• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.3. Permodelan Subsistem

3.3.1. Submodel Sumberdaya

Submodel ini digunakan untuk memproyeksikan ketersediaan CPO sebagai bahan baku industri biodisel. Secara umum, model ini terdiri dari beberapa sub-submodel yaitu sub-submodel untuk menghitung produksi CPO dari perkebunan rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan negara, serta sub- submodel untuk menghitung penggunaan CPO baik untuk ekspor maupun pemakaian CPO sebagai bahan baku industri minyak goreng dan industri oleokimia lainnya. Diagram alir deskriptif sub-sub model produksi CPO dari perkebunan rakyat dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.

Mulai

* Data luas perkebunan kelapa sawit rakyat * Produksi CPO dari perkebunan rakyat

Hitung Peningkatan luas perkebunan rakyat kelapa sawit

Proyeksikan luas perkebunan rakyat kelapa sawit

Hitung tingkat akurasi proyeksi perkebunan rakyat kelapa sawit (menggunakan statistik kesalahan r2)

r2 memuaskan ? tidak a ya Data diperiksa kembali

38

Gambar 6. Diagram alir deskriptif sub-submodel produksi CPO dari perkebunan kelapa sawit rakyat

Sub-Submodel Produksi CPO dari Perkebunan Rakyat

Submodel ini digunakan untuk menghitung CPO yang dihasilkan dari perkebunan rakyat. Proyeksi produksi CPO dari perkebunan rakyat diperoleh dengan memproyeksikan luas perkebunan kelapa sawit dari perkebunan rakyat yang kemudian dikalikan dengan produktivitas CPO per ha dari perkebunan rakyat. Luas perkebunan rakyat diproyeksikan dengan menggunakan model dinamis. Proyeksi luas perkebunan rakyat juga dibatasi oleh luas lahan untuk

tidak

Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat ( ton CPO /ha/tahun)

Proyeksikan produksi CPO dari perkebunan rakyat

Hitung tingkat akurasi proyeksi produksi CPO dari perkebunan rakyat

a

Proyeksi CPO dari perkebunan rakyat

Proyeksi memuaskan ?

selesai

perkebunan kelapa sawit rakyat maksimal yang dapat ditanami. Sedangkan persamaan matematis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Luas Perkebunan Rakyat (t)

Model Dinamis x1 = ƒ1(x1(t), x2 (t), ..., xm (t) ; t ; p) ... (20)

Keterangan :

x1 : Luas lahan tahun ke-1

x2 : Luas lahan tahun ke-2

xm

x1

: :

Luas lahan tahun ke-m

Proyeksi luas lahan perkebunan rakyat (proyeksi tahun ke-1)

Jika Luas Perkebunan Rakyat(t)>Lahan Maksimum Perkebunan Rakyat, maka Luas Perkebunan Rakyat(t)=Lahan Maksimum Perkebunan Rakyat

Prod CPO Rakyat (t) = Luas Perkebunan Rakyat (t) x Prod Kebun Rakyat ...(21)

Keterangan :

Luas Perkebunan Rakyat (t) : proyeksi luas perkebunan rakyat (ha) pada

tahun ke-t. Lahan Maksimum Perkebunan

Rakyat

: lahan perkebunan rakyat maksimum yang dapat ditanami dengan kelapa sawit.

Prod CPO Rakyat (t) : proyeksi CPO yang dihasilkan dari

perkebunan rakyat (ton) pada tahun ke-t (ton).

Prod Kebun Rakyat : produktivitas perkebunan rakyat (ton

CPO/ha/tahun)

t : 1, 2, ..., jumlah proyeksi

Sub-Submodel Produksi CPO dari Perkebunan Swasta

Submodel ini digunakan untuk menghitung CPO yang dihasilkan dari perkebunan besar swasta. Proyeksi produksi CPO dari perkebunan besar swasta diperoleh dengan memproyeksikan luas perkebunan kelapa sawit dari perkebunan besar swasta yang kemudian dikalikan dengan produktivitas CPO per ha dari perkebunan besar swasta. Luas perkebunan besar swasta diproyeksikan dengan menggunakan model dinamis. Proyeksi luas perkebunan besar swasta juga

40 dibatasi oleh luas lahan untuk perkebunan kelapa sawit swasta maksimal yang dapat ditanami. Diagram alir deskriptif sub-submodel produksi CPO dari perkebunan swasta dapat dilihat pada Gambar 7, sedangkan persamaan matematis yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut.

tidak

ya Mulai

* Data luas perkebunan kelapa sawit swasta

* Produksi CPO dari perkebunan swasta

Hitung Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit swasta

Proyeksikan luas perkebunan kelapa sawit swasta

Hitung tingkat akurasi proyeksi perkebunan kelapa sawit swasta(menggunakan statistik

kesalahan r2

r2

memuaskan ?

