembebanan otot statis dan semakin sedikitnya otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja (Nurmianto, 2008).

56

VI.

SIMPULAN

Toyota Business Practice (TBP) merupakan cara untuk menerapkan Toyota Way secara

jelas dipekerjaan sehari-hari dengan inti konsep adalah metode untuk pemecahan masalah. Toyota Business Practice ini terdiri atas 8 (delapan) langkah, yaitu problem clarification, breakdown analysis, setting target, root cause analysis, countermeasure, see countermeasure

through, evaluation, standardization. Selama magang di divisi Purchasing, penulis mendapatkan

proyek membuat manual book untuk resin material dengan proses injection. Resin material yang digunakan untuk kendaraan ini terdiri atas beberapa tipe, yaitu Polypropylene (PP), Acrylic

Butadiene Styrene (ABS), Toyota Super Olefin (TSOP), Polycarbonate (PC), Polyamide (PA),

Polyethylene (PE), Polycetal (POM). Dari beberapa material tersebut material tipe PP yang

paling banyak digunakan untuk membuat part. Part dari resin material ini dibuat dengan proses

injection.

Selama magang penulis juga diharuskan membuat A3 report dengan menggunakan analisis Toyota Business Practice, tema dari A3 report adalah aktivitas Cost Reduction (CR) untuk model IMV 4 dan IMV 5. Aktivitas untuk mendapatkan CR ini dilakukan karena tahun 2011 divisi Purchasing memiliki target CR sebesar 2.5% dari current, sedangkan sampai bulan Mei 2011 ini CR baru diperoleh 1.99 % (Rp 83,853 M) untuk n-CPP. Oleh karena itu, diperoleh perbedaan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal, yang dinamakan problem sebesar 0.51 % (Rp 21,350 M).

Berdasarkan analisa menggunakan Toyota Business Practice, target CR kurang terpenuhi pada bagian interior dengan spesifikasi resin material dari supplier Sugity. Target CR kurang bisa terpenuhi dipengaruhi dua hal, yaitu material dan proses (manufacturing). Dari kegiatan analisis akar masalah, didapatkan akar masalah belum adanya buku panduan yang berisi informasi aktual mengenai material dan proses (manufacturing) yang mempengaruhi CR. Berdasarkan data-data dari quuatation, diperoleh hubungan antara M/C Tonnage dan cycle time

dan apabila ingin dilakukan peningkatan jumlah produksi salah satu faktor yang mempengaruhi adalah M/C Tonnage, karena semakin besar mesin Tonnage yang digunakan maka semakin tinggi (lama) cycle time pembuatan part tersebut dan semakin kecil luas dari part maka semakin kecil tonnage yang digunakan. Dari dua sample part yang diambil, untuk scuff plate apabila menggunakan tonnage 550 T untuk pembuatannya maka dapat diperoleh CR Rp 1,918/pcs

sedangkan untuk garnish S/A back door outside dapat diperoleh CR Rp 8,835/pcs apabila menggunakan mesin tonnage 170 T.

Pada analisis beban kerja, pengukuran denyut jantung kerja untuk subjek A,B,D pada pukul 07.30 – 12.00 termasuk kategori beban kerja “sedang”, sedangkan pada pukul 12.30 – 16.00 kategori beban kerja “berat”. Pada pengukuran yang dilakukan saat bulan ramadhan untuk subjek C,E,F pada pukul 07.30 – 12.00 termasuk kategori beban kerja “sedang”, sedangkan pada pukul 12.30 – 16.00 kategori beban kerja “berat-sangat berat” untuk subjek C, tetapi untuk subjek E dan F masih termasuk kategori beban kerja “sedang”. Nilai konsumsi energi rata-rata untuk subjek A,B (o/p 1 CC 2TR) 46.3748 kal/kg.menit, subjek C,D (o/p 2 CC 2TR) 44.6923 kal/kg.menit, dan subjek E, F (o/p 3 CC 1TR) 28.9 kal.kg.menit. Terjadi peningkat denyut jantung ini dapat dikarenakan oleh temperature dan kelembaban udara sekeliling, tingginya pembebanan otot statis dan semakin sedikitnya otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja, kecepatan (jumlah produksi).

57