Produktivitas perkebunan kelapa sawit swasta ( ton CPO /ha/tahun)

Proyeksikan produksi CPO dari perkebunan swasta

Hitung tingkat akurasi proyeksi produksi CPO dari perkebunan swasta

a b

Data diperiksa kembali

tidak

ya

Gambar 7. Diagram alir deskriptif sub-submodel produksi CPO dari perkebunan swasta

Luas Perkebunan Swasta (t)

Model Dinamis x1 = ƒ1(x1(t), x2 (t), ..., xm (t) ; t ; p) ... (22)

Keterangan :

x1 : Luas lahan tahun ke-1

x2 : Luas lahan tahun ke-2

xm

x1

: :

Luas lahan tahun ke-m

Proyeksi luas lahan perkebunan swasta

Jika Luas Perkebunan Swasta(t) > Lahan Maksimum Perkebunan Swasta, maka Luas Perkebunan Swasta (t) = Lahan Maksimum Perkebunan Swasta

Prod CPO Swasta (t) = Luas Perkebunan Swasta (t) x Prod Kebun

Swasta ...(23) Keterangan :

Luas Perkebunan Swasta (t) : proyeksi luas perkebunan besar swasta

(ha) pada tahun ke-t. Lahan Maksimum Perkebunan

Swasta

: lahan perkebunan swasta maksimum

yang dapat ditanami dengan kelapa sawit.

Prod CPO Swasta (t) : proyeksi CPO yang dihasilkan dari

perkebunan besar swasta (ton) pada tahun ke-t (ton).

Prod Kebun Swasta : produktivitas perkebunan besar swasta

(ton CPO/ha/tahun)

t : 1, 2, ..., jumlah proyeksi

a

Proyeksi CPO dari perkebunan swasta

Proyeksi memuaskan ?

b

42

Sub-Submodel Produksi CPO dari Perkebunan Negara

Submodel ini digunakan untuk menghitung CPO yang dihasilkan dari perkebunan negara. Proyeksi produksi CPO dari perkebunan negara diperoleh dengan memproyeksikan luas perkebunan kelapa sawit dari perkebunan negara yang kemudian dikalikan dengan produktivitas CPO per ha-nya. Luas perkebunan negara diproyeksikan dengan menggunakan model dinamis. Proyeksi luas perkebunan negara juga dibatasi oleh luas lahan untuk perkebunan negara maksimal yang dapat ditanami. Diagram alir deskriptif sub-submodel produksi CPO dari perkebunan negara dapat dilihat pada Gambar 8 sedangkan persamaan matematis yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:

Luas Perkebunan Negara (t) = Model dinamis

Model Dinamis x1 = ƒ1(x1(t), x2 (t), ..., xm (t) ; t ; p) ... (24)

Keterangan :

x1 : Luas lahan tahun ke-1

x2 : Luas lahan tahun ke-2

xm

x1

: :

Luas lahan tahun ke-m

Proyeksi luas lahan perkebunan negara

Jika Luas Perkebunan Negara(t) > Lahan Maksimum Perkebunan Negara, maka Luas Perkebunan Negara(t) = Lahan Maksimum Perkebunan Negara

Prod CPO Negara (t) = Luas Perkebunan Negara (t) x Prod Kebun

Negara...(25) Keterangan :

Luas Perkebunan Negara (t) : proyeksi luas perkebunan milik negara

(BUMN) (ha) pada tahun ke-t. Lahan Maksimum Perkebunan

Negara

: lahan perkebunan negara maksimum yang dapat ditanami dengan kelapa sawit.

Prod CPO Negara (t) : proyeksi CPO yang dihasilkan dari

perkebunan milik negara (ton) pada tahun ke-t.

Prod Kebun Negara : produktivitas perkebunan milik negara

(ton CPO/ha/tahun)

t : 1, 2, ..., jumlah proyeksi .

Dari hasil proyeksi produksi CPO dari tiga jenis perkebunan tersebut, maka selanjutnya diproyeksikan produksi CPO nasional dengan menjumlahkan seluruh produksi CPO pada tahun yang sama. Diagram alir deskriptif sub-

submodel proyeksi CPO nasional dapat dilihat pada Gambar 9. Persamaan matematis yang digunakan dalam proyeksi produksi CPO adalah sebagai berikut :

Prod CPO (t) = Prod CPO Rakyat (t) + Prod CPO Swasta (t)

+ Prod CPO Negara (t) ... .... (26)

Keterangan :

Prod CPO (t) : proyeksi total CPO yang dihasilkan dari perkebunan rakyat,

perkebunan besar swasta dan perkebunan milik negara (ton) pada tahun ke-t.

Sub-Submodel Penggunaan CPO sebagai Bahan Baku Biodisel

Produksi CPO nasional pada tahun ke-t tidak seluruhnya diekspor, tetapi sebagian digunakan untuk kebutuhan bahan baku minyak goreng dan bahan baku industri oleokimia lainnya. Sisa CPO yaitu seluruh produksi CPO dikurangi dengan CPO yang diekspor, CPO sebagai bahan baku minyak goreng dan industri oleokimia lainnya selanjutnya digunakan sebagai bahan baku biodisel. Diagram alir deskriptif sub-submodel proyeksi CPO sebagai bahan baku biodisel dapat dilihat pada Gambar 10. Persamaan matematis yang digunakan dalam proyeksi ketersediaan CPO sebagai bahan baku biodisel adalah sebagai berikut :

Prod CPO Ekspor (t) = Prod CPO (t) x CPO Ekspor ... (27)

Prod CPO Dalam Negeri (t) = Prod CPO (t) – Prod CPO Ekspor(t) ... (28)

Demand CPO Dalam Negeri(t) = Bahan Baku MG (t) +

Bahan Baku Oleo (t) ...(29)

Prod CPO Sisa (t) > 0 = Prod CPO Dalam Negeri (t) -

Demand CPO Dalam Negeri (t) ... (30) Keterangan :

Prod CPO Ekspor (t) : proyeksi total CPO yang diekspor (ton)

pada tahun ke-t.

CPO Ekspor : rata-rata persentase CPO yang diekspor

dari seluruh produksi CPO nasional.

Prod CPO Dalam Negeri (t) : proyeksi total CPO yang tersisa di dalam

negeri (ton) pada tahun ke-t.

Demand CPO Dalam Negeri (t) : proyeksi kebutuhan CPO untuk keperluan

44

Gambar 8. Diagram alir deskriptif sub-submodel produksi CPO dari perkebunan negara

Mulai

* Data luas perkebunan kelapa sawit negara * Produksi CPO dari perkebunan negara

Hitung Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit negara

Proyeksikan luas perkebunan kelapa sawit negara

Hitung tingkat akurasi proyeksi perkebunan kelapa sawit negara(menggunakan statistik kesalahan r2

r2 memuaskan ? tidak ya Data diperiksa kembali tidak

Produktivitas perkebunan kelapa sawit negara ( ton CPO /ha/tahun)

Proyeksikan produksi CPO dari perkebunan negara

Hitung tingkat akurasi proyeksi produksi CPO dari perkebunan negara

Proyeksi CPO dari perkebunan negara

Proyeksi memuaskan ?

selesai

Bahan Baku MG (t) : proyeksi kebutuhan CPO untuk keperluan

bahan baku industri minyak goreng (ton) pada tahun ke-t.

Bahan Baku Oleo (t) : proyeksi kebutuhan CPO untuk keperluan

bahan baku industri oleochemical (ton) pada tahun ke-t.

Prod CPO Sisa (t) : proyeksi produksi CPO yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku industri biodisel pada tahun ke-t.

tidak

ya

Gambar 9. Diagram alir deskriptif sub-submodel produksi CPO nasional

Mulai

* Proyeksi produksi CPO dari perkebunan rakyat

* Proyeksi produksi CPO dari perkebunan swasta

* Data produksi CPO dari perkebunan negara

Proyeksikan produksi CPO nasional

Hitung tingkat akurasi proyeksi produksi CPO nasional

Proyeksi memuaskan ?

Produksi CPO nasional

46

ya

tidak

Gambar 10. Diagram alir deskriptif sub-submodel produksi CPO sebagai bahan baku biodisel

Mulai

Proyeksi produksi CPO nasional

Prosentase CPO yang diekspor

Hitung CPO yang diekspor dan CPO yang tersedia dalam negeri

• CPO yang diekspor

• Ketersediaan CPO dalam negeri

Proyeksi konsumsi CPO untuk keperluan :

• Industri minyak goreng

• Industri oleochemical

• Industri biodisel

CPO di dalam negeri cukup ?

Kelebihan stok produksi CPO untuk industri biodisel

Sub-Submodel Kebutuhan CPO sebagai Bahan Baku Industri Minyak Goreng

Proyeksi kebutuhan minyak goreng nasional dalam model ini dihitung dengan mengalikan antara konsumsi per kapita per tahun dengan total jumlah penduduk. Oleh karena itu, dilakukan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan model pertumbuhan eksponensial dengan input jumlah penduduk pada saat perencanaan dan laju pertumbuhan penduduk per tahun. Tidak seluruhnya kebutuhan minyak goreng ini dipenuhi dari CPO, tetapi sebagian menggunakan bahan baku selain CPO.

Dari kebutuhan minyak goreng yang dipenuhi dari CPO tersebut selanjutnya diproyeksikan kebutuhan CPO sebagai bahan baku minyak goreng. Diagram alir deskriptif sub-submodel proyeksi produksi CPO sebagai bahan baku minyak goreng dapat dilihat pada Gambar 11. Persamaan matematis yang digunakan dalam memproyeksikan kebutuhan CPO untuk bahan baku minyak goreng adalah :

Jum Penduduk (t) = Jum Penduduk (0) x (1 + Laju Penduduk)t ... (31)

Konsumsi MG (t) = Jum Penduduk (t) x Kons PerKapita ... (31)

MG CPO (t) = Konsumsi MG (t) x Persen MG CPO ... (32)

Bahan Baku MG (t) = MG CPO (t) x Rendemen CPO MG ... (33)

Keterangan :

Jum Penduduk (t) : proyeksi jumlah penduduk pada tahun ke-t.

Jum Penduduk (0) : jumlah penduduk pada awal proyeksi

Laju Penduduk : persentase peningkatan jumlah penduduk

Konsumsi MG (t) : proyeksi konsumsi minyak goreng nasional

tahun ke-t.

Kons Per Kapita : konsumsi minyak goreng rata-rata per kapita

(kg/kapita/tahun).

MG CPO (t) : proyeksi kebutuhan minyak goreng yang

dipenuhi dari bahan baku CPO pada tahun ke-t.

Persen MG CPO : persentase kebutuhan minyak goreng nasional

48

tidak

ya

Bahan Baku MG (t) : proyeksi kebutuhan CPO untuk keperluan bahan

baku industri minyak goreng (ton) pada tahun ke-t.

Rendemen CPO MG : rendemen CPO menjadi minyak goreng (ton

CPO/ton minyak goreng).

Mulai

• Data jumlah penduduk

• Laju pertambahan penduduk

Proyeksikan pertambahan penduduk

Hitung ketepatan proyeksi jumlah penduduk

Proyeksi memuaskan ?

Konsumsi minyak goreng per kapita / tahun

Hitung kebutuhan minyak goreng nasional

Proyeksi kebutuhan minyak goreng nasional

Prosentase minyak goreng yang dipenuhi dari CPO

Gambar 11. Diagram alir deskriptif sub-submodel proyeksi kebutuhan CPO sebagai bahan baku industri minyak goreng

Sub-Submodel Kebutuhan CPO sebagai Bahan Baku Industri Oleokimia

Sub-submodel ini digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan CPO sebagai bahan baku industri oleokimia yang dihitung dengan menggunakan metoda pertumbuhan eksponensial. Diagram alir deskriptif sub-submodel proyeksi kebutuhan CPO sebagai bahan baku industri oleokimia dapat dilihat pada Gambar 12.

Hitung kebutuhan minyak goreng yang dipenuhi dari CPO

a

Proyeksi kebutuhan min

* Laju ekspor dan impor

Rendemen dari CPO ke minyak goreng

Hitung CPO yang har

disediakan untuk industri minyak

Proyeksi produksi CPO yang harus dialokasikan untuk industri minyak goreng

50

tidak

Gambar 12. Diagram alir deskriptif sub-submodel kebutuhan CPO sebagai bahan baku industri oleokimia

Bahan Baku Oleo (t) = Bahan Baku Oleo(t-1) x (1 + %Laju BB Oleo) ... (34) Keterangan :

Bahan Baku Oleo (t) : proyeksi kebutuhan CPO untuk keperluan

bahan baku industri oleokimia (ton) pada tahun ke-t.

% Laju BB Oleo : peningkatan rata-rata kebutuhan CPO

untuk keperluan bahan baku industri oleokimia (%).

Mulai

Data kebutuhan CPO untuk industri oleokimia

Prosentase peningkatan konsumsi CPO untuk industri oleokimia

Hitung CPO yang harus disediakan untuk industri oleokimia

Proyeksi memuaskan ?

Proyeksi kebutuhan CPO untuk industri oleokimia

Dokumen terkait